Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117317 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Haniff Hassan
Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2007
297.72 MUH t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rocky Sistarwanto
"Pasca Bom Bali I 12 Oktober 2002, Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan dua fatwa penting yaitu: Melarang terorisme dengan mengatasnamakan Jihad dan Larangan mendukung bom bunuh diri. Namun dua fatwa tentang Terorisme ini telah gagal merangkul Muslim Indonesia lebih luas.
Terorisme terutama dengan modus bom bunuh diri masih terus terjadi di Indonesia. Diduga penyebab utama gagalnya kedua fatwa ini adalah karena Muslim Indonesia pada umumnya memiliki pemikiran yang samar tentang makna Jihad yang sebenarnya. Maka tidaklah mengherankan jika mereka memiliki asumsi yang sama jika terorisme dan bom bunuh diri yang dilakukan dengan mengatasnamakan pembelaan Islam dan Muslim sebagai akibat terjadinya kekerasan terhadap mereka di sejumlah negara Barat untuk alasan tertentu dapat dibenarkan; demikian juga mengapa diantara kaum Muslim tidak begitu mengutuk terorisme dan tindakan bom bunuh diri.
Sebenarnya dalam fenomena Islam di Indonesia Jihad fie sabilillah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar, sendiri bukanlah monopoli kelompok teroris saja. Sejak era reformasi, beberapa kelompok menyatakan menolak azas tunggal tersebut sebagai landasan perjuangannya, telah memunculkan berbagai kelompok Islam dengan mengusung landasan perjuangan jihad fie sabilillah tersebut. Tidak hanya bermunculan kelompok baru, beberapa kelompok Islam yang dulu "tertidur" karena penerapan asas tunggal ini seolah terbangun kembali dan menemukan lingkungan yang sempurna untuk kehidupan kelompoknya. Namun demikian tidak semua kelompok gerakan Islam dengan serta merta muncul menjadi kelompok-kelompok teroris.
Dalam tesis ini fenomena terorisme di Indonesia berusaha dijelaskan secara sosiologis dengan menggunakan teori Peter Berger dalam bukunya yang berjudul The Sacred Canopy: Elements of a Sociological Theory of Religion. Dalam tesis ini mencoba menjelaskan Ideologisasi Jihad yang digunakan oleh teroris untuk meyakinkan anggotanya untuk mempertahankan world of view-nya, yang menempatkan Amerika sebagai musuh Islam yang didukung oleh pemerintah Indonesia. Ideologisasi Jihad ini juga digunakan oleh kelompok teroris untuk meyakinkan anggotanya untuk melakukan aksi bom bunuh diri.

After the first Bali Bombing October 12, 2002, the Indonesian Ulema Council has issued two fatwas important are: banning terrorism in the name of Jihad and prohibition to support suicide bombing. However, these two fatwas on Terrorism has failed to embrace the wider Muslim Indonesia. Terrorism, especially with the mode of suicide bombings are still happening in Indonesia.
Presumably the main cause of the failure of this two fatwa is because Muslim Indonesia in general have a vague idea about the true meaning of Jihad. It's not surprising if they have the same assumptions, if terrorism and suicide bombings carried out in the name of defending Islam and Muslims as a result of the violence against them in some Western countries for certain reasons can be justified, so why among the Muslims did not condemn terrorism and act of suicide bombing.
Actually, the phenomenon of Islamic Jihad fie sabilillah to enforce amar makruf nahi munkar in Indonesia, alone is not the monopoly of terrorist groups only. Since the era of reform, some groups had denounced the single principle as the foundation of struggle, has led various groups of Islamic by carrying the foundation of the struggle of these jihad fie sabilillah. Not only are new groups popping up, some Islamic groups who had ?fallen asleep? due to the application of this single principle seemed to wake again and find the perfect environment for the life of the group. However, not all groups of Islamic movements with necessarily appear to be terrorist groups.
In this thesis, the phenomenon of terrorism in Indonesia trying to be explained sociologically, by using the theory of Peter Berger in his book The Sacred Canopy: Elements of a Sociological Theory of Religion. In this thesis tries to explain the ideological jihad used by terrorists to convince its members to defend world of view, which places the U.S. as an enemy of Islam which is supported by the Indonesian government. Ideologizing Jihad is also used by terrorist groups to convince its members to conduct suicide bombings."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T27987
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Zaki Mubarak
"Kajian tentang gerakan Islam fundamentalis kembali menarik perhatian berbagai kalangan ilmuwan sosial dan polilik beberapa tahun belakangan. Beberapa kejadian di tingkatan Internasional maupun domestik yang terjadi beberapa tahun terakhir yang diawali dengan kasus penyerangan terhadap Gedung WTC 11 September 2001 dan berbagai kejadian di dalam negeri sepanjang 1998-2003, mulai dari peledakan bom secara sporadis di Malam Natal tahun 2000, tragedi Bom Bali 12 oktober 2002, dan aksi bom bunuh dlri di Hotel Merriot Jakarta, yang kesemuanya telah menelan banyak korban, telah semakin mengukuhkan bahwa gerakan Islam fundamentalis yang dalam aksi-aksinya sering kali memakai cara-cara radikal benar-benar nyata adanya dan telah menjadi ancaman bersama.
Proses demokratisasi yang berlangsung di Indonesia sejak 1998 secara langsung ataupun tidak telah memberikan ruang bagi organ-organ Islam fundamentalis dan radikal untuk tumbuh dan berkembang. Transisi politik yang sering kali diwarnai berbagai macam kegalauan dan aneka persoalan, telah menyebabkan kurangnya perhatian akan potensi-potensi dari gerakan organisasi-organisasi islam fundamentalis dan radikal ini terhadap masa depan nasional. Patut untuk diakui bahwa seiring dengan kecenderungan ke arah krisis governabilitas dan ketidak becusan para elit-elit untuk mengkondisikan situasi ekonomi dan politik yang stabil dan kondusif, sedikit banyak mengimplikasikan semakin menguatnya daya tarik nilai-nilai alternatif yang ditawarkan oleh perkumpulan-perkumpulan keagamaan yang ekstrim tersebut. Kembali mengerasnya tuntutan untuk pemberlakuan syariat Islam dapat dipahami salah satunya oleh faktor menipisnya kepercayaan rakyat terhadap penegakan hukum yang berjalan di Indonesia, sehingga alternatif lain serta merta dipandang sebagai solusi terbaik.
Beberapa tindak kekerasan yang telah beberapa tahun berlangsung, telah menyebabkan beberapa aktifis gerakan Islam fundamentalis radikal duduk dalam kursi pesakitan. Organisasi yang menjadi fikus kajian dalam tesis lni, FPI, Majelis Mujahidi, Laskar Jihad, dan Hizbut Tahrir Indonesia, benar-benar berada dalam posisi yang Iemah. Baik akibat berbagai penangkapan terhadap tokoh-tokohnya ataupun karena tekaanan-tekanan yang makin keras dari berbagai kalangan di luar dan dalam negeri. Namun demikian, realitas telah menunjukkan bahwa masyarakat mulai terpikat dengan beberapa agenda utama yang diperjuangkan oleh elemen-elemen ini, sekurangnya telah banyak survei memperllhatkan tingginya antusiasme masyarakat terhadap berlakunya syariat Islam.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa konsepsi gagasan dan pemikiran organisasi yang menjadi subyek kajian ini hampir semuanya secara frontal bertolak belakang dengan nilai dan prinsip demokrasi. Lebih jauh, demokrasi dianggap sebagai sistem kufur yang harus diperangi. Dan beberapa diantaranya masih bersiteguh untuk mendirikan suatu kekuasaan polilik berbentuk Negara Islam atau Daulah Khilafah lslamiyyah. Konstruksi politik yang diangankan oleh kelompok-kelompok ini, diukur dari cara pandang demokrasi, sangat jelas bersifat eksklusif dan diskriminatif. Hal ini dlbuktikan dengan konsepsi mereka yang mengharamkan kepemimpinan politik perempuan misalnya, atas kepemimpinan warga non muslim.
Tentu adanya kenyataan yang demikian menjadi tantangan serius bagi seluruh elemen yang berkomitmen dengan penegakkan prinsip demokrasi, yang menghargai pluralitas dan toleransi. Sejauh mana masa depan demokrasi di Indonesia akan terus eksis dan terus bertumbuh kuat, pada hemat penulis, akan tergantung kepada bagalmana para elit-elit strategis negeri ini dapat membuktikan kinerja pemerintahan yang demokratis akan memberikan hasil yang optimal dan mensejahterakan masyarakatnya. Termasuk juga, bagaimana elemen-elemen muslim moderat yang menghargai pluralitas, kebersamaan, dan toleransi dapat meyakinkan kepada masyarakat luas akan kebaikan dan keutamaan prinsip-prinsip tersebut, dibandingkan apa yang selalu ditawarkan oleh kelompok Islam fundamentalis radikal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12221
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saepudin
"Studi ini mempelajari pola konflik Islam dan negara pada masa Orde Baru dengan memilih studi kasus Insiden Tanjung Priok 1984. Mempelajari konflik Islam dan Negara pada masa Orde Baru pada kasus Insiden Tanjung Priok menjadi cukup menarik, karena memperlihatkan banyak faktor yang terkait didalamnya. Oleh sebab itu ada tiga permasalahan yang ditelaah pada studi ini. Pertama, bagaimana peran negara dalam melangsungkan pembangunan pada masa Orde Baru dengan memprioritaskan pada pertumbuhan ekonomi dan pemantapan stabilitas politik dan pengaruhnya terhadap umat Islam. Kedua, mengapa pemerintah Orde Baru bersikap represif terhadap kegiatan umat Islam dan Ketiga, bagaimana reaksi kelompok radikal Islam terhadap tindakan represif Pemerintah Orde Baru. Teori untuk menganalisis permasalahan tersebut ada dua teori yakni: 1. Teori negara Otoriter Birokratik (OB). 2. Teori radikalisasi Islam. Instrumen penelitian ini menggunakan studi literatur dan wawancara mendalam.
Analisis dan interpretasi data menunjukkan bahwa teori yang digunakan, masih relevan untuk menjelaskan studi ini. Terlalu besarnya intervensi negara dalam berbagai bidang kehidupan tidak bisa dielakkan dan berdampak pada melemahnya kekuatan politik diluar negara, terutama kelompok radikal Islam. Negara memiliki otonomi relatif dalam menghadapi kekuatan diluar dirinya. Implikasi teoritisnya adalah kelompok radikal Islam sebagai kekuatan politik diluar negara menjadi terbatas dalam melakukan kegiatannya. Akibatnya mereka melakukan reaksi melalui ceramah-ceramah yang ekstrim dan aksi sosial yang radikal. Selain itu dengan tidak meratanya hasil pembangunan ekonomi mengakibatkan terjadinya kesenjangan sosial yang semakin lebar. Keadaan demikian bagi kelompok radikal Islam merasa kecewa yang puncaknya ditandai dengan meletusnya insiden Tanjung Priok 1984 sebagai wujud perlawanan Islam terhadap negara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T7193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azyumardi Azra
"Kekeliruan memahami doktrin-doktrin kunci dalam Islam telah menjerumuskan sebagian kelompok dari umat ini melakukan aksi-aksi kekerasan dan teror dengan mengatasnamakan ajaran Islam. Konsep jihad yang selalu dimaknai secara sempit sebagai perang suci melawan kaum kafir, menjadi salah satu ajaran Islam yang paling sering disalahpahami sekaligus disalahgunakan dalam praktiknya. Padahal, Isla"
Bandung, Ujungberung: PT Mizan Pustaka Mizan, 2017
297.72 AZY r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ladiansah Fajari
"Skripsi ini membahas tentang pilihan rasional teroris radikal Islam dalam memilih modus serangan studi kasus terorisme di Indonesia dari tahun 2000 hingga 2010. Identifikasi menunjukan terdapat tiga modus serangan teroris yang dilakukan oleh kelompok teroris tersebut. Penelitian ini menjelaskan bahwa dalam memilih modus serangan yang akan digunakan, teroris selalu memperhitungkan dan mempertimbangkan pilihan rasional berbagai faktor baik personal (motif dan kemampuan pelaku) maupun situasional (situasi dan kondisi target serta ketersediaan akses pendukung operasi) sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

This paper discussed the rational choice of radical Islamic terrorists in selecting the mode of attack, based on case studies of terrorism in Indonesia during 2000 to 2010. Identification showed that there are three modes of terrorist attacks carried out by terrorist groups. This study explains that in choosing a mode of attack that will be used, terrorists always take into account and consider the rational choice of a variety of factors both personal (the perpetrator's motives and abilities) or situational circumstances (situations and conditions of the target and the availability of access to operations support) so as to achieve the desired goal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Depok : Program Studi Sejarah FIB UI, 2009
Lapen 04 Moh i
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Marranci, Gabriele
Oxford: Berg, 2006
297.72 MAR j (2);297.72 MAR j (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chaider S. Bamualim
Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya UIN, 2003
297.3 BAM f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chaider S. Bamualim
Jakarta: Center for the Study of Religion and Culture (CSRC), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007
297 CHA f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>