Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87140 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Muthalib
"Reksadana mulai diperdagangkan di Indonesia sejak tahun 1995 dengan diterbitkan Undang - undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal. Dengan adanya berbagai kemudahan dalam iklim investasi tersebut perkembangan reksadana semakin pesat sampai tahun 1997. Namun ,sejak timbulnya krisis moneter tahun 1997 mengakibatkan perkembangan pasar modal khususnya transaksi perdagangan saham mengalami kelesuan dan kecenderungan harga yang relatif menurun. Kejadian ini menunjukkan bahwa aktivitas pasar modal banyak dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi khususnya perkembangan kurs dan tingkat suku bunga. Hal inilah yang menarik bagi penulis untuk melakukan penelitian terhadap pengaruh faktor ekonomi terhadap kinerja reksadana khususnya reksadana saham.
Penalitian ini bertujuan untuk menguji variabel - variabel makro ekonomi yang diduga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kinerja reksadana saham. Dalam analisis ini menggunakan lima indikator makro ekonomi yang meliputi Pertumbuhan pendapatan nasional bersih, pertumbuhan jumlah uang yang beredar, tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI serta perubahan nilai tukar Rp terhadap US$.
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel makro ekonomi secara simultan tidak berpengaruh terhadap tingkat kinerja reksadana saham. Dari uji yang dilakukan dengan metode regresi linear berganda (enter method maupun stepwise method) hanya terdapat satu variabel independen yang signifikan yaitu tingkat pertumbuhan pendapatan nasional bersih. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hanya tingkat pertumbuhan pendapatan nasional bersih merupakan variabel makro yang paling signifikan mempengaruhi tingkat kinerja reksadana saham."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja reksa dana saham dengan metode sharpe, treynor, jensen dan information rasio periode 2011 ndash; 2016. Investor yang menginvestasikan dananya pada reksa dana saham biasanya lebih mempertimbangkan faktor return yang dihasilkan dibandingkan dengan risiko yang kemungkinan terjadi. Oleh karena itu, penelitian ini akan mempertimbangkan faktor risiko sebagai analisis kinerja reksa dana.Berdasarkan hasil penelitian selama 6 tahun dari 2011 ndash; 2016 diperoleh informasi bahwa Pratama Equity merupakan reksa dana saham dengan kinerja terbaik berdasarkan metode sharpe, treynor, jensen dan information ratio.

This study aims to analyze the performance of equity funds with sharpe, treynor, jensen and information ratios for the period 2011 2016. Investors who invest in equity funds are usually more concerned with the return factor generated than the risk that may occur. Therefore, this study will consider the risk factor as a mutual fund performance analysis.Based on the results of 6 years research from 2011 to 2016 obtained information that Pratama Equity is an equity fund with the best performance based on sharpe, treynor, jensen and information ratio method."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Anastasya
"Menggunakan Fama-French Three factor model dan Fama-French Five factor model, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja reksa dana saham di Indonesia selama periode Januari 2016 hingga Juni 2021. Adapun faktor-faktor yang diamati meliputi market factor, size factor, value factor, profitability factor dan investment factor. Penelitian ini juga bertujuan untuk membandingkan hasil pengukuran antara penggunaan FamaFrench Three Model dan Fama French Five Factor dalam menjelaskan excess return reksa dana saham. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Robust Least Square menggunakan data harian yang dianalisis per kuartal setiap tahunnya. Sampel yang digunakan meliputi 109 reksa dana saham yang aktif selama periode pengamatan. Hasil analisis menunjukan bahwa market factor menunjukan pengaruh yang paling signifikan terhadap excess return reksa dana saham di Indonesia. Berdasarkan nilai Adjusted R2 , Fama-French Five factor model menunjukan nilai yang lebih besar dibandingkan Three factor model, namun tidak ditemukan berbedaan yang signifikan dari kedua model tersebut dalam menjelaskan kinerja reksa dana saham di Indonesia.

Using the Fama-French Three factor model and the Fama-French Five factor model, this study aims to analyze the factors that can affect the performance of stock mutual funds in Indonesia during the period January 2016 to June 2021. The factors observed include market factor, size factor, value factor, profitability factor, and investment factor. This study also aims to compare the measurement results between the use of the Three factor model and the Five-Factor in explaining the excess return of stock mutual funds. This study uses a quantitative approach with the Robust Least Square method using daily data, analyzed quarterly for every year. The sample includes 109 actively managed equity mutual funds during the observation period. The results show that the market factor is the only factor that found significantly can affect the excess return of equity mutual funds in Indonesia. Based on the Adjusted R2 value, the Fama-French Five factor model shows a greater value than the Three factor model, but no significant difference was found between the two models in explaining the performance of equity mutual funds in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raffisal Adiba Damanhuri
"Laporan magang ini membahas mengenai analisis penentuan trading limit [R1], pemberian fasilitas pembiayaan transaksi saham dan fasilitas repo saham khususnya terhadap nasabah ritel di PT. CIMB Securities Indonesia PT. CSI . PT. CIMB Securities Indonesia memiliki framework [R2] dalam penentuan trading limit, pemberian fasilitas pembiayaan transaksi saham, dan fasilitas repo saham kepada nasabah ritelnya. Analisis yang dilakukan melalui penelaahan Standar Operasional Prosedur perusahaan yang berkaitan dengan Trading Limit,[R3] Fasilitas Pembiayaan Transaksi Saham, dan Fasilitas Repo Saham yang tertuang dalam Credit Control Policies and Procedures PT. CIMB Securities Indonesia. Selain itu hasil analisis juga mengacu kepada hasil pemeriksaan oleh Bursa Efek Indonesia terhadap PT. CIMB Securities Indonesia selaku angota bursa. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa pada proses penentuan trading limit, pemberian fasilitas pembiayaan transaksi saham, dan fasilitas repo saham masih terdapat beberapa hal yang belum sesuai dengan Standar Operasional Perusahaan dan diperlukannya peningkatan kualitas manajemen risiko di PT CIMB Securities Indonesia. [R1]Cetak miring [R2]Cetak miring [R3]Cetak miring.

This report discusses the analysis of the determination of trading limit, the provision of financing facility of stock transaction and repo stock facility mainly to the retail customer in PT. CIMB Securities Indonesia. PT. CIMB Securities Indonesia has a framework for determining trading limits, providing share financing facilities and repo share facilities to the retail customers. Analysis conducted through the review of Standard Operating Procedures of the Company related to Trading Limit, Financing Facility of Stock Transaction, and Repo Share Facility as stipulated in Credit Control Policies and Procedures PT. CIMB Securities Indonesia. In addition, the results of the analysis also refer to the results of the examination by the Indonesia Stock Exchange against PT. CIMB Securities Indonesia as a member of the stock exchange. Based on the result of the analysis, it can be concluded that in the process of determining the trading limit, the provision of financing facility for stock transactions, and repo stock facilities there are still some things that are not in accordance with the Standard Operating Companies and the need to improve the quality of risk management at PT CIMB Securities Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Firdiansyah
"Seiring dengan perkernbangan pasar modal Indonesia, industri reksadana terus rnenunjukkan perkernbangan. Khususnya pada reksadana syariah perturnbuhan yang cukup signifikan dapat dilihat dari jumlah reksadana dan total NAB. Reksadana syariah sendfri dipandang sebagai alternatif instrumen investasi yang tidak hanya bersih dari riba tetapi juga dari unsur yang tidak halallainnya. Oleh karena itu, dengan besarnya jumlah umat muslim di Indonesia, potensi pasar untuk perkembangan reksadana syariah masih cukup besar.
Hanya saja sebagai sebuah produk investasi, reksadana syarah. tidak mungkinberkembang apabila hanya mengandalkan unsur keagamaan. Tanpa ditopang kinerja, yang baik, reksadana syariah akan kesulitan memperoleh investor baru. Di samping itu, bukan tidak mungkin reksadana syariah akan ditinggalkan investornya apabila tidak mampu menawarkan tingkat pengernbalian yang menarik. Dengan kata lain, walaupun secara religius kelayakan reksadana syariah sudah terjamin, kelayakan dalarn hal tingkat pengembalian yang memadai dan risiko yang dialami harus dipertimbangkan.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai reksadana syariah khususnya kelayakannya dari segi tingkat pengembalian dan risiko yang terkandung dibandingkan dengan instrumen investasi lain, seperti saham, serta di antara reksadana syariah itu sendiri Penelitian ini mengevaluasi kinerja em pat reksadana syariah yakni PNM Syariah; Danareksa Syariah Berimbang; Batasa Syariah dan BNI Dana Plus Syariah. Keempatnya rnerupakan reksadana camp.uran dan digunakan seharga sampel penelitian.mengingat sebagian reksadana tersebut sudah cukup lama hadir di Indonesia. Periode penelitian adalah selarna 15 (lima belas) bulan yakni antara bulan April 2004 hingga Juli 2005, dan menggunakan parameter indeks Sharpe, Treynor dan Jensen.
Hasil analisis dengan perhitungan return 1 harian menunjukkan kinerja reksadana yang buruk menurut seluruh indeks. lndeks Sharpe hanya menunjukkan nilai positif untuk PNM Syariah (0,02763). Sementara, indeks Treynor dan Jensen tidak menunjukkan nilai positif untuk keempat reksadana. Dibandingkan dengan pasar, reksadana yang berkinerja lebih baik hanya PNM Syariah menurut indeks Sharpe dan Treynor; Menurut indeks Jensen, tidak ada reksadana syariah berkinerja lebih baik dari pasar. Kinerja PNM Syariah, Danareksa Syariah Berimbang, bahasa Syariah, BNI Dana Plus Syariah, dan pasar berturut-turut menurut indeks Sharpe adalah 0,02763, -2,23484, -15,41893, -1,80812, -0,072666; indeks Treynor menghasilkan -0,00196, -0,01597, -0,06100, -0,07856, -0,00607; dan menurut indeks Jensen adalah -0,03075, -0,00790, -0,01174, -0,01201, 0,0000.
Berdasarkan perhitungan rolling return 3 bulanan, reksadana umumnya berkinerja baik menurut seluruh indeks. Nilai negatif hanya diperoleh PNM Syariah (-0,51967) menurut ihdeks Treynor dan Danareksa Syariah Berimbang (-0,00003) menurut indeks Jensen. Dibandingkan dengan kinerja pasar, reksadana yang berkinerja lebih baik adalah Batasa Syariah dan BNI Dana Plus Syariah menurut indeks Sharpe dan Treynor; dan PNM Syariah, Batasa Syariah dan BNI Dana Plus Syariah menurut indeks Jensen. Kinerja PNM Syariah, Danareksa Syariah Berimbang, Batasa Syariah, BNI Dana Plus Syariah, dan pasar berturut-turut menurut indeks Sharpe adalah 0,.12723,. 0,85395, 2,85723, 1,39426,. 0,89655;. Indeks Treynor menghasilkan -0,51967, 0,04511, 0,29091, 0,81526, 0,04514; dan menurut indeks Jensen adalah 0,08285,-0,0003,0,01448,0,01523,0,0000."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Widyawati
"Analisis Kinerja Reksadana Obligasi Rekap Perbankan dan pengaruh variabel-variabel ekonomi makro adalah penelitian yang akan menganalisa seberapa jauh kinerja Reksadana Pendapatan tetap yang berbasis Obligasi Rekap Perbankan akan dipengaruhi oleh variabel-variabel indikator makro yaitu Nilai Tukar Dollar terhadap Rupiah (Kurs), Tingkat inflasi dan Net Foreign Asset(NFA) atau Aktiva Asing Bersih. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fakta 65 % dari seluruh reksadana berasal dari dari Reksadana berbasis obligasi Rekap atau sekitar Rp 50,6 Triliun sd. Juni 2003(Penelitian Agus Sugiarto, 2003).
Indikator makro digunakan karena pertimbangan perubahan nilai tukar (Kurs) akan mempengaruhi rate of return yang akan diperoleh investor, dimana Kurs meningkat maka tingkat suku bunga bank akan turun dan rate of return yang diperoleh dari Obligasi (berbasis bunga tetap) akan meningkat. Tingkat Inflasi merupakan faktor mendasar dalam indikator ekonomi makro yang berpengaruh pada suku bunga bank, tingkat inflasi tinggi menyebabkan suku bunga bank akan tinggi pula, adanya kondisi tersebut menyebabkan rate of return yang diterima dari Reksadana menjadi rendah, sedangkan pemilihan variabel Aktiva Asing l3ersih(NFA) karena adanya fakta reksadana muiai menarik investasi dari dalam atau luar negeri dengan indikasi Nilai Aktiva Bersih Reksadana naik tetapi dana pihak ketiga tidak turun/Deposito(Adler H. Manurung,2003).
Penelitian ini menggunakan metode Regresi Berganda yang diaplikasikan pada tiga model yaitu Model Conditional Alfa Jensen(Ferson-Schadt 1996), Treynor Mazuy (Ferson-Weather 1996) dan Model 4 Faktor(Pengembangan Model Carhat 1997).
Hasil yang didapat menunjukkan kesimpulan bahwa berdasarkan :
- Regresi Panel Data: Tingkat Inflasi dan NFA mempunyai keberartian penting pada kinerja Reksadana Obligasi Rekap(Model Alfa Jensen,Treynor Mazuy dan 4 Faktor) sedangkan Kurs, mempunyai keberartian penting pada kinerja Reksadana Obligasi Rekap (Hanya pada Model 4 Faktor).
- Regresi per Reksadana; Kurs mempunyai keberartian penting pada kinerja Reksadana Obligasi Rekap BNI Dana Plus(Model Treynor Mazuy), MP Investa Lestari 2 dan Lippo Dana Mantap(Model 4 Faktor), NFA hanya berpengaruh pada Niaga Smart Fund dan Niko Gebyar lndonesia(Model 4 Faktor), sedangkan inflasi berpengaruh pada kinerja Dana Gebyar Indonesia(Model Alfa Jensen), BNI Dana Plus(Model Treynor Mazuy), Niaga Smart Fund(Model Alfa Jensen dan Treynor Mazuy), Niko Gebyar Indonesia, dan Panin Gebyar Indonesia (Model Alfa Jensen, Treynor Mazuy, dan 4 Faktor).
Hal ini menunjukkan tingkat inflasi mempunyai pengaruh yang penting dalam pengambilan keputusan investasi dibanding Kurs dan NFA, hal ini sesuai penelitian terdahulu bahwa inflasi mempunyai keberartian yang penting terhadap kinerja Reksadana Obligasi (Renatha Gunstina,2003).
- Hasil lain diperoleh nilai Alfa Jensen positif signifikan pada seluruh Reksadana Obligasi Rekap, artinya menunjukkan seluruh kinerja outperform terhadap pasar, dan kemampuan Manajer Investasi dalam Stock Selection menunjukkan positif signifikan pada seluruh Reksadana Obligasi Rekap tetapi kemampuan Market Timing Manajer Investasi mayoritas tidak dimiliki seluruh reksadana obligasi rekap kecuali oleh Reksadana Niko Gebyar Indonesia.

Performance analysis of the bond mutual funds based recapitalization bank and the effect of macro economic variables is a research conducted to analyze the effect of macroeconomic variables on the performance of government bond mutual funds based recapitalization bank.
Macroeconomic variables being analyzed are Rupiah exchange rate against US Dollar, Inflation Rate and Net Foreign Asset. This research conducted due to the facts that approximately 65 %( Rp 56 Trillion) of all mutual funds were mutual funds of government bonds based recapitalization bank (Research of Sugiarto, 2003).
Each of the macroeconomic variables being used therein has its own consideration; Exchange rate movements has an impact on the investor rate of return, where increase in exchange rate will drive the interest rate down and eventually increase mutual fund investor rate of return. The same goes with inflation rate. High inflation rate tends to drive interest rate up and finally decrease investor rate of return. Meanwhile the Net Foreign Asset(NFA) being chosen as, one of the variable because there were a tendency of an increase in mutual fund Net Asset Value due to capital inflow or outflow, while there were no tendency of movement in time deposits(Manurung, 2003).
The research performed using multiple regression method applied on Alfa Jensen Conditional Model (Ferson-Schadt, 1996), Treynor-Mazuy Conditional Model (Ferson-Weather, 1996), and Four Factors Model (Expantion of Carhat Mode!, 1997). The result shows that, according to:
- Panel data regression: Inflation rate and NFA have a significant influence on the performance of government bonds mutual fund (on all of the models), while exchange rate only shows a significant influence on Four Factors Model.
- Regression on each Mutual Fund Exchange rate has a significant influence on the performance of government bonds based mutual funds named BNI Dana Plus(Treynor-Mazuy Model), MP lnvesta Lestari 2 and Lippo Dana Mantap(Four Factors Model), NFA has a significant influence on Niaga Smart Fund and Niko Gebyar Nusantara(Four Factors Model), while inflation rate has a significant influence on the performance of Dana Gebyar Indonesia(Alfa Jensen Mode!), BNI Dana Plus(Treynor-Mazuy Model), Niaga Smart Fund(Alfa Jensen and Treynor Mazuy Model), Niko Gebyar Indonesia and Panin Gebyar Indonesia(All Models). This result implies that the inflation rate has more significant influence than exchange rate and NFA on investment decision making. The result also align with previous studies that inflation rate has a significant influence on the performance of government bonds mutual funds based recapitalization bank.
- Positive Alfa Jensen coefficient on all government bonds based mutual funds shows that all of them outperform the market. The performance of investment managers on Stocks Selection shows a significant positive result on all mutual funds, but the performance on "Market Timing" only possessed by Niko Gebyar Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prakarsa Panjinegara
"Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk melihat seberapa jauh pengaruh perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar terhadap tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode sebelum krisis moneter yang diambil sejak periode Januari 1995 sampai dengan Juni 1997, dibandingkan dengan periode krisis moneter yang diambil sejak periode Juli 1997 sampai dengan Desember 1999 yang dianalis dengan menggunakan data mingguan pada periode tersebut.
Selain daripada itu penelitian ini juga melihat pengaruhh tingkat pengembalian pasar (return IHSG), perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga SBI, perubahian nilai tukar Rupiah atas US Dollar terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat portofolio industri di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Pada periode sebelun krisis tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Salim Gabungan (IHSG) dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan tingkat suku bunga SBI, sedangkan pada periode krisis return IHSG dipenganihi secara signifikan oleh
perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar.
Hasil penelitian juga menunjukkan dengan mengggunakan analisis multi faktor yang merupakan sintesa antara model Arbitrage Pricing Theory (APT) dengan model Capital Asset Pricing Mode! (CAPM) didapat adanya perbedaan pengaruh yang nyata antara periode sebelum krisis rnoneter dan periode krisis moneter antara pengaruh perubahan variabel ekonomi makro yang digunakan pada penelitian terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat pengembalian portofolio industri di Bursa Efek Jakarta.
"
2000
T20609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thanthowie Jauharie
"Reksadana adalah salah satu jenis investasi yang diminati oleh banyak orang, karena dilakukan oleh manajer investasi sehingga investor dapat merasa lebih aman. Reksadana saham merupakan jenis reksadana yang dapat memberikan return terbesar. Namun reksadana tidak terlepas dari risiko sistematis atau faktor ekonomi makro seperti IHSG, Nilai Tukar, inflasi, dan kasus Covid-19 yang berpengaruh terhadap kinerja reksadana. Terdapat 172 sampel reksadana saham yang diuji menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah IHSG dan nilai tukar berpengaruh signifikan negative, inflasi berpengaruh signifikan positif sedangkan kasus Covid-19 tidak berpengaruh signifikan pada Kinerja reksadana saham di Indonesia.

Mutual funds are one type of investment that many people are interested in, because they are carried out by investment managers where investors can feel more secure. There are seven types of mutual funds, stock mutual funds are the type of mutual funds that can provide the biggest returns. However, mutual funds cannot be separated from system risk, the purpose of this study is to analyze the effect of macroeconomic factors such as inflation, exchange rates, JCI, and the case of Covid-19 on the return of stock mutual funds in Indonesia. A sample of 172 mutual funds were selected using purposive sampling technique and tested in this study, data were collected from Thompson Reuters and Bank Indonesia. The method used in this research is multiple linear regression analysis. The result of this research is JCI and exchange rate have a negative significant effect and inflation have a positive significant effect on equity mutual funds performance in Indonesia, while the covid-19 cases has no significant effect on equity mutual fund performance."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmadini Adi Putri
"Karya akhir ini bertujuan untuk mengukur kemampuan Reksa Dana Saham di Indonesia dengan melihat kemampuan market timing dan stock selection yang dilakukannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Sharpe Measure dan Treynor measure, secara umum reksa dana saham di Indonesia pada tahun 2006-2011 memiliki kinerja yang baik. Namun berdasarkan Jensen alpha ada dua reksa dana yang memiliki kinerja superior dan berdasarkan Information Ratio hanya terdapat satu reksa dana saham yang memiliki kinerja superior. Berdasarkan model Treynor-Mazuy dan Henriksson-Merton sebagian besar manajer investasi dalam penelitian ini tidak memiliki kemampuan market timing hanya ada empat reksa dana saham yang memiliki kemampuan market timing.

The object of this final paper is to measure the ability of Equity Mutual Fund in Indonesia by looking at the ability of market timing and stock selection . The results showed that based on the Sharpe and Treynor Measure, in general equity mutual funds in Indonesia in the year 2006-2011 has a good performance. However, based on Jensen's alpha there are two mutual funds that have superior performance and based on the Information Ratio there is only one equity mutual fund that have superior performance. Based on the Treynor-Mazuy model and Henriksson-Merton model majority of investment managers in this study did not have market timing ability of mutual funds and that only four stocks that have market timing ability."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30257
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rahmat Machribi
"Sektor yang sangat berhubungan dengan terpuruknya kinerja perbankan adalah sektor properti. Hal ini disebabkan hampir sebagian besar permodalan sektor properti diperoleh dari kredit yang diberikan oleh pihak bank. Upaya pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi diharapkan bisa mengembalikan kinerja properti yang selama krisis praktis hilang. Untuk itulah penelitian ini melihat bagaimana pengaruh Variabel makro seperti tingkat bunga, inflasi, kurs dan uang beredar terhadap tingkat pengembalian saham properti di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Penelitian menggunakan populasi semua saham properti yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (BE)) sedangkan sampel dalam penelitian menggunakan data makro seperti tingkat inflasi, jumlah uang beredar, tingkat bunga SBI dan Kurs Dollar Amerika Serikat yang diperoleh dan Bank Indonesia dan Biro Pusat Statistik serta data harga saham properti dan IHSG diperoleh dari Bursa Efek Jakarta sebanyak 33 emiten. Data yang digunakan data time series bulanan yaitu mulai bulan Juli 1998 sampai dengan Juli 2003. Analisa dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda.
Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel-variabel makro (tingkat bunga, inflasi, kurs dan uang beredar Y Variabel independen mempunyai pengaruh yang beragam terhadap kinerja saham properti. Pengaruhnya pun bervariasi , ada yang negatif dan ada pula yang positif: Tingkat pengembalian pasar sangat berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian saham properti (32 saham positif dan I saham negatif). Tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian saham properti (19 saham negatif dan 14 saham positif). Variabel perubahan uang beredar berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian saham properti (17 saham positif dan 16 saham negatif). Variabel kurs dolar Amerika berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian saham properti (23 saham negatif dan 10 saham positif), Variabel tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian saham properti (19 saham negatif dan 14 saham positif).
Hasil regresi tersebut menunjukkan terjadinya penyimpangan teoritis. Artinya, hasil regresi secara substantif menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori. Sebagai contoh, pengaruh tingkat bunga SBI yang seharusnya berpengaruh positif, ternyata dalarn realitasnya tidak selalu demikian. Bahkan untuk beberapa saham properti, pengaruh SBI justru berbanding terbalik. Hal yang sama juga ditemukan pada variabel kurs dolar Amerika."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>