Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150961 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1995
610.7 TEK t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Dalam memantau keberhasilan program pengobatan filariasis ditemukan beberapa kendala, sehingga perlu dikembangkan cara diagnosis baru. Dengan kemajuan teknologi biologi molekuler telah dikembangkan cara diagnosis baru untuk penyakit filariasis, yaitu menggunakan pelacak DNA dan polymerase chain reaction (PCR). Cara diagnosis baru ini menghasilkan sensitivitas dan spesifitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan diagnosis konvensional. Kombinasi penggunaan pelacak DNA dan PCR mampu mendeteksi satu larva filaria dalam vektor dan mampu mendeteksi parasit filaria dalam darah siang penderita filariasis. "
MPARIN 11 (1) 1998
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suradji
Jakarta: Pengayoman, 2000
340.072 SUR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Yasmon
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
D1732
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lampung: FMIFA Univ Lampung, ...
JPST 6-7(1)2000/2001
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Inggri Astuti
"ABSTRAK
Gelatin merupakan salah satu jenis protein yang diperoleh dari kolagen alami yang terdapat dalam kulit dan tulang hewan. Gelatin yang paling banyak digunakan ialah gelatin babi. Penggunaan gelatin dengan bahan baku hewan babi pada produk makanan dan farmasi seringkali menyebabkan alergi, selain juga tidak diperbolehkan dalam agama islam, sehingga perlu dilakukan analisis kandungan didalam makanan olahan agar aman untuk dikonsumsi. Salah satu analisis yang dapat digunakan ialah metode imunosensor, salah satunya Enzyme-Linked Immunosorbent Assay ELISA yang memiliki tingkat sensitifias yang tinggi, mampu menguji sampel yang tidak murni, dan mampu mengikat secara selektif antigen yang dikehendaki. Metode ini memerlukan antibodi anti-gelatin babi untuk mendeteksi gelatin babi sehingga dilakukan produksi antibodi poliklonal antigen gelatin babi menggunakan hewan uji kelinci. Pada penelitian ini produksi antibodi poliklonal gelatin babi dilakukan dari antigen gelatin babi dengan mengekstraksi gelatin dari kulit babi. Rendemen yang dihasilkan sebesar 20,52 dan dikarakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis dan FTIR serta dianalisis dengan SDS PAGE dihasilkan bahwa gelatin babi memiliki 5 pita pemisahan dan gelatin dapat dijadikan sebagai antigen. Antibodi poliklonal antigen gelatin babi dapat diproduksi dengan hewan uji kelinci dan antibodi yang diperoleh pada hari ke 65 dilakukan pemurnian IgG. Antibodi yang dipurifikasi tersebut dapat dijadikan sebagai konjugat sensor pada imunosensor berbasis ELISA dengan konsentrasi IgG sebesar 0,289 mg/mL.

ABSTRACT
Gelatin is one type of protein derived from natural collagen found in the skin and animal bones. The most widely used gelatin is pork gelatin. The use of gelatin with raw materials of pigs on food and pharmaceutical products often causes allergies, as well as not allowed in Islam, so it is necessary to analyze the content in processed foods to be safe for consumption. One of the analysis that can be used is immunosensor method, one of them is Enzyme Linked Immunosorbent Assay ELISA which has high sensitivity level, able to test impure samples, and able to selectively bind antigen desired. This method requires a pig anti gelatin antibody to detect pig gelatin so that the production of polyclonal antibody of pig gelatin antigen using rabbit test animals. In this study the production of polyclonal antigen pig gelatin carried out from pig gelatin antigen by extracting gelatin from pig skin. The yield of gelatin 20.52 and characterized by UV Vis and FTIR spectrophotometers and analyzed by SDS PAGE was found that pig gelatin has 5 separation bands and gelatin can be used as antigen. Polyclonal antibodies of antigen porcine gelatin can be produced with rabbit test animals and antibodies obtained on the 65th day of IgG purification. The purified antibodies can be used as conjugate sensors on immunosensors based ELISA with a concentration of IgG of 0.289 mg mL."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50459
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Septian
"Salah satu bagian dari siklus transfer informasi adalah ketika informasi disebarkan dari pusat informasi ke masyarakat penggunanya. PUSTAKA (Pusat Perpustakaan clan Penyebaran Teknologi Pertanian) sebagai sebuah pusat informasi juga melakukan kegiatan penyebaran informasi, terutama informasi hasil penelitian Badan Litbang Pertanian. Penclitian ini menggambarkan bagaimanakah peran dan kegiatan PUSTAKA dalam menyebarkan informasi tersebut melalui pemanfaatan jaringan informasi. Penggunaan metode studi kasus digunakan dalam penelitian ini. Dari Penelitian ini diketahui bahwa terdapat peran-peran dan kegiatan_kegiatan yang spesifik dari PUSTAKA dalam memanfaatkan setiap jaringan informasinya dalam rangka penyebaran informasi tersebut. Dari penelitian ini juga diketahui bahwa masih terdapat kendala dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut.

One part of the information transfer cycle is when the information is disseminated from the center of information to the user community. PUSTAKA (Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian) as an information center also conducts the process of disseminating information, especially information from the results of research that conducted by Badan Litbang Pertanian. This study describes The roles and activity of PUSTAKA on disseminating that information through the utilization of information networks. Case study research method was used in this study. From this study, it was found out that there are specific roles and activities of PUSTAKA in each information network in order to disseminating the information. this study also note that on the implementations of these activities was still facing a problems."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S15667
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Hartri
"Teknologi Informasi telah memberikan pengaruh positif kepada perusahaan/organisasi untuk dapat bersaing dalam dunia bisnisnya (Fried, 1995). Pengaruh positif tersebut meliputi terhadap kriteria informasi yang menjadi dasar perusahaan/organisasi dalam mencapai objektifnya. Kriteria informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan/organisasi agar dapat terus berkiprah menjangkau terhadap hal "efektif, efisien, adanya kepastian, integritas, ketersediaan, serta pemenuhan yang dapat dipercaya.
Dengan adanya pengaruh positif dari kemajuan Teknologi Informasi, adalah hal yang bijaksana untuk mengantisipasi terhadap kebutuhan yang relefan bagi perusahaan untuk masa sekarang dan yang akan datang. Antisipasi yang relefan adalah melakukan suatu perencanaan terhadap unit IT (IT Planning) pada perusahaan guna dapat berdaya guna.
IT Planning yang dilakukan harus secara konsisten dan terus menerus mengkaji perkembangan bisnis dan perubahan teknologi yang terjadi, hal ini diharapkan agar terjadi suatu sinerji antara IT planning dengan arah bisnis perusahaan yang akan mendukung terhadap kemampuan perusahaan dalam meningkatkan daya saing di dunia industrinya.
Kajian terhadap IT Planning pada suatu perusahaan merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Untuk itu perlu adanya suatu parameter pembanding dalam mendukung proses kajian tersebut. Paremeter pembanding tersebut memberikan gambaran status posisi perusahaan berada dimana dan kemana perusahaan hendak diarahkan posisi masa mendatang, hal ini akan berkaitan dengan kegiatan apa yang perlu dilakukan perusahaan dalam mengantisipasi kekurangan dalam meraih visi kedepannya."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2002
T40435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thyrza Laudamy Darmadi
"Karsinoma kandung kemih merupakan keganasan nomor empat terbanyak. Dampak beban ekonomi karsinoma kandung kemih cukup nyata, sehingga diperlukan deteksi dini keganasan kandung kemih untuk menurunkan beban ekonomi. Sistoskopi merupakan pemeriksaan baku emas untuk identifikasi karsinoma kandung kemih, tetapi pemeriksaan tersebut invasif dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien. Sitologi urin tidak invasif, tetapi hasilnya tidak bisa didapatkan dengan cepat dan terdapat ketergantungan interpretasi pemeriksa.Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan nilai diagnosis dua penanda tumor, yaitu ELISA NMP-22, ELISA UBC urin, serta kombinasi keduanya pada pasien karsinoma kandung kemih. Penelitian uji diagnostik ini terdiri dari 25 orang pasien dengan indikasi sistoskopi dan trans ureteral resection bladder tumor (TUR-BT)/biopsi tumor. Pasien yang memenuhi kriteria masukan dan tolakan dilakukan pengambilan urin pasien kemudian dilakukan pemeriksaan ELISA NMP-22 dan ELISA UBC urin. Hasil pemeriksaan ELISA NMP-22 dan ELISA UBC urin akan dibandingkan dengan pemeriksaan sistoskopi disertai dengan hasil histopatologi.Permeriksaaan ELISA NMP-22 urin dengan cut-off 10 U/ml mempunyai sensitivitas 62,3% dan spesifisitas 83,3%, nilai prediksi positif 81,8% dan nilai prediksi negatif71,4%,likelihood ratio positif3,73 dan likelihood ratio negatif0,45. Jika kasus sistitis dieksklusi maka didapatkan sensitivitas adalah 69,2%, spesifisitas 75%, nilai prediksi positif 81,8%, nilai prediksi negatif 60%, likelihood ratio positif 2,76 , likelihood ratio negatif0,42. Pemeriksaan ELISA UBC dengan cut-off 12 ug/Lmempunyai sensitivitas 38,5% dan spesifisitas 91,7%, nilai prediksi positif 83,3% dan nilai prediksi negatif57,9%,likelihood ratio positif4,63 dan likelihood ratio negatif0,67. Jika kasus sistitis dieksklusi maka didapatkan sensitivitas adalah 38,5%, spesifisitas 87,5%, nilai prediksi positif 83,3%, nilai prediksi negatif 46,7%, likelihood ratio positif 3,08 , likelihood ratio negatif0,70. Kombinasi pemeriksaan ELISA NMP-22 dengan UBC urin mempunyai sensitivitas 76,9% dan spesifisitas 75%, nilai prediksi positif 76,9% dan nilai prediksi negatif75%,likelihood ratio positif3,08 dan likelihood ratio negatif0,31. Jika kasus sistitis dieksklusi maka didapatkan nilai sensitivitas adalah 78,5%, spesifisitas 71,4 %, nilai prediksi positif 84,6 %, nilai prediksi negatif 62,5%, likelihood ratio positif2,74 , likelihood ratio negatif0,30. Kami menyimpulkan kombinasi pemeriksaan ELISA NMP-22 dengan ELISA UBC urin lebih baik karena mempunyai sensitivitas paling tinggi sehingga adanya tumor di kandung kemih baik primer maupun rekuren tidak akan luput dari diagnosis, meskipun harus dipastikan lagi dengan pemeriksaan sistoskopi.

Bladder cancer is the forth most common cancer. Bladder cancer posseses a significant economic burden so that early detection of baldder cancer may decrease the economic burden. Cystoscopy is the reference standard for identification of bladder carcinoma, but it is invasive andcauses significant discomfortto the patient. Urinary cytology is noninvasive but time consuming and hampered by inter-observer variations. The aim of this study is to compare the diagnostic value of the urine NMP-22 ELISA test, UBC-ELISA test and combination of both tests on suspect bladder carcinoma patients.This diagnostic study included25 patients who were indicated for cystoscopy and trans uretheral resection bladder tumor / tumor biopsy. From patients who met requirements for the inclusion and exclusion criteria, the urine voided sample was taken and used for NMP-22 ELISA test and UBC ELISA test. The results of NMP-22 ELISA test and UBC ELISA test were evaluated against the cystoscopy and histological findings as the reference standard.The result of diagnostic study of NMP-22 ELISA test with cut-off 10 U/mlshowed that it had a sensitivity of 62,3% and a specificity of 83,3%, a positive predictive value of 81,8% and a negative predicitive value of 71,4%, a positive likelihood ratio of 3,73 and a negative likelihood ratio of 0,45. If the cystitis case was excluded, it had a sensitivity of 69,2%, and a specificity of 75%, a positive predictive value of 81,8%, and a negative predicitive value of 60%, a positive likelihood ratio of 2,76 , and a negative likelihood ratio of0,42. Diagnostic value of UBC ELISA test with cut-off 12 ug/L had a sensitivity of 38,5% and a specificity of 91,7%, a positive predictive value of 83,3% and a negative predicitive value of 57,9%, a positive likelihood ratio of 4,63 and a negative llikelihood ratio of 0,67. If the cystitis case was excluded, it had a sensitivity of 38,5%, and a specificity of 87,5%, a positive predictive value of 83,3%, and a negative predicitive value of 46,7%, a positive likelihood ratio of 3,08 , and a negative likelihood ratio of0,70.Diagnostic value of combined NMP-22 ELISA test with UBC ELISA test had a sensitivity of 76,9% and a specificity of 75%, a positive predictive value of 76,9% and a negative predicitive value of 75%, a positive likelihood ratio of 3,08 and a negative llikelihood ratio of0,31. If the cystitis case was excluded, it had a sensitivity of 78,5%, and a specificity of 71,4%, a positive predictive value of 84,6%, and a negative predicitive value of 62,5%, a positive likelihood ratio of 2,74 , and a negative likelihood ratio of0,30.The conclusion was that the combined NMP-22 ELISA test with UBC test had the highest sensitivity, thus itwould not miss any primary or recurrent tumour in the bladder, although this neededto be confirmed by cystoscopy."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>