Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68987 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angelina Sulistio,author
"Konsep diri merupakan bagian penting dari kehidupan seorang anak. Anak dengan konsep diri positif akan merasa dirinya kompeten dalam menghadapi tugas - tugas di sekolah. Anak dengan konsep diri negatif cenderung akan merasa dirinya tidak kompeten atau meragukan kemampuannya untuk meraih prestasi di sekolah. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsep diri seorang anak dapat mempengaruhi bagaimana anak tersebut berpikir dan bertingkah laku. Salah satu penyebab seorang anak mempunyai konsep diri negatif adalah adanya kekeliruan pola berpikir tentang diri sendiri dan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengubah kekeliruan pola berpikir pada individu adalah melalui Cognitive behavior therapy.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh cognitive behavior therapy dalam meningkatkan konsep diri anak menjadi lebih positif. Terapi dilaksanakan dengan menggunakan program - program cognitive behavior therapy yang telah disusun oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metoda studi kasus. Metoda yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancara, observasi, dan dokumen. Partisipan pada penelitian ini adalah klien Klinik Bimbingan Anak Fakultas Psikologi UI yaitu; G, anak laki-laki berusia 9 tahun 7 bulan dan memiliki konsep diri negatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cognitive behavior therapy mempunyai pengaruh positif dalam meningkatkan konsep diri anak menjadi lebih positif. Namun, peneliti meragukan apakah keberhasilan terapi benarbenar merupakan hasil terapi atau dikarenakan kondisi yang baru terjadi pada G, yaitu penurunan raport dan ia naik kelas. Oleh karena itu disarankan untuk melakukan terapi dengan jarak yang cukup jauh dengan penerimaan raport kenaikan kelas sehingga anak juga dapat menerapkan langsung coping dan positive self-talk ketika menghadapi ulangan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18103
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Andina Ratnaning Dyah
"Harter (dalam Papalia, 2004) mengemukakan bahwa konsep diri merupakan konslruksi kognitifyang menentukan bagaimana seseorang mcmandang dirinya serla mcnentukan perilakunya. Beberapa anak ada yang memiliki konsep diri akadcmik positifdan ada yang memiliki konscp diri akademik negatif. Anak dcngan dengan konsep diri akademik yang positif Icbih termotivasi untuk meraih sukses dan lebih tertantang untuk menyelesaikan Lugas atau masalah yang dihadapi sebaliknya anak dengan konsep diri akademik negaxif kurang memiliki motivasi untuk belajar dan cenderung mudah menyerah (Boggiano dalam Vasla, Hai1h_ Miller, 1999).
Program ini benujuan untuk mengubah konscp diri akademik anak pada pclajaran matematika dark ncgatifmenjadi positif' yang dilakul-can melalui pcrubahan pada pola pikirnya yang ncgatif menjadi positif. D telah berhasil mengubah konsep diri akdcmiknya pada pelajaran matematika dari negatifmenjadi positif dengan ditandai adanya perubahan pola pikir dari negalifmenjadi positif dan adanya perubahan perilaku. Kesimpulannya, Cognitive Behavior Therapy dapat diterapkan untuk menangani konsep diri akadcmik pada khususnya dan konsep diri pada umumnya. Meskipun begitu, masih ada beberapa kelemahan dalam program ini yang perlu diperbaiki dalam penerapan intervensi cagnilivc behavior rherapy sclanjutnya.

Harler (it1Papalia, 2002) said that se¢concept is a cognitive construction, a system of descriptive and evaluative representations about the seyf which determines how wefeel about ourselves and guides our action Some chlidren do have positive academic seMconcept, while the others have the negative one. Children who view them seU as academically skilled are more motivated to succeal more pensistent in their work. and more willing to seek out challenging tasks or problems. As signyicant, children with low opinions of their academic abilities are less motivated to work(Boggiano in Vasta, Haith, Miller, I 999).
The purpose of this program is to change client is academic selfwoncept _/rom negative to positive through changing child 's cognition from negative into positive. D succeeded change her academic seMeonceptj'om negative to positive. She shows the changing through cognition and behavioral change. The conclusion is Cognitive Behavioral Therapy can be applied to treat academic self-concept and seMconcept, in general. However, there are several things that need improvement in jivture Cognitive Behavior Therapy program in treating academic sehlconcept.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saskhya Aulia Prima
"Perceived self-efficacy merupakan keyakinan atau penialai seseorang bahwa dirinya mampu menguasai atau mengerjakan sesuatu. Perceived Selfefficacy yang baik dapat membantu seseorang, terutama remaja awal untuk memiliki daya tahan dan usaha yang keras dalam menyelesaikan suatu tugas. Anak atau remaja awal yang memiliki perceived self-efficacy rendah cenderung mudah menyerah dan menghindari tugas yang harus dihadapinya. Beberapa penelitian menunjukkan pentingnya seorang remaja awal untuk memiliki selfefficacy yang baik agar terus dapat mengembangkan bakat mereka serta mampu menghadapi tantangan-tantangan yang dalam kehidupan mereka sehari-hari. CBT atau cognitive behavior therapy merupakan intervensi yang memiliki fokus merubah persepsi negatif yang menjadi keyakinan seseorang mejadi lebih positif dan mampu mengubah perasaan, sensasi fisik, dan perilaku seseorang dalam menghadapi sesuatu.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penerapan intervensi CBT dalam mengubah perceived self-efficacy negatif, terutama dalam kegiatan menggambar seorang remaja awal berusia 11 tahun. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa CBT efektif dalam mengubah pandangan negatif anak mengenai kemampuan menggambarnya dan juga mengubah perceived selfefficacy negatif anak dalam menggambar yang terlihat dari perubahan perilaku dan pandangannya terhadap kegiatan menggambar dan keinginan anak untuk terus mengembangkan bakat menggambarnya.

Perceived self - efficacy is a person's belief on his capability to do something well or to attain desired output from his action. Perceived self-efficacy can help someone, especially early adolescent to increase his endurance and effort on completing a task. Early adolescent who has low self-efficacy tend to give up easily and avoid challenges that must be faced. Several studies have shown the importance of an early adolescent to have positive perceived self-efficacy in order to continue to develop his talents and be able to face challenges in daily lives. CBT or cognitive behavior therapy is an intervention that can be useful to help changing a person?s negative perceptions or beliefs to be more positive and able to change feelings, physical sensations, and behavior of a person on facing a challenge or task.
This study aims to evaluate the effectiveness of CBT interventions in changing negative perceived self-efficacy, especially in drawing ability. The participant is an 11 years old adolescent. The results of this study shows that CBT is effective intervention in changing negative views regarding the drawing ability of an early adolescent and also on changing his negative perceived self-efficacy. It is shown from the change of his behavior to continue to develop his drawing talent after the intervention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43144
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Utari Hanum Ayuningtyas
"ABSTRAK
Penurunan jumlah aktivitas pada lansia biasa dikaitkan dengan pengalaman tidak menyenangkan seperti tidak memiliki teman, perasaan hampa dan kesepian. Pengalaman tersebut didefinisikan sebagai loneliness yang sifatnya subjektif dan mempengaruhi kualitas hidup serta kesehatan individu. Loneliness ditemukan dapat mempengaruhi tekanan darah sistolik pada lansia yang mengarahkan lansia pada gangguan hipertensi.
Fenomena terkait loneliness dapat ditemukan pada para lansia di Depok. Peneliti memberikan Cognitive Behavior Therapy (CBT) pada 3 (tiga) orang lansia untuk menurunkan tingkat loneliness yang dialaminya. Jika loneliness telah menurun, maka peneliti juga mengharapkan tekanan darah lansia dapat turun dan stabil. Penelitian dijalankan dengan menggunakan desain single-subject repeated measures dengan melakukan tiga kali pengukuran di awal, pertengahan dan akhir rangkaian intervensi untuk melihat pengaruh pemberian terapi terhadap loneliness yang dialami partisipan.
Hasil dari penelitian adalah ketiga partisipan mengalami penurunan loneliness yang terlihat dari wawancara, observasi, dan pengukuran menggunakan The Revised UCLA Loneliness Scale, The De Jong Gierveld Loneliness Scale, dan Personal Definitions of Loneliness. Seluruh partisipan juga mengalami penurunan tekanan darah menurut hasil pemeriksaan menggunakan tensi meter digital. Penurunan loneliness diperkirakan terjadi karena ketaatan partisipan dalam menjalani terapi terutama dalam melakukan perubahan perilaku serta adanya motivasi yang tinggi dalam pelaksanaan terapi. Penurunan loneliness akan lebih signifikan jika partisipan memiliki dukungan sosial untuk mempertahankan perilaku positif serta kemampuan bahasa yang lebih baik. Selain itu, Partisipan telah mampu mempraktikkan teknik-teknik yang diberikan dalam terapi seperti mengenali loneliness yang dialami, relaksasi, pemecahan masalah, dan melawan pikiran buruk.

ABSTRACT
In older adults, reduced activities often related to unpleasant experiences, such as having no friends, feeling of emptiness and loneliness. Feeling of loneliness is subjective to individuals and affects their health and quality of life. It is found that loneliness can have impact on systolic blood pressure among older adults and result in hypertension.
Phenomena related to loneliness happen among older adults in Depok. This study evaluated the efficacy of Cognitive Behavior Therapy (CBT) in reducing level of loneliness among older adults, so that their blood pressure would get lower and stay in a stable condition. Design of the study was single-subject repeated measures with three participants, and three times measurement (initial, middle, final).
Results of the study suggest that all three participants' level of loneliness reduced, which can be seen from interview, observation, and scores of quantitative inventories (The Revised UCLA Loneliness Scale, The De Jong Gierveld Loneliness Scale, and Personal Definitions of Loneliness). Participants' blood pressure also reduced. Participants' compliance to therapy processes, such as high motivation and changes in behavior, contributed to the reduced level of loneliness. It is assumed that loneliness scores would be reduced more significantly if participants had better social support, maintained positive behaviors, and had better verbal capacity. Despite of lack of verbal capacity, participants were able to practice some techniques, such as identifying loneliness, relaxation, problem solving, and countering negative thoughts.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florensa
"ABSTRAK
Penelitian menunjukkan bahwa di kota Depok, Jawa Barat terdapat 71% dari 229 remaja SMA yang mengalami depresi. Depresi terjadi karena berbagai faktor salah satunya adalah efikasi diri yang rendah. Cognitive Behavior Therapy (CBT) merupakan terapi yang dilakukan untuk meningkatkan efikasi diri dan mengatasi depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan efikasi diri dan depresi setelah mendapat CBT. Metode penelitian: quasi eksperimen dengan pre-post test with control group pada penerapan CBT yang dilakukan secara berkelompok. Analisis yang digunakan adalah dependen dan independent sample t-Test, chi-square dan pearson product moment. Responden penelitian ini adalah remaja kelas VIII SMPN Kota Bogor. Populasi target penelitian ini adalah 222 remaja yang memiliki efikasi diri rendah dan depresi dengan sampel sebesar 72 remaja. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efikasi diri remaja yang mendapat CBT lebih tinggi secara bermakna dibanding remaja yang tidak mendapat CBT, depresi remaja yang mendapat CBT lebih rendah secara bermakna dibandingkan penurunan depresi pada remaja yang tidak mendapat CBT. Peningkatan efikasi diri mempunyai hubungan yang kuat dalam menurunkan depresi pada remaja dengan arah hubungan negatif. Terapi CBT direkomendasikan pada remaja dengan efikasi diri rendah dan depresi.

ABSTRACT
Research shows that in Depok City West Java, 71 % of 229 high school teenagers experience depression. Depression occurs because of various factors, one of them is low self-efficacy. Cognitive Behavior Therapy (CBT) is a therapy performed to improve self-efficacy and counteract depression. This study aimed to determine the alteration of self-efficacy and depression after receiving a CBT. This research applied a quasi experiment method with pre-post test with control groups in the CBT performed in groups. Data were analyzed using dependent and independent sample t-Test, chi-square and pearson product moment. Respondents of this research were teenagers of class VII at a Junior High School in Bogor. The target population of this research was 222 teenagers who had low self-efficacy and depression with 72 teenagers as the samples. The result showed that the improvement of self-efficacy of teenagers who received CBT was significantly higher than the teenagers who didn’t get CBT, and the depression of teenagers who accept CBT was significantly lower than the depression of teenagers who didn’t get CBT. The improvement of self-efficacy had a strong correlation with the decline of teenagers’ depression in a negative direction. CBT therapy is recommended for teenagers with low self- efficacy and depression. "
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arlita Permanasari
"HIV menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia, dan berkembang sangat pesat di antara perempuan. Pasien HIV akan menghadapi banyak perubahan, mulai dari perubahanan medis hingga perubahan sosial dan psikologis. Kondisi ini membuat level depresi para pasien HIV menjadi lebih tinggi, sehingga kualitas hidupnya menurun. Intervensi perlu diberikan agar pasien HIV dapat melakukan rekonstruksi pandangan negatif terhadap diri sendiri, orang lain dan masa depan. Salah satu intervensi yang efektif adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT), yang bertujuan untuk merestrukturisasi kognitif agar muncul respon yang lebih adaptif.
Metode penelitian dilakukan dengan one group before-after study design dan convenience sampling di RS POLRI, Jakarta Timur. Intervensi dengan CBT dilakukan sebanyak enam sesi.
Hasil dari empat partisipan, tiga diantaranya dapat mengikuti intervensi sampai selesai dan menunjukkan pengurangan simtom depresi serta peningkatan kemampuan coping terhadap perasaan negatif. Hal ini dapat dilihat dari penurunan skor BDI dan evaluasi kualitatif.
Kesimpulan CBT efektif untuk menurunkan simtom depresi pada perempuan yang mendapatkan diagnosis positif HIV tanpa melakukan perilaku beresiko. Teknik yang dianggap membantu adalah sharing, penulisan berkat, keeping-diary, identifikasi jenis pemikiran, metode A-B-C-D, behavior experiment, dan teknik relaksasi.

HIV is one of the common causes for death throughout the world also widely spread among women. HIV patients would encounter many changes, beginning from medical condition alteration, social and psychological changes in their life. These conditions lead HIV patients to have severe depression, thus a low quality of life. An intervention is crucial to help them reconstruct the negative negativistic view of oneself, others, and patient's future. One effective intervention would be a Cognitive Behavioral Therapy (CBT), aiming to restructure their thinking thus having more adaptive responses later on.
Methods. The research design for this study is one group before-after study design and convenience sampling was done in the National Police Hospital (Rumah Sakit POLRI), Jakarta Timur. Intervention was done with six sessions of CBT.
Results. Among all four participants, three of them completed the whole session and showed a significant decrease for their depressive symptoms and an increase coping ability towards negative emotions. This was obtained through BDI scoring results and qualitative evaluations.
Conclusion. CBT is effective to reduce depressive symptoms among HIV-positive women without risky behaviors conduct. Some techniques that would be helpful are sharing, blessings writing (gratefulness), diary keeping, thoughts identifications, A-B-C-D methods, behavioral experiments, and relaxation technique.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T36781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marella, Aenea
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pemberian intervensi Cognitive Behavior
Therapy (CBT) dapat mengurangi simtom-simtom depresi pada mahasiswa UI tahun pertama
penerima Bidikmisi. Penelitian ini menggunakan desain one group before and after study
design, dengan jumlah partisipan sebanyak tiga orang. Masing-masing partisipan mengikuti
sesi CBT sebanyak enam kali, disertai satu kali sesi follow up (2 - 3 minggu setelah sesi
terminasi). Proses screening awal dilakukan dengan memberikan Beck Depression Inventory
(BDI) kepada mahasiswa UI tahun pertama penerima Bidikmisi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa CBT efektif dalam mengurangi simtom-simtom depresi mahasiswa UI
tahun pertama penerima Bidikmisi. Didapati penurunan skor BDI yang signifikan dan level
depresi partisipan berubah dari "berat" menjadi "tidak ada tanda-tanda depresi" dan "ringansedang".
Selain itu, perubahan kualitatif juga dilaporkan dalam penelitian ini.

ABSTRACT
This study evaluated the efficacy of Cognitive Behavior Therapy (CBT) in reducing
depressive symptoms among Bidikmisi Freshmen in Universitas Indonesia (UI). Design of
the study is one group before and after study design, with three scholars as participants. Each
participant attended six sessions of CBT, followed by a follow up session (2 - 3 weeks after
termination). Beck Depression Inventory (BDI) was used in the screening process. Results
suggest that CBT reduced depressive symptoms among Bidikmisi freshmen in UI.
Participants' BDI scores reduced significantly, and their level of depression changed from
"severe" to "no symptoms of depression" and "mild - moderate". Qualitative changes were
also found and discussed."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35073
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maha Decha Dwi Putri
"Kecemasan adalah suatu perasaan gelisah atau ketakutan terhadap sesuatu yang dapat dialami oleh semua individu, termasuk diantaranya lanjut usia. Pada lansia, kecemasan dapat disebabkan oleh perubahan kondisi fisik yaitu kondisi geriatrik, perubahan psikologis yaitu perubahan fungsi kognitif, perkembangan temprament individu, dan perubahan lingkungan seperti kemiskinan, seringnya terjadi kekerasan, pola adaptasi yang gagal, serta peristiwa hidup yang negatif. Kecemasan pada lansia dapat menyebabkan munculnya beberapa penyakit, diantaranya penyakit jantung, hipertensi, hingga berujung pada kematian.
Fenomena kecemasan ini cukup sering ditemui di usia lanjut. Di Indonesia, fenomena ini sering ditemui di beberapa kota dengan tingkat populasi lansia yang tinggi seperti di Kota Depok. Penelitian ini berusaha menjawab fenomena yang ada dengan memberikan intervensi psikologis kepada lansia yang berdomisi di Depok. Intervensi ini merupakan intervensi kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) yang diberikan kepada 5 orang partisipan. Pegukuran dilakukan pada saat pra-intervensi dan pasca-intervensi untuk mengetahui perubahan tingkat kecemasan yang jelas pada masing-masing partisipan. Kelima partisipan yang mengikuti intervensi ini mengalami penurunan tingkat kecemasan yang diukur menggunakan skala PSWQ (Penn State Worry Questionaire) dan STAI (State Trait Anxiety Inventory). Penurunan pada kelima partisipan bervariasi tergantung dari masalah dan ketaatan partisipan saat mengikuti intervensi.
Kelima partisipan telah mengikuti teknik-teknik yang sudah diberikan selama proses intervensi seperti mengenali gejala, reaksi tubuh dan dampak cemas, membuat dan mengevaluasi rencana kegiatan, mengenali pikiran negatif, merekonstruksi pikiran negatif, mencari solusi dari masalah, dan berlatih relaksasi. Keberhasilan penelitian tergantung dari motivasi untuk sembuh, kepatuhan dalam mengikuti intervensi dan keinginan untuk melakukan teknik-teknik yang sudah diberikan selama intervensi.

Anxiety can be defined as a feeling of discouraged or frightened about something, occur in human beings, as well as to the old ages. For older people, anxiety can be caused by the changing of their physical condition e.g. geriatric condition, the changing of psychological condition e.g. the change of cognitive function, individual temperament development, the changing of their surroundings e.g. poverty, violence, the failure of adaptation pattern, and the negative side of life. Anxiety for the old ages may lead to some diseases such as coronary heart disease, high blood pressure which could lead them to death.
This anxiety phenomenon often appears in the old ages. In Indonesia, this phenomenon can be found in some cities with high population of the old ages such as in Depok. This research was trying to figure out the answer by giving a psychological intervention for old aged individual living in Depok. The intervention was group cognitive behavioral therapy (CBT) given to 5 participants. The measurement was done at pre intervention and post intervention to find the changing of anxiety level of each participant.
All participants who joined this intervention experienced decrease of anxiety level which was measured by PSWQ scale (Penn State Worry Questionnaire) and STAI (State Trait Anxiety Inventory). Various result was found depends on problems and the obediency of the participant during the intervention. The success of this research may be influenced the motivation of healing, obedient, and willingness to do the techniques given by participants.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31084
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Astria
"Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasi cognitive behaviour therapy (CBT) yang dibuat dalam bentuk brief untuk meningkatkan academic self efficacy pada mahasiswa dengan prestasi akademik yang rendah. Subjek penelitian berjumlah dua orang, mahasiswa strata satu yang sedang aktif berkuliah semester 4, memiliki indeks prestasi dibawah 2,25, dan memiliki academic self efficacy yang rendah berdasarkan skor College academic self efficacy (CASES).
Hasil penelitian menunjukkan intervensi cognitive behaviour therapy terbukti dapat meningkatkan academic self efficacy pada mahasiswa dengan prestasi akademik yang rendah pada kedua partisipan. Kedua partisipan menunjukkan peningkatan skor CASES pada post test. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa partisipan merasakan manfaat yang positif setelah mengikuti intervensi ini.

The objective of this research is to see implementation cognitive behaviour therapy (CBT) are made in the form of brief to increase academic self efficacy on college student with low academic self efficacy. The subjects of this research are two person, undergraduate college students who is actively enrolled 4th semesters, has GPA under 2,25, and having low academic self efficacy based on CASES score.
Result of this research shows that cognitive behavior therapy intervention proved to increase academic self efficacy college student with low academic self efficacy in both participans. Both of participants show improvement CASES score on post test. Interview result also shows that participants feel positive benefit after following this intervention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heppi Sasmita
"Di Indonesia diperkirakan 1% - 2% penduduk atau sekitar dua sampai empat juta jiwa terkena gangguan jiwa. Survei tentang penderita gangguan jiwa tercatat 44,6 per 1.000 penduduk menderita gangguan jiwa berat seperti skizofrenia Seseorang yang mengalami skizoprenia sering diawali dengan masalah harga diri rendah dengan gejala: konsentrasi dan perhatian kurang, kepercayaan diri kurang, rasa bersalah, tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimistis. Salah satu terapi yang dilakukan untuk meningkatkan kognitif dan perilaku klien adalah cognitive behaviour therapy(CBT).
Tujuan penelitian: menilai efektivitas cognitive behaviour therapy untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku klien harga diri rendah.
Metode penelitian: quasi eksperimen dengan penerapan cognitive behaviour therapy dengan pendekatan pre-post test. Analisis yang digunakan dependen dan independent sample t- Test regresi linier sederhana, chi-square dan Anova. Penelitian dilakukan di RSMM Bogor terhadap 58 klien yaitu 29 orang kelompok intervensi dan 29 orang kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan cognitive behaviour therapy meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku klien skizoprenia dengan harga diri rendah secara bermakna (p value< 0,05). Efektiiitas cognitive behaviour therapy meningkatkan kemampuan kognitif sebesar 29,31% dan kemampuan perilaku sebesar 22,4%. Kemampuan kognitif dan perilaku lebih tinggi secara bermakna pada klien yang mendapatkan cognitive behaviour therapy dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan.
Rekomendasi hasil penelitian cognitive behaviour therapy dijadikan salah Satu terapi spesialis pada klien skizopronia dengan masalah harga diri rendah."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>