Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193880 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Gita Sari
"Penelitian ini mencoba untuk menyelidiki apakah struktur kepemilikan saham memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia pada periode tahun 1993-2000. Struktur kepemilikan dalam penelitian ini dibedakan menjadi kepemilikan yang terkonsentrasi dan tipe-tipe kepemilikannya. Literatur yang ada mengenai peranan dari pemilik-pemilik saham besar pada corporate governance memberikan dasar teori pada penelitian ini. Ada dua pertanyaan penelitian yang ingin ditelaah dalam penelitian ini. Pertama, apakah struktur kepemilikan yang ada di perusahaan-perusahaan mempengaruhi kinerja perusahaan di Indonesia. Kedua, adakah pengaruh struktur kepemilikan saham terhadap kinerja perusahaan mengalami perbedaan antara periode krisis dengan periode sebelum krisis. Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel, yaitu pertama, variabel kepemilikan saham yang dibedakan menjadi kepemilikan saham yang terkonsentrasi dan tipe-tipe kepemilikan mayoritas seperti kepemilikan oleh pihak asing, institusi keuangan, perusahaan non keuangan, dan manajerial perusahaan. Kedua, variabel kinerja perusahaan yang dibedakan menjadi Return on Asset (ROA) yang menunjukkan tingkat keuntungan perusahaan dan rasio-Q yang menunjukkan nilai pasar perusahaan. Dan ketiga, variabel kontrol yang menggunakan proksi leverage dan size perusahaan. Pengujian terhadap pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu (1) melalui regresi pooled estimation dengan tanpa mengontrol firm-variant heterogeneity, (2) melalui regresi fixed-effect estimation yang mengontrol keberadaan firm-variante heterogeneity serta omitted variables. (3) melelui regresi fixed-effect estimation yang mengontrol pengaruh firm-variant heterogeneity dan time-variant heterogeneity dengan mengenalkan variabeI interaksi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh firm-specific effect yang signifikan dalam regresi. Hasil Hausman test menunjukkan adanya omitted variables yang berkorelasi dengan variabel babas lainnya. Dengan demikian spesifikasi model yang tepat untuk data ini ialah fixed-effect model. Dan hasil regresi fixed-effect model ditemukan bahwa : (I) largest shareholder mempunyai hubungan yang negatif signifikan terhadap tingkat ROA perusahaan, namun tidak ditemukan adanya hubungan antara pemilik saham terbesar (LSH) dan nilai rasio-Q perusahaan. (2) Kepemilikan saham oleh publik (PBLK) memiliki hubungan negatif yang signifikan baik terhadap tingkat ROA dan rasio-Q perusahaan. (3) Kepemilikan saham oleh asing (FRG) memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap tingkat rasio-Q perusahaan, namun tidak ditemukan adanya hubungan antara Kepemilikan saham oleh asing terhadap nilai ROA perusahaan. (4) Kepemilikan saham oleh institusi keuangan (FIN) memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap tingkat rasio-Q perusahaan, namun tidak ditemukan adanya hubungan antara Kepemilikan saham oleh institusi keuangan terhadap nilai ROA perusahaan. (5) Kepemilikan saham oleh perusahaanperusahaan non keuangan (CORP) memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap nilai ROA perusahaan, namun pengaruhnya menjadi positif ketiga diregresikan terhadap rasio-Q perusahaan. (6) Kepemilikan saham oleh manajerial (MGR) memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap nilai ROA dan rasio-Q perusahaan.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T15022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carolina Yulianti
"Studi ini bertujuan untuk menyelidiki apakah apakah teori Market Timing berlaku pada perusahaan-perusahaan go public di negara Indonesia dan bagaimana pengaruh Market Timing terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 sampai dengan 2013. Selain itu penelitian ini juga ingin melihat bagaimana apakah terdapat pengaruh struktur kepemilikan perusahaan yang dikendalikan oleh controlling shareholder terhadap return saham tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika perusahaan menerbitkan saham, controlling shareholder dapat mempertahankan atau mengubah struktur kepemilikan sahamnya tergantung dari berapa banyaknya saham yang diterbitkan. Penerbitan saham memprediksi bahwa return setelah adanya penerbitan akan rendah akan tetapi kondisi tersebut terjadi bilamana kepemilikan oleh controlling shareholder mengalami penurunan.

This study investigated whether the effect of Market Timing theory applies to listed companies in Indonesia and the influence of Market Timing on stock returns during the period 2007 to 2013. In addition, this study also examine how if there is influence of corporate ownership structure controlled by the controlling shareholder on stock returns.
The results show that when a company issues shares, the controlling shareholder can maintain or change the ownership structure based onthe number of shares being issued.Furthermore, the issuance predicts that returns will be lower when the number of shares issued declined.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T45446
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carolina Yulianti
"Studi ini bertujuan untuk menyelidiki apakah apakah teori Market Timing berlaku pada perusahaan-perusahaan go public di negara Indonesia dan bagaimana pengaruh Market Timing terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 sampai dengan 2013. Selain itu penelitian ini juga ingin melihat bagaimana apakah terdapat pengaruh struktur kepemilikan perusahaan yang dikendalikan oleh controlling shareholder terhadap return saham tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika perusahaan menerbitkan saham, controlling shareholder dapat
mempertahankan atau mengubah struktur kepemilikan sahamnya tergantung dari berapa banyaknya saham yang diterbitkan. Penerbitan saham memprediksi bahwa return setelah adanya penerbitan akan rendah akan tetapi kondisi tersebut terjadi bilamana kepemilikan oleh controlling shareholder mengalami penurunan.
This study investigated whether the effect of Market Timing theory applies to listed companies in Indonesia and the influence of Market Timing on stock returns during the period 2007 to 2013. In addition, this study also examine how if there is influence of corporate ownership structure controlled by the controlling
shareholder on stock returns. The results show that when a company issues shares, the controlling shareholder can maintain or change the ownership structure based on the number of shares being issued. Furthermore, the issuance predicts that returns will be lower when the number of shares issued declined."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Triharyadi
"Pemisahan pemilik dan pengelola menjadi pihak yang berbeda dari suatu perusahaaan sering menimbulkan masalah. Penelitian empiris yang pernah dilakukan oleh para ahli keuangan menyimpulkan hasil yang bervariasi terhadap hubungan struktur kepemilikan dengan stock return atau keberadaan dari agency problem.
Penelitian ini pada dasarnya ingin menjawab permasalahan pokok penelitian keberadaan agency problem pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Permasalahan ini kemudian diturunkan pada pertanyaan: Adakah hubungan struktur kepemilikan dengan stock return pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta?
Untuk menjawab permasalahan penelitian tersebut, penulis menggunakan suatu model yang digunakan oleh Kim, Lee dan Francis (1988), yaitu:
rit = b0+ b1(JMit) + b2(EPit) + b3(Size) + b4 {Beta it)
Selanjutnya dengan menggunakan regresi linear, data rit , JMit , EPit, Size dan Beta it dianalisis. Dari analisis linear ini akan diperoleh nilai b1. Jika nilai b1 adalah nol (0), artinya tidak ada hubungan struktur kepemilikan dengan stock return, Jika nilai b1 adalah bukan nol (0), artinya ada hubungan antara struktur kepemilikan dengan stock return. Hasil ini mendukung keberadaan dari agency problem.
Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan Indonesia yang sudah terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 31 Mei 2001, yaitu sebanyak 298 perusahaan emiten. Sampel diambil dengan menggunakan teknik stratifikasi (stratified sampling) dengan 4 kriteria, yaitu: perusahaan tersebut harus terdaftar pada Bursa Efek Jakarta sebelum 4 Januari 1999, perusahaan tersebut telah menyerahkan laporan keuangan tahun 1999 dan 2000, dan perusahaan tersebut menerbitkan komposisi kepemilikan saham pada akhir tahun 1999 dan 2000. Dari kriteria ini didapatkan sampel sejumlah 247 perusahaan.
Untuk melihat kondisi perusahaan dalam dua tahun terakhir, maka kurun waktu pengamatan penelitian ini diambil sejak 4 Januari 1999 sampai dengan 22 Desember 2000. Banyak pengamatan dalam periode ini sama dengan 486 hari pengamatan.
Hasil penelitian dan pengolahan data menggunakan program SPSS versi 10.0. Dilihat dari uji t pada tahun 1999 ditemukan hanya variabel EP dan BETA yang signifikan. Sedangkan pada tahun 2000 hanya BETA yang secara konsisten signifikan. Hal ini berarti secara tidak cukup kuat data untuk menolak Ho.
Berdasarkan ini disimpulkan bahwa secara empiris dibuktikan bahwa tidak ada pengaruh tingkat kepemilikan orang dalam terhadap stock return perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (menerima Ho dan menolak Hi). Hal ini belum mengindikasikan keberadaan agency problem di Indonesia. Dari temuan ini dapat dilihat pasar modal di Indonesia dan di luar negeri adalah berbeda jika kita melihat ke penelitian sebelumnya oleh Kim, Lee dan Francis (1988). Nilai VIF dan uji Durbin Watson menunjukkan bahwa variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas dan autokorelasi.
Berdasarkan temuan tersebut, maka peneliti dapat memberi rekomendasi bahwa untuk memperkirakan stock return dari perusahaan-perusahaan terbuka di Indonesia tidak cukup dengan melihat pada struktur kepemilikan yang diwakili oleh tingkat kepemilikan orang dalam. Para pengamat pasar modal juga perlu memperhatikan faktor-faktor lainnya, misalnya faktor pengaruh perubahan dan perkembangan sosial, politik, budaya dan keamanan karena pada saat pengamatan ditemukan pengaruh faktor kepemilikan, ukuran, EIP ratio dan Beta hanya sebesar 4.3%. Kenyataan perbedaan kondisi pasar modal di Indonesia dan di luar negeri dapat dipertimbangkan menjadi penelitian lanjutan. Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan dihubungkan dengan perbedaan peraturan yang diberlakukan (contohnya persyaratan untuk IPO) atau perbedaan keras atau tidaknya penegakkan hukum di Indonesia.

Relation of Ownership Structure and Stock Return (Empirical Study on Jakarta Stock Exchange Listed Companies)Separation on any company owners and managers often raise problems. Empirical studies on ownership structure show various results for agency problem existences or ownership structure relationship to stock return.
This study, basically, has a purpose to answer the relationship between number of insider ownership (manager relation) and listed companies' stock return in Jakarta Stock Exchange. This issue was described in a question: Is there a relationship between ownership structure and listed companies' stock return?
In order to answer this issue, researcher employs Kim, Lee and Francis (1998) model as below:
rit = b0+ b1(JMit) + b2(EPit) + b3(Size) + b4 {Beta it) Using multiple regression, JMit , EPit, Size and Beta it was analyzed.
This multiple regression obtains bi value. If b1 value were equal to zero, it means that no relationship between ownership structure and stock return. If b1 value were not equal to zero, it means there is a relation between ownership structure and stock return. This result supports the existences of agency problem.
This research population is every Indonesian company that listed on Jakarta Stock Exchange on May 31St 2001, which are 298 companies. Sample was chosen with stratified sampling in 4 criteria, that is: listed before January 4, 1999, already give 1999 and 2000 financial report, and has issued stock ownership composition at the end of the year (1999 and 2000). The sample becomes 247 companies. In order to show the companies condition in last two years, sample had been observed since January 4, 1999 to December 22, 2000. Observation amount in this period is equal to 486 observations.
The result and data processing used SPSS ver. 10.0. T test showed that on 1999 only EP and BETA was proved as significance variable. On 2000 only BETA showed consistency as significant factor. It means observations not strong enough to reject Ho. The conclusion was there is no influence insider ownership to Jakarta Stock Exchange listed companies (accept Ho and reject H1). This finding could not indicate agency problems in Indonesia. V1F value and Durbin Watson test showed variables not have multicollinearity and autocorrelation.
Based on that finding, researcher has recommended that stock return prediction didn't need insider ownership factor. The stock market observer should consider such another factor as developments and changes in social, politic, culture and safety matter, since the influence of those independent variables only 4.3%. The difference between capital market in Indonesia and outboard could be considered to be the next studies. The studies would be related to different regulation (e.g. IPO requirements) or different law enforcement."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T9177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aviliani
"Penelitian ini merupakan suatu tinjauan atas perilaku manajerial bank terhadap kinerja bank. Kepentingan penelitian ini bertalian dengan badan usaha milik pemerintah khususnya bank, yang di dalam kondisi deregulasi masih menunjukkan kinerja yang rendah. Kondisi ini karena adanya perbedaan struktur kepemilikan (bank pemerintah, bank swasta nasional dan asing) yang berakibat pada perbedaan perilaku manajerialnya.
Sebagaimana hasil penelitian Davies di Australia penyebab terjadinya perbedaan perilaku manajerial bank karena struktur kepemilikan dan biaya transaksi. Oleh karena itu, pengkajian terhadap perilaku manajerial bank dilakukan dengan permasalahan (l.) Bagaimana pengaruh perbedaan struktur kepemilikan terhadap kinerja dan biaya transaksi bank, serta bagaimana perbedaan perilaku manajerial bank dilihat dari kinerja dan biaya transaksi.
Pengkajian terhadap masalah tersebut dilakukan terhadap bank-bank devisa yang berdiri sejak sebelum deregulasi 1983, baik bank pemerintah, bank swasta nasional dan bank asing. Untuk menguji struktur kepemilikan terhadap kinerja bank digunakan dua macam pendekatan yaitu melalui analisis likuiditas (loan to assets, effect to asset, deposits growth) dan rentabilitas (profit to assets dan profit to deposits). Dengan periode tahun 1984-1992. Estimasi modal digunakan metode regresi variabel boneka (standard dummy variable regression approach) sedangkan data yang dipakai adalah data gabungan (polling data), yang merupakan penggabungan data antara slang (cross section) dengan data runtun waktu (time series).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur kepemilikan mempengaruhi kinerja, biaya transaksi dan perilaku manajerial bank. Dengan hasil bahwa kinerja bank swasta nasional dan asing lebih baik dari bank pemerintah, dan biaya transaksi bank swasta nasional dan asing lebih rendah dari bank pemerintah. Kondisi tersebut cerminan perilaku manajerial bank swasta nasional dan asing lebih risk averter dari bank pemerintah yang lebih risk taker. Hasil ini merekomendasikan kepada pemerintah dalam jangka pendek, pembenahan manajemen melalui reorganisasi dan penyempurnaan sistem prosedur, melibatkan konsultan dan memberikan otonomi dalam pengelolaan kegiatannya. Pada tahap jangka panjang diharapkan semua bank pemerintah melakukan go publik."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rika Fiola
"ABSTRACT
Berbagai penelitian terhadap faktor-faktor yang menentukan return dan resiko
telah banyak dilakukan. Capital Asset Pricing Model yang dikembangkan oleh Sharpe
(1964), Lintner (1965) dan Black (1972) telah lama membentuk cara pikir para praktisi
dan akademisi tentang return dan resiko. CAPM menjelaskan bahwa return yang
diharapkan dari suatu sekuritas merupakan suatu fungsi yang positif dan beta pasar dan
beta mampu menjelaskan return suatu sekuritas.
Akan tetapi, terdapat beberapa kontradiksi terhadap model Sharpe-Lintner-Black
ini. Beberapa hasil-hasil penelitian yang dilakukan sehubungan dengan return dan resiko
menunjukkan hasil yang berbeda. Banz (1981) menemukan bahwa market equity
berpengaruh juga terhadap return. Return dan perusahaan kecil lebih tinggi dan beta
estimasi dan return dari perusahaan besar lebih rendah dan beta estimasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Fama dan MacBeth (1973) menemukan bahwa
ukuran perusahaan, beta, book-to-market equity, book asset to market equity serta book
asset to book equity mampu menjelaskan rata-rata return saham. Stattman (1980) dan
Rosenberg, Reid dan Lanstein (1985) menemukan bahwa return mempunyai hubungan
positif dengan rasio antara book value dan market value pada saham-saham Amerika.
Kemudian, Cahn, Hamao dan Lakonishok (1991) menemukan terdapatnya suatu
hubungan yang kuat antara hook-to-market equity dengan return pada saham-saham
Jepang Selain itu, hasil penelitian Fama dan French (1992) juga mernmjukkan hasil yang
sama.
Penelitian yang dilakukan pada karya akhir ini bertujuan untuk melihat sejauh
mana variabel beta, size, book-to-market equity, book asset to market equity dan hook
asset to book equity dapat menjelaskan cross-sectionaI rata-rata return saham di
Indonesia, khususnya pada saham-saham LQ 45. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah multiple regression, dimana return dijadikan variabel dependen
sedangkan beta, size, book-to-market equity, book asset lo market equity dan book asset
to book equity digunakan sebagai variabel independen.
Dalam penelitian ini, sampel yang dipilih adalah sebanyak 36 perusahaan yang
paling sering muncul di LQ 45 seLama periode 1997 sampai dengan 2001, merupakan non
financial firm, dan tidak pernah mengalami negatif equity. Semua data disusun menjadi
portofolio-portofolio berdasarkan urutan nilai variabel-variabel bebas untuk kemudian
diolah dengan menggunakan Software SPPS Student Version 10.0 for Windows.
Hasil pengujian regresi return terhadap variabel beta saja ternyata
memperlihatkan bahwa beta mampu menjelaskan average return. Sedangkan pada saat
regresi dilakukan terhadap efek size saja, hasil regresi menunjukkan size tidak signifikan
dalam menjelaskan return. Ketika dilakukan regresi return secara bersamaan antara size
dan beta, terlíhat babwa size tetap tidak signifikan. Namun, konsisten dengan hasìl regresi
sebelumnya, variabel beta sangat signifikan dalam menjelaskan rata-rata return.
Pengujian regresi return terhadap book-to-market equity saja menghasiikan
kesimpulan bahwa vanabel In(BE/ME) ini tidak signifikan. Selanjutnya jika regresi
dilakukan secara bersamaan antara size dan book-to-market equity, terlihat bahwa
variabel size dan book-to-market equity tidak relevan dalam menjelaskan average return.
Selanjutnya, pengujian regresi return yang dilakukan terhadap book asset to
market equity saja, diperoleh bahwa hook asset to market equity juga tidak signifikan.
Demikian juga halnya pada saat variabel ln(ME) maupun In(A/ME) diregresikan secara
bersamaan, maka hasil yang diperoleh adalah bahwa kedua variabel tersebut tidak relevan
dalam menjelaskan rata-rata return.
Tidak berbeda dengan pengujian variabel leverage ln(A/ME) sebelumnya,
variabel leverage book asset to book equity, ln(A/BE) juga tidak signifikansi dalam
menjelaskan return. Hal yang sama juga terjadi pada saat variabeL In(A/BE) diregresikan
secara bersamaan dengan size, maka terlihat ketika kedua variabel bebas tersebut tidak
dapat menerangkan perilaku rata-rata return saham.
Setelah dilakukan pengujian regresi return terhadap semua variabel independen,
yang terlihat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjelaskan cross-sectional
rata-rata return hanyalah beta Sedangkan variabel indepeden lainnya (size, book-
market equity, book asset to market equity dan book asset to book equity) tidak mampu
menjelaskan rata-rata return saham. Secara bersamaan semua variabel bebas tersebut
mampu menjelaskan rata-rata return sebesar 83,9%.
Perbedaan yang terjadi antara hasil penelitian pada karya akhir ini dengan hasil
hasil penelitian yang dilakukan oleh Fama dan MacBeth (1973), Fama dan French (1992)
kemungkinan diakíbatkan oleh kondisi pasar yang berbeda, selain itu, periode penetitian
Yang dilakukan adalah pada saat dimana Indonesia mengalami krisis ekonomi sehingga
terdapat suatu ketidakstabilan dalam pasar di Indonesia."
2002
T1892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Indah Sundari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalis hubungan antara
Investment Opportunity Set, Praktek Corporate Governance dan
Return On Equity. Data yang digunakan dalam penelitian adalah
laporan tahunan perusahaan bukan bank dan lembaga keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 ? 2008 dengan total
sampel sebanyak 64 perusahaan. Sampel diperoleh dengan
menggunakan metode purposive sampling. Metode pengujian
hipotesis yang digunakan adalah metode regresi linier berganda. Hasil
penelitian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
negatif antara peluang pertumbuhan perusahaan (Investment
Opportunity Set) dengan kinerja perusahaan (Return On Equity) dan
variabel corpoarate governance antara lain: proporsi komisaris
Independen yang lebih tinggi, kepemilikan saham manajemen yang
lebih tinggi dan remunerasi manajemen yang lebih tinggi tidak
mempengaruhi hubungan negatif antara peluang pertumbuhan
perusahaan (Investment Opportunity Set) dan kinerja perusahaan
(Return On Equity).

ABSTRACT
This study aims to analyze the correlation between the Investment
Opportunity Set, Corporate Governance Practices and Return On
Equity. The data used in the study were non-bank company's annual
report and financial institutions listed on the Indonesia Stock
Exchange in the year 2007 - 2008 with a total sample of 64
companies. Samples obtained using the method of purposive
sampling. Hypothesis testing method used is multiple linear regression
method. The results in this study indicate that there is a negative
relationship between firm growth opportunities (Investment
Opportunity Set) and firm performance (Return On Equity) and
corporate governance variables include a higher proportion of
independent commissioners, higher management shareholdings,
higher management remuneration does not affect the negative
relationship between firm growth opportunities (Investment
opportunity Set) and firm performance (Return On Equity).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>