Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134871 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Novi Ariyanti R. Darmayanti
"Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu melihat bagaimana perempuan diposisikan dalam UU No. 10/1992 tentang Kependudukan dan KeIuarga Sejahtera, dan bagaimana kebijakan Keluarga Berencana diimplementasikan serta apa implikasinya bagi perempuan yang menjadi pengguna, khususnya bagi perempuan yang menerima pemasangan implant di luar klinik. Subyek penelitian adalah perempuan pengguna implant di suatu wilayah di Jakarta dan juga pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan program implant luar klinik, yaitu petugas KB, bidan, dan kader.
Metode yang dipakai dalarn penelitian ini adalah observasi lapangan dan wawancara mendalam kepada informan. Penelitian ini menggunakan konsep kebijakan kependudukan yang berperspektif feminis, termasuk didalamnya adalah konsep kesehatan reproduksi dan hak reproduksi serta kualitas pelayanan.
Hasil penelitian memperlihatkan, bahwa perempuan Indonesia adalah pihak yang lebih bertanggungjawab atas pengendalian penduduk sehingga menjadi sasaran kebijakan keluarga berencana melaiui pemakaian alat kontrasepsi, khususnya yang jangka waktunya 3-5 tahun yaitu implant. Proses pelayanan implant luar klinik dilaksanakan secara massal dan masih saja menggunakan sistem target yang telah ditentukan jumlah dan sasarannya, sehingga tidak dapat memenuhi standar pelayanan berkualitas yang menempatkan hak-hak perempuan sebagai bagian dari hak asasi manusia. Oleh karena itu untuk mencapai kesehatan reproduksi yang optimal perlu adanya transforrnasi masyarakat yang berkeadilan gender, dan tidak membedakan layanan berdasarkan status sosial ekonomi.

This thesis has three aims, i.e: first, to examine the laws No. 1011992 on population and prosperous family, particularly the five articles regaring family planning, second, how was the policy of family planning implemented in East Jakarta and third, what was the implication toward women who became family planning acceptors, particularly those who get the implants from a free of charge implant programme, organized by the Jakarta family planning office, using the sub-district office. The research subject were women who experienced implant services provided by the BKKB DKI Jakarta team, in a sub-district of East Jakarta.
The methodology used in this research were field observations and several in depth interviews with family planning field workers and health cadres who were involved in the recruitment of potential acceptors. Some midwives who provided the implant services were also interviewed. Feminist population policy approach was used, which implied the concept of reproductive health and rights, as well as quality of care.
The research findings show that Indonesia family planning policy emphasized on the responsibility of women who should be acceptors since population growth was considered very much related to economic growth. Implant is the most effective contraceptive which can be controlled by the provided up to 3-5 years. Since the implant programme was provided outside the clinic,using the sub district office, and served 60 women at once, itu was far from a quality of care standard which introduced by Judith Bruce and Adrienne Germaine. Under the very crowded condition, the potential implant acceptors did not received quality of care services, which required good counseling, in a separate and quite room, as well as a high medical standard procedure during the inserting of the implant The tools used were not enough for every women and it was no good sterilized. In order to reach the highest possible standard of reproductive health services for the Indonsian womwn itu needs a transformation of society based on gender justice, based on respect to women and not treat then as second class citizen. The reproductive health services (including family planning services) should not be discriminating based on social economic status. Every woman should be treated equally and be given the full opportunity to exercise they rights. Woman should be empowered through good and accurate information and counseling on reproductive health matters.
l"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sediyaningsih
"Dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa, pemerintah telah dan sedang melakukan pembangunan disegala bidang, termasuk usaha-usaha untuk mengatasi masalah kependudukan. Masih banyak kendala yang tampaknya masih menghadang laju perkembangan program KB ini. Berkaitan dengan hal tersebut diatas muncul suatu persepsi yang hadir dari lingkungan penulis yakni apakah benar pelaksanaan program KB masih didominasi oleh faktor sosial dan ekonomi ? Berangkat dari asumsi dasar tersebut penulis ingin mengetahui dengan pasti apakah asumsi dasar tersebut dapat diterapkan pada wilayah Pisangan, Ciputat, jakarta Selatan. Wilayah ini diambil berdasarkan beberapa alasan yaitu pertama penduduknya sangat heterogen, baik dalam hal asal usul, jenis pekerjaan, penghasilan dan pendidikan. Heterogenitas ini membuat penulis semakin tertarik untuk mengetahui perilaku mereka dalam melaksanakan program-program KB.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk membuktikan keberlakuan hipotesis Rogers mengenai peranan Status Sosial Ekonomi dalam membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang serta untuk mendapatkan variabel yang paling berpengaruh dalam membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang terhadap pogram-program KB. Untuk tujuan itu penulis mengambil teori Difusi-Inovasi Rogers sebagai dasar pembuatan penulisan ini, dengan memasukkan variabel komunikasi, budaya-sikap dan pengetahuan sebagai variabel antara.
Untuk menguji hipotesis tersebut, kuesioner disebarkan kepada 290 responden wanita usia subur dan wawancara dengan 10 orang wanita (PUS) serta seorang dokter ahli kebidanan, yang hasilnya dianalisis dengan menggunakan analisis lorong (Path Analysis) melalui program SPSSPC. Dari pengolahan data didapat hasil bahwa faktor Status Sosial Ekonomi tidak mempunyai pengaruh terhadap pembentukan pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang. Sementara itu dari hasil yang ditemukan ada dua variabel yang berpengaruh terhadap adopsi KB di kalangan responden yaitu variabel komunikasi dalam hal ini komunikasi massa dan variabel budaya-sikap. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Syam
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan mengingat belum diketahuinya gambaran "unmet need" Keluarga Berencana serta faktor-faktor yang mempengaruhinya di Kotamadya Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat.
Secara umum penelitian ini bertuiuan untuk mendapatkan gambaran tentang "unmet need" Keluarga Berencana serta untuk mengetahui hubungan dan pengaruh faktor sosiodemotirafi ibu Pasangan Usia Subur dan pemaparan KB serta pengetahuan, sikap dan kepecayaan tentang KB terhadap "unmet need" Keluarga Berencana.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan "Cross Sectional" dengan tehnik analisis data kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara terstruktur yang menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan tehnik analisis : distribusi frekuensi, Uji "Chi Square", Phi, Cramer's V, koefisien kontingensi C serta analisis Regresi Logistik. Unit analisis adalah Ibu Pasangan Usia Subur yang tidak ber-KB saat ini, dengan besar sampel 336, akan tetapi karena adanya "drop out" di lapangan maka besar sampel berkurang menjadi 293 responder, dan penelitian ini dilakukan diseluruh wilayah di Kotamadya Bukittinggi.
Hasil penelitian menyatakan bahwa 71,33 % dari responden merupakan "unmet need" dan 19,80 % adalah bukan "unmet need" serta 8,87 % belum punya anak. Berdasarkan analisis bivariat didapatkan ada hubungan antara jumlah anak hidup dengan "unmet need" KB serta variabel independen lainnya tidak berhubungan dengan "unmet need" KB. Begitu juga dengan hasil analisis regresi logistik, didapatkan jumlah anak hidup berpengaruh terhadap "unmet need" KB. Sedangkan variabel independen lainnya tidak berpengaruh terhadap "unmet need" Keluarga Berencana.
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan, bahwa faktor yang berpengaruh terhadap "unmet need" KB adalah jumlah anak hidup. Oleh sebab itu disarankan pentingnya peningkatan mutu penyuluhan tentang Norma Keluarga Kecil, yang berorientasi kepada kepuasan para peserta KB dan tidak lagi mempergunakan sistem target sebagai alat ukuran keberhasilan, demi terwujudnya Pembangunan Keluarga Sejahtera dan Keluarga Kecil Mandiri."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alie Djahri
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1973
S2278
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumantri
"LATAR BELAKANG MASALAH
Penduduk dunia terus bertambah setiap saat, dengan laju pertumbuhan yang terus bertambah cepat. Fenomena ledakan penduduk ini telah muncul pada abad-abad terakhir dan menimbulkan berbagai permasalahan. Permasalahan yang utama tentunya menyangkut sumber daya, misalnya pemenuhan kebutuhan pokok pangan, kesehatan dan pasokan energi. Persoalannya adalah apakah pertambahan penduduk ini dapat diikuti pertambahan yang sepadan di bidang pangan, sedangkan sejak saat sekarang saja jumlah penduduk dunia yang miskin dan lapar sudah cukup besar. Tanpa usaha-usaha untuk membatasi pertumbuhan tersebut, sangat dikhawatirkan bahwa pada suatu saat yang tidak terlalu lama lagi penduduk dunia akan tidak dapat tertampung. Dan kalau saat itu tiba, akan timbul ketegangan-ketegangan internasional yang sangat membahayakan kehidupan manusia secara menyeluruh. Greg Cashman dalam buku "What Causes War 7", menjelaskan bahwa salah satu penyebab dari timbulnya peperangan adalah karena pertumbuhan penduduk. Dalam teori Lebensraum disebutkan bahwa Lebensraum adalah tempat yang dibutuhkan oleh manusia untuk ruang hidup sehingga mereka tumbuh, berinteraksi dan akhirnya coati. Hitler lebih menekankan pada aspek normatif dari Lebensraum, yaitu jika seseorang percaya bahwa tempat dapat menyebabkan peningkatan penduduk"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baltimore, Maryland: JHPIEGO Corporation, 1993
613.9 PAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Into Mudjiati
"
Pelayanan Keluarga Berencana merupakan salah satu dari enam upaya
Kesehatan Wajib Puskesmas. Cakupan KB Pasca Persalinan merupakan
salah satu indikator kinerja Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik Puskesmas dalam hubungannya dengan cakupan
KB Pasca Persalinan di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan pada tahun
2012. Desain pada penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel
seluruh Puskesmas (57 Puskesmas) yang ada di Kota Tangerang dan
Tangerang Selatan. Analisis data menggunakan uji chi-square dan regresi
logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik Puskesmas
yang mendukung cakupan KB Pasca Persalinan adalah kepemimpinan dan
faktor kepemimpinan ini paling dominan mempengaruhi cakupan KB pasca
Persalinan (p = 0.017) dan OR 7.2. Hasil penelitian ini merekomendasikan
penguatan kepemimpinan Puskesmas dalam peningkatan cakupan KB
Pasca Persalinan.

ABSTRACT
Family Planning Services is the one of the six attempts of mandatory of
Community Health Center. Postpartum Family Planning coverage is the
one of indicator of performance in Community Health Center. This research
was purposed for investigating the characteristics of Community Health
Center in conjunction with the coverage of postpartum family planning in
Tangerang and South Tangerang City in 2012. Design of this research is a
cross sectional with samples of all community health centers (57 units) in
Tangerang and South Tangerang City. Data analysis using by chi-square
test and logistic regression. The results showed the characteristics of the
community health centers those support postpartum family planning
coverage is leadership and the most dominant factor of leadership is
affecting the coverage of postpartum family planning (p = 0.017) and OR
7.2. Results of this research recommend to strength the leadership in
improve the coverage of postpartum family planning in community health
centers."
2013
T36040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Midiawati
"ABSTRAK
Nama : MidiawatiProgram Studi : Magister Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Keluarga Berencana DenganKejadian Unmet Need Di Daerah Intervensi Dan Kontrol DiProvinsi Jawa Timur Tahun 2016. Permasalahan kependudukan yang saat ini dihadapi di Provinsi JawaTimur adalah masih tingginya angka Unmet need KB. Angka Unmet Need KB diJawa Timur trend nya setiap tahun mengalami peningkatan, berdasarkan hasilSDKI tahun 2003 mencapai 5,6 meningkat terus menjadi 10,48 pada tahun 2014.Hal ini melampaui target provinsi yaitu 7.Salah satu penyebab terjadinya unmetneed adalah kurangnya pengetahuan Ibu mengenai KB. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian unmet need.Metode penelitian cross sectional ini menggunakan sampel penelitian 11.137wanita usia subur 15-49 tahun . Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara pengetahuan ibu tentang KB dengan kejadian unmet need terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu yang kurang tentang alat KB pvalue 0,015 dan lama pakai KB p value 0,013 dibanding pengetahuan yang baikpada daerah kontrol, sedangkan pada daerah intervensi hasil uji statistik tidaksignifikan baik pengetahuan tentang alat KB p value 0,927 maupun pengetahuan tentang lama pakai KB p value 0,059. Hasil akhir uji multivariable menunjukkanbahwa pengetahuan ibu tentang alat KB, lama pakai KB dan efek samping KBtidak berpengaruh terhadap kejadian unmet need di provinsi Jawa Timur. Karenanya perlu adanya penelitian lebih lanjut dan menyeluruh menggunakan berbagai variabel yang berhubungan dengan kejadian unmet need, seperti menganalisis variabel ketersediaan layanan, keterjangkauan layanan, keterpaparaninformasi tentang KB dan faktor sosio budaya di wilayah provinsi Jawa Timur.Kata Kunci : unmet need, Pengetahuan Ibu, Keluarga Berencana, Jawa Timur

ABSTRACT
Nama MidiawatiProgram Studi Magister of Public HealthJudul The family planning of mother 39 s knowledge correlation with unmet need in intervention and control area at East Java at 2016..The height of value unmet need family planning are population problems in East Java Province. every years, trend the value unmet neet famil yplanning has increased in East Java, based on SDKI in 2003 is 5,6 increase to 10,48 in 2014. This beyond the provincial target of 7. Lack of knowledge of mother about family planning is one of cause of occurrence unmet need. this research intend correlation between knowledge of mother with occurrence unmet need. Research methods cross sectional with 11.137 of women of childbearing age 15 49 age . Research result shows correlation meaningful between of knowledge of mother with occurrence unmet need, poor mother 39 s knowledge pvalue0,015 , family planning use distance p value 0,013 compared good mother 39 s knowledge on the control area, while on the intervention area the statistic are not significant either knowledge of tool 39 s family planning 0,927 , or knowledge family planning use distance 0,059 . Multivariabel end result shows knowledge of mother about tool 39 s family planning, family planning use distance and side effects has not effect on unmet need occurrence in Eats Java Province.Therefore need future research and uses all variabels which is correlation with unmet need like as analyzing service availability variabels, affordability of servive, exposure of information about family planing and socio cultural factors inthe Province of East Java"
2017
T47818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: BKKBN , 2000
363.9 BAD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eny Haryati
"Dalam rangka usaha mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, Indonesia menerapkan program Keluarga Berencana (KB) mulai tahun 1969, dengan sasaran langsung untuk menurunkan angka kelahiran (Fertilitas). Setelah program KB Dilaksanakan selama empat pelita (tahun 1989), maka program KB mulai menampakkan hasilnya. Total Fertility Rate (TFR) turun dari 5,55 pada tahun 1969 menjadi 3,33 pada tahun 1989. Tetapi program KB ternyata memerlukan sumberdaya (dana, sarana dan prasarana) yang sangat besar yang berupa subsidi Pemerintah.
Menyadari bahwa ketergantungan dana pada (subsidi) seperti ini tidak penguntungkan untuk suatu program jangka panjang; dan menyadari bahwa masyarakat sudah mulai bisa menerima program KB (Norma Keluarga Kecil); serta menyadari bahwa keadaan social ekonomi masyarakat mengalami peningkatan; maka BKKBN sebagai koordinator program lalu mencanangkan adanya Program KB Mandiri, adalah program KB swadana (yang dibiayai oleh masyarakat akseptor sendiri, dan pelayanannya dilakukan oleh pihak institusi swasta).
Penelitian ini berusaha untuk : 1). Mengetahui bagaimana kebijaksanaan Program KB Mandiri. 2). Mengetahui bagaimana pelaksanaan Pengembangan Kelembagaan Program KB Mandiri di Kabupaten Ponorogo. 3) Mengetahui apa faktor-faktor SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) dari program KB Mandiri di Kabupaten Ponorogo. 4) Mengevaluasi Model Pengembangan Kelembagaan yang saat ini diterapkan. 5) Hencari temuan tentang Model Pengembangan Kelembagaan KB Mandiri yang lebih baik, yakni yang lebih bisa mengefektifkan transisi dari Program KB Biasa Menuju Program KB Mandiri Penuh.
Langkah pertama, dilakukan Studi Literatur terhadap teori-teori yang relevan dengan topik penelitian ini, yakni meliputi : Teori Pembangunan, Teori Kebijaksanaan, dan Teori Pengembangan Kelembagaan. Langkah kedua, dilakukan Studi Kebijaksanaan sekaligus menganalisis kebijaksanaan (Bromley, 1989),yakni terhadap Kebijaksanaan KB Mandiri mulai Kebijaksanaan Umum (Pusat) sampai Kebijaksanaan RB Mandiri di tingkat Kabupaten. Langkah ketiga, mendiskripsikan data sekunder tentang implementasi Pengembangan Kelembagaan KB Mandiri. Data ini diperoleh melalui Studi Dokumentasi (Lexy J Moleong,1991). Langkah keempat, melakukan Analisis SWOT terhadap data mengenai implementasi Pengembangan Kelembagaan KB Mandiri tersebut (John M Bryson, 1991). Langkah kelima, menarik suatu (temuan) atas hasil dari Analisis SWOT tersebut, dan temuan ini kemudian dianalisis dengan menggunakan Analisis Memastikan Temuan /Confirming Finding Analysis (Miles, 1984 ), dengan menggunakan data primer (dari informan) yang diperoleh melalui Wawancara mendalam (Manasse Halo, 1985) dan Triangulasi (Miles, 1984). Dari sini kemudian ditarik suatu Model Pengembangan Kelembagaan KB Mandiri yang ditawarkan, yang menurut peneliti memiliki peluang efektif lebih tinggi.
Hasil dari Confirming Finding Analysis menunjukkan bahwa Program KB Mandiri yang pelayanannya diberikan oleh institusi swasta mempunyai kualitas yang baik. Akan tetapi program KB Mandiri ini hanya menjaring masyarakat kelas tertentu (Keluarga Sejahtera Tahap II, III, dan III+), dan mereka puas dengan pelayanan yang mereka terima. Dan sebaliknya Program KB Biasa yang pelayanannya diberikan oleh Puskesmas dan RSU mempumyai kualitas yang kurang baik. Masyarakat yang menggunakan jasa ini adalah Keluarga Tahap Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera Tahap I. Dan mereka kecewa atas pelayanan yang mereka terima. Bila keadaan terus berlanjut demikian, maka Program KB Mandiri akan sulit untuk mencapai keberhasilan. Selama ini target pencapaian akseptor KB Mandiri hanya mencapai 50,68%).
Temuan yang sekaligus merupakan Model Pengembangan Kelembagaan KB Mandiri yang peneliti tawarkan, yang sekaligus pula merupakan output dari penelitian ini adalah bahwa untuk mencapai keberhasilan program KB Mandiri baik jangka pendek maupun jangka panjang perlu dilakukan pexubahan Kebijaksanaan dengan jalan HAPUSKAN KB BIASA DAN JADIKAN KB MANDIRI SRBAGAI ALTERNATIF TUNGGAL DALAM BER-KB. Dengan catatan Program KB mandiri yang baru tersebut mengengal adanya 2 macam cara pembayaran 1) Pembayaran Seperti Biasa (untuk masyarakat yang mampu, dan 2) Sistem Pembayaran dengan dana JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat) untuk masyarakat yang kurang/tidak mampu.
Untuk mendukung perubahan kebijaksanaan ini memang memerlukan perubahan pada beberapa variabel Pengembangan Kelembagaannya. Dengan demikian masyarakat baik yang mampu maupun yang kurang/tidak mampu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pelayanan KB yang berkualitas, yakni pelayanan KB Mandiri."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
T2289
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>