Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143210 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Aryani
"Sejak diberlakukannya AFTA (Asean Free Trade Area) atau lebih dikenal dengan perjanjian perdagangan bebas untuk wilayah ASEAN, Indonesia merupakan salah satu negara yang juga turut serta ikut dalam program tersebut. Tingkat persaingan menjadi dan semakin makin ketat, seiring dengan pertumbuhan salt-tor otomotif yang makin meningkat (rata-rata mencapai 3,5% per tahun, Media Indonesia, Januari 2004) dan regulasi bidang oli atau pelumas kendaraan yang b ergulir c epat m engakibatkan p ertumbuhan industri oli sebagai suplemen dari industri otomotif juga semakin meningkat. Salah satu produk oli impor yang memanfaatkan kebijakan pemerintah tersebut adalah Pennzoil, yaitu produk oli merek intemasional yang berasal dari negara Amerika Serikat.
Untuk melihat bagaimana kontribusi PT WGI terhadap keberadaan industri oli di Indonesia, salah satu produk PT WG1 yaitu merek Pennzoil dijadikan obyek yang akan di teliti dengan alasan dari basil penelitiannya nanti dapat dijadikan acuan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan strategi yang berkaitan dengan konsumen, terutama konsumen oli varian sepeda motor atau kendaraan roda dua. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan membeli produk oli sepeda motor merek Pennzoil di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan untuk mengidentifikasi faktor yang paling menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan membeli produk oli sepeda motor merek Pennzoil di Wilayah Penjualan Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Since the coming into effect of AFTA Oman Free Trade Area) agreement, to which Indonesia is one of the signatories, the competition became tighter as the automotive sector grew rapidly (at the average of 3.5% per annum, Media Indonesia, January 2004). The fast chaging regulatory environment of vehicle oil and lubricant industry has led to the increasing growth of oil industry as supplement to automotive industry. One of imported oil products that benefited from the government policy is Pennzoil, an International US brand oil product.
In order to assess the contribution of PT WG1 to oil industry in Indonesia, one of PT WGI's products, i.e., Pennzoil oil, is selected as the object of the study. It is expected that this study will bring results that can be taken into account in the m along of policies and strategies pertaining to the consumers, in particular consumers of motorcycle or two-wheeled vehicle motor oil. This study is aimed at identifying factors affecting Jakarta consumers' decision to buy Pennzoil motorcycle motor oil.
The samples for this study were consumers of Pennzoil two-wheeled vehicle oil or motorcycle riders in five regions within the Jakarta capital territory province. The sampling was focused on the motorcycle garages and oil outlets. The discussion of the study findings revealed that the factor considered by the customers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Aryani
"Sejak diberlakukannya AFTA (Asean Free Trade Area) atau lebih dikenal dengan perjanjian perdagangan babas untuk wilayah ASEAN, Indonesia merupakan salah satu negara yang juga turut serta ikut dalam program tersebut. Tingkat persaingan menjadi dan semakin makin ketat, saling dengan pertumbuhan sektor otomotif yang makin meningkat (rata-rata mencapai 3,5% per tahun, Media Indonesia, Januari 2004) dan regulasi bidang oli atau pelumas kendaraan yang bergulir cepat mengakibatkan pertumbuhan industri oli sebagai suplemen dari industri otomotif juga semakin meningkat. Salah satu produk oli impor yang memanfaatkan kebijakan pemerintah tersebut adalah Pennzoil, yaitu produk oli merek intemasional yang berasal dari negara Amerika Serikat.
Untuk melihat bagaimana kontribusi PT WGI terhadap keberadaan industri oli di Indonesia, salah sate produk PT WGI yaitu merek Pennzoil dijadikan obyek yang akan di teliti dengan alasan dari hasil penelitiannya nanti dapat dijadikan acuan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan strategi yang berkaitan dengan konsumen, terutama konsumen oli sepeda motor atau kendaraan roda dua. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan membeli produk oli sepeda motor merek Pennzoil di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan untuk mengidentifikasi faktor yang paling menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan membeli produk oli sepeda motor merek Pennzoil di Wilayah Penjualan Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini konsumen Pennzoil untuk kendaraan bermotor roda dua atau pengguna sepeda motor yang berada di lima wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Adapun tempat pengambilan sampel difokuskan pada penjualan oli di bengkel umum kendaraan bermotor dan di toko oli. Hasil dari pembahasan dan implikasi penelitian ini diketahui faktor yang dipertimbangkan konsumen atau pengguna oli sepeda motor merek Pennzoil adalah faktor strategi pemasaran PT WGI yang dijabarkan dalam 15 variabel.
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan diantaranya adalah tingkat pendidikan responden kebanyakan adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) dan D3 , Umur yang paling banyak adalah responden berumur produktif yakni antara lebih kecil atau sama dengan 30 tahun. Pekerjaan mayoritas responden adalah Pegawai Swasta ,Dalam proses pengambilan keputusan pada umumnya dilakukan oleh individu responden dan produk dominan dikarenakan faktor strategi pemasaran yang dilakukan oleh Pennzoil atau PT WGI yang memproduksi sekaligus memasarkan produk oli Pennzoil di Indonesia. Dan hasil perhitungan analisa faktor dapat disimpulkan prosentase kumulatif varian menunjukkan nilai yang tinggi sebesar 61,398% berarti bahwa perhitungan faktor-faktor yang ada dalam perhitungan tersebut mampu untuk menjelaskan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan untuk membeli produk oli sepeda motor merek Pennzoil.
Langkah - langkah yang disarankan oleh penulis dijelaskan bahwa konsumen sudah semakin sadar dan merasa membutuhkan produk oli yang berkualitas namun harganya tetap terjangkau dan sesuai dengan berbagai Jenis sepeda motor saat ini. Hal tersebut juga didukung oleh adanya publikasi dan keragaman program promosi yang ditawarkan. Apalagi persaingan oli saat ini sudah sangat tinggi, oleh karena itu diperlukan adanya kreatifitas dan kejelian dalam membaca kondisi dan perkembangan pasar. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka terhadap perusahaan untuk lebih meningkatkan lagi kreatifitas dalam pembuatan program promosi terutama yang berdampak langsung kepada konsumen. Kegiatan advertising juga harus konsisten dilakukan untuk terus menerus memberikan informasi yang akurat -kepada konsumen terutama yang terkait dengan kualitas produk, fitur produk dan keragaman promosi. Disamping itu, perlu ditingkatkan program pelatihan atau training product knowledge untuk para tenaga penjualan agar lebih ahli dalam memberikan penjelasan atau infonnasi tentang produk kepada para konsumen. Pada akhimya sosialisasi dan kekuatan para tanaga penjualan dalam memberikan keyakinan kepada konsumen tersebut dapat memberikan suatu keyakinan bahwa produk oli sepeda motor merek Pennzoil adalah oli yang tepat untuk kendaraan mereka.

Since the coming into effect of AFTA (Asean Free Trade Area) agreement, to which Indonesia is one of the signatories; the competition became tighter as the automotive sector grew rapidly (at the average of 3.5% per annum, Media Indonesia, January 2004). The fast charging regulatory environment of vehicle oil and lubricant industry has led to the increasing growth of oil industry as supplement to automotive industry. One of imported oil products that benefited from the government policy is Pennzoil, an International US brand oil product.
In order to assess the contribution of PT WGI to oil industry in Indonesia, one of PT WGI's products, i.e., Pennzoil oil, is selected as the object of the study. It is expected that this study will bring results that can be taken into account in the making of policies and strategies pertaining to the consumers, in particular consumers of motorcycle or two-wheeled vehicle motor oil. This study is aimed at identifying factors affecting Jakarta consumers' decision to buy Pennzoil motorcycle motor oil.
The samples for this study were consumers of Pennzoil two-wheeled vehicle oil or motorcycle riders in five regions within the Jakarta capital territory province. The sampling was focused on the motorcycle garages and oil outlets. The discussion o f t he study findings revealed t hat the factor considered by the consumers or users of Pennzoil motorcycle motor oil is the factor of PT WGI's marketing strategy which was said to have 15 variables.
The conclusions drawn from the study are that the education levels of most respondents were Senior High School and three-year D3 education program, most o f the respondents were of productive age being less than o r equal to 3 0 years, most of the respondents were private persons. In general, the decision to buy the product w as made by the respondents themselves and Pennzoil product became dominant due to the marketing strategy of Pennzoil or PT WGI that produces and market Pennzoil oil products in Indonesia. The analysis of factors showed that the cumulative variable percentage is high, namely at 61,398%. This means that the factors included in the analysis can illustrate factors considered by the consumers when making decision to buy Pennzoil motorcycle motor oil.
The author hereby recommends that, considering now consumers are increasingly aware of and need of wide range of quality yet affordable oil products for various motorcycles, publication and promotion programs are unceasing, and the competition has been increasingly tighter, producers need to be more creative and shrewd at judging the situations and market development. Therefore, the company is expected to be more creative in creating promotion programs, in particular those that have potential effect on the consumers.
Advertising activity must be constant and consistent in order to provide the consumers with accurate information on the product quality and features and variety of promotion. In addition, more training on product knowledge should be given to sales persons in order to make them good at explaining the products to the consumers. Last but not least, the company should take efforts to make the consumers familiar with Pennzoil products and to improve the strength of sales persons in convincing the customers that Pennzoil is the right oil products for them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Surghani
"Industri kreatif dalam pembuatan produk kerajinan perhiasan logam selain emas mulai menarik perhatian pelaku industri. Hal ini akan memperketat persaingan untuk mendapatkan market share. Untuk menyikapi persaingan yang semakin tinggi, pelaku industri perlu mengetahui lebih mendalam mengenai konsumen yang membeli produk perhiasan logam selain emas. Keputusan untuk membeli suatu produk didasari oleh pengetahuan, evaluasi dan atribut produk. Pada penelitian ini ingin diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap perhiasan logam selain emas, dengan melakukan survei terhadap 90 responden yang sudah pernah membeli dan mengolah data yang diperoleh dengan factor analysis dan cluster analysis menggunakan SPSS. Hasil yang didapat dari penelitian ini, bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap perhiasan logam selain emas yaitu faktor durability, faktor aesthetics, faktor workmanship, dan faktor value.

Creative industries in the making of metals jewelry besides gold began to attract the attention of industry players. This will tighten the competition to gain market share. To address the ever-increasing competition, industry players need to know more about the consumers who buy products metals jewelry besides gold. The decision to buy a product based on knowledge, evaluation and product attributes. This study wanted to find out the factors that influence consumers' purchasing decisions on metals jewelry besides gold, by conducting a survey of 90 respondents who had ever bought and procesing collected data by factor analysis and cluster analysis using SPSS. There are four factors that influence consumers purchasing decisions on metals jewelry besides gold. Those are durability, aesthetics, workmanship, and value factors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisika Putri Hapsari
"Keberadaan orang-orang gay yang kini terlihat semakin nyata di antara kita merupakan salah satu indikasi bahwa jumlah orang-orang gay ini tidak sedikit ditarnbah dengan adanya sejarah yang menujukkan bahwa gay di Indonesia sudah ada sejak jaman Tradisional. Kategori gay yang single income with no kids serta memiliki karakteristik global sebagai pengikut trend dan pelaku gaya hidup yang dinamis, menjadikan gay sebagai satu komunitas haru yang menarik untuk dipelajari.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari proposisi faktor budaya , faktor individu, faktor sosial, dan faktor psikologi pada orang-orang gay di Jakarta dengan menggunakan model pemikiran yang dikenlukakan Deborah Baxter dui T'c :as Christian University dan merggiinakan model penelitian eksploratif, dimana pada penelitian eksploratif penelitian berangkat dari sebuah konsep yang abstrak untuk kemudian menemukan dan menstrukturisasi informasi-informasi ditemukan agar dapat menuju kepada sebuah hipotesis. Penelitian ini tidak menguji hipotesis. Pengambilan data menggunakan teknik wawancara mendalam dan responden diambil berdasarkan teknik judgmental sampling.
Faktor budaya pada dibatasi pada nilai-nilai yang ada dalam lingkungan sosial gay di Jakarta dan yang berkaitan dengan pembelian produk. Penelitian ini menemukan 8 proposisi yang berkaitan dengan faktor budaya. Yang pertama adalah adanya istilah Gaydar atau gay radar sebagai media untuk mengenali sesama gay yang berupa tanda-tanda fisik dan non fisik. Kedua, adanya klasifikasi orang gay berdasarkan ras, berdasarkan media untuk sosialisasi, berdasarkan karakter penampilan orang gay dipengarulii oleh latar belakang pekerjaan mereka, vaitu bidang administratif, di bidang kreatif dart pekerja bidang lapangan. Kemudian gay juga dapat dilihat dari sifat keterbukaan orientasi seksualnya kepada orang lain. Ketiga, penelitian ini juga menemukan bahwa kegiatan seksual dan falk-tor fisik menipakan faktor penting yang dianut oleh orang-orang gay, dimana fisik dianggap sebagai media utilitas dalam mencari pasangan. Keempat, penelitian ini menemukan bahwa orang gay memperhatikan perawatan dan penampilan fisik mereka agar maksimal untuk mendapatkan pasangan dan awet muda dengan melakukan perawatan wajah dan tubuh serta mengikuti trend. Kelirna, penelitian ini menemukan bahwa perpaduan sisi feminin dan maskuiin ini menjadikan orang gay lebih peka, sensitif dan kreatif Keenam, gay akan selalu berusaha untuk bisa terlihat lebih, kelas dan status sosial adalah faktor penting mereka. Untuk ini mereka akan bekerja lebih keras atau mencari jalan lain seperti mencari gadun atau sugar daddy agar dapat mengangkat kelas sosialnya, Ketujub, gaya hidup pada orang-orang gay ternyata untuk dua kepentingan vaitu gava hidup untuk sosialisasi dan gaya hidup untuk kepentingan self image.
Faktor individual pada penelitian ini dibatasi pada umur dan gaya hidup para responden. Penelitian ini menemukan bahwa gaya hidup prang gay dipengaruhi oleh umur dan pengalaman pribadi mengenai kehidupan orang gay di luar Indonesia. Responden yang telah berumur 30 tahun ke atas dan yang pernah mengalami kehidupan gay di luar negeri cenderung masuk ke dalam kelompok actualizer dan fl lfilleds. Sementara untuk gay yang berada pada rentang 20 - 30 tahun umumnya berada pada kelas experiencer.
Faktor sosial pada penelitan ini dibatasi pada grup referensi dan menemukan bahwa gay cenderung lebih memilih sahabat sesama gay atau perempuan dibandingkan laki-laki hetero. Grup referensi ini berperan penting dalam normative influence yang memberikan pengaruh informasional, utilitarian dan pengaruh ekspresi untuk orang-orang gay. Topik-topik yang sering menjadi pembahasan di antara grup referensi adalah laki-laki, fashion, entertainment dan kehidupan prbadi masing-masing anggotanya.
Faktor psikologi pada penelitian ini dibatasi pada motivasi, dikhususkan kepada motivasi pembelian. Aspek-aspek pembangun motivasi pada responden berasal dari faktor biologis, faktor emosi atau fantasi dan faktor lingkungan. Kebutuhan responden biasanya berupa acquired needs basil adapasi lingkungan. Mayoritas pembelian berdasarkan emosional adalah untuk barang-barang trend dan merek-merek yang menimbulkan kecintaan pada diri responden. Impulsive buying dominan pada rentang usia 20 - 30 tahun dimana kegiatan tersebut dianggap sebagai elemen hiburan. Pada usia 30 tahun keatas lebih membeli barang berdasarkan rasio, kebutuhan dan kualitas produk. Lalu ditemukan pula proposisi bahwa posisi dalam kegiatan seksuat orang gay (top atau bottom) memberikan pengaruh terhadap perilaku konsumsi orang gay.
Penelitian ini menemukan sebuah konsep yang populer di kalangan orang-orang gay yaitu konsep gay friendly yang biasanya ditujukan untuk sebuah lokasi. Gay friendly adalah situasi yang dapat membuat gay merasa nyanian berada di sebuah lokasi, walaupun sebenarnya tempat tersebut ditujukan untuk segmen hetero.
Penelitian ini juga menemukan bahwa produk atau tempat untuk orang gay di Jakarta ternyata sudah ada, balk yang dikhususkan untuk gay yang kebanyakan adalah entertainment, atau yang secara implisit ditujukan untuk orang gay yang biasanya menggunakan tanda-tanda hanya dapat dimengerti oleh orang-orang gay, seperti bahasa (contoh : PLU, Q), warna -warna terang, potongan pakaian yang spesifik (Contoh: body fit, kaos ketat, celana ketat), dan ornamenomamen pada pakaian. Promosi yang biasanya dilakukan untuk orang gay adalah melalui mouth w mouth, fasilitas internet, telepon dan sms.

The presence of gays in the society has become more obvious nowadays. This is an indication that the quantity of gays in the society have risen above the amount from the traditional era. Gays with the characteristics of single income with no kids and usually are trend followers of globalization live a life that is dynamic, make the gay community very interesting to study.
The objective of this research is to determine the proposition of the culture, individual, social, and psychology actors which influence the gay society in Jakarta in terms of product's buying activitiy. The model used to examine this phenomenon was taken from the thoughts of Deborah Baxter .from Texas Christian, University, ::while the research method used is the expolatory method. This exploratory method would start from an abstract view of the concept to later on determine and structurize all the information so that it can be used to determine a hypothesis. This research will not test the hyphotesis but gather all information and hypothesis or proposition gathered. Technique used to gathered informations was in depth interview and respondent was taken using judgemental technique sampling.
The culture factors which inlufence the gay society in Jakarta will only be looked upon from the charactersitics of which gays buys their products. There are eight propositions of which will be looked upon in this study from the culture point of view. The first is what is called the gaydar or gay radar, which is a kind of media or gays to determine other gays in the society. The second would be the clasiffication of gays according to race, the media they socialize in, and also their appearance which is usually a direct affect from their background, namely administrative, creative or field work. Gays can also be characterized from their sexual openess to others. The third would be how the gays use the method of physical and sexual factors an important media to find their partners. The fourth, the reality in which gays give extra attention to take care of their physical appearance as art effort to maximize their chance in getting a partner and also to stay young in apppearance. The fifth, the mixture of the feminin and masculin side make gays more sensitive and creative. The sixth, gays often desire to appear more Fancy in style, as class and status matter greatly for them. For this purpose it is very common that gays work harder so that they can achieve more income to support their lifestyle, or they try to find other ways to do that such as finding a gadun or sugar daddy. The seventh, gays live in two life dimensions, one for socialization and secondly for self-image.
The individual factors of this study will be looked upon from the age and the lifestyle of the respondents This study reveals that a gay's lifestyle is heavily affected by their age and life experience of foreign gay societies. The respondents which are 30+ years old and have had foreign gay society experience tend all into the actualizes and fullields category. Whilst the ones which are between 20-30 years old tend to all into the experiencer category.
The social factors in the study will be looked upon from the reference group and has found that gay are more intend and comfort to have nor a woman best friend or gay, rather than a heterosexual man. The reference groups in gay world is important to transfer normative value which influences them in the aspect of information, utilitarian and expressive way for gay. Topics that are often happened in gay group is a light topics such as man, fashion entertainment and personal life among members.
The psyhcology factors in the study will be looked upon from the buying motivation. The arousal motives in gay people is caused by biological factors, emotional factors and environmental factors. The needs oftenly is the result from environment learning. Majority, the buying activity of gay people was based on emotional or impulsive buying, specifically for trend items or product that courage fetish feeling among individual_ Impulsive buying is dominant to those are in the range of-20-30 years old. Meanwhile to those who are above 30, buying activity was based on ratio, need and the product quality. This research has also found that the sex style has influenced gay in their buying activity.
This research has also found the gay friendly concept among gay people. Gay friendly concept oftenly is for a location that has the ambiance of comfort, friendly that made gay people are enjoy to be there, even though this location was built for heteroseksual segmentation.
This research has also found that gay's product or specific location for gay in Jakarta are already existed now. Most of them are in the entertainment area. Those who are implicitly aiming gay people oftenly used sign or symbol that can only be understood by gay people, such as language (example : PLU, Q), bright colors or specific cutting for wardrobe (example : body fit, body flattering, tight pants) and special ornaments. Promotion for gay products in Jakarta commonly using mouth to mouth method, Internet facilities, direct phones and sms.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18497
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumowa, Priscilla J.
"Keterlibatan konsumen (consumer involvement) meskipun dalam penelitian pemasaran di Indonesia kurang begitu banyak ditemukan, penelitian tentang keterlibatan konsumen ini telah dilakukan di manca negara sejak sekitar 7 dekade lalu. Ini terbukti dengan adanya jurnal hasil penelitian yang dilakukan oleh Sherifdan Cantril (1947) seperti yang dikemukakan oleh Andrews et al. (1990) yaitu penelitian tentang psychology of ego-involvement. Keterlibatan konsumen merupakan topik yang tidak dapat diabaikan begitu saja dalam perilaku konsumen, mengingat keterlibatan konsumen sangat mempengaruhi perilaku pembelian produk atau jasa.
Hal lain yang dapat diteliti bersamaan dengan keterlibatan konsumen ini adalah efektivitas iklan. Adalah penting bagi perusahaan pengiklan produknya untuk melihat hubungan efektivitas iklan dengan derajat keterlibatan konsumen. Hai ini diperlukan untuk mengevaluasi apakah iklan yang dibuat dan ditayangkan di berbagai jenis media massa cukup efektif dalam menyampaikan pesannya kepada konsumen yang dituju. Jika belum cukup efektif, usaha apa yang harus dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mengefektifkan variabel-variabel yang dianggap tidak efektif.
Masalah yang diteliti dalarn tesis ini adalah berupa pengukuran derajat keterlibatan konsumen terhadap produk dan dihubungkan dengan efektivitas iklan tersebut, dengan menggunakan iklan produk oli motor Revtex. Hasil kuesioner yang dibagikan menghasilkan pemisahan konsumen ke dua cluster, yaitu dua jenis keterlibatan, keterlibatan tinggi (high involvement) dan keterlibatan rendah (low involvement). Analisis dilakukan dengan menggunakan Skala Personal Involvement Inventory yang dikembangkan oleh Zaichowsky (Andrews et al., I990) dan diikuti oleh perieliti-peneliti Iainnya. Kemudian analisis faktor dilakukan untuk rnelihat faktor-faktor karakter pribadi konsumen yaitu kegiatan, minat dan pilihan atau AIO (Activities, Interests and Options) yang muncul paling menonjol di antara kedua cluster konsumen dan dijadikan ciri gaya hidup masing-masing cluster konsumen tersebut. Analisis Chi-Square digunakan untuk melihat pengaruh faktor demografi terhadap derajat keterlibatan kdnsurnen. Setelah itu dilakukan uji analisis. varian (ANOVA) untuk melihat perbedaan pengaruh indicator-¬indikator variabel persepsi konsumen.
Pada penelitian ini, pertama-tama ditemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada kedua cluster konsumen terhadap variabel demografi yakni pada indikator Pekerjaan, Pendidikan Terakhir dan Pengeluaran per Bulan. Tidak adanya perbedaan signifikan terlihat pada analisis faktor keterlibatan konsumen terhadap seluruh indikator variabeI pribadi - persepsi. ANOVA juga digunakan untuk melihat perbedaan kedua cluster konsumen terhadap efektivitas iklan yang menggunakan Hirarki Efek. Hasilnya, kedua cluster konsumen menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap empat dari enam indikator variabel efektivitas iklan tersebut yaitu Kesukaan, Preferensi, Keyakinan dan Pembelian. Dengan demikian, hasil penelitian terhadap iklan produk motor Revtex ini adalah terdapatnya hubungan antara derajat keterlibatan konsumen dengan efektivitas iklan.
Adapun analisis efektivitas iklan ini menggunakan iklan "Tantangan Harta Karun Revtex", yakni iklan promosi bcrhadiah oli motor Revtex yang saat ini sedang diadakan, Hasil penelitian ini memungkinkan manajemen penrsahaan PT. Caitex Oil Indonesia untuk dapat mengevaluasi kebijakan program promosi melalui iklan agar semakin efektif dan berhasil membangun brand awareness kepada konsumen yang dituju."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dion Dewa Barata
"Saat ini kondisi persaingan penyedia jasa layanan penerbangan semakin tajam, terutama sejak kenaikan harga serta pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada Avtur, sebagai bahan bakar pesawat, menjadikan biaya operasional perusahaan penerbangan meningkat. Peningkatan ini tentu juga berimbas pada kenaikan harga tiket sehingga mengurangi keunggulan bersaing dari perusahaan penerbangan. Peningkatan biaya operasional ini juga berimbas pada penyampaian informasi kepada konsumen yang biasanya dilakukan melalui kampanye iklan.
Solomon (2004) menyatakan bahwa informasi kepada konsumen menjadi faktor yang panting dalam proses pengambilan keputusan membeli konsumen. Salah satu sumber informasi yang digunakan oleh konsumen adalah melalui Word of Mouth (WOM) dimana informasi dicari oleh konsumen dari orang lain. Pencarian informasi WOM ini dipengaruhi oleh dua hal yaitu pengetahuan konsumen tentang layanan penerbangan dan persepsi resiko konsumen tentang layanan penerbangan. Kedua hal itu rnempengaruhi pencarian WOM secara aktif oleh konsumen dan pada akhirnya mempengaruhi keputusan konsumen menggunakan jasa layanan penerbangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana WOM yang dicari secara aktif oleh konsumen dapat berpengaruh pada keputusannya menggunakan jasa layanan penerbangan.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada konsumen jasa layanan penerbangan di lima wilayah DKI Jakarta dengan jumlah responden sebanyak 187 orang. Jumlah responden yang besar dikarenakan pengolahan data dilakukan dengan metode SEM (Structural Equation Modelling) menggunakan program Lisrel 8.30 dengan metode estimasi Maximum Likelihood.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel pengetahuan konsumen berpengaruh secara positif terhadap persepsi resiko konsumen tentang jasa layanan penerbangan. Variabel pengetahuan konsumen berpengaruh secara positif terhadap pencarian WOM secara aktif oleh konsumen. Penelitian ini juga menemukan pengaruh negatif persepsi resiko terhadap pencarian WOM oleh konsumen secara aktif. Variabel WOM secara aktif dicari oleh konsumen kemudian akan berpengaruh terhadap keputusan membeli konsumen. Dalam konteks penelitian ini, keputusan membeli konsumen adalah keputusan konsumen untuk menggunakan jasa layanan penerbangan.
Selain itu terlihat pula bahwa persepsi resiko konsumen juga mempengaruhi keputusan membeli konsumen. Hal ini disebabkan karena konsumen tidak ingin mengambil resiko dengan mengambil keputuan yang salah. Oleh sebab itu konsumen membutuhkan lebih informasi dan salah satu sumber yang digunakan adalah melalui WOM. Ini menunjukkan bahwa WOM merupakan suatu sumber informasi yang dianggap penting, bukan hanya sebagai sumber informasi pelengkap raja. Key point dari penelitian ini adalah bahwa WOM memiliki keunggulan untuk menyebarkan informasi secara efektif dan dapat dipercaya oleh konsumen sehingga apabila dapat dikelola dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan.

Recent development in rapid competition of airline industries, especially since the rise of price fuel (AVT'UR) and more higher tax deduction, implies that more operation cost is needed which effect to the rise of ticket price and the reduction of airline' s competitive advantages The rise of operation cost also implies information deliverance process from the airlines to their consumer which usually used advertising campaign as its channel.
According to Solomon (2004), information deliverance to the customer is the critical factor in consumer buying decision process. One of the information sources used by the customer is through word of mouth (WOM) which customer seeks the information from the other people. The process of seeking the WOM are effected by two variables, consumer knowledge and risk perception of airline services. These two variables effects the customer 's WOM searching activity and at the end also effects consumer buying decision for using the airline services. The main purpose of this research is to study how WOM, that actively sought by customer, effects customer buying decision for using the airline services.
This Research is a case study on airline's customer in Jakarta. Total respondent are 187 which are gathered from five districts in Jakarta Data analysis use SEM (Structural Equation Modeling) with applicable software package Lisrel 8.30. Estimation Method in analyzing the data is Maximum Likelihood
The results of data processing shows that consumer knowledge variable positively effect customer risk perception variable on airline services. Customer knowledge variable also positively effects WOM actively sought by customer. This research found that consumer perceive risk negatively effects WOM actively sought by customer. This variable, WOM actively sought by customer, then positively effects consumer buying decision. In this research context, consumer buying decision is describe as consumer decision for using airline services.
This research also found that customer risk perception implies consumer buying decision. This because customer do not want to take the risk by making a wrong decision. They need more information and one of the sources used to find information is through WOM. This shows that WOM is important source of information. The key point of this research is WOM has an advantage to spread the information effectively and trustable to the customer and iIt can give a large benefit for the company if it manage properly.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira
"Tesis ini merupakan penelitian mengenai preferensi nasabah FIF terhadap FlF syariah serta karakteristik nasabahnya. Selain itu penelitian ini melihat faktor - faktor yang paling dominan mempengaruhi preferensi nasabah FIF penelitian ini menggunakan landasan konsep perilaku konsumen sebagai dasar variabel yang hendak diuji ada sepuluh variabel yang terdiri dari usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan serta jumlah angsuran, jangka waktu kredit, keyakinan nasabah terhadap ajaran agama tentang larangan atas sistem bunga (riba) atau alasan emosional dan pengetahuan nasabah mengenai kehadiran sistem pembiayaan syariah dalam hal ini adalah FIF syariah.
Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan dengan melakukan penyebaran kuisioner. Jumlah sampel yang diteliti adalah 146 nasabah FIF untuk Kredit Pemilikan Motor (KPM) Honda. Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan SPSS Versi 15.00 dengan model statistik deskriptif dan model Priciple Coniporient Analysis (PCA) atau Analisis Komponen Utama. Hasil penelitian terlihat bahwa faktor yang paling dominan lnempengartdii preferensi nasabah FIF pada FIF syariah adalah faktor keadaan ekonomi nasabah yang terdiri dari income (penghasilan). jangka waktu kredit dan besarnya jumlah angsuran perbulan yang dibayarkan oleh nasabah.

This thesis presents the research about the preference of the costumer of FIF falling one of the company product's FIF syariah. Include the costumer?s characters. Furthermore the research describes the dominant factors influence the preference of the costumer to use the product, the method used in this thesis based on the consumer behavior as the variable which is tested. There are [0 variables consists of age, gender, marital status, education, occupation and the income, monthly installment, term of credit, costumer belief on their religion principal about the interest prohibition (riba) or emotional reason and costumers awareness about the FIF syariah.
The questioners had been spread to collect the data which is used to gain the primary data. The amount of the sample is 146 FIF's costumer for the Honda motorcycle?s credit. The collected data is tested with SPSS Ver 15.00 with descriptive statistic model and analyzed with PCA model or main component analysis. The research result seem that the most dominant factor that effect FIF costumers preference in svariah FIF is costumers economic factor that divide from income credit term's and how much installment that costumers have to paid every mounth."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevanus Adhitia Budhi
"Pola konsumsi semakin sulit ditebak seiring dengan semakin banyaknya alternatif dalam pemilihan produk atau jasa. Disatu sisi, produk atau merek memiliki siklus hidup tersendiri tergantung dari kondisi makro yang melingkupinya dan kondisi internal tentunya, sebaiknya kondisi internal tersebut harus bisa menjawab ekspektasi konsumen. Merek merupakan asset perusahaan, yang perlu diremajakan dan dilakukan inovasi didalamnya, yang berguna untuk menjawab ekspektasi konsumen. Melalui merek berikut atribut Iogonya dapat dieksplorasi preferensi merek konsumen, temtama ketika terjadi perubahan logo. Penelitian ini membahas mengenai analisa perubahan logo perusahaan dalam preferensi merek konsumen, yang menganalisa atribut logo apa saja yang, mempengaruhi preferensi merek konsumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatitf dengan metode studi kasus yang pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara mendalam (indepth imerview), studi literatur dan observasi partisipasi Kerangka konseptual yang digunakan adalah The Role of symbol oleh (Aaker, 2000) dan Brand Value Pyramid (Davis, 2001). Dimana atribut logo, preferensi konsumen, dan preferensi merek dieksporasi.

The consumption pattem becomes unpredictable nowadays along with many altematives in choosing goods or services. On the other side, a product or brand has its own life cycle depending on scope of macro and intemal condition This internal condition should better have an answer to consumer's expectation. Brand is a corporate asset that has to be rejuvenated and innovated in order to answer the consumer's expectation. Through the brand and its logo attribute, we can explore the consumer brand preference, especially when the change of logo happens, This research studied about the change of corporate logo in consumer brand preference to analyze which attributes that affect the consumer brand preference. The research used qualitative approach with case study method by using indepth interview to collect the data, literature study and participant observation. The Role of Symbol (Aaker, 2000) and Brand Value Pyramid (Davis, 2001) are used as the conceptual 'dame for this research, where logo attribute, consumer preference and brand preference were explored."
Jakarta : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33859
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Samsudin
"Penelitian ini akan melihat pertama apa sebenarnya faktor dominan yang mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan jasa Bank Syariah Mandiri, kedua ada hubungan atau tidaknya antara karakteristik responden (nasabah) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusannya untuk menggunakan jasa Bank Syariah Mandiri. Untuk menjawab permasalahan pertama digunakan teknik analisis faktor (factor analysis) sedangkan untuk menjawab permasalahan kedua digunakan teknik analisis Cross Tabulation Chi Square (X2) pada tingkat signifikansi a = 5 %.
Penelitian ini menghasilkan jawaban-jawaban atas kedua permasalahan tersebut di atas. Pertama, faktor dominan yang mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan jasa Bank Syariah Mandiri adalah faktor fasilitas dan pelayanan yang terdiri dari 5 atribut faktor yaitu: faktor fasilitas banyaknya cabang BSM di berbagai daerah,factor fasilitas banyaknya (jaringan) ATM BSM, faktor fasilitas sarana pelayanan transaksi perhankan yang lengkap, faktor pelayanan yang cepat dari para karyawan/ti BSM dun faktor pelayanan yang ramah dari para karyawan/ti BSM. Faktor dominan tersebut temyata bukanlah faktor-faktor yang berkaitan dengan atribut-atribut syariah Islam (faktor syariah) sebagaimana dugaan awal (hipotesis) dalam penelitian ini.
Kedua, ada hubungan antara beberapa karakteristik responden (nasabah) yang terdiri atas jenis kelamin, agama, umur, pendidikan, stalus/pekerjaan, responden (nasabah) yang menggunakan/tidak menggunakan produk tabungan mabrur, produk deposito, produk giro dan lamanya responden menjadi nasabah BSM dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusannya untuk menggunakan jasa BSM. Hasil ini sesuai dengan dugaan awal (hipotesis) pada penelitian ini.

Influencing Factors Analysis of the Consumers' Decision in Using Bank Syariah Mandiri Services: The Case Study on The Consumers of Bank Syariah Mandiri Branch of Thamrin There are two problems in this research, The first is what the dominant factors that influence consumers' decision in using Bank Syariah Mandiri services is and The second is whether there is a relationship or not between characteristics of respondent (the consumers) and the influencing factors of consumers' decision to use the Bank Syariah Mandiri services. To analyze the first problem, we use factor analysis technique while for the second problem, we use Cross Tabulation (Chi Square (X2)) technique on the level of significant a =5 %.
This research answers the two problems. The first, the dominant influencing factors of the consumer's decision to use Bank Syariah Mandiri services is facilities and services factor including five factors: the quantity of BSM branches' facilities, the quantity (connection) ATM BSM facilities, the complete equipment of BSM transaction services facilities, the fast services by the official employees of BSM, the hospitality services by the official employees of BSM The dominant factor in this research is not the factor that related to the Islamic attributes factors (syariah factors) as it is hypothesized in this research.
The second, there is a relationship between characteristics of the consumers that include gender, religion, age, education, status, the consumers who use Mabrur saving account product, deposit saving account product, giro saving account product and the period of respondents to be the consumers of BSM, and the influencing factors of consumers' decision to use the Bank Syariah Mandiri services. This result is appropriate with the hypothesis of this research.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11950
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Desy Karoline
"Globalisasi semakin membuka pasar Indonesia pada rentang produk asing yang lebih luas daripada sebelumnya. Hal ini semakin meningkatkan persaingan. Dengan telah banyaknya merek yang beredar di pasar Indonesia, apalagi dengan adanya gempuran dari merek-merek Cina saat ini, membuat para konsumen memiliki banyak pilihan produk dan merek, serta bebas memilih produk dan merek yang mereka sukai. Dengan demikian, para pemasar harus mampu menjadikan produk dan mereknya sebagai produk dan merek unggulan serta terpilih oleh konsumen.
Ekuitas merck (brand equity) menjadi salah satu aset terpenting sebab dapat dijadikan sebagai keuntungan kompetitif (competitive advantage). Merek juga dapat diasosisikan dengan negara asalnya (country of origin), di mana negara asal tersebut berpengaruh pada penilaian konsumen atas produk. Konsumen cenderung memiliki kesan tertentu pada produk yang dihasilkan oleh suatu negara, misalnya Jerman dengan teknologinya dan Italia dengan fashion-nya.
Perusahaan harus mampu membangun asosiasi di pemikiran konsumen yang sesuai dengan ekuitas mereknya. Pcrusahaan pun harus memiliki pengertian yang mendalam dan menyeluruh atas pemikiran konsumen Indonesia. Ketidakmampuan perusahaan untuk membaca dan membentuk persepsi konsumen atas produknya akan menghambat kesuksesan pencapaian tujuan bisnis.
Penelitian ini difokuskan untuk memberi gambaran yang mendekati mengenai pengaruh persepsi atas negara asal terhadap persepsi konsumen atas merek produk peralatan rumah tangga, ditinjau dari beberapa faktor yaitu kesan kualitas (perceived quality), atribut produk (desain, teknologi), bauran pemasaran harga dan distribusi (kemudahan menemukan barang), faktor personalitas (kebanggaan memiliki produk atau merek), satu pelayanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan. Selain itu diteliti juga faktor-faktor keputusan pembelian pengguna produk peralatan rumah tangga dan dibandingkan dengan peta persepsi di atas.
Dari analisa dapat disimpulkan bahwa persepsi konsumen Indonesia saat ini atas merek ternyata tidak lagi secara signifikan dipengaruhi oleh asosiasi negara asal, kwcuali untuk merek-merek yang belum kuat. Hal ini membuka kesempatan bagi pemasar untuk membangun ekuitas merek yang mampu mengungguli merek pesaing. Produk negara maju secara umum memiliki image lebih tinggi di mata konsumen Indonesia dibanding dengan produk negara berkembang.
Pada akhirnya, image merek yang bagus bila tidak sesuai dengan perilaku target konsumen, tidak dapat membawa merek tcrscbut menjadi merek dominan di pasar. Terbentuknya merek yang baik (brand management) merupakan proses yang didukung berbagai aspek perusahaan termasuk bauran pemasaran, agar produk perusahaan tersedia, terjangkau dan dapat diterima.

Globalization results in Indonesian market more open to foreign product range than before. This enhances competitiveness. With many brands have existed in Indonesian market, especially with Chinese brands entering progressively, consumer have many choice of product or brand, and free to choose product or brand they prefer. Therefore, marketers have to be able to make their product or brand becoming the lead product or brand and preferred by consumer.
Brand equity is one of important asset because it could be used as company's competitive advantage. Brand could be also associated with its country of origin and the origin could give effect to consumer evaluation over a product. Consumers tend to have certain perceptions on product from certain country, such as Germany with its technology and Italy with its fashion.
Company has to be ability to build association in consumer's mind according to its own brand equity. Company also has to have deep understanding over Indonesian consumer's mind. Inability to read and build consumer perception on its product could make the company could not achieve its business target.
This research is focused to give close picture regarding effect of perception on country of origin over consumer perception on home appliance product, from few factors which are perceived quality, product attribute (design, technology), marketing mix (price and distribution), personality (pride in having the product/brand), and after sales service. Next, home appliance customer purchase decision factors also be studied and compared to perception map above.
From the analysis, it could be subtracted that Indonesian consumer perception currently over brand is not significantly effected by country of origin. But for weak brand, country of origin still gives effect higher than strong brand. This opens opportunity for marketer to build brand equity which lead competitors' brand. Product which comes from developed country has higher image in Indonesian consumer mind than from developing country.
Finally, a good brand image if could not meet its target consumer's behaviour, could not bring the brand in becoming dominant brand in market. Brand management is a process which has to be supported by every company's aspect including marketing mix to make the product available, affordable and acceptable.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18328
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>