Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130362 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muslina Handayani
"Limbah merupakan salah satu dampak dari kegiatan pelayanan rumah sakit. Berdasarkan sifatnya limbah rumah sakit dibagi menjadi limbah medis dan non medis, dimana jenis limbah medis terdiri dari limbah infeksius, non infeksius, dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Salah satu jenis Iimbah yang termasuk dalam kategori limbah medis adalah alat medis tajam habis pakai yang merupakan alat bantu dalam memberikan terapi pengobatan maupun penunjang diagnostik. Untuk dapat menerapkan pengelolaan dan monitoring limbah secara komprehensif dan tepat guna, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pendekatan manajemen risiko yang diawali dengan identilikasi dan analisis risiko.
Penelitian yang telah dilakukan oleh WHO menyebutkan bahwa limbah medis tajam memiliki risiko ganda yaitu selain dapat menyebabkan cidera seperti tertusuk atau tergores, juga dapat menginfeksi luka jika limbah tersebut terkontaminasi mikroorganisme patogen. Untuk mengetahui seberapa besar risiko yang mungkin terjadi pada penanganan limbah medis tajam di rumah sakit kanker dharmais, penulis mencoba untuk menganaiisis tingkat risiko pada penanganan limbah medis tajam di rumah sakit kanker dharmais.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus melalui observasi lapangan, wawancara, dan pengumpulan data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat risiko pada penanganan limbah medis tajam berada pada level priority 3 - priority 1, dimana level risiko tertinggi ada pada unit incinerator.

Waste is one of impact from hospital service activities. Based on it characteristic hospital waste divided into medical waste and non medical, where medical waste are consist of infectious waste, non infectious, and hazardous waste. One of the waste that include in medical waste category is disposable sharps equipment which is assistive appliance in giving whether medication therapy or diagnostic support. To apply the management and monitoring of waste comprehensively and precise utilize, one of the effort that can be done is risk management approach that can begin identification and analysis of risk.
Research done by WHO is mentioning that sharps medical waste has double risk beside cause percutaneous injury such as cuts, scratched, punctures, or tears in skin or membranes, also could cause infection to wound if those waste contaminated by pathogen microorganism. To find how big the risk that possibly occur to sharp medical waste handling in dharmais cancer hospital, writer try to analyze risk level on sharp medical waste handling in dharmais cancer hospital.
This research is analytic descriptive research with case study approach walkthrough observation, interview, and secondary data gathering.
Research result shows that risk level in sharps medical waste handling was in priority 3 -- priority 1 level, where highest risk level found in incinerator unit.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T19986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Setyowati
"Salah satu dampak dari pelayanan rumah sakit adalah limbah, menurut sifatnya limbah dibagi menjadi limbah cair, gas dan padat. Limbah paclat terdiri dari limbah medis dan non medis. Limbah rumah sakit tcrdiri dari limbah rumah tangga 70-85 %, limbah pathologis 15 %, limbah kimia dan farmasi 3 %, Iimbah radioaktif/sitotoksis 1 % dan Iimbah medis tajam 1 %. Limbah medis tajam walaupun jumlahnya hanya sekitar 1 %, tetapi memiliki risiko ganda yaitu selain bisa mengakibatkan cedera juga bisa mengakibatkan infeksi bila terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen.
Untuk menjamin keselamatan tenaga kelja maupun masyarakat disekitar rumah sakit maka periu diterapkan kebijakan sistem manajemen keseiamatan dan kesehatan kerja dimana salah satunya dengan melakukan kegiatan pengelolaan dan monitoring limbah rumah sakit secara komprehensive dan tepat guna. Langkah awal yang dibutuhkan adalah mclakukan penilaian risiko terhadap penanganan limbah di Rumah Sakit. Untuk mengetahui seberapa bcsar risiko yang mungkin terjadi pada penanganan limbah medis tajam di RSUD Karawang, penulis mencoba untuk melakukan penilaian risiko Secara semi kuantitatif terhadap penanganan limbah medis tajam di RSUD Karawang.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus melalui observasi iapangan, wawancara, kuisioner dan pengumpulan data sekunder. Populasi penelitian terhadap petugas mmah sakit yang uraian mgasnya berhubungan dengan kegiatan penggunaan, pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan sementara dan pengolahan limbah medis tajam, yaitu perawat ruang Rawat Inap Anak, Instalasi Gawat Darurat, petugas L8b0I'8l0fiUm Patologi Klinik & petugas Sanitasi yang dibanm petugas kebersihan, dengan alasan karena petugas di unit kerja tezsebut paling banyak berhubungan dengan lmbah medis tajam.
Hasil penelitian menunjukkan alat medis tajam yang paling banyak digunakan adalah spuit disposible (6l,94 %), jenis kcgiatan yang berhubungan dengan penggunaan alat medis tajam paling banyak adalah menyuntik ( 301 kali/hari untuk perawat ruang rawat anak, 91 kali/hari untuk perawat IGD) dan pengambilan darah untuk petugas Laboratorium (20 kali dengan spuit dan 205 kali dengan Iancet/autoclix). Alat pelindung Did tidak selalu/lcngkap dipakai dengan alasan merasa kurang nyaman atau lupa memakai, juga penyediaannya yang tidak sesuai dengan permintaan.Pengawasan dari manajemen masih kurang, penyediaan kontainer dan troli tidak sesuai standar, belum semua petugas mendapat imunisasi Hepatitis B, SOP ada tetapi perilaku petugas tidak sesuai SOP. Sebagian besar risiko yang mungkin teljadi adalah tergores/tertusuk. Hasil penelitian pada tahap pembuangan dan penyimpanan scmentara didapat level priority I, pada tahap pcngangkutan dan penghancuran pada level substantial dan pada tahap pembakaran dan penanaman abu pada level priority 3.

One of hospital services impact is waste, according to its eharacteristict, waste is classified into fluid waste, gas and solid. The solid waste eonsist of medical waste and non medical waste, Hospital waste consist of household waste 70-85 %, pathology waste 15 %, chemical waste and pharmacy 3 %, radioactive/sitotoxis waste l % and sharp medical waste 1 %. The sharp medical waste, even it is only l % but it has double risk, it can cause not only injury but also can cause infection if it contaminated by pathogen microorganisme.
To quarantee the employee's safety and the society around the hospital, it needs to be applied the management policy sistem of occupational health and safety by doing management handling and monitoring hospital waste comprehensively and effectively. The first step which is needed to do risk assessment toward waste handling at the hospitaL To know how big the risk possible happen in handling sharp medical waste at the General Hospital karawang, the writter tries to do semi quantitative risk assessment toward sharp medical waste handling at Karawang General Hospital.
The research is an analytic descriptive research with case study approachment by observation, interview, questlonary and secondary data collection. The research was done to the hospital employee whose jobs related to using activitylcollection,transportation, temporarly storage and sharp medical waste management. They are nurse in Children Nursery Ward, Emergency Iustalation and the employee of Clinic Pathology Laboratory, Sanitation employee who is helped by cleaning service, by the reason that the employees in those places most related to the sharp medical waste.
The research shows that much sharp medical equipment which used is diposible spuit (61,94%), type of activity related to the using of sharp medical equipment is injection/give injection ( 301 times/day for Children Nursery Ward, 91 times / day for Emergency instalation) and blood taking for the iaboratory employees ( 20 times with disposible spuit and 205 with autoclix/lancet). Personal Protective Equipment isn?t complete or isn?t worn by reason that they don't feel comfortable or forget to wear, and it isn?t suitable to the request. The supervision of management to the empolyee?s safety is still less, equipping of sharp medical waste container and trolley are not OSHA standar. The employees haven't got the Hepatitis immune yet (Children Nursery ward 52,63 %, Emergency lnstalation 72,22 %, Laboratory 57,14 %, sanitation and cleaning ofiiecr haven?t got at all ), there is SOP (Standar Operating Procedure), but the employees attitudes are not suitable with the SOP. Most possible risk happen are stabbing and scratching, the research result is obtained in the disposal step and temporarly storage in priority 1 level, while in the transportation step and destroying in the substantial level and in the burning and ash handling the level is priority 3.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jajang Subagja
"Instalasi Radioterapi dan Radiodiagnostik menggunakan teknologi radiasi untuk pengobatan (terapi) dan pemeriksaan (diagnostik). Penggunaan teknologi radiasi di RSKD berdasarkan data bulan Maret-Mei 2006 intensitasnya cukup tinggi 51 pasien/ hari (Linac) dan jumlah kunjungan pasien ke instalasi Radioterapi rata-rata sebanyak 1.977 orang per bulan sedangkan jumlah kunjungan ke instalasi Radiodiagnostik rata-rata sebanyak 1.031 orang per bulan.
Penggunaan teknologi radiasi tersebut bila tidak secara dini diperhatikan dan dipelihara dengan baik akan menimbulkan risiko dan bahaya seperti kecelakaan radiasi, kebocoran pesawat radiasi, kecelakaan kontaminasi, kebakaran, dan sebagainya. Faktor utama terjadinya kecelakaan radiasi adalah faktor manusia, peralatan, dan lingkungan kerja. Kecelakaan tersebut sewaktu-waktu dapat terjadi dikarenakan perilaku yang tak aman dari pekerja.
Perilaku yang tak aman tersebut dapat disebabkan oleh persepsi yang salah dalam memahami risiko dan bahaya tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan persepsi pekerja tentang risiko bahaya radiasi dan faktor apa yang paling dominan dalam hubungan tersebut, selain itu jugs ingin mengetahui gambaran sistem manajemen keselamatan radiasi.
Janis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Data yang diperoleh akan dilakukan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Instalasi Radioterapi dan Radiodiagnostik RSKD kecuali dokter. Data yang dikumpulkan berasal dari data primer dengan cara wawancara/ kuesioner dan data sekunder baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif yang berkaitan dengan penelitian. Kemudian data tersebut diolah secara univariat (distribusi frekuensi), bivariat (analisis chi square), dan multivariat (analisis regresi logistik).
Dalam penelitian ini didapatkan hasil, sistem manajemen keselamatan radiasi di Rumah Sakit Kanker Dharmais sudah baik. Hal tersebut terlihat dari pemenuhan oleh pengusaha instalasi hal-hal yang terdapat dalam peraturan pemerintah (PP 63 tahun 2000). Persepsi pekerja tentang risiko bahaya radiasi adalah baik (57,1%). Sebagian besar pekerja memiliki persepsi yang baik terhadap kebijakan K3 (74,1%), program K3 (67,7%), kondisi peralatan (54,8%), dan media komunikasi (69,0%).
Faktor-faktor internal pekerja yang berhubungan dengan persepsi pekerja tentang risiko bahaya radiasi adalah pengetahuan dan jenis pekerjaan dan yang paling dominan berhubungan adalah jenis pekerjaan. Sedangkan faktor-faktor eksternal pekerja yang berhubungan dengan persepsi pekerja tentang risiko bahaya radiasi adalah kebijakan K3, program K3 dan media komunikasi (p value < 0,05) dan yang paling dominan berhubungan adalah kebijakan K3.
Dengan demikian, perlu adanya peningkatan kuantitas dan kualitas pelaksanaan program dan monitoring dengan melakukan penjadwalan program secara rutin, seperti promosi kesehatan pekerja, pendidikan dan pelatihan, pemeriksaan kesehatan, pengukuran dan pemantauan radiasi. Perlunya peran serta pekerja dalam setiap pelaksanaan program proteksi radiasi serta kepatuhan dan kesadaran pekerja urituk menggunakan alat pemantau radiasi perorangan.

Radiotherapy and Radiodiagnostic installation uses radiation technology for therapy and diagnostic. Utilization of radiation technology in RSKD was quite highly around 15 patientlday during March-May 2006. Number of patient visit to radiotherapy installation is 1.977 patients per month, while number of visit to Radiodiagnostic installation is 1.031 patients per month.
We need to put well attention toward utilization of those radiation technologies and maintain it to minimize risk and hazard radiation such as radiation accident, radiation equipment leak, contamination accident, burned. Main factors of radiation accidents occurrence are human, equipment, and working environment. Those accidents could occur at any times because of unsafe behavior from workers.
Those unsafe behaviors could be caused by wrong perception in understanding those risk and hazards. This research aim is to know factors that related with worker perception toward radiation risk and to assess a dominant factor in those relations as well as to know the portrait of radiation safety management system.
This research was an analytic descriptive research using cross sectional research design. Gathered data were analyzed using qualitative and quantitative approach.
Population study was all employees at Radiotherapy and Radiodiagnostic Installation of RSKD except doctor. Data were collected using questionnaire and observation of documents related.
This study found radiation safety management system in Dharmais Cancer Hospital is good enough based on fulfillment the government regulation (PP 63 Year 2003) by entrepreneur of installation. Proportion of workers who have good perception on radiation hazard risk is 57.1%. Most workers have good perception toward OSH (occupational safety and health) policy (74,1%), condition of equipment (54,8%), and communication media (69,0%),
Internal factors of workers that related to worker perception toward radiation hazard risk are knowledge and work type. The most dominant factor is work type. Meanwhile, external factors of workers that related to working perception toward radiation risk is OSH policy, OSH program, and communication media. The most dominant of external factor is perception on OSH policy.
Therefore, RSKD should improve whether quantity or quality of program such as worker health promotion, education and training, health screening, measuring and monitoring of radiation. RSKD also should monitor those programs routinely. Workers should involve in radiation protection program as well as comply to use personal radiation monitoring device.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18994
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lanawati Suleman
"Dengan adanya era globalisasi, masyarakat Indonesia semakin sadar akan pelayanan jasa rumah sakit, sehingga rumah sakit semakin dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan bermutu. Kondisi persaingan antara rumah sakit yang satu dengan rumah sakit yang lain menjadi semakin ketat. Oleh karena itu bukan hanya pelayanan medis saja yang penting, tetapi unit penunjang medispun menjadi hal yang penting pula. Salah satu unit penunjang adalah rekam medis.
Rekam medis sangatlah penting, karena fungsi utamanya adalah membantu keputusan klinis, yaitu dalam membuat diagnosa dan pengobatan. Komunikasi di antara dokter dalam mengobati pasien melalui rekam medis tersebut, bahkan rekam medis memuat pengetahuan yang dibutuhkan oleh mahasiswa dan resident yang bertugas di suaturumah sakit. Di dalam rekam medis juga tercermin kualitas pelayanan rumah sakit dan data - data yang dibutuhkan untuk perencanaan rumah sakit
Rumah Sakit Kanker "Dharmais" merupakan satu - satunya rujukan kanker di Indonesia. Sesuai dengan misinya tersebut, maka rekam medis yang merupakan hal yang penting bagi riset epidemiologi dan aspek medikolegal. Jadi dalam rekam medis banyak informasi yang tersedia dan akan sangat sulit untuk mendapatkan informasi dari pencatatan yang tidak baik
Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan riset responden melalui teknik wawancara mendalam dan berperan serta. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan masukan dari Direksi, manajemen dan para dokter untuk meningkatkau kualitas dan kuantitas pencatatan resume pasien rawat inap, mengingat resume media merupakan ringkasan dari seluruh pencatatan atas tindakan yang dilakukan kepada pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan akan tercapai melalui pembentukan komite rekam media yang selanjutnya dengan wewenang dan tanggung jawab terhadap rekam medis akan melakukan perubahan dokumentasi yang telah ada Jadi pencatatan resume media pasien rawat inap akan menjadi lebih baik terlebih dengan bantuan dari dokter umum yang beitugas sebagai dokter ruangan.

As a consequence of globalization, Indonesian s peoples becomes aware with health care. Nowadays the competition among the hospital becomes greater and greater, it makes the hospital are expected to give good quality, exactly and rapidly services. Clinical service units are important and clinical support are too, such as : medical record.
Medical record is very important, the function is primarily to assist clinical decision making in diagnosis and treatment. They serve as an important means of communication of information between the medical team treating the patient. Also the medical record provides a discipline which plays an essential role in education of medical students, residents or junior doctors. For the planning of the health care and epidemiological researches needed the information from medical record.
"Dharmais" Cancer Hospital is initially National Cancer Hospital in Indonesian. The mission is built to approach effectiveness and qualified health service purposes, including preventive, curative and rehabilitative of cancer. Based on that mission, medical record plays an important role in epidemiological research and they provide evidence for medico - legal. So, there are much more information being available and it is too difficult to retrieve information from unorganized notes.
This study through in - depth interview were designed to get suggestion from management hospital and clinical team. The aim of study is assist to improve quality and quantity in - patient medial record, especially discharged summary. It is written by the physician and other health care specialists and should always be problem oriented. Discharged summary is a brief of clinical information, such as : diagnosis, treatment, prognosis etc. As a result of the study indicates that Medical Record Committee is needed to designed new document standards and change medical record system. And also general practitioner should help to write the discharged summary. Finally, medical record will be gain the benefit."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmania Eka Putri
"Rumah sakit yang menjalankan fungsinya baik sebagai sarana pelayanan kesehatan maupun wadah pendidikan dan pelatihan, ternyata menghasilkan buangan limbah yang berdampak negatif bagi lingkungan sekitarnya apabila tidak dikelola dengan baik. Banyak strategi yang digunakan dalam konsep manajemen lingkungan saat ini, terutama konsep pencegahan pencemaran dengan teknik minimisasi limbah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis potensi minimisasi limbah padat domestik di Instalasi Gizi dan Tata Boga. Konsep penelitian yaitu analisis potensi minimisasi limbah padat domestik di Instalasi Gizi dan Tata Boga dilihat dari aspek karakteristik dan pengelolaan limbah padat domestik yang dilakukan. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian meyebutkan bahwa dilihat dari karakteristik limbah yang dihasilkan, minimisasi limbah berpotensi mereduksi limbah sebesar 45% dari jumlah produksi. Sedangkan peluang minimisasi limbah dari aspek pengelolaan adalah sekitar 80%, sehingga minimisasi limbah baik reduksi pada sumber maupun pemanfaatan limbah berpotensi besar dilakukan di Instalasi Gizi dan Tata Boga.

Hospital in doing its function either as healthcare or as a place for education and pratical, also produce waste that can give negative impact for the environment if it doesn?t have a proper waste management. Nowaday, a lot of strategy used in environmental management concept, particulary in pollution prevention concept with waste minimization. The purpose of this study is to understand dan to analysis the waste minimization potential in Instalasi Gizi dan Tata Boga. The concept of this study is to analysis the waste minimization potential according to characteristic and waste management in Instalasi Gizi dan Tata Boga. Its method include qualitative and quantitative method. The result of this study said that according to waste characteristic in Instalasi Gizi dan Tata Boga, potency of waste minimization can reduce 45% from all waste that generated. Where as chance of waste minimization from waste management aspect are 80%, with the result that waste minimization either with source reduction and recycle are potential that can be done in Instalasi Gizi dan Tata Boga."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>