Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36555 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Menik Noviati
"Since the Law Number 20 Year 2003: National Education System has been launched, STIA-LAN, as one of many universities that specialized in the field of governmental specific function, has been impacted by this regulation, both directly and indirectly. This law has restricted and forced STIA-LAN to change their status in order to comply with the regulation. On the other side, STIA-LAN has also to fulfill its function in according with Presidential Decree Number 100 year 1999. Facing with these conditions, STIA - LAN has to make some adjustment in order to respond the environmental change. The adjustment should be done in such way that the change is planned systematically and well prepared.
This thesis proposed two research questions to be answered, i.e.: which are strategic environmental factor that drive STIA LAN to be changed? And, what are the strategies to has be taken in responding to the strategic environmental change? In order to answer these questions, a research has been conducted. The research used quantitative and qualitative approaches. The framework of this research can be explained, as follow: first, identification strategic environmental factors that forced the change, both external and internal. This step was taken to analyze the current position of STIA-LAN. The analysis was using SWOT analysis with internal/external matrix. The next step was identification of key success factors that lead to performance to be fulfilled in responding with effective and efficient changing plan. After these steps, it was formulated change strategy based on Change Management Model proposed by Berger. Data and information for the analysis were gathered through interview and survey to key informants who are expert on the research substance.
Based on the data and information gathered, the next step was analyzing the position of STIA-LAN by using External/Internal Matrix, which is in the position of growth and stability. This means that STIA-LAN has to take growth or maintain the stability. In other words, STIA-LAN has to expand their market or open the new market, produce the new products, and also use the technology to support their educational process.
Based on the reassessment and key success factors, then, can be drawn the change strategy as follows:
a. Restatement of mission. This restatement is targeted to be the reference for the change plan
b. Conducting marker research, in accordance with new product of SI and 52 that are going to be sold to the public
c. Designing new product based on the market research, including which market to be targeted.
d. Formulating strategic planning, in accordance with systemic change
e. Organizing the educational process based on the regulation
f. Identifying the competence need, in accordance with employee competence adjustment to the new look of STIA-LAN
g. Adjusting the STIA-LAN facilities in order to comply with education standard
h. Preparing the plan for facing the competition with other universities through low cost and differentiation strategy, and market penetration strategy
i. Preparing for the problem of resistance to change.
j. Conducting step for change socialization to all stakeholder
k. Conducting strategic alliance with other universities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T 21475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Ferdyanto
"Analysis on The Anticipation of Strategic Changes Towards Macro Environment (Anticipation Case Study on PT. Telkom Towards Laws/UU No. 36 Year 1999)
Various pressures are faces by Telkom Tbk in the last few years, including regulative pressures especially the prevailing on Laws/UU No. 3611999 concerning Telecommunication and Blue Print of Indonesian Telecommunication, technological pressures, as well as pressures from the demands of consumers.
Those pressures compels Telkom to carryout concentric diversification - besides strengthening its old business - in order to maintain the income flow and its growth. Diversification is done by entering new segments in telecommunication sector, those are international communication (SLI), Internet, multimedia, and mobil telecommunication.
The goal of writing this thesis is to analyze the mapping of telecommunication industrial competition nationally, analyzing Telkom strategies in anticipating free competition, as well as analyzing Telkom strategies in winning the said competition.
The research method used in this thesis is descriptive analytic method, which is also qualitative research method. In order to obtain primary data, they are collected from focused interviews and as for the secondary data, they are collected through bibliographies.
In carrying out analysis on industrial environment and observing the current competition, the theory of five forces by Michael Porter is used. And mixed marketing is used to observe how Telkom creating its competitive advantages.
The result of this research is diversified strategies accompanied by mixed marketing concept focused on customers, which can extend the market, creating competitive advantages, and resulting in Telkom capable of participating in the future full competition.
In order to capture market shares Telkom must undertake alliances to optimize the resources he owns. By carrying out the said alliances, Telkom can be focused more in developing its capabilities and core competences.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13868
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangkerego, Theodorus
"Sejak tahun 1974 Bank "B" mendapat tugas dari pemerintah Untuk menyediakan dana guna pembiayaan pembangunan perumahan di Indonesia. Dalam menjalankap. tugas tersebut Bank "B" mengeluarkan produk Kredit Pemilikan Rumah ( KPR) yang umumnya diperuntukkan bagi masyarakat golongan menengah ke bawah. Melalui . KPR ini Bank "B" berkembang dan mela ksanakan tugas /misinya dengan baik. Target pada setiap Pelita dapat dipenuhi, dan sampai dengan tahun 1991 telah dapat dibiayai pembangunan rumah sebanyak ± 700.000 unit melalui KPR Bank "B".
Dalam tahun-tahun terakhir ini terjadi perubahan ligkungan, terutama pada lingkungan perbankan & sektor perumanan, yang cukup mempengaruhi perkembangan kredit perumahan Bank: "B". Perubahan yang paling penting untuk di antisipasi adalah :
- Menurun dan semakin sulit nya dana murah dari pemerintah untuk Bank "B".
- Meningkatnya persaingan peroankan tidak hanya dalam pengumpulan dana, tetapi juga dalam hal pemberian kredit pe rumahan.
- Naiknya harga bahan-bahan. bangunan yang meningkatkan harga rumah , sementara itu daya beli masyarakat berkurang.
Selama ini dana dari pemerintah merupakan sumber kekuatan Bank "B" dalam menjalankan tugas/misinya untuk merealisir kredit-kredit perumahan. Dana: yang berupa Kredit Likwiditas Bank Indonesia (KLBI), Penyertaan Modal Pemerintah" (PMP), dan Dana Pinjaman dari Departemen Keuangan tersebut secara total memberikan kontribusi yang terbesar diantara seluruh komponen sumber dana Bank "B". Melalui dana-dana pemerintah ini, Bank "B" mampu memberikan KPR dengan tingkat bunga rendah sehingga daya saingnya cukup kuat. Tingkat bunga KPR yang rendah inipun merupakan alat subsidi pemerintah untuk golongan kurang mampu."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraini Faisol
"Berbagai strategi diterapkan oleh Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta supaya dapat unggul dalam persaingan yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan input, output dan produktivitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi manakah yang mempunyai pengaruh nyata terhadap input (jumlah mahasiswa baru), output (jumlah lulusan) dan produktivitas (perbandingan output dengan total jumlah mahasiswa).
Dari studi kepustakaan yang dilakukan terungkap hahwa bila ditinjau dari pendekatan strategi generik, lebih tepat bagi Perguruan Tinggi Swasta bila menggunakan Strategi differensiasi yaitu memberikan "benefit" setinggi mungkin kepada konsumen.
Berdasarkan "benefit driver's", strategi differensiasi yang diterapkan diterjemahkan kedalam berbagai variabel penjelas yang diduga berpengaruh terhadap input, output dan produktivitas.
Data yang digunakan meliputi data primer dan sekunder, observasi dilakukan selama 3 tahun meliputi tahun 1994, 1995 dan 1996 terhadap 14 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta yang telah mempunyai lulusan selama 3 tahun berturut-turut.
Dengan metode "Two Stage Least Square" beserta uji-uji pendukung lainnya seperti uji gejala adanya multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi, akhirnya dapat dihasilkan temuan sbb:
1. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap input pada tingkat signifikansi α = 5% meliputi, Uang Kuliah, Luas Lahan Kampus, Umur Fakultas dan Promosi. Sedangkan variabel : Profil Dekan Fakultas dan Lokasi terbukti tidak berpengaruh nyata terhadap input pada tingkat signifikansi α= 10%. Dari hasil perhitungan nilai elastisitas menunjukkan variabel input elastis terhadap perubahan variabel promosi dan tidak elastis terhadap perubahan variabel-variabel l lainnya.
2. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap output pada tingkat signifikansi a = 5% meliputi jumlah Buku Perpustakaan, Luas Ruang Kuliah dan Lag input 1-4. Jumlah Dosen Tidak Tetap berpengaruh nyata pada lulusan pada tingkat signifikansi α = 10%. Sedangkan jumlah Dosen Tetap pada tingkat signifikansi α = 10°/a terbukti tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah lulusan. Dari perhitungan nilai elastisitas menunjukkan variabel output tidak elastis terhadap perubahan variabel-variabel penjelasnya.
3. Pada tingkat signifikansi α = 5%. variabel output dan total jumlah mahasiswa berpengaruh nyata terhadap produktivitas. Akan tetapi dari hasil perhitungan nilai elastisitas variabel produktivitas kurang elastis terhadap perubahan variabel output dan total jumlah mahasiswa. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan pendekatan manajemen stratejik sebagai salah satu strategi dalam meningkatkan kemampuan belajar mahasiswa melalui faktor eksternal yaitu peluang bisnis dan faktor internal yaitu faktor di dalam diri mahasiswa yang mempengaruhi pencapaian prestasi akademik mahasiswa. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT yang merupakan suatu alat analisis yang efektif dalam mengombinasikan antara faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa setelah analisis SWOT diimplementasikan, penggunaan prinsip manajemen stratejik di bidang pendidikan mampu meningkatkan kemampuan belajar mahasiswa. Salah satu manajemen stratejik yang dilakukan adalah pemberian pembimbingan akademik bagi mahasiswa. Penelitian ini juga menghasilkan temuan bahwa terdapat beberapa mahasiswa yang tidak dapat meningkatkan kemampuannya sehingga direkomendasikan untuk pemberian pembimbingan yang intensif bagi mahasiswa tersebut dan mengulang pembelajaran."
JOMUT 10:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pekik Saduprastawa
"PT. Tatasolusi Pratama (TSP) adalah PMA yang bergerak dalam pasar pendingin udara bangunan (PUB). TSP rnenghadapi perubahan peta persaingan di pasar PUB. Perubahan peta persaingan ini disebabkan oleh pesaing pesaing yang menanggapi terjadinya perubahan kriteria pembelian unit PUB oleh mayoritas konsumen yang saat ini lebih rnengutamakan harga dibanding kualitas. Kondisi ini yang menyebabkan TSP berada dalam posisi yang rnengkhawatirkan sebab untuk bertahan TSP harus mengorbankan laba kotor yang diperoleh sarnpai dibawah 10%. Oleh karena itu karya akhir ini ditujukan kepada TSP dirnana dengan melihat perubah:w peta persaingan maka TSP dapat menganalisa pengaruh-pengaruh yang teijadi baik intenal, ektemal rnaupun strategi yang tepat bagi TSP.
TSP rnerupakan pernimpin pasar PUB mulai tahun 1995 sampai tahun 2000. Produk PUB yang urnurn digunakan adalah chiller, air handling unit dan sistem paling sederhana adalah split unit. Pemilihan unit yang dipakai tergantung kondisi dan fungsi bangunan. Konsurnen pengguna produk TSP adalah bangunan urnurn, rurnah sakit dan juga industri. Setelah krisis ekonomi berlalu, pesaing lama maupun baru mulai menyerang posisi TSP di pasar PUB. Serangan tersebut dilakukan pada aspek harga, pesaing menawarkan harga yang sangat lebih murah sesuai dengan perubahan kriteria pernbelian rnayoritas konsurnen yang lebih rnengutarnakan harga. Serangan pesaing terutama untuk pasar yag seciang turnbuh seperti proyek bangunan umum seperti pusat perbelanjaan, aparternen, perkantoran dan industri. Narnun untuk proyek di sektor industri masih menyimpan harapan bagi TSP sebab tidak semua konsumennya mengutamakan harga namun justru kualitas yang dibutuhkan.
Prospek yang bagus di pasar PUB ditunjang dengan adanya stabilitas di bidang politik dan hukum yang mengakibatkan adanya pertumbuhan ekonomi walaupun tidak besar. Perubahan trend di masyarakat Indonesia yang semakin memperhatikan kenyamanan membuat hampir di semua tempat terpasang peralatan PUB baik di rumah, kantor maupun pusat perbelanjaan.
Globalisasi menyebabkan tetjadinya perubahan peta persaingan pasar PUB di Indonesia. Globalisasi memudahkan prinsipal mencari dan memindahkan lokasi produksi dengan sumber daya murah dan lebih dekat dengan wilayah pemasaran. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya produksi menjadi seefisien mungkin. Inovasi teknologi juga menjadi hal penting dalam pasar PUB dimana PUB memiliki porsi cukup besar dalam penggunaan Iistrik untuk semua bangunan sehingga inovasi dalam efisiensi menjadi sangat penting.
TSP memiliki beberapa keunggulan yaitu kualitas sumber daya manusia yang baik, kualitas produk yang tetjamin yang telah terbukti ketangguhannya dan status sebagai distributor tunggal untuk produk TRANE. Keunggulan-keunggulan tersebut diharapkan dapat dipadukan TSP mempertahankan harga premium dari TRANE. Upaya mempertahankan harga premium dengan dukungan keunggulan tersebut mengharuskan TSP mcningkatkan Iebih banyak Iagi nilai manfaat kepada konsumen, tidak hanya produk TRANE namun juga pelayanan TSP sendiri. Sebab untuk bermain dengan strategi biaya sangat tidak mungkin. Delapan puluh persen harga jual adalah transfer price produk TRANE yang ditentukan oleh prinsipal.
Strategi yang dapat dilakukan oieh TSP saat ini adalah dengan bertahan melawan tekanan pesaing maupun konsumen. Strategi bertahan dengan menurunkan harga yang memiliki konsekuensi penurunan laba kotor TSP merupakan strategi sementara dalam waktu paling lama 2 tahun kedepan. Diharapkan dalam waktu tidak lebih dari 2 tahun ini TSP dapat mengembalikan persepsi konsumen mengenai pentingnya kualitas dan untuk menghasilkan suatu kualitas membutuhkan biaya yang berakibat munculnya harga premium untuk TRANE.
TSP perlu terus memelihara kedekatan hubungan dengan konsumen baik yang baru maupun lama (loyal). Upaya ini dilakukan untuk memudahkan TSP dalam memberikan pengertian kepada konsumen mengenai pentingnya sistem PUB yang terjamin kualitas dan kehandalannya.
Bila upaya menunjukkan nilai tambah (manfaat) melalui pendekatan hubungan dalam membina loyalitas konsumen gagal mempertahankan harga premium untuk TRANE, maka TSP harus berani menurunkan laba kotomya semaksimal mungkin sebagai cara untuk bertahan menghadapi tekanan pesaing. Dan bila hal ini berjalan terus sampai 4-5 tahun kedepan ditambah dengan tidak adanya keluhan terhadap produk Cina serta tidak ada perubahan kebijakan dari pihak prinsipal maka skenario terburuk adalah terancamnya posisi TSP dan TRANE sebagai pemimpin pasar PUB untuk segmen proyek di Indonesia. Ancaman lain adalah investor menarik dana investasi mereka dari TSP disebabkan keuntungan yang menurun yang tidak seimbang dengan resiko investasi yang mereka lakukan. Hal ini sangat disayangkan menimbang pasar PUB di Indonesia memiliki prospek yang cukup bagus selama Indonesia masih mampu membangun."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Budi Winarso
"ABSTRAK
Indonesia telah dihadapkan pada arus globalisasi, baik dalam bidang industri
barang maupun jasa yang mau tidak mau, suka tidak suka harus dihadapi. Demikian pula di sektor telekomunikasi, bahkan Indonesia telah menandatangani kesepakatandengan WTO tentang jadwal komitment Indonesia dalam liberalisasi sektor telekomunikasi. Dimana pada tahun 2011, akan muncul Iiberalisasi di sektor jasatelekomunikasi
Melihat pasar Indonesia adalah pasar yang potensial, maka pada saat itu
Indonesia akan "dibanjiri" operator lain baik swasta dalam negeri maupun asing yang terjun dalam bisnis telekomunikasi. Sehingga PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk akan kekurang pasar untuk ekspansi usahanya. Uniuk itu bagi PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk tidak ada pilihan Iain, kecuali memasuki pasar Iuar negeri.
Dalam tesis ini dianalisa kondisi Iingkungan strategis dalam bisnis
telekomunikasi di negara dunia ketiga, melalui studi kasus kerjasama Operasi
MediaOne Internasional di Divisi Regional Ill Jawa Barat. Dari analisis tersebut didapat profil peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan MediaOne International sebagai pemain yang memasuki pasar negara dunia ketiga tersebut.
Dan profil peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan tersebut dapat
dianalisa posisi perusahaan dalam bisnis ini, alternatif sirategi yang bisa digunakan. Disamping itu juga dillakukan analisa kesejangan melalui kajian ekonomis dengan analisa payback periode, NPV dan IRR untuk mengetahui kelayakan bisnis MediaOne International selama dan pasca krisis ekonomi dan krisis politik di Indonesia.
Dari berbagai analisa disimpulkan bahwa strategi bisnis telekomunikasi di
negara dunia ketiga sebaiknya adalah :
1. Menerapkan visi bahwa terjun ke bisnis internasional harus sebagai core
bisnis, bukan sekedar investasi
2. Pentingnya memilih negara tujuan bisnis telekomunikasi yang :
- Kondisi politik dan ekonominya stabil dengan resiko politik yang rendah
- Pertumbuhan ekonomi tinggi dan teledensity rendah.
3. Pentingnya menerapkan strategis bisnis overall cost leadership di negara
tujuan.
4. Melakukan kerjasama atau aliansi strategis dengan perusahaan
telekomunikasi incumbent.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, rneskipun dilanda krisis
ekonomi dan kemudian krisis politik, masih merupakan pasar yang potensial bagi perusahan multinasional.
Eksternal and internal strategic factor analysis summary menunjukkan bahwa
faktor-fakior strategis eksternal dan internal MediaOne International bersifat outstanding. Combinasi kedua faktor strategis ini dianalisis melalui Metrix internal-eksternal menunjukkan bahwa bisnis MediaOne International berada dalam posisi pertumbuhan.

Abstract
Indonesia has been faced to globalization era, both in industrial and services, in telecommunication sector also. Indonesia has been signed the agreement of WTO about Indonesian commitment schedule of liberalization of telecommunications schedule in 2011.
Indonesia is a potential market, so in that time, Indonesia will be flooded by others operator, foreign operator and/ or local operator in telecommunications business. So PT. Telekomunikasi lndonesia's market will decrease. Because of that. there is no choice for PT. Telekomunikasi Indonesia's, except enter the international market to expand her business.
In this thesis will be analyzed the strategic environmental of telecommunication business in the third world countries, through case study of Operating Cooperation of MediaOne International in Division of Regional lll West Java. From the analysis will be got the profile of opportunity, threat, strength and weakness of MediaOne International as the multinational company who enter the market of the third world countries.
From the profile of opportunity, threat, strength and weakness can be analyze company position in this business and strategy alternative that can be implemented. Beside that, this thesis will analyze the gap analysis use payback period, NPV and IRR analysis to study the feasibility of MediaOne lnternational business during and after economic and political crisis in Indonesia.
From the analysis can be concluded, that the best strategy of telecommunication business in the third world countries are :
1. Company who enter the international business have to determine the
vision, that international business is a core business, not just investment.
2. It is important to choose that the telecommunication business object country should have :
- Political and economic stability with low political risk.
- High economic growth and low teledensity.
3. It is important to use overall cost leadership business strategy in the object country
4. Conduct the cooperation or strategic alliance with incumbent.
As one of the third world countries, even though Indonesia has been facing
economic and politic crisis, she is still potential market for multinational company.
External and internal strategic factor analysis summary show that external and internal strategic factors of MediaOne International is outstanding. Combination analysis of that two strategic factor in Internal - External Matrix show that MediaOne International is in growth position."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poli, W.I.M.
Surabaya: Brilian Internasional, 2011
658.401 2 POL m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Faustine
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan sistem manajemen stratejik pada Divisi Paper Bag di PT X berdasarkan 6 langkah dalam konsep execution premium yaitu develop the strategy, plan the strategy, align the organization, plan operations, monitor and learn, test and adapt. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa langkah-langkah tersebut belum sepenuhnya dilakukan oleh perusahaan. Salah satunya adalah proses penyusunan anggaran yang dilakukan secara terpisah dari perancangan strategi objektif dan KPI pada Divisi Paper Bag. Hal ini menunjukkan bahwa anggaran tersebut belum efektif dalam menentukan pencapaian strategi objektif yang dimiliki oleh Divisi Paper Bag.

The research?s objective is to evaluate the implementation of management strategy system at Paper Bag division in X Corporation based on the concept of execution premium which has six stages i.e., develop the strategy, plan the strategy, align the organization, plan operations, monitor and learn, test and adapt. Result shows that those six major stages are not fully executed by the Company. For example, the budgeting process is done separately from division?s strategic objective and KPI planning process. This reveals that the budget is not effective to determine the Paper Bag Division?s achivement to meet the strategy objective."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T31463
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawan Hari Purnomo
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996
658.401 2 SET m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>