Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158688 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juni Alfiah Chusjairi
"Etnis Cina di Indonesia sudah beberapa generasi tinggal di Indonesia. Namun kehadirannya hingga hari ini masih belum sepenuhnya dianggap sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Era reformasi tampaknya membawa angin baru bagi etnis Cina di Indonesia. Berbeda dengan jaman Orde Baru yang cenderung membatasi gerak mereka kecuali di bidang ekonomi. Di era reformasi berbagai peraturan yang diskriminatif mulai dicabut. Termasuk juga bahasa dan budaya Cina tidak dilarang lagi. Sikap pemerintah yang melunak terhadap etnis Cina membawa perubahan juga pada media. Selain ada stasiun televisi yang menyiarkan siaran berita dalam bahasa Mandarin, televisi juga menayangkan film/sinetron tentang kehidupan etnis Cina. Film-film ini ditayangkan dalam menyambut Imlek, Tahun Baru etnis Cina.. Penelitian ini hendak meneliti tentang konstruksi identitas etnis Cina di Indonesia melalui film-film Wo Ai Ni Indonesia, Jangan Panggil Aku Cina dan Ca Bau Kan.
Penelitian ini melibatkan empat orang informan yang pernah menonton ketiga film tersebut diatas. Mereka adalah orang etnis Cina yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, namun saat ini tinggal di Jabotabek. Informan tersebut juga mencakup generasi 20130-an, 40-an, 50-an .Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan perspektif fenomenologi dan menggunakan paradigma kritis. Data dalam penelitian diperoleh dari wawancara dengan informan tersebut diatas. Analisis data kemudian dilakukan dengan methods of agreement dan methods of difference.
Teori utama yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini adalah encoding/decoding dari Stuart M. Ada tiga konsep yang dinyatakan oleh Hall yaitu preffered/dominant hegemonic position. Posisi ini terjadi bila pembuat dan pembaca teks mempunyai ideologi yang sama dalam memaknai teks. Kedua negotiated code/position. Posisi ini merupakan sebuah kompromi terhadap teks. Ideologi pembaca yang lebih menonjol berperan dalam memakai teks yang kemudian dinegosiasikan oleh ideologi yang dibawa oleh teks. Ketiga oppositional code/position. Pesan yang dibaca oleh khalayak akan dimaknai secara berseberangan atau berbeda dengan pembuat teks. Selain itu penelitian ini juga mengacu pada konsep identitas yang mencakup self sameness dan solidarity dari Paul Gilroy dalam konsep cultural studiesnya.
Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan pergaulan yang kemudian ditunjang oleh nilai-nilai budaya yang kuat mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk identitas ke Cinaan seseorang Orang yang bergaul serta berada di lingkungan Cina terus dari kecil hingga dewasa akan menimbulkan sikap eksklusif dan identitas ke Cinaannya cenderung kuat. Hal ini juga berpengaruh terhadap pemaknaan seseorang terhadap ketiga film tersebut yang cenderung negotiated dan oppositional. Berbeda dengan mereka yang lingkungannya pribumi saja atau yang lingkungannya campur antara pribumi dengan etnis Cina. Mereka yang berada di lingkungan pribumi saja atau campur antara pribumi dengan etnis Cina akan cenderung lebih permisif dan adaptif. Pemaknaan terhadap film-film tersebut cenderung dominant/preffered reading."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Irina Mukhlis
"ABSTRAK
Tesis ini memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai bagaimana peran media massa dewasa ini dalam kaitannya dengan politik kekuasaan dan hubungan antar negara. Lebih spesifik lagi penelitian ini menyoroti praktik penggunaan gray propaganda melalui media massa. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan paradigma kritis. Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis Norman Fairclough sebagai metode penelitiannya. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa film Innocence of Muslims yang menghebohkan dunia pada bulan September 2012 termasuk dalam kategori gray propaganda karena memuat berbagai penghinaan dan kebohongan tentang Islam. Penggabungan antara elemen propaganda abu-abu dan banyaknya inkonsistensi yang ditemukan kemudian membangkitkan nuansa politis yang melatarbelakangi pembuatan film tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah unsur propaganda dalam film Innocence of Muslims adalah suatu kesengajaan yang telah direncanakan secara matang oleh pihak-pihak tertentu

ABSTRACT
The objective of this research is to explain media use in the 21st century with regards to power politics and international relations. To be specific, the research casts a light on how gray propaganda campaign is being carried through the mass media. This qualitative research uses a critical paradigm. It also employs Norman Fairclough’s critical discourse analysis as its main research strategy. The research shows that the Innocence of Muslims film that created a wave of demonstrations in the Islamic world in September 2012 is part of a gray propaganda campaign to deceive a target. The gray propaganda elements and various inconsistencies found also undoubtedly contributed to a rise in suspicion of the political motive behind the film’s production and release. The research concludes that the propagandic nature of the Innocence of Muslims film was intentional and had been well prepared by an unknown actor."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pijar Suciati
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa Era Globalisasi telah menimbulkan efek dalam berbagai sektor. Tidak terkecuali dalam sektor komunikasi. Globalisasi tersebut menuntut komunikasi yang cepat dan real time. Karena itu, saat ini para humas sudah mulai menggunakan berbagai media berbasis ICT (Information Communication Technology).
Melihat hal ini, sebagai salah satu fakultas di sebuah universitas utama dan terbaik di Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) berusaha untuk menghadirkan teknologi media penyampai informasi tersebut di dalam kampusnya dan menjadikan FTUI sebagai ?Digital Campus?. Untuk mewujudkannya FTUI menyediakan berbagai infrastruktur berbasis ICT yang dua diantaranya dikelola oleh humas, salah satunya adalah Jendela Informasi ? 04 (JI-04), sebuah papan pengumuman yang berbentuk papan pengumuman elektronik. Karena media ini belum pernah di evaluasi dan cukup unik, peneliti tertarik untuk mengetahui efektivitasnya melalui dampak komunikasinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme produksi dan pengaruh kualitas media dan kualitas pesan terhadap dampak komunikasi (JI-04). Selain itu, penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan kajian media baru dan praktis bagi Humas FTUI untuk mengembangkan medianya.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma positivis pada pendekatan kuatitatif yang bersifat eksplanatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei melalui kuesioner. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FTUI S1 Reguler yang masih aktif berkuliah dan beraktivitas di lingkungan kampus FTUI pada jam pengoperasian JI-04. Sampelnya adalah mahasiswa program S1 reguler dari tujuh departemen FTUI yang masih aktif berkuliah tersebut dengan jumlah sampel sebanyak 94 orang.
Teknik pengumpulan data dilakukan secara primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui survei dengan menyebarkan kuesioner dan wawancara mendalam. Data sekunder diperoleh melalui companyprofile dan kepustakaan. Data yang diperoleh kemudian dilakukan pengujian statistik dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 12.0.
Dari hasil survei dan analisis yang dilakukan diketahui bahwa frekuensi membaca JI-04 adalah 1-3 kali dalam seminggu, yang paling strategis adalah yang di Lobby FTUI, informasi paling favorit adalah informasi beasiswa, kualitas media, kualitas pesan, dan dampak komunikasinya sudah baik. Juga terbukti kualitas media dan kualitas pesan berpengaruh pada dampak komunikasinya.
Kualitas media dan kualitas pesan memang memiliki pengaruh terhadap dampak komunikasi. Namun, setelah dilakukan uji regresi linier berganda ternyata kualitas pesan lah yang signifikan dalam mempengaruhi dampak komunikasi, sedangkan kualitas pesan tidak signifikan.
Melihat hasil tersebut, Humas Fakultas Teknik Universitas Indonesia harus terus memfokuskan dalam meningkatkan kualitas pesan di JI-04 sehingga dampak komunikasinya dapat terus meningkat.

This research is based on the fact that globalization era has caused effect in many sectors. It also effects the comunication sector. Globalization needs quick and real time communication. Nevertheless, nowadays public relations start using the ICT (Information Communication Technology) based media as their tool in delivering information to public.
Realizing this thing, as one of the faculty in number one university in Indonesia, Faculty of Engineering University of Indonesia developing these information media in the campus and making it as ?Digital Campus?. Faculty of Engineering provide many ICT based infrastructures to reach their mission to be a digital campus, two of them are maintained by public relations office of FTUI, one of them is electronic bulletin board named Jendela Informasi ? 04. This media has never been evaluated before and quite unique, researcher interested knowing the effectivity through the communication effect.
This research is aim to discover the production mechanism of this media and the Influence of media quality and message quality to communication effect of the electronic bulletin board (JI- 04).Beside that, this research also has significances in developing media information and practically few recommendations for public relations office of FTUI to develop its media.
Type of research use is positivist paradigm with quantitativeexplanative approach. Data gathering is conducted by using survey method through the distribution of questionnaires. The population of this research is Faculty of Engineering University of Indonesia?s Bachelor degree student that still active studying and doing activities at FTUI campus during the operational hours of JI-04. This research?s sample has been limited to 94 students from the regular Bachelor degree program from seven different departments.
Data collecting technique is done by primary and secondary data collecting. Primary data collecting is done through surveys by distributing questionnaires while the secondary data collecting is completed through company profile and literature studies. The data processing technique useis by processing primary data from questionnaires by using Statistic Product and Service Solution (SPSS) 12.0.
From survey and analysis? results, it can be concluded that reading frequency of JI-04 is 1-3 times a week, the most strategic place to put this media is FTUI?s lobby, the most favorite information is the information about scholarship, media quality, message quality, and communication effect is already in a good stage. It is proved in this research that media quality and message quality have influence to communication effect.
Media quality and message quality do have influence to communication effect, however, after testing the variables using the multiple regression test, it is proved that message quality is the one more significant influencing the communication effect.
Based on that result, public relations office of FTUI has to keep focusing to develop message quality in JI-04 so that the communication effect can also eventually developed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karti Nursanti
"Penelitian ini mencoba mengungkap konstruksi media pada isu-isu yang melatar belakangi pemasalahan sosial pada kasus dampak semburan lumpur di Sidoarjo dalam pola hubungan media, masyarakat (civil society), negara (state), dan pasar (market), dengan segala subjektifitasnya dalam mendefinisikan realita sosial menjadi realitas media dimana didalamnya melibatkan komunikasi politik, dan aktor-aktor sosiai termasuk politik media dalam menseleksi sebuah isu atau peristiwa, yang dengan penilaian tertentu yang boleh jadi hal itu dipengaruhi oleh kepentingan idealis, ideoiogi, politis dan ekonomis owner-market, sehingga dipandang memenuhi keriteria layak dimuat atau tidak layak muat. Atau bisa jadi konstruksi-konstruksi pemberitaan ini juga pengaruh dari Issues Management yang dibuat aktor-aktor sosial, karana semua memiliki kepentingan dalam penyelesaian masalah tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dangan paradigma konstruktif. Dengan unit analisis seluruh isi berita yang melatar belakangi permasalahan sosial akibat semburan lumpur di Sidoarjo pada surat kabar Kompas, Media Indonesia dan Koran Tempo (periode Juni 2006 hingga Mei 2007). Data penelitian diperoleh dari klipping koran; wawancara pada profesional surat kaban studi Iiteratur dalam rangka memberikan konteks terhadap temuan dalam penelitian. Alasan pemilihan media yang diteliti adalah: koran terbitan pagi; distribusinya nasional area; jenis koran umum; latar belakang kepemilikan dan profesional di sural kabar hubungannya dengan ideologi yang berpengaruh pada visi-misi yang diemban media tersebut. Hal ini berkailan dengan proses produksi berita pola Pamela J. Shoemaker dan Stephen Reese (1996) tentang lima faktor yang mempengaruhi produksi berita yakni: ideological level, extra media level, organizational level, media routine level dan individual level.
Dalam penelitian ditemukan adanya beberapa kategori isu yang diangkat secara berulang-ulang oleh media dan mendapat porsi terbanyak dari setiap pemberitaan pada kasus lumpur Sidoarjo, sehingga secara signifikan isu-isu tersebutlah melatar belakangi perrnasalahan sosial adapun isu-isu tersebut adalah pada permasalahan; kopensasi, pengungsi/pengungsian, hukum dan lingkungan.
Peneliti juga menemukan adanya ketidak konsistenan media dalam konteks ideologi yang di emban media tersebut dalam membentuk realitas sosial. Terbukti dari media yang diteliti, hampir semua mengangkat topik yang sama pada peristiwa yang sama. Sedikit perbedaan terungkap hanya pada lead berita, nara sumber yang dikutip dan peletakan halaman berita pada isu-isu yang melatar belakangi permasalahan sosial tadi. Hal tersebut juga yang membedakan dalam pengkonstruksian media sebagai realitas sosial, termasuk sikap media lerhadap kasus tersebut yang tertuang dalam editorial dan artikel opini.
Saran akademis sebagai tindak Ianjut penelitian ini adalah dirasakan metode kualitatif belum mampu menjelaskan perbedaan pengkonstruksian satu media dengan lainnya terhadap suatu obyek, untuk itu diperlukan metode kualitatif untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas, yang dalam penelitian ini peneliti mencoba sedikit menggunakan data kuanitatif untuk melengkapi analisis kualitatif untuk melihat perbedaan pengkonstruksian masing-masing media.
Keterbatasan penelitian antara lain, kasus ini masih terus berjalan hingga penulisan ini, dimasa yang akan datang bisa jadi isu yang dilemukan dalam penelitian akan tidak sama. Disisi lain untuk narasumber dari media hanya didapat dari pekerja media (redaktur). Sehingga tidak dapat mengungkap secara langsung pandangan dan keterlibatan pemilik media sebagai regulator."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T17369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kawuryan, Megandaru W.
"[ABSTRAK
Setelah pemerintahan Orde Baru tumbang pemberitaan mengenai otonomi daerah mekar
bermunculan, media massa yang pada zaman Orde Baru jarang memberitakan mengenai isu
otonomi daerah berubah haluan menjadi gadrung memberitakan isu otonomi daerah, berbagai
berita bermunculan ada yang positif dan ada yang negatif, bermacam pertarungan wacana
mewarnai isu otonomi daerah di media massa.
Penelitian ini bermula dari rasa ingin tahu yang mendalam mengenai berbagai berita
tentang isu otonomi daerah yang muncul di media massa dan bagaimana media massa
melakukan konstruksi realitas terhadap isu otonomi daerah , selama ini penelitian mengenai isu
otonomi daerah banyak dilakukan oleh para ilmuwan yang berlatar belakang ilmu politik, ilmu
pemerintahan, ilmu administrasi negara, dan ilmu hukum, penelitian yang dilakukan oleh para
ilmuwan di atas lebih banyak bicara mengenai penerapan kebijakan otonomi daerah. Penelitian
mengenai isu otonomi daerah menggunakan perspektif ilmu komunikasi masih jarang bahkan
bisa dibilang langka, padahal peran media massa menurut Severin-Tankard (2007:15), adalah
membentuk opini publik. Para penganut mazhab konstruksionisme seperti Tuchman (1978),
Fisman (1980), dan Shoemaker (1996), melihat bahwa berita yang disiarkan oleh media massa
dapat membuat masyarakat mempunyai suatu sudut pandang dan mengkonstruksikan suatu
realitas suatu isu dalam masyarakat tak terkecuali isu otonomi daerah.
Penelitian dalam disertasi ini menggunakan perspektif interpretif. Perspektif ini dipilih
karena menurut Neuman (2006) teori konstruksi sosial merupakan ranah dalam perspektif
interpretif, untuk membedah teks dalam penelitian ini menggunakan analisa teks framing,
model yang digunakan adalah framing Robert N Entman. Framing model Entman dipilih karena
dalam konsep Entman framing dapat dipakai untuk menggambarkan proses seleksi suatu isu,
serta menonjolkan beberapa aspek tertentu dari suatu realitas oleh media. Empat elemen
framing model Entman adalah pertama Define Problem merupakan bingkai utama atau master
frame, kedua Diagnose Causes dalam elemen kedua ini yang menjadi titik berat adalah siapa
aktor utama dalam suatu kejadian atau peristiwa, ketiga Make Moral Judgement adalah elemen
yang digunakan untuk melakukan pembenaran dengan memberikan berbagai argumentasi pada
pedefinisian masalah yang sudah dibuat, empat Treatment Recommendation adalah elemen yang digunakan untuk melihat apa yang sebenarnya dikehendaki oleh wartawan, bagaimana cara yang
akan dipilih untuk menyelesaikan suatu masalah.
Dalam disertasi ini ada 3 media yang diteliti yaitu harian Kompas, harian Jurnal Nasional,
harian Kedaulatan Rakyat. Dipilihlah tiga surat kabar dengan orientasi yang berbeda, yaitu
pertama surat kabar Kompas sebagai surat kabar harian terkemuka nasional dengan tiras yang
besar, kedua surat kabar Jurnal Nasional sebagai surat kabar yang mempunyai kedekatan sejarah
dengan Partai Demokrat, ketiga surat kabar Kedaulatan Rakyat sebagai surat kabar daerah yang
masih survive dan masih leading sampai saat ini.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan dalam level mikro yaitu ada perbedaan frame
pemberitaan harian Kompas, harian Jurnal Nasional dan harian Kedaulatan Rakyat mengenai
Isu Otonomi Daerah. Pada analisis pada level meso media terlihat faktor kepemilikan dan modal
masih cukup kuat dalam mempengaruhi frame media yang diteliti.
Analisis level makro dapat dibagi menjadi dua. Pada harian Jurnal Nasional analisa yang
lebih tepat adalah menggunakan pendekatan analisis instrumentalis atau strukturalis daripada
strukturasi karena pada harian Jurnal Nasional struktur organisasi media terlihat mengikat erat
human agent. Tidak terlalu cukup ruang bagi agen melakukan interplay terhadap struktur. Lain
halnya dengan harian Kompas dan harian Kedaulatan Rakyat, yang dapat dibedah dengan
analisis strukturasi.
Dalam proses strukturasi dari tiga media yang diteliti, terlihat dua media yaitu harian
Kompas dan harian Kedaulatan Rakyat mampu merubah struktur dari sentralistik ke
desentralistik untuk isu Pemilihan Kepala Daerah Langsung dan Keistimewaan Yogyakarta,
meskipun harus diakui bahwa media bukan satu-satunya faktor yang diterminan dalam
perubahan struktur tersebut. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa isi dari teks media dalam dua
isu tersebut memberikan kontribusi kepada eskalasi tekanan atau adanya akumulasi-akumulasi
tekanan terhadap penguasa;

ABSTRACT
After the New Order government fell, news on regional autonomy appeared everywhere.
Mass media which rarely reported regional autonomy issues during the New Order now reported
the issues all the time. Various news emerged, some positive and others negative. A battle of
discourse of regional autonomy issues appeared in the mass media .
This research was started by curiosity on various news on regional autonomy in mass
media and how mass media constructs the reality of regional autonomy issues. Until now,
researches on regional autonomy issues are mostly performed by researchers from political
science, government science, public administration, and legal science. Studies by researchers
from the fields above mostly discuss the implementation of regional autonomy policy. Studies on
regional autonomy issue using communication science perspective are still rare, while the role of
mass media according to Severin-Tankard (2007:15) is actually to form public opinions.
Observers of constructionism such as Tuchman (1978), Fisman (1980), and Shoemaker (1996)
think that news broadcasted by mass media can make people have a certain point of view and
construct a reality of an issue in the society, including regional autonomy issues.
The research in this dissertation used interpretive perspective. This perspective was
selected because according to Neuman (2006) social construction theory is a field in interpretive
perspective. To dissect texts, this study used framing text analysis. The model used was Robert N
Entman's framing. Entman's model of framing was selected because in Entman's concept framing
can be used to describe the selection process of an issue and emphasize certain aspects of a
reality by the media. Four elements of Entman's model of framing are first, Define Problem
which is the master frame, second, Diagnose Causes in the second element the emphasize is who
is the main actors in an event, third, Make Moral Judgment is an element used to make
justification by giving various argumentation in the definitions of the problems which have been
made, fourth, Treatment Recommendation is an element used to see what reporters want, what
method will be chosen to solve a problem.
In this dissertation, there are 3 media which were studied, i.e. Kompas newspaper, Jurnal
Nasional newspaper, Kedaulatan Rakyat newspaper. The three newspapers selected have
different orientations, i.e. first, Kompas as a famous national newspaper with huge readership second Jurnal Nasional as a newspaper with a history with the Democratic Party, third
Kedaulatan Rakyat as a local news paper which still survive and leads to this day.
The result of this study showed that at micro level there was frame difference in the
reporting of Kompas, Jurnal Nasional and Kedaulatan Rakyat on Regional Autonomy Issues.
Analysis at meso level showed that ownership and capital factors were still rather strong in
influencing the frames of the studied media.
Analysis at macro level could be divided into two. In Jurnal Nasional, more accurate
analysis used instrumentalist or structuralist analysis approach rather that structuration because
in Jurnal Nasional the structure of media organization seemed to tightly bind human agents.
Theer wasn't enough space for agents to perform interplay on the structure. Meanwhile, Kompas
and Kedaulatan Rakyat could be dissected by structuration analysis.
In the structuration process of the three media, two media, Kompas and Kedaulatan
Rakyat, were able to change the structure from centralistic to decentralistic for Direct Regional
Head Election and the Special Region Status of Yogyakarta, although the author admits that the
media isn't the only determinant factor in changing the structure. However, it's undeniable that
the content of media texts in those two issues contributed to the escalation of pressure or
accumulation of pressure on the authority;After the New Order government fell, news on regional autonomy appeared everywhere.
Mass media which rarely reported regional autonomy issues during the New Order now reported
the issues all the time. Various news emerged, some positive and others negative. A battle of
discourse of regional autonomy issues appeared in the mass media .
This research was started by curiosity on various news on regional autonomy in mass
media and how mass media constructs the reality of regional autonomy issues. Until now,
researches on regional autonomy issues are mostly performed by researchers from political
science, government science, public administration, and legal science. Studies by researchers
from the fields above mostly discuss the implementation of regional autonomy policy. Studies on
regional autonomy issue using communication science perspective are still rare, while the role of
mass media according to Severin-Tankard (2007:15) is actually to form public opinions.
Observers of constructionism such as Tuchman (1978), Fisman (1980), and Shoemaker (1996)
think that news broadcasted by mass media can make people have a certain point of view and
construct a reality of an issue in the society, including regional autonomy issues.
The research in this dissertation used interpretive perspective. This perspective was
selected because according to Neuman (2006) social construction theory is a field in interpretive
perspective. To dissect texts, this study used framing text analysis. The model used was Robert N
Entman's framing. Entman's model of framing was selected because in Entman's concept framing
can be used to describe the selection process of an issue and emphasize certain aspects of a
reality by the media. Four elements of Entman's model of framing are first, Define Problem
which is the master frame, second, Diagnose Causes in the second element the emphasize is who
is the main actors in an event, third, Make Moral Judgment is an element used to make
justification by giving various argumentation in the definitions of the problems which have been
made, fourth, Treatment Recommendation is an element used to see what reporters want, what
method will be chosen to solve a problem.
In this dissertation, there are 3 media which were studied, i.e. Kompas newspaper, Jurnal
Nasional newspaper, Kedaulatan Rakyat newspaper. The three newspapers selected have
different orientations, i.e. first, Kompas as a famous national newspaper with huge readership second Jurnal Nasional as a newspaper with a history with the Democratic Party, third
Kedaulatan Rakyat as a local news paper which still survive and leads to this day.
The result of this study showed that at micro level there was frame difference in the
reporting of Kompas, Jurnal Nasional and Kedaulatan Rakyat on Regional Autonomy Issues.
Analysis at meso level showed that ownership and capital factors were still rather strong in
influencing the frames of the studied media.
Analysis at macro level could be divided into two. In Jurnal Nasional, more accurate
analysis used instrumentalist or structuralist analysis approach rather that structuration because
in Jurnal Nasional the structure of media organization seemed to tightly bind human agents.
Theer wasn't enough space for agents to perform interplay on the structure. Meanwhile, Kompas
and Kedaulatan Rakyat could be dissected by structuration analysis.
In the structuration process of the three media, two media, Kompas and Kedaulatan
Rakyat, were able to change the structure from centralistic to decentralistic for Direct Regional
Head Election and the Special Region Status of Yogyakarta, although the author admits that the
media isn't the only determinant factor in changing the structure. However, it's undeniable that
the content of media texts in those two issues contributed to the escalation of pressure or
accumulation of pressure on the authority, After the New Order government fell, news on regional autonomy appeared everywhere.
Mass media which rarely reported regional autonomy issues during the New Order now reported
the issues all the time. Various news emerged, some positive and others negative. A battle of
discourse of regional autonomy issues appeared in the mass media .
This research was started by curiosity on various news on regional autonomy in mass
media and how mass media constructs the reality of regional autonomy issues. Until now,
researches on regional autonomy issues are mostly performed by researchers from political
science, government science, public administration, and legal science. Studies by researchers
from the fields above mostly discuss the implementation of regional autonomy policy. Studies on
regional autonomy issue using communication science perspective are still rare, while the role of
mass media according to Severin-Tankard (2007:15) is actually to form public opinions.
Observers of constructionism such as Tuchman (1978), Fisman (1980), and Shoemaker (1996)
think that news broadcasted by mass media can make people have a certain point of view and
construct a reality of an issue in the society, including regional autonomy issues.
The research in this dissertation used interpretive perspective. This perspective was
selected because according to Neuman (2006) social construction theory is a field in interpretive
perspective. To dissect texts, this study used framing text analysis. The model used was Robert N
Entman's framing. Entman's model of framing was selected because in Entman's concept framing
can be used to describe the selection process of an issue and emphasize certain aspects of a
reality by the media. Four elements of Entman's model of framing are first, Define Problem
which is the master frame, second, Diagnose Causes in the second element the emphasize is who
is the main actors in an event, third, Make Moral Judgment is an element used to make
justification by giving various argumentation in the definitions of the problems which have been
made, fourth, Treatment Recommendation is an element used to see what reporters want, what
method will be chosen to solve a problem.
In this dissertation, there are 3 media which were studied, i.e. Kompas newspaper, Jurnal
Nasional newspaper, Kedaulatan Rakyat newspaper. The three newspapers selected have
different orientations, i.e. first, Kompas as a famous national newspaper with huge readership second Jurnal Nasional as a newspaper with a history with the Democratic Party, third
Kedaulatan Rakyat as a local news paper which still survive and leads to this day.
The result of this study showed that at micro level there was frame difference in the
reporting of Kompas, Jurnal Nasional and Kedaulatan Rakyat on Regional Autonomy Issues.
Analysis at meso level showed that ownership and capital factors were still rather strong in
influencing the frames of the studied media.
Analysis at macro level could be divided into two. In Jurnal Nasional, more accurate
analysis used instrumentalist or structuralist analysis approach rather that structuration because
in Jurnal Nasional the structure of media organization seemed to tightly bind human agents.
Theer wasn't enough space for agents to perform interplay on the structure. Meanwhile, Kompas
and Kedaulatan Rakyat could be dissected by structuration analysis.
In the structuration process of the three media, two media, Kompas and Kedaulatan
Rakyat, were able to change the structure from centralistic to decentralistic for Direct Regional
Head Election and the Special Region Status of Yogyakarta, although the author admits that the
media isn't the only determinant factor in changing the structure. However, it's undeniable that
the content of media texts in those two issues contributed to the escalation of pressure or
accumulation of pressure on the authority]"
2015
D2063
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hamad
"Selama kampanye Pemilu 1999 umumnya media massa Indonesia mengkonstruksikan partai politik ibarat grup musik; dan menjadikan para tokohnya sebagai selebritis. Pada masa itu, koran-koran nasional menggambarkan partai politik sebagai alat pengumpul massa. Sementara fungsi parpol sebagai perantara (broker) dalam suatu bursa ide-ide (clearing house of ideas) dalam kehidupan berdemokrasi tidak terlihat dalam pengkonstruksian tersebut. Menariknya, hal itu terjadi dalam kondisi dimana setiap media memiliki motivasi yang berbeda-beda, entah itu ideologis, idealis, politis, ataupun ekonomis, dalam membuat berita politik.

During the 1999-campaign period generally the mass media in Indonesia constructed political parties like a music group; and present the politicians acts as celebrities. At that time, national newspapers describe political parties as the instrument to harvested masses. Meanwhile the political party functions, as broker within the clearinghouse of ideas in the democratic lives didn?t appear within the political party?s discourse. In spite of the media have different interests one each other in news making the political parties, such as ideological, idealism, political, and economic or market factors."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Alhamudin Maju Hamonangan
"Sejak peledakan bom di New York pada 9/11, wacana mengenai terorisme berkembang dan meluas menjadi perbincangan masyarakat dunia. Wacana mengenai terorisme semakin meluas di Indonesia paska peristiwa peledakan bom bali. Hal ini tidak terlepas dari peran Media dalam memberitakan peristiwa peledakan bom Bali secara intens. Penelitian ini menggambarkan bagaimana media mengkonstruksi berita mengenai peledakan bom di Bali sesuai dengan Ideologinya. Skripsi ini membahas konstruksiHarian Kompasyang berideologi kanan-moderat tentang terorisme dalam pemberitaan peledakan bom Bali.
Secara metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan menerapkan analisa tekstual pada artikel berita dan editorial menggunakan analisa framing model Pan & Kosicki dan Robert N. Entman.
Hasil penelitian ini menunjukan Kompas yang berideologi nasionalismoderat mengkonstruksi terorisme dengan frame kemanusiaan dan hukum. Harian Kompas menggunakan frame kemanusiaan (humanisme) dalam melihat dan memaparkan terorisme. Penonjolan akibat dari terorisme ini digunakan oleh Kompas untuk meyakinkan khalayak bahwasanya aturan hukum yang mengatur secara khusus mengenai terorisme adalah sebuah keharusan.

Since the bombings in New York on 9/11, the discourse on terrorism evolved and expanded into the world problems. Discourse on terrorism increasingly widespread in Indonesia after Bali bombing incident. It is not separated from the role of media in reporting Bali bombings events intensely. This study illustrates how the media construct the news about the bombing in Bali in accordance with the ideology. This thesis discusses the Kompas daily construction-moderate right ideology of terrorism by preaching the Bali bombings.
In this research methodology uses a constructivist approach by applying textual analysis of news articles and editorials on the use of analysis models framing Pan & Kosicki and Robert N. Entman.
These results indicate that Kompas-moderate nationalist ideology construct terrorism with humanitarian and legal frames. Kompas daily Compass uses frames humanity (humanism) in viewing and describing terrorism. Salience on damage result of terrorism act is used by Kompas daily to convince the audience that the legal rules governing the particulars of terrorism is a must."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The discussion in this article is based on a research study of mass media reports about conflict in Indonesia.It focused on conflict at Ambon, Poso, Sambas and Sampit as reporting by Republika, Kompas and Media Indonesia. These area were assumed as the wider ethnic conflict than the ones at other places...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Desi Yasmini
"Surat kabar merupakan lawan nyata atau musuh penguasa mapan, seperti pemerintah yang diktator. Keadaan seperti ini mencontohkan kemampuan surat kabar untuk melakukan kontrol sosial dalam masyarakat. Pola hubungan pers semacam itu pernah dirasakan di Indonesia pada masa pemerintahan terdahulu (Orde Baru). Namun dalam beberapa mass pemerintahan terakhir terjadi beberapa perubahan yang sangat berarti di dunia pers, yaitu ketika dihapuskannya SIUPP dan dibubarkannya Departemen Penerangan (Deppen). Hegemoni pemerintahan pun memudar. Memudarnya hegemoni pemerintah tidak dengan serta merta memberikan kebebasan kepada media dalam menentukan arah, isi, dan bentuk pemberitaan. Karena ia pun harus berhadapan dengan kekuatan lain, yaitu pemilik atau pemodal, dan pasar. Kepemilikan media dan kepentingan si pemilik media menjadi fenomena yang menarik dalam penanganan bencana gempa dan tsunami di wilayah Aceh pada Desember 2004, dengan keikutsertaan pemilik Surat Kabar Media Indonesia (MI) Surya Paloh. Pada saat terjadinya gempa dan tsunami di Aceh, Surya Paloh yang pada saat itu menduduki posisi Pemimpin Umum Harian Umum Media Indonesia sekaligus pemilik, turut serta dalam penanggulangan bencana.
Dalam beberapa edisi Media Indonesia, Surya Paloh diberitakan melakukan berbagai kegiatan yang terkait pada penanggulangan bencana. Tidak kurang enam hari (edisi 28 Desember 2004 hingga 2 januari 2005), pemberitaan Harian Umum Media Indonesia didominasi oleh berita dan foto bencana gempa dan tsunami di Aceh. Dari rata-rata 20 halaman berita setiap edisi, sebanyak 16 halaman digunakan untuk halaman khusus "Indonesia Menangis". Otomatis selama enam hari itu, banyak halaman regular yang dihilangkan. Atas dasar itulah peneliti melakukan penelitian bagaimana pola hubungan yang terbentuk antara redaksional Surat Kabar Nasional Harian Media Indonesia dan pemiliknya, khususnya pada kasus bencana gempa dan tsunami di Aceh pada Desember 2004. Untuk memahami permasalahan tentang pola hubungan yang terbentuk antara redaksional Surat Kabar Nasional Harian Media Indonesia dan pemiliknya, diperlukan berbagai teori dari berbagai kajian tentang media massa, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk memahami realitas yang diteliti dengan pendekatan yang menyeluruh, tidak melakukan pengukuran pada bagian-bagian dari realitas. Kesimpulan-kesimpulan penelitian tidak dibuat berdasarkan perhitungan-perhitungan kuantitatif, melainkan berdasarkan deskripsi cermat atas realitas.
Peneliti memusatkan penelitian pada hubungan yang terbentuk antara redaksional Media Indonesia dan pemiliknya. Dalam melaksanakan tugas keredaksionalan tentunya ada pola-pola tertentu yang pada akhirnya memengaruhi kebijakan redaksional Surat Kabar Media Indonesia. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tujuan peneliti adalah untuk mengamati pola hubungan yang terbentuk antara redaksi dan pemilik media, terkait pemberitaan gempa dan tsunami di Aceh. Kedua adalah untuk mengetahui bagaimana pers bersikap saat berhadapan dengan kepentingan pemilik media.
Berdasarkan penelitian pada hubungan yang terbentuk antara redaksional Media Indonesia dan pemiliknya, terlihat bahwa kebijakan redaksional di Media Indonesia masih dikuasai oleh elit dominan, dalam hal ini Surya Paloh sebagai pemilik media.
Keterlibatan pemilik media, meski hanya berupa arahan, tentunya juga berpengaruh pada proses produksi dan pola pemberitaan. Harian Umum Media Indonesia sebagai institusi pers harus tetap menjaga integritas dengan menjaga mutu dan bobot beritanya, sehingga dapat dipertanggungjawabkan di depan khalayak pembaca dengan tampilan harian umum yang tetap mengedepankan etika jurnalistik yang berlaku.
Secara akademis, penelitian ini bisa menjadi pemicu tumbuhnya ide untuk meneruskan penelitian dengan topik yang mengarah pada kasus-kasus tertentu. Di masa sekarang ini, di mana pemilik media menjadi salah satu kekuatan yang dihadapi media massa, pers diharapkan bisa bersikap lebih tegas mengedepankan etika jurnalistik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Handarani
"Di era globalisasi saat ini media online sudah menjadi media yang tumbuh dengan pesat. Selayaknya media massa konvensional, media online juga memiliki berbagai peran dan fungsi didalam mengkonstruksikan sebuah isu permasalahan, salah satunya isu tentang tokoh agama yang terkait dengan isu negatif seperti kasus pelecehan seksual. Hal ini menjadi penting karena tokoh agama masih di pandang di mata masyarakat Indonesia, terlebih unsur seksual menjadikan sebuah berita memiliki nilai jual yang tinggi. Kasus yang diambil untuk penelitian adalah kasus pelecehan seksual terkait tokoh agama Habib Hasan Assegaf di Indonesia. Dua media Gatra online dan Republika online turut memberitakan hal ini.
Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana bingkai (frame) yang disajikan Gatra online dan Republika online atas kasus pelecehan seksual tersebut, karena keduanya memiliki ideologi berbeda, dengan menggunakan metode analisis framing model Entmant. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif, dan paradigma konstruktivis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembingkaian kasus tersebut, Republika cenderung hati-hati, karena terkait dengan tokoh pemimpin agama Islam, sedangkan Gatra lebih berani mengungkapkan berita tersebut.

In this globalization era of online media has become a rapidly growing media, the same as conventional media, online media also has a variety of roles and functions within the construction of an issues. One of them the issue of religious leaders associated with negative issues such as sexual harassment cases. This is important because religious leaders are still very important in the eyes of the people of Indonesia, and also sexual elements make a story has a high selling news value. Taken as the case study is the case of alleged sexual harassment by Habib Hasan Assegaf. Two online medias, Gatra online and Republika online, also reported the case.
Through this study, researcher wanted to know how framing is presented, because the two online medias have different ideologies. Framing the analysis using the model Entman. The research was conducted with descriptive qualitative approach, and the constructivist paradigm. The results showed that in framing, the Republika tended to be very careful, because it is associated with prominent religious leaders of Islam, while the more daring Gatra reveal the news.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>