Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35584 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Sinar Grafika Offset , 1995
612.3 SYM o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Ning Fitri
"Makanan jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang sangat dikenal dan umum dikonsumsi oleh masyarakat, tidak terkecuali anak sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan konsumsi makanan jajanan pada siswa SDN Rawamangun 01 Pagi Jakarta Timur. Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan total sampel adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 (n=150).
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan gizi dan makanan jajanan, besar uang jajan, kebiasaan membawa bekal, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh orangtua dengan kebiasaan konsumsi makanan jajanan. Perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan terkait gizi dan makanan jajanan pada siswa dan orangtua melalui kegitan penyuluhan yang hendaknya rutin dilakukan oleh SDN Rawamangun 01 Pagi.

Street/snack food is one type of food is very well-known and commonly consumed by all ages, including school children. The purpose of this study was to determine the factors associated with snack food consumption behavior in students of SDN 01 Rawamangun Pagi, Jakarta Timur. Research design used in this study is a cross sectional and total sample was all students grades 4 and 5 (n=150).
Result in this study showed that there was a relationship between knowledge of nutrition and food snacks, pocket money, a packed for lunch habits, peer influence and parental influence with street/snack food consumption behavior. The researcher suggest that school should improve knowledge about nutrition and street/snack food to their student and parents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nursyifa Rahma Maulida
"Keragaman makanan telah diketahui berhubungan dengan kecukupan dan status gizi. Sehingga, metode skor keragaman makanan sebagai indikator yang mudah untuk memprediksi berat lahir bayi memiliki ketertarikan untuk diketahui. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang di Jakarta Timur yang terdiri dari 288 ibu hamil, usia 19?44 tahun pada umur kehamilan >32 minggu.
Hasil menunjukkan bahwa keragaman makanan berhubungan secara statistik dengan berat lahir dan merupakan prediktor yang paling kuat (Adj.OR=2.8) dari faktor lainnya yang dapat meningkatkan berat badan lahir bayi ≥ 3.000 gram secara statistik, seperti usia ibu (Adj. OR=2.5) dan berat ibu di trimester tiga (Adj. OR=2.6). "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reisa Melisa Wijaya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang dapat berkontribusi pada anemia ibu menyusui. Belum adanya prevalensi khusus anemia pada ibu menyusui menjadi masalah baru karena anemia pada ibu menyusui dapat memberikan dampak buruk kepada ibu dan bayinya. Selain itu, faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu menyusui belum diketahui secara menyeluruh. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan metode pengambilan sampel konsekutif yang melibatkan 74 subjek ibu menyusui berusia 20-35 tahun yang melahirkan 3-6 bulan terakhir. Lokasi penelitian berada di Puskesmas Grogol Petamburan dan Cilincing, Jakarta, Indonesia pada bulan Februari-April 2019. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data karakteristik dasar dan asupan zat gizi. Pemeriksaan antropometri (indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar lengan atas/LiLA) dan laboratorium (hemoglobin, serum feritin, dan serum c-reactive protein) dilakukan. Uji t tidak berpasangan, uji Mann Whitney, dan uji Fisher exact digunakan untuk menganalisis hubungan faktor nutrisi dan non-nutrisi dengan anemia. Nilai P< 0,05 dianggap signifikan. Hasil penelitian didapatkan prevalensi anemia 8% dengan anemia defisiensi besi sebesar 3%. Dari faktor nutrisi didapatkan hubungan yang bermakna antara IMT (p=0,023) dan LiLA (p=0,017) dengan status anemia. Sedangkan tidak didapatkan hubungan antara faktor non nutrisi dengan anemia. Penelitian ini menyimpulkan bahwa IMT dan LiLA yang lebih tinggi lebih tidak berisiko untuk terjadinya anemia pada ibu menyusui.

The study aimed to explore contributing factors of anemia in lactating mothers. No prevalence data of anemia in lactating mothers become a new problem because anemia can give bad impacts to both mothers and babies. Beside that, there is lack of knowledge about contributing factors of anemia in lactating mothers. This was a cross sectional study that used consecutive sampling method which recruited 74 subjects of lactating mothers aged 20-35 years old who gave delivery within the last 3-6 months in Grogol Petamburan and Cilincing Primary Health Care, Jakarta, Indonesia in February to April 2019. Interview was used to collect basic characteristic data and dietary intakes. Anthropometric measurement and laboratory examination (hemoglobin, ferritin serum, and c-reactive protein) were done. T-independent test, Mann Whitney test, and Fisher exact test were used to determine factors associated with anemia. P-value <0.05 was considered as significant. Results showed that the prevalence of anemia is 8% with 3% iron deficiency anemia. Significant correlations were found between BMI (p=0.023) and MUAC (p=0.017) with anemia status. In conclusion, those with higher BMI and MUAC are less likely to develop anemia in lactating mothers."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Fernando
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63539
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Prakarsa Wicaksono
"Hipertensi merupakan penyakit yang memiliki risiko kematian yang tinggi. Pekerja satuan pengamanan merupakan kelompok yang memiliki risiko penyakit hipertensi. Pola makan dengan konsumsi makanan berisiko hipertensi menjadi faktor risiko yang kerap muncul pada pekerja satuan pengamanan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pola makan berisiko hipertensi terhadap kejadian hipertensi pada pekerja satuan pengamanan di salah satu universitas di Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah desain cross sectional dengan teknik sampling insidental sampling. Sebanyak 246 pekerja satuan pengamanan dilibatkan dalam penelitian ini sebagai sampel penelitian. Pola makan berisiko hipertensi dinilai menggunakan instrumen Food Frequency Questionnaire (FFQ) dan tekanan darah diukur menggunakan sphygmomanometer digital. Hasil penelitian menunjukkan pekerja satuan pengamanan di lokasi penelitian sebanyak 52,4% memiliki pola makan berisiko hipertensi. Hasil pengukuran nilai tekanan darah menunjukkan 25,6% pekerja satuan pengamanan memiliki nilai tekanan darah normal, 6,9% tekanan darah meningkat, 24,4% mengalami hipertensi tahap 1, dan 43,1% mengalami hipertensi tahap 2. Hasil analisis dua variabel menggunakan uji chi-square mendapatkan nilai p value sebesar 0,000019 yang menunjukkan nilai p value < 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara pola makan berisiko hipertensi terhadap kejadian hipertensi pada pekerja satuan pengamanan di salah satu universitas di Depok.

Hypertension is an illness that has a high risk of death. Security officers is a group of worker at risk for hypertension. Dietary habit with hypertension risk food consumption is becoming a risk factor that commonly found in security officers. This research has a purpose to see the relation between dietary habit and hypertension incident on security officers in one ofe the university in Depok. Research method that is used is cross sectional design with accidental sampling as the sampling technique. There were 246 security officers involved in this research as samples. This research use Food Frequency Questionnaire (FFQ) as instrument to assess hypertension risk dietary habit and digital sphygmomanometer to measure blood pressure. The research results show that there are 52,4% security officer at research site with hypertension risk dietary habit. Blood pressure measurement shows that there are 25,6% security officers with normal blood pressure, 6,9% with elevate blood pressure, 24,4% in stage 1 hypertension and 43,1% in stage 2 hypertension. The result of the analysis of two variables using the chi-square test get a p value of 0,000019 that shows p value < 0,05. The conclusion of this research is there is relation between dietary habit and hypertension incident on security officers in one of the university in Depok."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Mariha
"ABSTRAK
Kelompok dewasa beresiko memiliki hipertensi. Pola diet vegetarian direkomendasikan untuk mencegah kejadian tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola diet dengan kejadian hipertensi pada vegetarian dewasa. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan 173 sampel di Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta Barat, yang diambil dengan metode systematic random sampling. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian hipertensi pada vegetarian dewasa adalah 8,1%. Uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara pola diet dengan kejadian hipertensi pada vegetarian dewasa (p= 0,354). Dapat disimpulkan bahwa pola diet vegetarian memiliki peran pencegahan terhadap hipertensi sehingga promosi kesehatan pada vegetarian dewasa perlu dilakukan untuk mempertahankan status kesehatan tersebut.

ABSTRACT
Adult population is at risk to get hypertension. Vegetarian diet pattern is recommended to prevent it. This study’s aim was to identify the correlation between diet pattern and hypertension incident in adult vegetarian. Its design was cross-sectional with 173 samples at Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta Barat, using systematic random sampling method. The result showed that the prevalence of hypertension in adult vegetarian was 8,1% and no correlation between diet pattern and hypertension incident in adult vegetarian (p=0,354). The study implies that vegetarian diet has preventive role towards hypertension, so health promotion for adult vegetarian is needed to maintain the health status."
2016
S64834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Titi Amrihati
"Anemia Gizi Besi sampai saat ini masih termasuk salah satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia, hal ini terlihat dari data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dimana prevalensi anemia pada remaja putri usia 10 - 14 tahun sebesar 57,1 % dan pada Wanita Usia Subur (WUS) 39,5 % . Demikian juga dari hasil penelitian-penelitian lain seperti Lestari (1996) menemukan prevalensi anemia pada siswi SMU sebesar 41,54 %, Budiman (1997) menemukan 40,4 %, Mukhtar (2000) di Kuala Kapuas menemukan sebesar 66,7 %.
Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran asupan zat gizi seperti energi, protein, vitamin C dan zat besi, juga faktor lain seperti bahan makanan peningkat dan penghambat penyerapan zat besi , pola hidup dan hubungannya dengan kejadian anemia. Penelitian dilakukan pada mahasiswi Poltekkes Jakarta II di Jl Hang Jebat III Jakarta Selatan pada bulan 7 Januari 2002 - 7 Februari 2002 menggunakan disain penelitian non experimental dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah mahasiswi tingkat I semester I berjumlah 155 orang. Besar sampel dihitung dengan rumus Uji Hipotesis populasi tunggal dan didapatkan sebanyak 140 orang. Uji yang digunakan adalah uji Chi Square untuk melihat perbedaan proporsi dan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan berhubungan dengan status anemia digunakan uji Regresi Logistik Ganda.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi anemia pada mahasiswi adalah sebesar 14,3 % Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan protein, asupan vitamin C dan asupan Fe dengan status anemia mahasiswi (p < 0,05). Sedangkan faktor lain seperti asupan energi, frekuensi konsumsi bahan makan peningkat dan penghambat penyerapan Fe pola haid tidak bermakna secara statistik walaupun demikian terlihat ada kecenderungan mahasiswi dengan asupan energi rendah, jarang mengkonsumsi bahan makanan peningkat penyerapan zat besi dan sering mengkonsumsi makanan penghambat penyerapan zat besi lebih banyak yang anemia. Hasil uji multivariat diperoleh asupan protein, asupan vitamin C dan asupan Fe berhubungan secara bermakna dengan status anemia setelah dikontrol oleh variabel jumlah uang jajan. Dari ketiga variabel tersebut asupan protein adalah yang paling dominan berhubungan dengan status anemia.
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang diajukan adalah: Perlu adanya penyuluhan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan anemia pada mahasiswi Poltekkes Jakarta II, bisa dilakukan dengan diskusi kelompok, Talk Show dengan mengundang nara sumber dari Depkes. Karena rata-rata asupan energi masih kurang dari AKG, untuk peneliti lain disarankan agar menanyakan apakah responden sedang menjalani diet atau tidak, karena remaja putri cenderung ingin tampil langsing sehingga mengurangi makanannya. Selain itu untuk peneliti selanjutnya agar membedakan analis zat besi antara yang hem dan non hem untuk lebih dapat menggambarkan hubungan antara frekuensi konsumsi bahan makanan peningkat penyerapan zat besi dengan status anemia.

Iron deficiency anemia is the one of four nutritional problem in Indonesia, it shows from the Household Health Survey (SKRT) data in 1995 that prevalence of anemia among adolescent girl (10-14 years old) is 57,1 % and among women of reproductive age (15-44 years old) is 39,5 %. It also show from the study of Lestari (1996) that prevalence of anemia among high school adolescent girls is 41,54 %, in 13udiman study (1997) is 40,4 % and Mukhtar (2000) in his study in Kuala Kapuas found 66,7 %
The objective of this study wants to determine what is a factor related to anemia among college girls in Politeknik Kesehatan Jakarta II. In specific the objective of this study is to determine nutrient intake namely energy, protein, vitamin C iron and factors that can enhancer or inhibitor the absorption of iron, menarche to relation to anemia among college girls. Research conduct from January 7 to February 7 2002 was using cross sectional study. Populations of this study are 155 college girls grade 1. Number of sample calculate using hypothesis for single population test. A total of 140 college girls participated as respondents of the study. Chi Square test and Multiple Logistic Regression used to determine the relationship between independent and dependent variables and also to determine which dominant factor related to anemia status.
The results showed that prevalence of anemia among college girls is 14,3 %. There is significant correlation between protein intake, vitamin C intake, iron intake and anemia status among college girls (p < 0, 05). However there was no significant correlation between energy intake, frequency of enhancer and inhibitor food to iron absorption, menarche to anemia status of college girls (p > 0, 05). Multivariate test showed that there is significant correlation between protein intake, vitamin C intake, iron intake and anemia status if variable amount of money spend for food was control. Among three variables protein intake is the most dominant to anemia status.
According to the study researcher suggest to provide nutrition education about anemia and their implication to college girls especially because sometimes they are on reducing diet. Also suggestion for the next research to differentiated the analysis of hem and non hem iron in relation to anemia status.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pundra Dara Avindharin
"Program Tablet Tambah Darah (TTD) merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mencegah dan menanggulangi anemia, serta upaya meningkatkan kualitas SDM, salah satu sasarannya yaitu remaja putri. Indikator yang menjadi keberhasilan dalam program ini yaitu meningkatkan kepatuhan konsumsi TTD dan menurunnya prevalensi anemia pada remaja putri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program TTD remaja putri sealam pandemi Covid-19 di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat. Data diperoleh melalui tahap wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD) dengan data sekunder berupa telaah dokumen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan analisis konten dan dilakukan triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan program TTD remaja putri di wilayah Puskesmas Kecamatan Kembangan sudah berjalan cukup baik sebelum pandemi dilihat dari cakupan program yang selalu tercapai, namun saat pandemi program tidak berjalan efektif karena tidak ada kegiatan Pelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah. Beberapa kendala dalam pelaksanaan program yaitu tingkat pengetahuan dan kepatuhan konsumsi TTD remaja putri yang masih rendah; kurangnya koordinasi lintas program dan lintas sector dengan melibatkan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Suku Dinas Kesehatan Kota, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, puskesmas, dan guru sekolah; masih perlunya penguatan kebijakan yang dapat meningkatkan kepatuhan konsumsi TTD remaja putri; kurangnya tenaga kesehatan pelaksanaan serta pengadaan media KIE yang dibutuhkan untuk sosialisasi. Sehingga diperlukan langkah upaya inovasi dan solusi alternatif dalam meningkatkan keberhasilan program tersebut seperti peningkatan koordinasi, monitoring, dan penguatan kebijakan, sosialisasi dan pendidikan gizi bagi remaja putri, guru sekolah, dan orang tua serta pemanfaatan teknologi sebagai penunjang dalam meningkatkan keberhasilan program.

The Blood Tablet Supplementation Program is one of the government's efforts to prevent and overcome anaemia and improve the quality of human resources, one of which is adolescents. Indicators of the success of this program are increased adherence to Blood Tablet Supplementation consumption and decreased prevalence of anaemia in adolescent girls. This study aims to determine the implementation of the Blood Tablet Supplementation program for adolescent girls during the Covid-19 pandemic at the Kembangan District Health Center, West Jakarta. Data were obtained through in-depth interviews and Focus Group Discussions (FGD) with secondary data in document review. This study uses a qualitative method using content analysis and triangulation. The results showed that the implementation of the Blood Tablet Supplementation program for adolescent girls at the Kembangan District Health Center went quite well before the pandemic was seen from the coverage of the program, which was always achieved. Still, during the pandemic, the program did not run effectively because there were no Face-to-face Learning (PTM) activities in schools. Several obstacles in the implementation of the program, namely the level of knowledge and adherence to iron tablet consumption for adolescent girls is still low; lack of cross-program and cross-sector coordination involving the Health Office, City Health Sub-dept., Education Office, Ministry of Religion, Public Health Centers, and school teachers; it is still necessary to strengthen policies that can increase adherence to iron supplement consumption for adolescent girls; lack of health personnel for the implementation and procurement of KIE's media needed for socialization. Therefore, innovation efforts and alternative solutions are required to increase the success of the program, such as improving coordination, monitoring and strengthening policies, socialization, and nutrition education for adolescent girls, school teachers, and parents, as well as the use of technology as means support in increasing the success of the program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah
"Hipertensi umumnya terjadi karena diet makanan yang tidak seimbang dan merupakan faktor yang paling mudah dimodifikasi. Hipertensi yang tidak diatasi akan berdampak pada kecacatan dan produktifitas aggregate dewasa. Hipertensi yang ditemukan pada aggregate dewasa perlu penanganan yang serius. Praktik Spesialis Keperawatan Komunitas menuntut perawat untuk dapat memberikan solusi mengatasi masalah dan mencegah komplikasi hipertensi melalui "Program Diksi". Program Diksi merupakan suatu bentuk intervensi keperawatan komunitas pada aggregate dewasa di kelurahan Srengseng Sawah Jakarta Selatan dengan mencatat tekanan darah, diet makanan dan relaksasi. Program Diksi ini telah memberikan hasil yang positif dengan bukti dapat menurunkan jumlah penderita hipertensi derajat 2 menjadi hipertensi derajat 1 dan normal dengan jumlah penderita awal 22 menjadi 11 orang di akhir, sehingga disimpulkan terjadi penurunan jumlah penderita hipertensi. Penurunan tekanan darah terjadi setelah dilakukan program Diksi yang dilakukan selama 8 bulan pada 63 orang dewasa dengan tekanan darah sistolik 10,29 mmHg dan tekanan diastolik 4,81 mmHg.Intervensi "Diksi" diharapkan dapat diterapkan di masyarakat.

Hypertension generally occurs due to an unbalanced diet, which is the most easily modified factor. Hypertension that is not well addressed will have an impact on disability and reduced productivity of adults aggregate. Hypertension found in aggregate adults needs serious treatment. Community Specialist Nursing Practice requires nurses to be able to provide a solution to overcome the problem and prevent the complications of hypertension through the "Diksi Program". Diksi program is a form of community nursing intervention on adult aggregate in Srengseng sawah South Jakarta. The intervention includes recording blood pressure, managing diet and perform relaxation. Diksi program has yielded positive results with the evidence of the number of people with hypertension reduced from the degree of 2 to 1 and the normal degree of hypertension with the number from 22 to 11 people at the end of program. The report concluded a decline in the number of people with hypertension. The decrease in blood pressure occurs after Diksi program that was conducted for 8 months in 63 adults with systolic blood pressure of 10.29 mm Hg and a diastolic pressure of 4.81 mmHg. "Diksi" intervention is expected to be implemented in the community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>