Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182637 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmat Saleh H F S
"Tidak cepatnya pemulihan keadaan ekonomi Indonesia membuat lambannya peningkatan laju pertumbuhan perekonomian. Walaupun demikian, ada beberapa jenis usaha yang mampu bertahan dan bahkan berkembang pesat pada masa, sulit tersebut, salah satunya adalah usaha waralaba. Waralaba merupakan bentuk usaha yang telah lama dikenal di Indonesia dan diakui berdasarkan asas kebebasan berkontrak serta sistem terbuka buku III KUHPerdata dan pengaturannya.pada Peraturan Pemerintah No.16 tahun 1997 tentang Waralaba. Usaha waralaba dilakukan dengan dasar Perjanjian Waralaba.
Pada umumnya Perjanjian Waralaba menggunakan perjanjian baku, telah mengurangi kemampuan negosiasi Calon Franchisee dan adanya Tie-in clause di dalam perjanjian yang membatasi Franchisee. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kejujuran dan itikad baik dari Franchisor. Dalam perjanjian tersebut diatur mengenai Hak dan Kewajiban Franchisor (Pemberi Warlaba) dan franchise (Penerima Waralaba) yang merupakan hal penting dalam kegiatan usaha Waralaba.
Hak dan kewajiban yang diatur dalam perjanjian memperlihatkan ketidakseimbangan kedudukan para pihak terutama hak franchisor untuk memutuskan perjanjian sepihak. Oleh karena objek dari Perjanjian Waralaba adalah mengenai Hak Kekayaan Intelektual maka Perjanjian Waralaba itu sendiri berkaitan dengan Undang-undang No.15/2001 tentang Merek, Undang-undang No.19/2002 tentang Hak Cipta, Undang-undang No.14/2001 tentang Paten, Undang-undang No.30/2000 tentang Rahasia Dagang dan Undang-undang No.31/2000 tentang Desain Industri."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Saleh H F S
"Krisis ekonomi yang dialami Indonesia telah membuat bidang ekonomi terpuruk. Tidak cepatnya pemulihan keadaan ekonomi membuat lambannya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi. Walaupun demikian, ada beberapa jenis usaha yang mampu bertahan dan bahkan berkembang pesat pada masa sulit tersebut yaitu waralaba. Waralaba merupakan bentuk usaha yang telah lama dikenal di Indonesia dan diakui berdasarkan asas kebebasan berkontrak serta system terbuka buku III KUHPerdata serta PP No. 16 tahun 1997. Perjanjian Waralaba antara PT. X dengan PT. Y merupakan perjanjian yang dibuat pada tahun 2002 dengan menggunakan bahasa Indonesia. Dalam perjanjian tersebut para pihak melakukan pilihan hukum dengan memberlakukan hukum Republik Indonesia dan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Selain pilihan hukum tersebut para pihak juga melakukan pilihan forum yaitu melalui. Badan Arbitrase nasional. Hak dan kewajiban merupakan hak penting dalam kegiatan ekonomi dan terutama dalam suatu Perjanjian. Waralaba Perjanjian antara PT. X dengan PT. Y telah mengatur mengenai hak dan kewajiban para pihak. Hak dan kewajiban yang di atur dalam perjanjian tersebut memperlihatkan ketidak seimbangan kedudukan para pihak, dan dalam hal ini pihak penerima . waralab banyak diberatkan/dirugikan, terutama Karena besarnya imbalan Waralaba, biaya-biaya lain yang harus dibayar oleh Penerima Waralaba kepada Pemberi wairalaba. Selain itu Pihak Pemberi Waralaba juga dapat melakukan pemutusan/pengakhiran perjanjian, yang dilakukan dengan segera karena adanya klausula dalam Perjanjian bahwa para pihak mengenyampingkan pasal 1266 dan pasal 1267 KUHPerdata. Hak dan Kewajiban yang diatur dalam perjanjian pada umumnya menyesuaikan dengan ketentuan Pihak Pertama No. 16 tahun 1997. Dengan berlakunya PP No. 16 tahun 1997 tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terutama bagi pihak penerima Waralaba."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004
S21103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Vianney Indah N.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
S21518
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Budi Agus Riswandi
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005
346.048 2 BUD h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Agus R
Jakarta: RajaGrafika persada, 2004
346.048 BUD h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Haikal Assegaff
"ABSTRAK
Waralaba atau yang dikenal dengan franchise telah menjadi salah satu bentuk
bisnis yang bertujuan untuk menaikan perekonomian negara. Bisnis waralaba
sendiri sudah sangat berkembang di negara-negara maju maupun Negara
berkembang. Untuk membangun sebuah waralaba dibutuhkan peran dari hak
kekayaan intelektual, karena tanpa hak kekayaan intelektual maka waralaba tidak
akan pernah ada. Walaupun demikian tidak semua Negara memiliki kesamaan
pada peraturan tentang hak kekayaan intelektual yg digunakan untuk waralaba.
Selain itu implementasi peraturan-peraturan tersebut terhadap suatu perjanjian
waralaba akan berbeda disetiap negara. Salah satu contoh adalah peraturan dan
implementasinya di Indonesia dan Amerika yang memiliki beberapa perbedaan.

ABSTRACT
Franchise has become one of a business form that has purpose to increase the
economic growth of a country. Franchise business has developed rapidly in
developed countries and developing countries. In order to establish a franchise
takes the role of intellectual property rights, because there will never be a
franchise without intellectual property rights. Nevertheless, not all countries have
similarities on intellectual property right regulations towards a franchise.
Moreover, the implementation of the regulations towards franchise agreement will
be different in each country. One example is the regulations and implementations
in Indonesia and the United State of America which have some differences."
Universitas Indonesia, 2014
S55945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Timbul Budi
"Adanya komoditas perkebunan turut memberikan saham yang amat besar dan berharga dalam menegakkan perekonomian rakyat dan negara Indonesia maka dalam menggalakkan hasil dari komoditas perkebunan tersebut terkadang banyak kendala yang dihadapi untuk pemenuhan kebutuhan peningkat an hasil komoditas tersebut. Pada saat pengadaan sarana produksi yang mendukung hasil komoditas perkebunan tersebut yang salah satunya benih sawit yang bermutu dan bersertifikat terkadang Pusat Peneliti an Kelapa Sawit Marihat sebagai salah satu Produsen Benih Kelapa Sawit bersertifikat di Indonesia belum dapat mencukupi kebutuhan benih di Indonesia secara keseluruhan demi permintaan akan benih sawit yang bermutu dan bersertifikat. Franchise (waralaba) merupakan suatu perjanjian yang bertimbal balik karena, baik pemberi waralaba maupun penerima waralaba keduanya berkewajiban untuk memenuhi prestasi tertentu. Dalam Perjanjian kerjasama rintisan waralaba dalam pengadaan benih kelapa sawit antara Pihak PPKS sebagai Franchisor dan pihak Penangkar Bibit sebagai Franchisee dengan keikutsertaan PT Astra Agro Lestari membantu terlaksananya dan memperlancar kegiatan rintisan franchise tersebut yang didalamnya memuat pengaturan hak dan kewajiban para pihak, penyerahan hasil kerjasama, pembiayaan, keadaan memaksa maupun perselisihan . Sifat perjanjian tertulis yang berisifat rintisan waralaba benih kelapa sawit yang dibuatkan para pihak tentang hal-hal yang diperjanjikan dalam surat perjanjian kerjasama ternyata telah memenuhi apa yang menjadi syarat sahnya perjanjian dan didasarkan prinsip kebebasan berkontrak seperti yang diatur pasal 1320 yo 1338 KUHPerd. Perjanjian rintisan waralaba ini didahului perjanjian pinjam meminjam sarana produksi dan sejumlah uang yang dibuat bersama dengan perjanjian franchise dan ditandatangani para pihak. Didalam perjanjian franchise terdapat unsur perjanjian lain yaitu unsur perjanjian lisensi yang diberikan oleh pihak franchisor kepada pihak franchisee."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004
S21073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Febriani
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaturan
usaha waralaba (franchise) di Indonesia sebelum berlakunya
PP No. 16/1997 tentang Waralaba beserta ketentuan
pelaksananya, maupun setelah berlakunya peraturan tersebut.
Dalam Penelitian ini juga dibahas analisa terhadap
keseimbangan hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian
waralaba yang pada dasarnya sudah dibakukan isi dan
formatnya oleh pihak pemberi waralaba. Analisa dilakukan
terhadap perjanjian waralaba yang ada sebelum dan setelah
berlakukanya PP No. 16/1997 tentang Waralaba tersebut.
Penulisan dilakukan dengan menggunakan penelitian hukum
normatif, dimana datanya diambil dari kepustakaan (data
sekunder) dan lapangan (data primer). Pengaturan waralaba
di Indonesia dari waktu ke waktu mengalami perkembangan,
yang semula legalitas keberadaan waralaba di Indonesia
hanya berbekalkan ketentuan pasal 1338 KUH Perdata, hingga
akhirnya dikeluarkannya PP No. 16/1997 tentang Waralaba
beserta peraturan pelaksanya yang tertuang dalam bentuk
KepMen Perindag No. 259/MPP/7/1997 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba. Hal ini tentunya
berawal dari kesadaran vpemerintah untuk mendukung usaha
waralaba di Indonesia dan keinginan untuk melindungi dan
mengimbangi kedudukan para pihak dalam perjanjian waralaba.
Meskipun perj anj ian waralaba yang disepakati berisikan
klasula baku, tetapi kesimbangan para pihak tetap berada
pada posisi semestinya * Disamping menguntungkan bagi kedua
belah pihak karena bisa menghemat waktu, biaya dan tenaga,
dan bagi penerima waralaba tidak perlu lagi membuat format
sistem, cara kerja dan manajemen usaha sendiri, karena
telah ditentukan secara jelas dan lugas oleh pemberi
waralaba.;"
2002
T37717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>