Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107919 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusbardini
"Penelitian ini untuk menguji, pengukuran kinerja akuntansi pada EVA (Economic Value Added), RI (Residual Income), EBEI (Earning Before Extra Ordinary Item) dan CFO (Cash Flow Operating) yang memiliki kemampuan berbeda dalam menjelaskan perubahan Cumulative Abnormal Return (CAR), dan mengukur komponen EVA seperti Cash Flow Operating (CFO) Accrual, After Tax Interest Expenses (ATInt), Capital Charge (CapChg) dan Accounting . Adjesment (AcctAdj) yang memiliki hubungan berbeda dengan perubahan Cummulative Abnormal Return (CAR), serta komponen-komponen Economic Value Added (EVA) secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap perubahan Comulative Abnormal Return (CAR).
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah di Indonesia EVA memiliki korelasi yang kuat dibanding dengan pengukuran kinerja akuntansi Residual Income (RI), Cash Flow Operation (CFO), dan Earning Before Extra Ordinary Item (EBE1) terhadap perubahan Cumulative Abnormal Return (CAR), dan apakah komponen EVA lainnya seperti CFO, Accrual, ATInt, CapChg dan AcctAdj, memiliki pengaruh yang berbeda terhadap perubahan CAR, serta apakah komponen EVA secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap perubahan CAR
Alat yang dipergunakan dalam pengujian hipotesa adalah model regresi sederhana dan regresi berganda. Pengujian hipotesa berdasarkan nilai P dari masing-masing koefisien parameter dengan membandingkan antara t tabel dan t hitung serta F tabel dan F hitung. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran kinerja akuntansi EVA, RI, CFO, EBEI serta komponen EVA seperti Accrual, ATInt, CapChg, dan AcctAdj yang diperoleh dari laporan keuangan dari tahun1993 sampai tahun 1996. Sedangkan variabel dependennya adalah cumulative abnormal return (CAR).yang diambil dari perubahan indek harga saham harian dan indek harga saham gabungan untuk 40 saham perubahan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEd) periode tahun 1993 sampai tahun 1996 dengan menggunakan pendekatan Market Model.
Hasil analisa menunjukkan ukuran kinerja EVA, RI, EBEI dan CFO, memiliki kemampuan yang berbeda dalam menjelaskan perubahan CAR. Sedangkan EBEI merupakan ukuran kinerja yang memiliki kemampuan yang paling besar. Untuk komponen EVA yang memiliki pengaruh terhadap perubahan CAR adalah CapChg dan AcctAdj. Sedangkan CFO, Accrual dan ATInt tidak memiliki pengaruh terhadap perubahan CAR, karena adanya multikolinearitas pada variabel CFO dan Accrual. Selanjutnya komponen EVA secara bersama-sama berpengaruh terhadap perubahan CAR.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jany Candra
"Perkembangan pasar modal ekuitas yang sangat pesat, mengglobal, dan sernakin terintegrasi rnenyebabkan perhatian terhadap nilai pemegang saham berkembang sangat pesat dan mengglobal. Pada perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat perhatian akan pentingnya nilai pemegang saham berawal dari gelombang akuisisi dan hostile take over yang menyadarkan para CEO akan bahaya dari pengabaian kepentingan pemegang saham. Sedangkan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia kesadaran akan pentingnya nilai pemegang saham didorong oleh kebutuhan akan modal yang salah satunya berasal dari investor pasar saham.
Ada banyak model yang dikemhangkan untuk membantu manajemen untuk menilai apakah kebijakan mereka telah memberikan nilai tambah bagi pemegang saham, atau belum. Tetapi model yang paling banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan adalah model yang dikembangkan oleh G. Bennet Steward, dengan nama Economic Value Added (EVA). EVA adalah suatu konsep yang berusaha menjembatani kesenjangan antara perhitungan rugi laba yang atas dasar akuntansi dengan nilai pemegang saham yang sebenamya (true shareholder value). Konsep ini sebenanya bukan merupakan konsep yang baru, karena konsep ini didasari oleh konsep residual income yang didefinisikan sebagai operating profit dikurangi dengan charge. EVA adalab variasi dari residual income dengan penyesuaian pada cara menghitung pendapatan (income) dan capital. (Esa Makelinen, 1998).
Telah terdapat sangat banyak penelitian mengenai Economic Value Added. Topik yang paling menarik perhatian peneliti/ akademisi adalah bagaimana korelasi antara EVA dengan pergerakan Harga Saham. Hasil dari penelitian ini sangat beragam, ada yang menyatakan adanya korelasi yang signifikan dan ada juga yang tidak. Salah satu diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Lenh dan Makhija (1996) terhadap 241 perusahaan di Amerika Serikat selama kurun waktu 1987,1988,1992 dan 1993, yang menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara EVA dengan return saham dan juga korelasi antara Return On Asset, Return On Equity atas return saham, tetapi EVA memiliki korelasi lebih kuat daripada ROA dan ROE.
Karya tulis ini bertujuan untuk menilal kinerja cabang PT.SAR dalam menciptakan nilai pernegang saham dengan menggunakan EVA sebagai parameter, mengidentifikasi variabel variabel yang berpengaruh terhadap nilai pemegang saham (value driver), dan menyarankan strategi yang dapat ditempuh untuk meningkatkan penciptaan nilai pemegang saham.
Dari hasil analisa karya tulis ini akhirnya ditarik beberapa kesirnpulan sebagai berikut:
  1. Bila kinerja cabang hanya mendasar pada perhitungan profit/loss dan atau pertumbuhan tanpa mernpertimbangkan faktor shareholder value dapat menyebabkan cabang
    mengorbankan shareholder value untuk mengejar pertumbuhan yang tinggi.
  2. Walaupun secara relatif hasil perhitungan EVA antar cabang berkorelasi positif dengan laba rugi cabang yang bersangkutan, tetapi EVA dapat menunjukkan adanya shareholder value destruction yang tidak terlihat bila kinerja cabang hanya dianalisa atas dasar laba/rugi.
  3. Karena lebih dari 90% asset cabang adalah berupa kendaraan yang harus didepresiasi, maka pernilihan metoda perhitungan depresiasi atas asset kendaraan akan sangat mempengaruhi kinerja EVA suatu cabang. Secara teoritis sinking fund method merupakan metoda yang paling dapat menjelaskan realitas operasional PT.SAR, dan bila metoda sinking fund digunakan maka strategi pengadaan unit cabang akan sinergis dengan kebijakan kantor pusat yang mengharapkan komposisi unit kendaraan baru yang lebih dominan. Tetapi dari sudut tingkat kepraktisan maka metoda sinking fund masih sulit untuk dapat diterapkan.
  4. Strategi yang dapat digunakan oleh cabang untuk meningkatkan EVA adalah dengan meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan kualitas pelayanan yang Iebih baik, brand equity yang lebih kuat, dan hubungan dengan pelanggan yang lebih dekat, sehingga pelanggan menjadi tidak terlalu sensitive terhadap harga, rneningkatkan utilisasi unit dengan perencanaan penjualan dan stok yang akurat, efisiensi biaya perawatan kendaraan, optimalisasi staf yang ada, outsourcing untuk pekerjaan yang membutuhkan investasi mesin yang mahal tetapi utilisasi rendah, selektìf dalam memilih kontrak dan melanjutkan kontrak.
  5. Karena 15% dari customer menyumbang 85% dari perputaran usaha, maka evaluasi terhadap 15% pelanggan utama dengan menggunakan EVA dapat membantu cabang untuk meningkatkan kinerja EVA-nya.
Atas dasar kesimpulan di atas, penulis menyarankan penggunakan EVA sebagai indikator kinerja tambahan atas indikator kinerja yang telah digunakan selama ini, dan agar EVA sebagai indikator kinerja dapal efcktif, maka sistem kompensasi dan rewarding system dapat dikaitkan dengan kinerja cabang menurut EVA. Pada level operasional. cabang perlu lebih kreatif dalam menemukan cara-cara untuk rneningkatkan customer value dengan cost yang dapat dipertanggungjawahkan dengan perhitungan EVA. Selain itu cabang juga harus lebili selektif dalam mengevaluasi perjanjian kerja sama dan kontrak sewa jangan sampai kontrak ataupun customer yang diperoleh hanya menyebabkan penghilangan nilai pemegang saham. Dan akhirnya penulis menyarankan bahwa SAR perlu mengembangkan dan melatih Setiap lini cabang mengenai EVA dan maknanya terhadap daya saing perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T1264
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dony Febriyanto
"Penelitian ini meneliti apakah ada Komparasi Pengaruh Economic Value Added dengan Refined Economic Value Added terhadap harga saham dan return saham, khususnya Perusahaan Terdaftar Pada Sektor Manufaktur. Data panel disusun dari data laporan keuangan 36 perusahaan selama tahun 2005 s.d 2013 dan dianalisis menggunakan uji regresi Ordinary Least Squares Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Economic Value Added berpengaruh positif terhadap harga saham dan return saham. Sedangkan Refined Economic Value Added hanya berpangaruh positif terhadap Return Saham. Namun dalam segi efisiensi diketahui bahwa model Refined Economic Value Added dianggap lebih mampu menjelaskan pengaruh terhadap return saham dari pada model Economic Value Added.

This study examines whether there Comparative Effects of Economic Value Added with Refined Economic Value Added on stock prices and stock returns, particularly in listed manufaturing sector company. Data panel composed financial statement data of 36 company for the year 2005 to 2013 and analyzed using Ordinary Least Squares regression analysis. The results showed that the Economic Value Added has positive effect on stock prices and stock returns. While Refined Economic Value Added only has positive effect on Stock Return. But the model Refined Economic Value Added is considered better than Economic Value Added for ability to explain the effect on stock returns.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S58217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D. Guntara Dwinugraha
"Kinerja perusahaan adalah hal yang sangat penting bagi pemilik perusahaan yaitu pemegang saham, arena modal yang ditanamkan berupa uang yang diinvestasikannya diharapkan dapat memberikan imbal hasil yang sepadan secara berkesinambungan.
Terdapat beberapa pengukuran kinerja berdasarkan angka akuntansi dalam laporan keuangan yang selama ini umum digunakan dan merijadi tolok ukur kinerja seperti return on equity (ROE) atau return on investment (ROI). Kelemahan dari pengukuran dengan menggunakan accounting performance measurement tersebut antara lain adalah adanya berbagai macam metoda pencatatan yang diperkenankan, dan mempengaruhi laba sehingga menimbulkan distorsi ekonomis.
Hal lain adalah bahwa biaya modal sebenamya mencerminkan resiko yang dihadapi pemilik modal dalam melkukan investasinya dan karenanya penilaian kinerja yang memperhitungkan biaya modal selayaknya dipakai sehingga dapat diketahui apakah biaya modal tersebut dapat tertutupi oleh return yang didapat atau tidak.
Salah satu metode penilaian kinerja yang dikembangkan oleh Stem Stewart & Co dari Amerika Serikat adalah Economic Value Added (EVA), yang memiliki kelebihan antara lain dengan menghilangkan distorsi ekonomis dari standar akuntansi serta memasukan biaya modal kedalam perhitungannya sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melihat kemampuan penciptaan nilai tambah.
Jika pendekatan ROE atau ROI hanya sampai pada laba yang diraih maka EVA bergerak lebih lanjut mengurangi laba dengan biaya modal sehingga hasilnya adalah, manajemen maupun pemegang saham dapat lama-sama melihat dengan jelas apakah terjadi penciptaan nilai tambah (value added) ataukah sebaliknya. Jika EVA adalah positif maka berarti manajemen mampu menciptakan nilai tambah, memberikan peningkatan nilai kekayaan pemegang saham. Sebaliknya jika EVA adalah negatif maka itu menunjukan adanya pengurangan nilai (value) bagi pemegang saham.
Sampai dengan saat ini belum banyak perusahaan di Indonesia yang menerapkan perhitungan EVA guna mengukur kinerjanya, sehingga menjadi menarik untuk diteliti bagaimana sebenarnya gambaran kinerja suatu perusahaan apabila perhitungan EVA diterapkan. Untuk maksud tersebut maka sebuah perusahaan publik yang bergerak dibidang properti khususnya Pusat Perbelanjaan dari Hotel yaitu PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) dipilih guna penelitian dalam karya akhir ini.
Darn hasil penelitian ini yang mencakup kurun waktu tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 menunjukan bahwa manajemen PT Plaza Indonesia Realty Tbk dapat dikatakan cukup memiliki kinerja yang baik pada tahun 2000, tahun 2001 dan tahun 2002 karena walaupun terdapat nilai EVA yang negatif pada tahun-tahun tersebut namun nilai negatif tersebut senantiasa terus mengkecil. Di tahun 2003 manajemen dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik karena berhasil menciptakan nilai tambah dengan adanya nilai EVA yang positif untuk tahun 2004 karena nilai EVA kembali negatif dan cukup signifikan maka dapat dikatakan terjadi penurunan kinerja manajemen.
Dengan dapat, terukurnya nilai tambah yang diciptakan oleh manajemen maka disarankan agar penilaian kinerja dengan pendekatan konsep EVA ini dapat digunakan untuk melengkapi metode penilaian kinerja lainnya yang selama ini telah dipakai oleh perusahaan sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif bank bagi manajemen maupun pemegang saham.

Company performance is very significant for the owners, to wit, shareholders because they expect favorable and continuous return on investment.
Performance measured by accounting statement can be reflected by among others return on equity (ROE) or return on investment (ROI). The weakness of accounting performance measurement is caused by tolerance to various posting and recording methods thereby affecting profit and resulting in economic distortion.
Capital cost reflects risks the investor is pored to and therefore performance assessment which takes into account capital cost is advisable to learn whether or not the return is adequate to cover the capital cost.
Stern Stewart & Co. develops a performance assessment method so called Economic Value Added (EVA) which proves to be superior, among others, in eliminating economic distortion from accounting standard and including capital cost into the calculation. The result will indicate the potential to generate value added.
If ROE or ROI approach only goes as far as earning, EVA goes farther to earning less capital cost thereby allowing the management and shareholders to learn whether or not there is a generation of value added. If EVA is positive, the management is able to generate value added and increase the assets of the shareholders. Otherwise, there is a decrease in value to the shareholders.
There have not been many companies in Indonesia adopting the EVA method to measure their performance. Therefore it is interesting to study how EVA works on performance measurement to that end, a public company operating in property, particularly Shopping Center and Hotel, to wit, PT Plaza Indonesia Realty Tbk. (PLIN) - was selected to be the corpus of this most recent work.
The study reveals that from 2000 to 2004 PT Plaza Indonesia Realty Tbk. performed quite well in 2000, 2001 and 2002 despite the negative EVA The negative value has, however, been decreasing. In 2003, the management performed well because they managed to generate positive EVA. In 2004 the EVA was again negative significantly and its performance decreased.
Therefore EVA method is recommended in addition to the other measurement methods for more comprehensive idea to the management and shareholders.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edward Budiman
"Krisis perekonomian yang terjadi tidaklah menyurutkan pertumbuhan industri rokok. Pertumbuhan tersebut terjadi karena pasar untuk produk rokok relatif tetap berkembang, karena disadari atau tidak rokok mengandung salah satu zat adiktif yang terkuat yang membuat pemakaìnya kecanduan Industri rokok di Indonesia punya berbagai keunikan produk dan pasar yang cukup kuat. Dan sisi produknya misalnya, jenis rokok yang diproduksi di Indonesia unik, dimana produksi rokok kreteknya jauh Iebih besar dibandingkan dengan rokok putih Rokok dengan paduan tembakau dan cengkeh ini mampu mendominasi selera konsurnen atau menguasai pasar dalam negeri. Terlebih jika ditambah dengan konsumen rokok putih, maka industri rokok Indonesia makin penting keberadaannya bagi perekonomian negara. la tidak hanya mampu menghasilkan cukai dan devisa, tapi juga mampu menyerap tenaga kerja dan menjadi sumber penghasilan bagi petani, distributor dan pedagang eceran.
Karya akhir ini bertujuan untuk mengctahui penciptaan nilai oleh PT. HM Sampoerna, Thk terhadap shareholdemya yang tercermin pada nilai wajar saham yang didapat dari hasil valuasi, sehingga investor dapat menjadikannya sebagal bahan pertimbangan dalam berinvestasi.. Teknik valuasi perusahaan yang digunakan adalah dengan pendekatan Economic Value Added (EVA) yang diperkenalkan oleh G. Bennet Stewart III, dalarn bukunya "Tite Quest For Value" (Harper Business 1991). Dalam perhitungan nilai EVA tersebut didukung oleh data-data kondisi rnakroekonomi Nasional seperti inflasi, PDB, kurs rupiah, suku bunga SBI. serta membuat proyeksi laporan keuangan untuk lima tahun kedepan berdasarkan laporan keuangan historis (tahun 1994-2001).
Dalam penelitian ini proyeksi laporan keuangan dilakukan dalam 3 skenario. Skenario pertama adalah skenano dasar, dalam skenario ini pemerintah tetap menaikkan cukai, tetapi kenaikan tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap penjualan perusahaan disebabkan mereknya yang kuat dipasar serta loyalitas konsumen sudah terbentuk. EVA pada skenarlo ini diproyeksikan akan memilikì trend yang meningkat yang mencermînkan kinerja perusahaan yang semakin membaik. Nilai wajar saham berada diatas pasar yang menunjukkan kondisi undervalue.
Skenario yang kedua adalah skenario optimis. Pada skenario ini kondisi perekonomian di proyeksikan akan membaik. Pemerintah tidak menaikkan cukai, HIE maupun PPn. Akibatnya EVA lima tahun kedepan akan melonjak naik. Daya beli masyarakat yang membaik perlu diantisipasi oleh perusahaan dengan menaikkan kapasitas produksinya. Harga wajar saham pada skenarlo ini sangat jauh di atas harga pasarnya sehingga kondisi saham perusahaan berada dalam posisi undervalued.
Skenario ketiga adalah skenario pesimis. Kondisi perekonomian pada skenario ini diproyeksikan akan sangat memburuk yang mengarah pada krisis moneter. Pemenintah menaikkan cukai, HJE maupun PPn untuk mengurarigi defisit anggaran belanja. HPP perusahaan meningkat harga tidak dapat dinaikkan karena daya masyarakat turun akibatnya marjin perusahaan mengecil. Niai yang dihasilkan oleh perusahan menurun, EVA lima tahun kedepan diproyeksikan turun, akibatnya harga wajar perusahaan berada dibawah harga pasarnya (overvalued).
Dengan tiga skenario ini maka diharapkan investor dapat mempunyai gambaran dengan membaca pola yang terjadi sehingga dapat diambil keputusan yang bijaksana dalam membeli saham PT. H.M. Sampoema. Sebagai perbandingan dalam penelitian ini juga disajikan val uasi secara sederhana menggunakan Price to Earning Ratio sebagai perbandingan dengan pertimbangan bahwa dengan lebih dan satu valuasi akan memperkaya bahan kajian bagi investor dalam mengambil keputusan investasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T1082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Iqbal
"Memaksimalkan kekayaan pemegang saham sama dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat ditingkatkan. dengan jalan meningkatkan harga saham di pasar modal. Harga saham sebuah perusahaan dipengaruhi oleh harapan pemodal tentang kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Nilai perusahaan dapat diketahui dengan cara mengukur kinerja perusahaan. Saat ini telah berkembang pengukuran pendapatan tradisional yang merupakan tolak ukur selama ini dalam menentukan kinerja perusahaan yaitu dengan menggunakan Earning per Share (EPS), Return on Asset (ROA), ROE (Return on Equity). Untuk melengkapi cara pengukuran kinerja perusahaan yang telah ada, selama beberapa tahun terakhir telah berkembang suatu pendekatan baru dalam mengukur kinerja perusahaan yang dikenal dengan pendekatan Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added/EVA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah adanya pengaruh EVA, ROA, ROE, EPS secara bersama-sama sebagai alat pengukur kineija terhadap harga saham dan Market Value Added (MVA), apakah EVA, ROA, ROE dan EPS secara individual mempunyai pengaruh terhadap perubahan harga saham dan MVA. Penelitian menggunakan metode analisis regresi pool least square terhadap 20 perusahaan dengan periode 2000-2002 dengan menggunakan dua model yaitu: model 1 (Pengaruh EVA, ROA, ROE, dan EPS terhadap harga saham), dan model 2 (pengaruh EVA, ROA, ROE, dan BPS terhadap MVA). Adapun hasil penelitian ini berdasarkan analisis regresi terhadap dua model tersebut dengan tingkat signifikansi 5%: pada model pertama EVA, ROA, ROE dan EPS secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan kepada perubahan harga saham dan MVA. ROA, dan EPS secara individual mempengaruhi harga saham, sedangkan EVA dan ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham. Sedangkan pada model kedua EVA, ROA, ROE, dan EPS secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA, EVA, dan ROA, secara individual mempengaruhi MVA, sedangkan ROE dan EPS tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA.

Maximizing stock holder equity is equal to maximizing company value. Assess company can be improved by way of improving share price in capital market. Share price a company influenced by expectation of investor about company performance in the future. Assess company can know by measuring company performance. In this time have expanded measurement of traditional earnings which represent yardstick during the time in determining company performance that is by using Earning per Share (EPS), Return On Asset (ROA), ROE (Return On Equity). To equip the way of measurement of company performance which have there is, last for a number of years have expanded an new approach in measuring recognized company performance with approach of Economic Added Value ( Economic Value Added / EVA). This research aim to know what is existence of influence of EVA, ROA, ROE, EPS by together as a means of measurement of performance to share price and of Market Value Added (MVA), is EVA, ROA, ROE and of EPS individually have influence to price change of and share of MVA. Research use method analysis square least pool regression to 20 company with period 2000-2002 by using two model that is: model 1 (Influence Of EVA, ROA, ROE, and EPS to share price), and model 2 ( influence of EVA, ROA, ROE, and EPS to MVA). As for result of this research pursuant to analysis of regression to two model with level of significant 5%: at first model of EVA, RDA, ROE and of EPS by together have influence which is significant to price change of and share of MVA. ROA, and EPS individually influence share price, while EVA and ROE do not have influence which is significant to price change of share. While at model both of EVA. ROA, ROE, and EPS by together have influence which is significant to MVA. EVA, and ROA, individually influence MVA, while ROE and EPS do not have influence which is significant to MVA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusufa R. Dibyoseputro
"Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan investigasi atas pengaruh dan proses penerbitan Global Bond dari PT. XYZ terhadap kinerja keuangan dan kemampuan penciptaan nilai tambah perusahaan menggunakan metode Economic Value Added (EVA). Tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah dan mencapai target kinerja keuangan. Selanjutnya hasil tersebut akan dibandingkan dengan 4 (empat) perusahaan lainnya di Industri Tekstil dan Produk Tekstil (Industri TPT). Hasil yang didapatkan adalah Industri TPT mengalami tekanan dari kondisi perekonomian global dan persaingan, yang berimbas pada nilai EVA yang negatif. Selain itu penerbitan Global Bond dari PT. XYZ juga tidak meningkatkan nilai tambah serta kinerja keuangan dari SRIL. Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran bagaimana Global Bond dapat menjadi alternatif pendanaan untuk perusahaan Industri TPT.

The purpose of this research is to investigate the process and effect of Global Bond issuance from PT. XYZ towards it financial performance and value added creation using Economic Value Added (EVA). The purpose are to measure the ability of the company to create value added and achieve its financial performance target. The EVA score from SRIL will be compared with 4 (four) others company in Textile and Product Textile Industry (TPT Industry). The EVA results prove that TPT Industry are under pressure from global economics condition and business competition. Global Bond issuance does not improve PT. XYZ financial performance. Furthermore, this research aim to understand whether Global Bond issuance is an appropriate financial policy for TPT Industry company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christianus Frans Barry
"ABSTRAK
Industri produk kelapa sawit merupakan salah satu subsector perkebunan yang
memiliki peranan strategis di Indonesia. Khusus untuk perkebunan kelapa sawit
saat ini Indonesia merupakan Negara penghasil Crude Palm Oil (CPO) terbesar di
dunia. Posisi strategis ini terus meningkat seiring masih besarnya potensi
pengembangan perkebunan dan industry kelapa sawit di masa mendatang. Oleh
karena itu, perusahaan-perusahaan penghasil produk kelapa sawit terus berupaya
meningkatkan kinerja perseroan agar tetap dapat bertahan dan memberikan
konstribusi positif bagi pengembangan perkebunan dan industry kelapa sawit di
Indonesia. Di saat yang sama diperlukan analisis atas kinerja perusahaan untuk
mengetahui kondisi perusahaan yang seutuhnya sebagai bahan evaluasi para
pemangku kepentingan, terutama para pemegang saham dan investor. Tesis ini
mencoba melihat kinerja perusahaan penghasil produk kelapa sawit dalam
menciptakan nilai tambah ekonomis bagi para investor dengan menggunakan
metode Economic Value Added (EVA) selama periode 2007-2011. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa beberapa perusahaan telah secara konsisten
berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi para pemegang saham,
sedangkan beberapa perusahaan lain mencatatkan nilai EVA yang fluktuatif dari
tahun ke tahun selama periode tersebut.

Abstract
Palm products industry is one of the plantation sub-sector that has a strategic role
in Indonesia. Especially for palm oil plantations, now Indonesia is the biggest
Crude Palm Oil (CPO) producer in the world. This strategic position expanding as
the magnitude of oil palm plantations potential and industrial development in the
future. Henceforth, companies who produce palm oil products continue to
improve their performance in order to be able to survive and contribute positively
for the development of plantations and oil palm industry in Indonesia. Meantime,
it is a necessity for doing performance analysis to determine the real condition of
those companies as evaluation analysis for the stakeholders, particularly
shareholders and investors. This thesis is concerning on the performance analysis
of palm oil products based companies in creating economic value for the investors
using the Economic Value Added (EVA) Methodology during 2007-2011. The
result shows that some companies have consistently succeeded in creating
economic value for their shareholders, while some other companies recorded
fluctuative EVA during the period"
2012
T32204
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Thory Prabawa
"ABSTRAK
Pada hakekatnya perusahaan adajah suatu wacana untuk menambah kekayaan
(wealth) bagi Pemiliknya (?shareholders?). Pemegang saham dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan (?stakeholders?), Seperti karyawan, supplier, masyarakat setempat, dan
konsumen secara umum, akan merasakan suatu manfaat atau keuntungan apabila suatu
perusahaan dikelola dengan baik dan bertanggung jawab, sehingga menghasilkan
keuntungan yang cukup, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Pemegang saham akan diuntungkan secara jangka panjang apabila perusahaan
dikelola berdasarkan keputusan-keputusan yang bertujuan dan berakibat bertambahnya
harta atau kekayaan perusahaan tersebut. Lebih jelasnya, manajemen bertanggung jawab
rnenciptakan pertambahan kekayaan yang berkesinambungan pada perusahaan apabila
keputusan yang diambìlnya dalam menjalankan roda perusahaan, mengakibatkan
peningkatan manfaat (incremental benefit) yang melebihi peningkatan biaya (incremental
cost).
Karenanya dalam menseleksi saham suatu perusahaan sebagai potensi investasi,
perlu diukur terlebih clahulu kinerja manajemen atau perusahaan tersebut dalam
rneningkatkan kemakmurafl atau kekayaafl para pemegang sahamnya. Dalam prakteknya,
definisi fluai tan?ibah yang dipakai sebagai ukuran kineija suatu perusahaan memiliki dua
pengertian terhaclap euntungafl, yaitu keunL?fliafl secan ekononiis dan secara pembukuan
atau akunting. Untuk mengukur kineria suatu perusahaan idealnya analisa dilakukan
dengan dua metode umum yang string dipakat.
Metode yang paling mudah dan paling sering dipakai adalah analisa rasio
keuangan yang menggunakan data-data mikro perusahaan secara akunting. Esensi dari
penggunaan metode ini adalah mengukur kinerja perusahaan dalam bentuk rasio
profitabilitas sebagai acuan atas nilal tambah. Metode kedua adalab analisa pendekatan
secara ekonomis, atau yang biasa disebut konsep economic value added (EVA). Walaupun
berbeda, apabila kedua metode tersebut digunakan bersamaan maka analis alcan memiliki
pandangan yang menyeluruh terhadap subyek analisanya.
Karya tulis ¡ni akan membahas masing-masing metode tersebut diatas termasuk
icelebihan dan kekurangan masing-masing, sekaligus menerapkan metode-metode
pengukuran kinerja tersebut. Sebagai sarana untuk menerapkan konsep nilai tambah dalam
pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan kedua metode tersebut,
dipresentasikan sebuah perusahaan ny ata, dengan data-data faktual, sebagai subyek analisa.
Adapun periode analisa adalah dañ tahun 1996 hingga tahun 1999, sehingga mencerminkan
kondisi ekonomi dan politik pra-krisis hìngga masa stabilisasi. Mengingat keterbatasan
waktu dan kelemahan dan pembukuan internal perusahaan, maka laporan keuangan Lahun
2000 yang telah diaudit belurn dapat diikut-sertakan dalam analisa ini.
Idealnya, seorang analis atau investor akan melakukan analisa fundamental untuk
mendapatkan gambaran secara menyeluruh atas prospek investasi yang alcan dipilih. Secara
Iengkap, analisa fundamental biasanya terdiri dan analisa mikro dan makro yang berkaitan
dengan perusahaan atau investasi yang dianalisa. Dalam konteks pengukuran kinerja
Perusahaan, hash clañ analisa fundamental merupakan pendukung ataupun tatar belakang
dalam menearl kejelasan atas pola kinerja yang ditunjukkan oleh suatu manajemen atau
perusahaan yang dianalisa. Karya tulis ini akan membahas secara singkat faktor makro
ekonomi dan kondisi industri yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
Berdasarkan hasil analisa kinerja atas perusahaan selama periode observasi,
diperoleh kesimpulan bahwa walaupun secara pembukuan perusahaan tetap memberikan
allai tambah secara positif dan tahun 1996 hingga 1999 kepada pemegang saham, namun
bndasarkan analisa secara ekononiis nilai tambah yang diperoleb jauh lebih kecil. Bahkan
pada akhir periode observasi, yakni tahun 1999, secam ekonomis perusahaan rnengalatfli
kerugian yang cukup signifikan.
Namun demikian, dengan latar belakang krisis ekonomi dan politik yang terjadi
selama 1997-1999, harus dipastikan apakah menurunnya kinerja perusahaan pada akhir
tahun 1999 merupakan kesalahan manajemen ataupun cliakibaikan oleh faktor-faktor
eksternal yang berada diluar ¡control manajemen sendini. Karenanya pentu dilakukan
penyesuaian atas data-data keuangan perusahaan tùituk menghilangkan faktor ekstennal
dimaksud.
Selanjutnya hasil dari analisa tersebut harus dibandingican dengan strategi dan
taktìk yang diterapkan oleb manajemen, sehingga dapat dinilai apakah strategi dan taktik
tersebut telah menghasilkan nilai tambab bagi pemegang saham. Pada akhirnya analis dapat
menilai apakah strategi yang diterapkan manajemen merupakan akernafif yang terbaik
dalam konteks kondisi makro-ekonomi dan industri yang sedang berlaku."
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Rony Parulian
"ABSTRAK
Penelitian ini mencoba melihat kinerja perusahaan-perusahaan batubara yang telah
listing di bursa dengan menggunakan metode Economic Value Added Momentum
(EVA Momentum) dan Market Value Added (MVA) serta melihat pengaruh dari
besaran EVA Momentum terhadap pertumbuhan MVA yang dicapai perusahaan.
EVA Momentum dipilih karena metode ini memperhitungkan cost of capital dan
tingkat pertumbuhan penjualan dari perusahaan. Penggunaan metode MVA untuk
melihat dampak langsung kinerja perusahaan terhadap harga pasar saham
perusahaan. Adapun penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif,
yaitu melalui studi literatur yang dilakukan dengan mempelajari literatur yang
terkait dengan topik penelitian, serta mengolah laporan keuangan dan laporan
tahunan perusahaan guna memperoleh nilai EVA Momentum dan menggunakan
data pasar yang terkait dengan kapitalisasi pasar perusahaan guna memperoleh nilai
pertumbuhan MVA perusahaan. Data keuangan dan data pasar yang digunakan
adalah data selama periode 2009 sampai dengan 2013. Selain itu diuji pula
pengaruhnya antara variabel efficiency gain, profitable growth, dan EVA
Momentum secara individu terhadap variabel pertumbuhan MVA.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tidak ada perusahaan batubara yang mampu
menghasilkan nilai EVA Momentum yang positif secara konsisten dari periode
2009-2013. Begitu pula halnya dengan pertumbuhan MVA, tidak ada perusahaan
yang memperoleh nilai pertumbuhan MVA yang positif secara konsisten selama
periode tersebut. Secara pengujian hipotesis hanya variabel efficiency gain yang
tidak berpengaruh secara positif terhadap variabel pertumbuhan MVA sedangkan
variabel profitable growth dan EVA Momentum berpengaruh positif terhadap
variabel pertumbuhan MVA.

ABSTRACT
This research try to see the listed coal companys performance using Economic
Value Added Momentum (EVA Momentum) and Market Value Added (MVA) and
also to see the affect of EVA Momentum to the MVA growth. EVA Momentum
chosen because this method calculate cost of capital and the sales growth of the
company. Using MVA method to see the direct impact companys performance.
The research using comparative descriptive method, the method using literature
study that has been done with study the literature that related to the research topic,
calculate EVA Momentum from every company using financial and annual report,
and by market data to calculate the companys MVA growth with period from 2009
until 2013. Beside of the EVA Momentum and MVA calculation, the affect of
efficiency gain, profitable growth and EVA Momentum to MVA growth
individually. The result showed that there is no coal company can get EVA
Momentum amount positive continously from 2009 until 2013. The MVA growth
amount also showed the same thing. According to hypothesis tested only efficiency
gain that doesnt have positive affect to MVA growth, but profitable growth and
EVA Momentum have positive affect to MVA growth"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>