Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5058 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boyke Dian Nugraha
Jakarta: Bumi Aksara, 1995
613.951 BOY p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Miron, Amy G., 1947-
Jakarta: Esensi Erlangga, 2006
649.125 MIR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Isni Nur Aini
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Rachmawati
"Pendidikan seks adalah pendidikan jenis kelamin, yakni bagaimana mendidik anak menjadi normal, baik laki-laki atau perempuan, tidak menjadi homoseksual, lesbi, atau banci, tidak ada gangguan orientasi seksual (Hawari, 1999). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi persepsi orang tua terhadap pentingnya pendidikan seks pada anak usia remaja. Penelitian ini dilakukan di kelurahan Paseban pada tanggal 19 - 29 November 2001 denganjumlah responden 30 orang. Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif sederhana. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik simple random sampiing. Alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini adalah, kuesioner yang terdiri dari 15 buah pertanyaan dan disusun berdasarkan variabel yang terkait, yaitu persepsi dan pendidikan seks. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan tes tendensi semral, prosentase dan standar deviasi. Setelah diuji dengan mean dan standar deviasi diperoleh bahwa 80% respondcn memiliki persepsi positif terhadap pentingnya pendidikan seks pada anak usia remaja dengan nilai rata-rata 49.3 dan standar deviasi 5.48."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5034
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Sukarta
"Ibu perlu mengajarkan tentang seks kepada anak remajanya, karena remaja kurang memahami tentang seks secara baik dan benar. Ketidaktahuan remaja tentang seks berdampak pada bentuk penyimpangan perilaku seks seperti perkosaan, seks bebas, kehamilan yang tidak dikehendaki, PMS dan berbagai masalah lainnya. Idealnya orang tualah yang memberikan pendidikan dan pengajaran tentang seks kepada anak remajanya, ibu lebih dekat dan tahu kebutuhan anaknya dibanding ayah.
Penelitian untuk mengetahui gambaran faktor - faktor yang berhubungan dengan sikap ibu terhadap pendidikan seks remaja di Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone Propinsi Sulawesi-Selatan tahun 2003. Metode penelitian crass sectional penelitian dilaksanakan pada 5 desa dari 12 desa yang diambil secara multi stage sampling. Subyek penelitian ini sebanyak 170 orang ibu - ibu yang memiliki anak remaja berusia 10 - 24 tahun.
Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui bagaimana gambaran faktor - faktor yang berhubungan dengan sikap ibu terhadap pendidikan seks remaja di Kecamatan Lamuru Kabupaten Bane Propinsi Sulawesi - Selatan tahun 2003.
Hasil penelitian diperoleh bahwa ibu - ibu yang berpartisipasi berumur antara 27 - 60 tahun dengan umur rata-rata 37 tahun, tingkat pendidikan terbanyak SD, (55.9 %) pengetahuan tentang pendidikan seks remaja katagori baik (71.8 %). Responden yang bekerja (44.1 %), tingkat penghasilan tinggi (20.6%), yang taat ibadah (50 %). Jumlah remaja kecil (1 - 2 orang), (82.9 %) dan yang memperoleh informasi tentang seks (78.8 %), pendidikan suami responden terbanyak pendidikan rendah SLTP ke bawah (65.3 %) Ibu - ibu yang bersikap setuju terhadap pendidikan seks remaja 57.1 %. Faktor dominan berhubungan dengan sikap ibu tehadap pendidikan seks remaja adalah pengetahuan nilaEi p= 0.0001 dan OR 4.5207.
Semua pihak yang menaruh perhatian terhadap masalah - masalah pendidikan seks remaja perlu berkolaborasi dalam pemberian pendidikan seks kepada remaja dengan melibatkan orang tua secara aktif.

It is a common perception that mothers have to talk about sexuality matters to their adolescents, as adolescents are mostly lack of knowledge on that sensitive issue. The situation of the lack of knowledge and information on sexuality is sometimes leads to a deviation on sexual behavior, such as sexual abusing, raping, free-sex, unwanted pregnancy, contracted to STD, and other problems related to it In an ideal world, the parent is the most person who should provide sex education and other things related to sexuality matters to their teenagers, in this case, usually the mother is closer and more understand with their children's needs, than the father.
The study wants to explore on factors related to mother's attitude on sexual education for adolescent, with a cross-sectional as the method. The study is carried out in 5 villages among 12 existing villages at Kecamatan Larnuru. The subject of the study is 170 mothers who have adolescent age 10 to 24 years old.
The purpose of the study is to find out the factors related to ,mother's attitude on sexual education for adolescent in Kecamatan Lamuru Kabupafen Bone at South Sulawesi in year 2003.
The result of the study described that mothers who involved with the study has an age range between 27 to 60 years old, with an average on 37 years old. Their level of education is mostly primary school (55.9%), and their level of knowledge on sexual education has category as a good knowledge on sexual education (71.8%). Respondents who are working mother is about 44d%, having have high. salary is around 20.6%, and considering to have high regards on religious is about 50%. They are mostly (82,9%) having only I to 2 adolescents; there are 78.8% of respondents - who exposed to information on sexuality. The most common on husband's education is junior high school and lower (65.3%). Respondents who agree on sex education for adolescent is about 57.1%. The most dominant factor related to mother's attitude on sexual education the mother's knowledge on sex education, with p-value is 0.0001 and the OR is 4.5207.
Based en the findings, it is suggested that for all person or institution concerned to the problems related to sex education for adolescent, they have to be have collaboration with each other in order to construct the approach on giving the sex education for adolescent, and with an active involvement of the parents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiyanti
"Pendidikan seks kepada anak usia sekolah merupakan pendidikan yang berisi pemahaman akan perubahan organ seksual yang akan terjadi pada diri anak, mendidik anak agar menjaga kebersihan organ seksualnya, mendidik anak secara bertahap tentang perilaku seks anak, serta bagaimana anak melindungi dirinya dari eksploitasi atau pelecehan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana tingkat pengtahuan orangtua tentang pendidikan seks pada anak usia sekolah (6-12 tahun). Sampel yang di gunakan adalah warga RW 10 Kelurahan Cipinang Besar Selatan Jakarta Timur, sebanyak 30 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang meliputi data demografi, pertanyaan tipe satu dengan skala Likert, dan pertanyaan tipe dua dengan skala rating.
Desain yang digunakan adalah deskriptif sederhana. Hasil data demografi menunjukkan sebagian besar responden berusia 33-37 tahun (46%), berpendidikan SMA (50%), dan berjenis kelamin wanita (80%). Analisa data tingkat pengetahuan diperoleh dari penilaian setiap jawaban responden pada pertanyaan tipe satu dengan memberikan nilai 5 untuk jawaban yang sangat benar dan I untuk tiap jawaban yang salah. Kami membagi hasil nilai menjadi 3 kategori yaitu kategori tingkat pengetahuan rendah dengan nilai 1,0-2,3, kategori tingkat pengetahuan sedang dengan nilai 2,4-3,6, dan kategori tingkat pengetahuan tinggi dengan nilai 3,7-5.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tinggi sebanyak 53%, sedang sebanyak 47%, dan rendah tidak ada (0%). Berdasarkan rumus mean didapat rata-rata tingkat pengetahuan responden 3,7186, yang berarti rata-rata responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang pendidikan seks pada anak usia sekolah (6-12 tahun) dan peneliti merekomendasikan perlunya dilakukan penelitian lebih Ianjut tentang hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua dengan tingkat pendidikan, tentang hubungan kebudayaan dengan tingkat ketabuan, dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan orang tua tentang pendidikan seks pada anak usia sekolah (6-12 tahun)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5129
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Meity Sulistia Ayu
"Mengingat bahwa pengetahuan terhadap pendidikan seksual amatlah penting untuk diinformasikan dalam memfasilitasi perkembangan biologis remaja putri, peneliti tertarik, untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang pendidikan seksual. Penelitian ini berjudul tingkat pengetahuan remaja putri tentang pendidikan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan remaja putri tentng pendidikan seksual.
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif sederhana. Sampel yang di ambil pada penelitian ini adalah 30 remaja putri dengan rentang usia 13-18 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 6 pertanyaan untuk data demografi dan 20 pernyataan menggunakan skala likert mengenai pengetahuan remaja putri tentang pendidikan seksual. Analisa data demografi menggunakan distribusi frekuensi dan data tingkat pengetahuan remaja putri tentang pendidikan seksual diolah dengan cara tendensi sentral menggunakan mean dan modus.
Hasil analisa data menggambarkan bahwa sebesar 43,3% berada pada kategori tingkat pengetahuan sedang, 33,3% berada pada kategori tingkat pengetahuan sedang dan 23,3% berada pada kategori tingkat pengetahuan tinggi. Nilai skor individu yang paling sering muncul yaitu 66 (43,3%). Dengan standar deviasi SD = 0,08. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang pendidikan seksual, khususnya di wilayah kelurahan Cilandak Timur Jakarta Selatan adalah rendah."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5171
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Astuti Wiratmo
"Penyebab permasalahan seksual pada remaja dikarenakan tidak tersedianya informasi yang benar dan benanggllngjawab tentang seksualitas.Sehingga remaja membutuhkan pendidikan seksual untuk mendapatkan bimbingan seksualitas dengan benar.Keberhasilan proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh remaja sendiri sebagai objek sekaligus subjek dalam pendidikan seksual dalam sejauh mana remaja memandang dan membutuhkan pendidikan seksual.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana persepsi remaja terhadap kebutuhan pendidikan seksual. Sampel yang dipakai adalah remaja di SMUN 81 Jakarta Timur dan dilakukan dengan metode acak sederhanafengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk data demografi dan data persepsi remaja terhadap kebutuhan pendidikan seksual sebanyak 27 pertanyaan. Desain yang digunakan adalah deskriptif sedcrhana. Melalui hasil analisa data didapatkan hasil seluruh (l00%) responden memiliki persepsi positif terhadap kebutuhan pendidikan seksual."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4984
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mastiur Pharmata
"Skripsi ini membahas mengenai sistem nilai budaya dan ajaran seks yang terkandung dalam Serat Nitimani. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan teori Kerangka Sistem Nilai Budaya oleh Kluckhohn.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa ajaran seks dalam Serat Nitimani terbukti mengandung sistem nilai budaya Jawa yang berlandaskan pada nilai religiusitas. Pada akhirnya dapat dilihat bahwa Serat Nitimani mengandung ajaran atau pedoman moral, nilai, dan kaidah bagi orang Jawa mengenai bagaimana cara melakukan hubungan seks yang benar dan tepat, karena hal tersebut berhubungan dengan inti ajaran kebatinan Jawa yaitu sangkan paraning dumadi dan manunggaling kawula Gusti.

This undergraduate thesis discuss about cultural value system and sex guidance as reflected in Serat Nitimani. This research used the descriptive analyzes method based on Kluckhohn?s cultural value system outline theory.
This research will result a conclusion that sex guidance inside the Serat Nitimani has proven that it contains Javanese cultural value system which based on the religiosity. At the end of the research, we can see that Serat Nitimani contains of lessons and guidance of morality, value, and principals for the Javanese about how to do sex correct and properly because it relates to the Javanese main spirituality guidance; sangkanparaning dumadi and manunggaling kawula gusti."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11397
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bani Nurainu
"Dalam suatu proses pendidikan, guru merupakan faktor penting sebab guru adalah pelaksana kegiatan secara langsung di dalam kelas yang mengajarkan materi kepada siswa (Suharto, 2000). Guru antara lain berperan sebagai pemimpin, dimana guru memperlihatkan pentingnya suatu pelajaran dan niat untuk belajar melalui sikap yang positif dan antusiasme pada pelajaran yang diberikannya kepada siswa agar siswa dapat terpicu untuk memberikan sikap dan antusiasme yang sama seperti yang ditunjukkan oleh gurunya (Sergiovanni & Starrat, 1993). Dengan demikian sikap seorang guru mempengaruhi pembentukan sikap para siswanya sehlngga diharapkan guru memiliki sikap yang positif terhadap pelajaran yang diberikan.
Selain itu, guru juga berperan sebagai eksekutif, dimana guru bertugas membuat keputusan yang tepat dalam pengajaran dengan terlebih dalulu membuat suatu rencana eksekutif pengajaran yang mencakup pembuatan analisis materi pelajaran. Di sini guru bertugas menjabarkan kurikulum dengan menguraikan pokok bahasan untuk menentukan isi materi pelajaran yang mengacu pada tujuan pembelajaran. Seorang guru juga harus memiliki kompetensi profeslonal yang telah ditetapkan oleh Depdikbud (1985), diantaranya adalah mengetahui pokok bahasan dan menguasai materi pelajaran, mampu mengelola program belajar dan mengelola kelas serta mengenai fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan (Suryosubroto, 1997).
Highet (dalam Lenny, 1990) berpendapat bahwa penguasaan materi pelajaran dari seorang guru merupakan faktor utama dan paling dibutuhkan dalam menilai kualitas seorang guru, ia menambahkan bahwa seorang guru tidak hanya cukup mengetahui pokok bahasan/menguasai materi pelajaran yang diajarkannya, tetapi diharapkan juga menyukai atau menaruh minat terhadap pelajaran yang akan diberikan kepada siswanya agar merasa nyaman ketika membahas pelajaran. Salah satu pendidikan yang sedang dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) adalah pendidikan seks, yang rencananya akan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional pada tahun 2003 mendatang dan akan diberikan mulai di jenjang pendidikan menengah, yaitu mulai sejak SLTP (Suharto, 2000).
Dalam kurikulum nasional, istilah pendidikan seks telah diganti menjadi pendidikan reproduksi remaja (PRR) karena banyak pendidik dan para pembuat keputusan dalam bidang pendidikan dihantui efek negatif yang ditimbulkan oleh istilah pendidikan seks (Suharto, 2000). Karena tidak adanya guru khusus bidang studi PRR, maka tenaga pendidik PRR jni direncanakan melibatkan guru biologi, bimbingan konseling (BK), pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes) dan agama. Secara umum PRR diartikan sebagai pendidikan yang membantu remaja untuk mempersiapkan diri menghadapi permasalahan kehidupan yang bersumber pada naluri seksual, yang terjadi dalam beberapa bentuk di dalam perkembangan pengalaman setiap manusia, dengan kehidupan yang normal (Kllander, 1971).
Pokok bahasan PRR yang berkaitan dengan masalah seksuaiitas dan reproduksi tampak sangat sensitif dan kadangkala serlng diangggap tabu untuk kepentingan pendidikan sekalipun. Tidak semua orang dewasa, termasuk guru, dapat membicarakan masalah tersebut secara terbuka kepada remaja karena rasa malu dan khawatir yang berlebihan (Rice, 1996). Oleh karena Itu diduga terdapat perbcdaan sikap (dalam hal ini setuju atau tidak setuju) di antara para guru terhadap pendidikan seks yang akan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional (Republika, 27 Agustus 2000).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengenal sikap para guru SLIP (bidang studi biologi, BK, penjaskes dan agama) yang akan mengajarkan PRR terhadap pokok bahasan PRR yang akan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional. Penelitian ini melibatkan 74 subyek dari beberapa guru SLTP Negeri di Jakarta. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner berbentuk skala sikap yang diolah secara kuantitatif dengan menggunakan statistik desriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap guru SLTP (bidang studi agama, biologi, BK dan penjaskes) yang mengajarkan PRR terhadap pokok bahasan PRR yang akan dimasukkan ke dalam kurikulum nasional adalah positif. Penelitian Ini juga mengungkapkan sikap guru berdasarkan jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan serta pengalaman mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan seks/reproduksi. Dalam penelitian ini ditemukan perbedaan sikap guru laki-laki dalam menjelaskan PRR kepada murid laki-laki dan murid perempuan. Selain itu juga ditemukan hubungan antara umur guru dengan sikap terhadap pokok bahasan PRR."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S2874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>