Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176464 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pengetanahan netral sistem tenaga listrik merupakan hal yang sangat penting. Tujuannya adalah untuk mengamankan sistem dari gangguan tanah....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Michael Bonardo Siswono
"Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Raha memiliki jaringan pemakaian sendiri 20 kV untuk melayani setiap beban yang ada dalam jangkauan jaringan. Adanya gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik dapat menimbulkan masalah seperti kerusakan peralatan sistem tenaga listrik dan timbulnya pemadaman listrik. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu studi analisis untuk mengetahui arus gangguan hubung singkat yang akan terjadi sekaligus mengurangi akibat timbulnya kerusakan pada sistem. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui dan melihat potensi dari arus gangguan hubung singkat terbesar dengan menggunakan bantuan software ETAP 12.6.0.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, diketahui bahwa jenis gangguan hubung singkat 3 phasa merupakan jenis gangguan terbesar dan untuk gangguan terkecil pada jenis gangguan hubung singkat line to ground pada bus generator. Semakin banyak beban yang beroperasi, semakin besar pula nilai impedansi urutan positif dan negatif serta nilai arus hubung singkat. Impedansi urutan nol tidak berpengaruh terhadap jumlah beban yang beroperasi, begitu pun dengan pengaturan circuit breaker maupun kabel pada sistem tenaga listrik yang memiliki pengaturan tidak sesuai menurut standar yang digunakan.

Raha Diesel Power Station (PLTD Raha) utilizes a 20 kV grid to supply every load within the network reach. The presence of faults such as short circuits within an electric energy system can lead to problems such as damage on the electric energy apparatus and power outages. An analytical study is needed to understand the short circuit fault current and to decrease the effects of the incoming system failure. This simulation aims to observe and understand the short circuit fault current potential using Electrical Transient Analyzer Program (ETAP 12.6.0).
This study shows that the biggest disruption is caused by the 3 phasa current with and for the smallest disturbance in the type of line to ground short circuit on the bus generator. The bigger the operating load, the larger the value of positive and negative sequence impedance as well as the short circuit current. The zerosequence impedance does not affect the amount of operating load, this also applies to the cables on the electric energy system that are not set according to standards.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sechan,Janvier
"Harga minyak bumi yang mahal menjadikan subsidi pemerintah untuk PLTD menjadi sangat besar. Namun untuk beberapa propinsi tertentu di luar P. Jawa, PLTD masih menjadi andalan untuk menyuplai energi listrik, padahal masih banyak sumber daya alam di Indonesia yang berpotensi sebagai sumber energi alternatif belum dimanfaatkan, salah satunya adalah energi angin. Studi ini akan menentukan tinggi menara yang optimal untuk PLTB bila dibangun di Kupang, NTT yang akan digunakan untuk menghitung biaya produksi sistem hybrid Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan PLTD di Kupang, NTT dan penghematan tahunan yang dapat diperoleh dari sistem hybrid tersebut.

High oil prices lately have made huge government?s subsidies for diesel electric generating plants. However, certain provinces outside Java island still rely on diesel electric generating plants to supply their electricity, while, a lot of natural resources in Indonesia which has a potential as alternative energy resources weren?t been developed yet, amongst them is wind energy. This study will determine the optimal tower's height for wind turbine in Kupang, NTT. The result will be used to calculate the production cost of wind turbine generating plant and diesel electric generating plant hybrid system in Kupang, NTT and the amount of annual savings from the hybrid system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sechan,Janvier
"Harga minyak bumi yang mahal menjadikan subsidi pemerintah untuk PLTD menjadi sangat besar. Namun untuk beberapa propinsi tertentu di luar P. Jawa, PLTD masih menjadi andalan untuk menyuplai energi listrik, padahal masih banyak sumber daya alam di Indonesia yang berpotensi sebagai sumber energi alternatif belum dimanfaatkan, salah satunya adalah energi angin. Studi ini akan menentukan tinggi menara yang optimal untuk PLTB bila dibangun di Kupang, NTT yang akan digunakan untuk menghitung biaya produksi sistem hybrid Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan PLTD di Kupang, NTT dan penghematan tahunan yang dapat diperoleh dari sistem hybrid tersebut.

High oil prices lately have made huge government's subsidies for diesel electric generating plants. However, certain provinces outside Java island still rely on diesel electric generating plants to supply their electricity, while, a lot of natural resources in Indonesia which has a potential as alternative energy resources weren't been developed yet, amongst them is wind energy. This study will determine the optimal tower's height for wind turbine in Kupang, NTT. The result will be used to calculate the production cost of wind turbine generating plant and diesel electric generating plant hybrid system in Kupang, NTT and the amount of annual savings from the hybrid system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nutfahardi Fadil Pramono
"Sistem pembangkit hibrid PLTD-PLTS merupakan salah satu upaya untuk mengurangi pencemaran akibat bahan bakar fosil. Pada tahun 2018 penggunaan bahan bakar fosil di Indonesia mengalami peningkatan besar dari tahun sebelumnya. Selain itu, biaya operasional PLTD yang cenderung mahal semakin mendukung pemakaian sistem hibrid. Indonesia sebagai negara tropis berpotensi besar untuk mengonversi energi surya menjadi energi listrik dengan photovoltaic. Namun dalam pengoperasiannya, penggabungan sistem PLTD dengan PLTS pada skala kecil dapat memicu adanya ketidakstabilan tegangan. Ketidakstabilan tegangan pada sistem dapat menyebabkan sistem tidak beroperasi normal yang menyebabkan tegangan tersebut runtuh atau mati total (blackout). Maka dari itu skripsi ini akan membahas kestabilan tegangan pada sistem hibrid PLTD-PLTS di daerah Indonesia Timur dengan melakukan simulasi pembangkitan. Simulasi dilakukan dengan metode analisis statis karakteristik kurva P-V dan Q-V yang meninjau kestabilan tegangan sistem dengan kondisi steady state dengan bantuan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory. Analisis dinamis juga dilakukan dengan memberikan variasi skenario gangguan kepada sistem yang telah disiapkan.

The Diesel-Solar hybrid generating system is an effort to reduce pollution caused by fossil fuels. In 2018 the use of fossil fuels in Indonesia has increased significantly from the previous year. In addition, the operational costs of PLTD which tend to be expensive increasingly support the use of hybrid systems. Indonesia as a tropical country has great potential to convert solar energy into electrical energy with photovoltaics. But in its operation, the incorporation of the Diesel system with Photovoltaic on a small scale can trigger voltage instability. Voltage instability in the system can cause the system to not operate normally causing the voltage to collapse or die completely (blackout). Therefore, this thesis will discuss the stability of the voltage in the hybrid system of Diesel-Solar in eastern Indonesia by conducting a simulation of generation. The simulation is carried out with the static analysis method of the characteristics of the P-V and Q-V curves that review the stability of the system voltage under steady state conditions with the help of the DIgSILENT PowerFactory software. Dynamic analysis is also performed by providing variations of disturbances scenario to the system that has been prepared."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiza Azahra
"Sebagian besar sistem tenaga listrik di wilayah Indonesia bagian timur hanya membutuhkan kapasitas kecil yang dipasok oleh generator diesel, terutama di pulau – pulau kecil yang cocok untuk jaringan terisolasi. Selain itu, Indonesia memiliki potensi energi surya yang tinggi yang dapat digunakan untuk menambah pembangkitan listrik serta mengurangi cost of energy (COE). Namun, pemanfaatan energi surya melalui sistem fotovoltaik (PV) dapat menyebabkan masalah stabilitas pada jaringan eksisting. Battery energy storage system (BESS) telah dikenal karena kemampuannya untuk mengatasi masalah stabilitas. Tetapi, penggunaan sistem hibrid PLTS dan BESS membutuhkan biaya investasi yang besar dan dapat meningkatkan COE. Studi ini bertujuan untuk menentukan konfigurasi optimal sistem hibrid PLTD, PLTS dan BESS untuk memaksimalkan keuntungan ekonomi jika dibandingkan dengan hanya menggunakan PLTD pada jaringan terisolasi di Indonesia. COE digunakan sebagai parameter ekonomi untuk menentukan kapasitas paling optimal dari sistem hibrid. Hasil simulasi menunjukkan bahwa konfigurasi sistem hibrid yang diusulkan memiliki COE lebih rendah dibandingkan dengan PLTD, yaitu dibawah 20,81 sen USD.

Most power systems in the east of Indonesia require only small capacities which are supplied by diesel generators, especially in the area of small islands which are suitable for isolated grid. On the other hand, Indonesia has a high potential of solar energy which can be employed to supplement the power generation as well as to reduce the cost of energy (COE). However, the utilization of solar energy through photovoltaic (PV) system might cause stability problems. Battery energy storage system (BESS) has been recognized for its capability to overcome the stability issues. Still, the adoption of hybrid PV system and BESS requires considerable capital investment, which may cause the COE increases. This study identifies the optimal hybrid configuration of the diesel power plant, PV system, and BESS to maximize economic profit when compared to diesel power plants of an isolated grid in Indonesia. COE is used as an economic parameter to determine the most optimal capacities of the PV system and BESS. The simulation results show that the proposed hybrid configuration has a lower COE compared to diesel power plants, which are below 20.81 cents USD."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diqha D. Aryana
"Salah satu Langkah untuk mengatasi masalah emisi karbon di Indonesia adalah dengan melakukan program konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Konversi ke pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) saat ini difokuskan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Namun, ada beberapa kendala yang akan dihadapi yaitu intensitas radiasi cahaya matahari yang fluktuatif dan kondisi suhu lingkungan tempat PLTS beroperasi. Untuk mengatasi hal tesebut maka dibutuhkan sistem baterai penyimpanan (Battery Energy Storage System /BESS). Namun, dengan berbagai jenis teknologi baterai maka dilakukanlah sebuah studi analisis perbandingan teknologi untuk mendapatkan rekomendasi dari jenis baterai yang akan digunakan dan juga dilakukan sebuah simulasi dengan menggunakan perangkat lunak HOMER untuk mendapatkan ukuran (sizing) dari baterai yang akan digunakan. Sementara itu, perbandingan dilakukan dengan metode scoring matrix. Berdasarkan hasil scoring matrix tersebut, baterai Li-ion memiliki nilai tertinggi sehingga dapat menjadi rekomendasi untuk digunakan dalam program konversi PLTD dan berdasarkan hasil simulasi baterai Li-ion memiliki persentase terbesar pada kontribusi energi BESS dan PV yaitu sebesar 90,9% yang membutuhkan 939 unit baterai dengan total kapasitas 939 kWh untuk PV sebesar 318 kWp dan sebesar 91,3% yang membutuhkan 967 unit baterai dengan total kapasitas 967 kWh untuk PV sebesar 300 kWp.

One of the steps to overcome the problem of carbon emissions in Indonesia is to carry out a Diesel Power Plant (PLTD) conversion program. Conversion to Renewable Energy (EBT) is currently focused on Solar Power Plant (PLTS). However, there are several obstacles that will be faced, namely the fluctuating intensity of solar radiation and the environmental temperature conditions where the PLTS operates. To overcome this, a storage battery system (Battery Energy Storage System / BESS) is needed. However, with various types of battery technology, a technology comparison analysis study was conducted to obtain recommendations for the type of battery to be used and a simulation was also carried out using the HOMER software to obtain the size (sizing) of the battery to be used. Meanwhile, comparisons were made using the scoring matrix method. Based on the results of the scoring matrix, Li-ion batteries have the highest value so that they can be recommended for use in the PLTD conversion program and based on the simulation results Li-ion batteries have the largest percentage of BESS and PV energy contributions, which is 90,9% which requires 939 units, a battery with a total capacity of 939 kWh for PV of 318 kWp and 91,3% requiring 967 units of battery with a total capacity of 967 kWh for PV of 300 kWp.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafisah Ayu Baghta
"Pada umumnya, ketersediaan energi listrik akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan juga pertumbuhan industri. Namun, dikarenakan letak geografis daerah terpencil yang relatif terisolir, kebutuhan energi masyarakat di daerah tersebut tidak dapat terpenuhi. Hingga saat ini, sebagian besar pembangkit yang dioperasikan adalah PLTD dengan menggunakan bahan bakar fosil. Sedangkan, ketersediaan bahan bakar fosil terus menurun setiap tahunnya diiringi dengan terjadinya kenaikan harga. Oleh karena itu, penambahan sumber energi baru terbarukan (EBT), khususnya penggunaan photovoltaic (PV) dan Battery Energy Storage System (BESS) menjadi pilihan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan konfigurasi sistem hibrid PLTD, PLTS dan BESS dengan kapasitas optimal yang memaksimalkan penetrasi pada PLTS dan meminimalkan pemanfaatan PLTD, serta memaksimalkan keuntungan ekonomi untuk penggunaan sistem jangka panjang. Parameter seperti Cost of energy (COE), kenaikan harga bahan bakar fosil, dan penurunan harga fotovoltaik digunakan sebagai penentu kapasitas optimal dari sistem hibrid.

It is known that the availability of electrical energy will boost economic growth and also industrial growth. However, because the geographical location of the remote area is relatively isolated, the community's energy demand in the area cannot be fulfilled. Until now, the majority of operated power plants are diesel generator by using fossil fuels. Meanwhile, the availability of fossil fuels continues to decrease every year, accompanied by an increase in prices. Hence, the addition of renewable energy sources (RESs), especially the usage of photovoltaic (PV) and Battery Energy Storage System (BESS) become a choice to reduce the use of fossil fuels. This study aims to obtain a hybrid system configuration of diesel generator, solar power, and BESS with optimal capacity that maximizes the penetration of RESs and minimizes the utilization of diesel generator, as well as maximizing economic profits for long-term use. The parameters such as cost of energy (COE), increase in fossil fuel prices, and decrease in photovoltaic prices are used to determine the optimal capacity of the hybrid system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kresna Nurdianto
"PLN sebagai salah satu pemain utama dalam transisi energi di Indonesia, memiliki rencana untuk mencapai net zero emission di tahun 2060. Salah satu cara yang dilakukan adalah program dedieselisasi, yaitu melakukan pengurangan penggunaan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan pembangkit yang berbasis dari energi baru terbarukan (EBT). Dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2021-2030, ditargetkan penurunan pasokan listrik dari PLTD sebesar 87% hingga tahun 2030. Tahap I program ini mengalami penurunan realisasi PLTD yang akan dilakukan dedieselisasi, dari semula target 200 lokasi menjadi hanya 97 lokasi. Dalam menjalankan program ini, ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan, seperti faktor kehandalan, biaya, dan lingkungan, oleh karena itu dibutuhkan metode yang sesuai dengan keingingan dan kepentingan pemilik proses bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan peringkat prioritas dedieselisasi dengan menggunakan multi criteria decision making, yaitu metode analytical hierarchy process (AHP) untuk menentukan bobot masing-masing kriteria dan dilanjutkan dengan metode technique for order preference by similarity to ideal solutions (TOPSIS) untuk pemeringkatannya. Penelitian ini menunjukkan bahwa kriteria keterjangkauan mempunyai signifikansi tertinggi, disusul oleh faktor keamanan pasokan dan lingkungan. Hasil analisis juga menunjukkan PLTD A18, A14 dan A7 merupakan tiga PLTD teratas yang diprioritaskan untuk dilakukan dedieselisasi karena memberikan jarak terdekat pada kriteria ideal. Assesment risiko menunjukkan bahwa dengan penerapan pembobotan kriteria dan pemeringkatan, maka tingkat risiko dapat diturunkan menjadi masuk dalam selera risiko PLN.

PLN, as one of the main players in the energy transition in Indonesia, has plans to achieve net zero emissions by 2060. One way to do this is the dedieselization program, namely reducing the use of diesel power plants (PLTD) with plants based on new energy and renewable (EBT). In the 2021-2030 electricity supply business plan (RUPTL), it is targeted to reduce electricity supply from PLTD by 87% by 2030. Phase I of this program experienced a decrease in the realization of PLTD which would be dedieselized, from the target of 200 locations to only 97 locations. In carrying out this program, there are several criteria that must be considered, such as security of supply, cost and environmental factors, therefore requires a method that is in accordance with the desires and interests of the business process owner. This research aims to determine the dedieselization priority ranking using multi-criteria decision making, analytical hierarchy process (AHP) method to determine the weight of each criterion and continuing with the technique for order preference by similarity to ideal solutions (TOPSIS) method for ranking PLTDs that will undergo dedieselization. The analysis results show that the affordability criterion has the highest significance, followed by security of supply and environmental factors. This study also show that PLTD A18, A14 and A7 are the top three PLTDs prioritized for dedieselization because they provide the closest distance to the ideal criteria. The risk assessment shows that by applying weighting criteria and ranking, the risk level can be reduced to within PLN's risk appetite."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Edwin Apriansyah
"Perkembangan energi baru terbarukan sudah menjadi perhatian bagi kebutuhan listrik pada saat ini. Fotovoltaik dapat menjadi pilihan untuk sumber energi terbarukan. Pada simulasi ini, untuk mengetahui nilai dari harmonisa maka dilakukan dengan memvariasikan nilai dari berbagai kapasitas Fotovoltaik mulai dari 5 MWp, 10 MWp, 15 MWp, dan 20 MWp pada sistem tenaga listrik Lombok pada 3 titik pada Gardu Induk Kuta, dan Gardu Induk Paokmontong. Studi ini dilakukan dalam sistem dengan kemampuan kapasitas 123 MW dengan berbagai pertimbangan berupa manajemen jaringan yang diperkirakan hingga 35% dari produksi listrik dengan simulasi ETAP 12.6.0. Analisis ini menghasilkan nilai tertinggi untuk THD-I pada kapasitas 5 MWp sebesar 2,5% dan THD-v terbesar pada kapasitas 20 MWp sebesar 0,25%. Hasil yang didapatkan bahwa nilai pada tiap skenario yang dibuat, nilai yang dihasilkan masih dibawah standard yang telah ditetapkan untuk harmonisa pada sistem.

Renewable Energy is starting to grow rapidly, the use of solar energy in Indonesia has a good development. According to the grid code issued by the national utility company, the maximum standard harmonic limit is 5%. Harmonic is mostly caused by non-linear loads that form a distorted sine wave, which leads the equipment to become hotter faster, adding losses and reducing the equipment lifetime. The simulation method uses ETAP software to obtain values ​​from Total Harmonic Distortion (THD) on the 20kV and 150 kV Beta substations sides with several scenario simulations of photovoltaic power plant integration with a capacity from 5 to 20 MWp with multiple of 5. This study was carried out in a system with a capacity of 123 MW with various considerations in the form of network management which is estimated to be up to 35% of electricity production with ETAP 12.6.0 simulation. This analysis produces the highest value for THD-I at a capacity of 5 MWp at 2.5% and the largest THD-v at a capacity of 20 MWp at 0.25%. The results obtained that the value of each scenario that the value generated is still below the standards for harmonics in the system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>