Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164203 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Bintang Abadi
"Keberhasilan penanganan pasien-pasien emergensi ke rumah sakit berkaitan erat dengan "waktu penanganan" yaitu waktu antara kedatangan pasien dengan waktu tindakan yang seharusnya dilakukan, dalam hal ini tindakan pembedahan. Makin lama waktu respon penanganan akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas yang akan dialami pasien tersebut di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (UGD RSCM) yang khusus menangani pasien-pasien gawat darurat/emergensi telah ditetapkan stiatu indikator kinerja sebagai acuan keberhasilan penanganan yaitu dengan dibedakannya kasus Sangat Gawat Darurat (SGD) dan kasus Gawat Darurat (GD). Kasus Sangat Gawat Darurat adalah kondisi pasien yang rnembutuhkan tindakan pembedahan secepatnya karena adanya ancaman kehilangan nyawa. Hal ini dihubungkan dengan adanya gangguan jalan nafas, kemampuan bernafas atau gangguan sirkulasi. Sedangkan kasus Gawat Darurat adalah kondisi pasien yang memerlukan tindakan pembedahan dalam waktu 8 jam pertama (misalnya : hernia strangulata, apendisitis, trauma pembuluh darah, trombosis pembuluh darah). Dalam hal keterlambatan penanganan akan meningkatkan morbiditas yang pada akhirnya akan meningkatkan mortalitas.
Sejak saat kedatangan di UGD, pasien pada umumnya harus melewati beberapa pemeriksaan, diantaranya anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, tindakan-tindakan prabedah. Selain itu juga dilakukan konsultasi antar departemen jika diperlukan dan persetujuan pasien atau keluarganya atas tindakan pembedahan yang akan dilakukan. Bila pasien yang datang disebabkan trauma akan dilakukan Primary Survey dengan segala penanganannya dan dilanjutkan dengan Secoudary survey.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lamanya waktu penanganan prabedah pada pasien-pasien kasus SGD dan GD UGD RSCM yang akan dilakukan pembedahan beserta faktor-faktor 1 alasan yang mempengaruhinya.
Parameter yang digunakan adalah waktu yang dilalui pasien sejak kedatangan sampai dilakukan tindakan bedah dikaitkan dengan waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan-pemeriksaan dan tindakan-tindakan prabedah lainnya (persiapan prabedah)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press , 1992
617.026 HAM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rao, S. Devaji
New Delhi: Jaypee Brothers Medical, 2012
617.026 RAO g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M.N. Bustan
Makasar: Dikti, 2002
616.025 BUS e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yulius Tiranda
"Kantong stoma standar memiliki harga yang tidak bisa dijangkau oleh ostomate dengan tingkat ekonomi rendah sehingga diperlukannya alternatif lain dengan fungsi yang sama dan iritasi kulit yang minimal. Penelitian ini bertujuan menganalisa efektifitas penggunaan skin barier batok kelapa dengan kantong stoma standar terhadap cost effectiveness dan iritasi kulit peristoma.
Desain penelitian ini menggunakan RCT (randomized control trial) dengan metode pengumpulan sampel secara consecutive sampling; cross over design. Pengambilan sampel menggunakan randomisasi blok dan single blind. Sampel dalam penelitan ini adalah penyandang stoma yang berada di wilayah Palembang dengan jumlah 8 orang. Cost effectiveness diukur berdasarkan jumlah kali ganti dan harga ganti sedangkan iritasi kulit peristoma dinilai berdasarkan hiperemia yang terjadi menggunakan The SACS Instrument pada hari 0, 3 dan 7.
Hasil penelitian menggunakan paired t-test didapatkan perbedaan cost effectiveness (jumlah kali ganti) antara masing-masing kelompok, tidak terdapat perbedaan cost effectiveness (harga ganti) masing-masing kelompok. Hasil analisis menggunakan Mc Nemar didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan iritasi kulit peristoma pada masing-masing kelompok (p=0,072). Dalam jumlah kali ganti, penggunaan kantong stoma standar jauh lebih efektif dalam waktu dan tenaga dibandingkan kantong stoma standar.
Hasil penelitian ini juga mendapatkan perbedaan kejadian iritasi kulit peristoma antara batok kelapa dan kantong standar sama besarnya. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai tingkat kecembungan batok kelapa yang paling efektif sebagai skin barier, lama waktu penggunaan batok kelapa dan berapa ketebalan batok kelapa yang paling efektif sebagai skin barier. Serta perlu adanya penggabungan teknologi tepat guna dalam pengembangan batok kelapa sebagai skin barier.

Standardize stoma bags has a prices that wasn't affordable by poor ostomates, and another alternatif tool had a similarity in used it of and functions with low risk for peristomal skin irritation was needed. This research is aimed to analyze the effectiveness of coconut shell skin barrier and stoma bag for cost effectiveness and peristomal skin irritation to the colorectal cancer patient.
RCT was used in this research with cross over design approach and 8 ostomates was joined which is lives in Palembang region. Block randomization and single blind was used for sampling technique. The cost effectiveness was measured by the changes of frequency on number and price between the group and The SACS Instrumens was used to measured the peristomal skin irritation at 0, 3 and 7 days.
The results was used paired t-test that there were differences of cost effectiveness (account) and no differences of cost effectiveness (prices) between group. The result of McNemar test showed that there were no differences between group in peristomal skin irritation (p=0,072). Stoma bag was cost effectifeness (the changes of frequency on number) in time and effort better than coconut shell as a skin barrier.
This research found that there were no diferences of incidence in peristomal skin irritation between the groups. Need another continuity about the efficacy in convexity of coconut shell, how long the coconut shell could use as a skin barier and the efficacy in tight of coconut shell. And need the compounding of appropriate technology in develop of coconut shell as a skin barrier.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34893
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Miranda Warsito
"Terlepas dari dampak bencana yang luar biasa di Indonesia, Ketahanan Kesehatan Masyarakat sebagai pendekatan untuk penanggulangan bencana hanya disebutkan satu kali dalam agenda pembangunan Indonesia (RPJMN) 2015-2019. Dengan menggunakan metode analisis isi kebijakan, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis transformasi dari konsep ke implementasi Ketahanan Kesehatan Masyarakat terhadap bencana dalam RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategis (Renstra) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 2015-2019, dsn juga untuk menemukan alternatif solusi untuk implementasi konsep Ketahanan Kesehatan Masyarakat di agenda pembangunan Indonesia di masa depan (RPJMN 2020-2025). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penulisan RPJMN 2015-2019 dan Renstra BNPB 2015-2019 tidak memiliki latar belakang ilmiah, ketetapan sumber daya, ketetapan tujuan, mekanisme pemantauan dan evaluasi, dan pemegang kewajiban untuk pembangunan Ketahanan Kesehatan Masyarakat di Indonesia.

Despite the overwhelming impact of disasters in Indonesia, Public Health Resilience as an approach to disaster`s countermeasure is only mentioned once in the Indonesian development agenda (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional/ RPJMN) 2015-2019.  By utilising the method of policy content analysis, this study aims to analyse the transformation from concept to implementation of Public Health Resilience against disaster in the RPJMN 2015-2019 and The National Disaster Management Authority (Badan Nasional Penanggulangan Bencana/ BNPB)`s Strategic Plan (Rencana Strategis/ Renstra) 2015-2019, also, to find alternative solutions for Public Health Resilience concept for future Indonesia`s development agenda (RPJMN 2020-2025). The research result shows that in the write up of RPJMN 2015-2019 and Renstra BNPB 2015-2019 was lacking the scientific background, specified recourses, specified goals,  monitoring and evaluation mechanism, and specified obligation for Public Health Resilience building in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finna Fitriana
"Latar belakang : Menurut European Occupational Disease Statistic pada tahun 2016, sebanyak 38,1 % dari Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah Musculoskeletal Disorders. Penelitian pada tahun 2013 pada industri perakitan elektrik di Thailand, penyebab terban- yak MDS ekstremitas atas adalah De quervain syndrome (DQS) dengan prevalensi 13.03%. Beberapa penelitian sebelumnya mengatakan bahwa faktor – faktor pekerjaan sangatlah penting sebagai faktor risiko terjadinya DQS, selain adanya faktor individu. Faktor tersebut disebabkan pemakaian otot yang berlebihan di sekitar jari hingga perge- langan tangan, gerakan yang berulang dalam periode waktu yang lama, gerakan dengan kekuatan, dan postur kerja statis dengan durasi waktu yang lama. Pada perusahaan man- ufaktur, proses produksi dilakukan dengan menggunakan alat-alat, mesin, dan juga tetap membutuhkan tenaga pekerja untuk aktivitas pekerjaan manual dan proses kerja yang tidak bisa digantikan oleh mesin. Karena aktivitas manual handling merupakan salah satu faktor risiko pekerjaan terhadap terjadinya DQS, perlu dilakukan studi DQS pada perusahaan manufaktur. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi DQS, mengiden- tifikasi, dan menganalisis hubungan faktor pekerjaan manual handling dan faktor undi- vidu terhadap temuan DQS .
Metode : Metode penelitian ini cross section dengan menggunakan data sekunder berupa data hasil Medical Check Up (MCU) karyawan PT K tahun 2021. Sampel yang digunakan adalah seluruh data MCU karyawan dengan total 1244 sampel. Variabel bebas antara lain faktor pekerjaan manual handling dan faktor individu yaitu usia, jenis kelamin, dan masa kerja. Variabel terikat adalah De Quervain Syndrome. DQS ditentukan dengan hasil pemeriksaan tes Finkelstein pada saat MCU.
Hasil : Total responden 1244, didapatkan prevalensi DQS 9%. Pada analisis hubungan faktor pekerjaan manual handling dan faktor individu usia, jenis kelamin, dan masa kerja menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan dengan DQS pada pekerja PT K. Se- dangkan pada analisis multivariat juga menunjukkan bahwa tidak terdapat faktor-faktor yang paling dominan mempengaruhi DQS, dengan p>0.05
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan signifikan antara faktor pekerjaan manual han- dling dan faktor individu terhadap DQS.

Background: According to the European Occupational Disease Statistics in 2016, as much as 38.1% of Occupational Diseases are Musculoskeletal Disorders. Research in 2013 on the electrical assembly industry in Thailand showed that the most common cause of upper extremity MDS is Dequervain syndrome (DQS) with a prevalence of 13.03%. Occupational factors are very important as risk factors for DQS, in addition to individual factors. Manufacturing industry still need workers for manual activities and work processes that cannot be replaced by machines. Because manual handling is one of the occupational risk factors for DQS, it is necessary to study DQS in manufacturing indus- try. This study aims to determine the prevalence of DQS, identify, and analyze the relationship between manual handling and individual factors related to DQS.
Method: This research method is a cross sectional using secondary data, PT K workers Medical Check-Up result in 2021. The samples was all workes’ MCU data with total 1244 samples. Independent variables are manual handling and individual factors, include age, gender, and years of service. The dependent variable is the DQS. The DQS was diagnosed with Finkelstein test.
Results: A total of 1244 respondents were obtained, with the DQS prevalence 9%. In the analysis of the relationship between manual handling and individual factors (age, sex, and years of service) showed that no significant relationship with DQS in PT K workers. Multivariate analysis showed that there were no factors that most dominantly influenced DQS, with p>0.05.
Conclusion: : There is no significant relationship between manual handling and individual factors with DQS.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joan Farrel Liem
"Latar Belakang Kematian ibu dan anak merupakan permasalahan global yang masih dihadapi hingga sangat ini mengingat angka kematian ibu dan anak yang cukup tinggi di Indonesia. Pelatihan merupakan salah satu implementasi metode untuk menekan angka kematian ibu dan anak, keefektifan pelatihan dapat dinilai menggunakan ujian simulasi saat masa pendidikan seorang dokter menggunakan instrument yang sesuai. Metode Penerjemahan Ottawa Crisis Resouce Management Global Rating Scale versi Indonesia dilakukan pada 15 peserta ujian simulasi berdasarkan pengalaman pelatihan. Validasi didapatkan dengan melakukan uji validitas isi dan validitas konstruksi dengan menghitung nilai pearson correlation dan nilai signifikansi. Reliabilitas didapatkan dengan menghitung nilai konsistensi internal dalam bentuk nilai Cronbach Alpha. Hasil Instrumen Ottawa Crisis Resouce Management Global Rating Scale versi Indonesia memiliki rentang nilai korelasi sebesar 0,685 – 0,995 dengan uji KMO Barlett test of sphericity sebesar 0,827 dan nilai reliabilitas Cronbach Alpha sebesar 0,969. Instrumen Daftar Tilik Kasus Maternal Collapse memiliki rentang nilai korelasi sebesar 0,287 – 0,995 dengan hasil dari uji KMO Barlett test of sphericity sebesar 0,668 dan nilai reliabilitas Cronbach Alpha sebesar 0,882, terdapat 2 butir instrument yang tidak valid yaitu Initial Assessment dan Transfer Intensive Theraphy Unit. Kesimpulan Ottawa Crisis Resouce Management Global Rating Scale dan Daftar Tilik Kasus Maternal Collapse valid dan reliable pada kasus Maternal Collapse, namun diperlukan beberapa modifikasi.

Introduction Maternal and child mortality is a global problem that is still being faced to this day considering that the maternal and child mortality rates are quite high in Indonesia. Training is one of the implementation methods for reducing maternal and child mortality. The effectiveness of training can be assessed using simulation exams during a doctor's training period using appropriate instruments. Method The translation of the Indonesian version of the Ottawa Crisis Resource Management Global Rating Scale was carried out on 15 simulation exam participants based on training experience. Validation is obtained by testing content validity and construct validity by calculating the Pearson correlation value and significance value. Reliability is obtained by calculating the internal consistency value in the form of Cronbach Alpha value. Results The Indonesian version of the Ottawa Crisis Resource Management Global Rating Scale instrument has a correlation value range of 0.685 – 0.995 with the KMO Barlett test of sphericity of 0.827 and a Cronbach Alpha reliability value of 0.969. The Maternal Collapse Case Checklist instrument has a correlation value range of 0.287 – 0.995 with the results of the KMO Barlett test of sphericity of 0.668 and a Cronbach Alpha reliability value of 0.882. There are 2 invalid instrument items, namely Initial Assessment and Transfer Intensive Therapy Unit. Conclusion The Ottawa Crisis Resource Management Global Rating Scale and Maternal Collapse Case Checklist are valid and reliable in Maternal Collapse cases, but some modifications are needed."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viella Cecilia Wijaya
"Kami melakukan penelitian tentang efek pemberian minuman berkarbohidrat pada dua jam pra induksi anestesia terhadap pengurangan ketidaknyamanan prabedah untuk pasien operasi elektif. Tiga puluh sembilan pasien dewasa dengan status fisik ASA 1 dan 2 diikutsertakan dalam penelitian ini yang diacak dengan penyamaran tunggal untuk mendapatkan 300 mL minuman yang mengandung glukosa 5% atau air putih pada waktu dua jam pra induksi anestesia. Seharusnya penelitian dilakukan terhadap 68 pasien namun akibat kesalahan terhadap penghitungan jumlah sampel di awal penelitian kami dan keterbatasan waktu maka penelitian hanya dilakukan terhadap 39 pasien. Digunakan VAS sebagai metode pengukuran ketidaknyamanan prabedah yang ingin dinilai yaitu kecemasan, rasa lapar dan rasa haus. Tidak terjadi efek samping aspirasi pare pada semua subyek penelitian. Terjadi penurunan nilai VAS yang bermakna pada kedua kelompok perlakuan (p<0.05) terhadap variabel kecemasan dan rasa haus pada pengukuran di menit ke-90 dan 120 setelah pemberian minuman. Sedangkan pada variabel rasa lapar hanya terjadi penurunan nilai VAS yang bermakna pada kelompok yang mendapat minuman glukosa 5% di menit ke-90. Perbandingan nilai mean dan SD untuk penurunan VAS kecemasan, rasa lapar dan rasa haus diantara kedua kelompok hasilnya tidak bermakna (p>0.05). Kesimpulannya adalah pemberian air putih saja cukup efektif untuk menurunkan ketidaknyamanan prabedah yang berupa kecemasan dan rasa haus, namun tidak efektif untuk mengurangi rasa lapar.

We studied the effects of carbohydrate drink given two hours pre-induction of anesthesia in reducing preoperative discomforts for elective surgery patients. Thirty-nine adult patients with physical status ASA 1 and 2 were included in the study and randomized double blinded to preparation with 300mL of glucose 5% drink or plain water. The sample size was supposed to be 68 but we miscalculated it a1 the beginning of the study and also because of the lack of time, we only look 39 patients as our sample. Visual Analog Score (VAS) was used as a method of scoring the preoperative discomfort variables, which were anxiety, hunger and thirst. There were no adverse effects such as pulmonary aspiration occurred in the study. VAS was measured before, 90 and 120 minutes after the drink was given. It happened to be that both of the drinks were very effective in reducing VAS of anxiety and thirst but there were no difference between the two groups (p>0.05). Both of the drink was less effective in reducing hunger preoperatively. In conclusion, plain water is as effective as glucose 5% drink in reducing anxiety and thirst preoperative if given two hours pre induction of anesthesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nayduch, Donna
Jakarta : Salemba Empat, 2014
610.73 NAY n (1);610.73 NAY n (2);610.73 NAY n (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>