Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2351 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Trickett, Jill
Cheltenham: Stanley Thornes, 1994
615.954 TRI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rossari Farmashinta
"Kejadian keracunan makanan di Kabupaten Bogor mengalami fluktuasi dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan adanya penelitian untuk mencari tahu faktor risiko keracunan makanan. Penelitian menggunakan studi deskriptif dengan menggunakan data sekunder dari bagian rekam medis RSUD Cibinong pada tahun 2008 hingga 2012. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan bahwa golongan umur dewasa yaitu 15 hingga 49 tahun mengalami keracunan makanan paling besar, yaitu sebanyak 64% Selain itu, tingkat pendidikan dasar berpotensi dalam kejadian keracunan makanan. Golongan tidak bekerja atau ibu rumah tangga juga memiliki risiko terhadap keracunan makanan dengan jumlah kasus sebanyak 60%. Jenis kelamin tidak berisiko untuk menimbulkan keracunan karena memiliki proporsi yang hampir sama. Wilayah pedesaan, khususnya di Kecamatan Babakan Madang menjadi lokasi yang berisiko karena di wilayah tersebut terjadi keracunan makanan akibat jamur sebanyak 20%. Penyebab keracunan yang menjadi faktor risiko adalah penyebab npon-bakteri. Jenis makanan yang berisiko adalah jamur. Waktu kejadian keracunan makanan paling banyak terjadi pada Januari hingga April dan musim hujan. Musim hujan berkaitan dengan masa tumbuh jamur. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor risiko keracunan makanan dari analisa kasus rawat inap di RSUD Cibinong adalah umur, pekerjaan, pendidikan, wilayah domisili, jenis makanan, dan waktu kejadian.

Incidence of food poisoning in Bogor district experiencing fluctuations in the last five years. As such, the existence of the necessary research to find out the risk factors of food poisoning. Research using a descriptive study using secondary data from the medical record of RSUD Cibinong in 2008 to 2012. Based on the results of the analysis, obtained that the adult age of 15 to 49 years had the most food poisoning, that is as much as 64% in addition, the primary education is potentially in the event of food poisoning. The unemployed or the housewife also has a risk of food poisoning with the number of cases as much as 60%. Sex is not at risk to cause poisoning because it has almost the same proportion. Rural areas, especially in the Babakan Madang be risky due to the location in the area of food poisoning occurs due to mushrooms as much as 20%. The cause of the poisoning to be a risk factor was non-bacterial. The type of food that is at risk is a fungi. The incidence of food poisoning at the most happen in the January until April and the rainy season. The rainy season is related to the growing mushrooms. Based on this it can be concluded that the risk of food poisoning from analysis of inpatient cases in RSUD Cibinong is the age, occupation, education, region of domicile, type of food, and the time of the incident."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44546
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Reynata Yohana
"Keracunan makanan menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Salah satu penyebab kejadian luar biasa keracunan makanan terjadi karena mengkonsumsi makanan olahan katering. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran higiene dan sanitasi pada proses pengolahan makanan dengan menggunakan pendekatan HACCP. Penelitian dilakukan dengan disain penelitian deskriptif untuk melihat proses pengolahan makanan di Katering ā€œCā€ dan meneliti kualitas bakteri E. coli pada tiga jenis makanan. Hasil dari penelitian dengan pendekatan HACCP menunjukkan bahwa proses pengolahan makanan masih belum memenuhi standar. Ditemukan juga bakteri E. coli pada jenis makanan ayam balado dan rendang sapi dikarenakan praktik higiene sanitasi makanan yang kurang.

Food poisoning is becoming one of the biggest health problems in Indonesia. One cause of outbreaks of food poisoning occur due to eating processed food catering. This study aims to look at the overview of hygiene and sanitation in food processing by using the HACCP approach. The study was conducted with descriptive research design to see the processing of food in catering "C" and to examine the quality of E. coli bacteria in three types of food. The results of the research show that the HACCP approach to food processing is still not meet the standards. It was also found E. coli bacteria in ayam balado and rendang sapi because of hygiene and sanitation practices due to lack of food."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Wulan Kusuma Wardhani
"Makanan dapat terkontaminasi oleh hazard biologi, kimia, dan fisika. Bakteri Salmonella sebagai hazard biologi jika mengontaminasi makanan akan menyebabkan foodborne disease seperti demam tifoid. Indonesia menempati urutan ketiga insidens tertinggi kejadian demam tifoid di Asia 81,7 per 100.000/tahun. Kantin sebagai tempat pengolahan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi dan menjamin keamanan makanan yang dijajakan. Akan tetapi, masih ditemukan makanan yang positif mengandung Salmonella 0,18. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran higiene penjamah makanan, sanitasi makanan, dan sanitasi lingkungan serta kontaminasi Salmonella pada makanan yang disajikan di kantin-kantin Universitas Indonesia. Penelitian deskriptif dengan desain studi cross sectional ini menggunakan data primer. Data primer berupa hasil pengujian sampel makanan di laboratorium dengan metode Total Plate Count dan observasi terhadap higiene penjamah makanan, sanitasi makanan, dan sanitasi lingkungan kantin dengan bantuan check list. Penelitian menemukan bahwa sebagian besar makanan yang disajikan di kantin positif terkontaminasi Salmonella 53,0. Untuk setiap pengelola kantin fakultas hendaknya memberikan pelatihan kepada penjamah makanan terkait praktik cuci tangan yang benar, menyediakan fasilitas tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air mengalir, penyediaan lemari penyimpanan makanan matang yang tertutup, tempat sampah dan toilet yang memenuhi syarat.

Food can be contaminated by biological, chemical, and physical hazards. Salmonella bacteria as a biological hazard if contaminating food will cause foodborne diseases such as typhoid fever. Indonesia is the third highest incidence of typhoid fever in Asia 81.7 per 100,000 year. The canteen as a food processing place must meet the sanitary requirements and guarantee the security of the food being sold. Although there is still found the food that positively contains Salmonella 0.18. The aim of the study is to know the description of hygiene of food handler, food sanitation, and environmental sanitation and Salmonella contamination on food served in canteens of Universitas Indonesia. The study was descriptive research with cross sectional study design using primary data. Primary data is the result of food sample test in laboratory with Total Plate Count method and observation on hygiene of food handler, food sanitation, and environmental sanitation of canteen with the help of checklist. The study found most of the food served in the canteen was positively contaminated with Salmonella 53.0. For every faculty cafeteria manager should provide training on food handlers related to proper hand washing practices, provide hand washing facilities with soap and running water, provide closet covered of food storage, bins and sanitary toilets. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Msagati, Titus A. M.
Hoboken, NJ, USA: Wiley Blackwell, 2018
615.954 MSA f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bisma Khairifadil
"Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan merupakan kasus keracunan yang melibatkan lebih dari dua korban keracunan. Biasanya pada kasus-kasus yang terjadi, tidak kurang korban keracunan mencapai puluhan atau bahkan ratusan. Berkaitan dengan kasus keracunan makanan, hukum tanggung jawab produk atau product liability dimaksudkan untuk memberikan jaminan terhadap hak-hak konsumen, khususnya hak atas keselamatan, keseshatan, dan hak untuk mendapatkan ganti kerugian terhadap konsumen, dimana kedudukannya masih lemah dibandingkan pelaku usaha. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis tentang bagaimana tanggung jawab produk atas pangan yang sudah teracun dan kemudian meracuni konsumennya. Dari hasil penelitian ini didapat bahwa Hukum Tanggung Jawab Produk masih merupakan hal yang masih harus menjadi perhatian serius, demi menjamin adanya kepastian hukum konsumen terhadap pelaku usaha.

Extra ordinary foodborne disease is the poisoning cases that involving more than two victims of poisoning. Usually in cases that occurred, at least more than hundred victims of poisoning is possible. In term of foodborne disease, product liability laws or product liability is intended to provide a guarantee of consumer rights, particularly their right to safety, health, and the right to claim over the injuries. The consumer position is still weak compared to manufacturer. This study aims to describe and analyze on how the responsibilities for food liability that have been poisoned. From the results of this study, found that the Product Liability Law is still the case that should be a serious concern, it is in order to ensure legal certainty of consumers over manufacturer."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S46449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: Jones and Bartlett Publishers LLC , 2001
614.13 CRI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dreisbach, Robert H.
California: Lange Medical Publications , 1983
615.9 DRE h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shannon, Michael W.
Philadelphia: Saunders , 2007
615.908 SHA h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shannon, Michael W
Philadelphia: Saunders, 2007
615.908 SHA h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>