Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4983 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chorlton, Penny
London: Health Education Authority , 1995
616.980 3 CHO s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yenida Yahya
"Pembangunan dibidang industri dengan segala teknologinya yang serba canggih, disamping memberikan beberapa kemudahan, juga dapat menimbulkan resiko bahaya kesehatan dan keselamatan terhadap pekerja. Untuk mengantisipasi keadaaa ini dalam upaya memberikan perlindungan terhadap pekerja, maka Departemen Tenaga Kerja melalui Balai Hiperkes dan Keselamatan kerja mengadakan monitoring secara rutin mengenai kondisi lingkungan kerja, kesehatan, ergonomi dan keselamatan Kerja. Sedangkan Pengawasanya dilaksanakan oleh Bidang Pengawasan di Kanwil dan Kandep-kandep.
Untuk itu studi ini ingin mengetahui bagaimana gambaran pelaksanaan sistem informasi Hiperkes dan Keselamatan dari Balai Hiperkes dan Bidang Pengawasan di Kanwil Depnaker Propinsi Sumatera selatan, mengetahni efektifitas laporan sehubungan dengan penggunaannya dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program, bagaimana ketepatan dan kedalaman laporan yang tersedia, serta masalah-masalah apa saja yang timbul dalam kegiatan pencatatan dan pelaporan tersebut.
Penelitian ini merupakan suatu studi evaluasi terhadap input, proses dan output, dengan pendekatan secara kualitatif dan bersifat observasi menggunakan data Primer dan Sekunder. Data Primer didapat dari wawancara secara mendalam terhadap 10 orang Nara Sumber dengan menggumakan lembar pertanyaan secara terbuka dan Tape Recorder. Setelah ditulis dikonfirmasikan lagi ke Nara Sumber tersebut. Data Sekunder diambil dari arsip-arsip laporan yang ada.
Untuk melihat efektifitas dari laporan dilalaukan dengan menghitung rasio antara informasi yang tersedia dan digunakan terhadap informasi yang dibutuhkan secara ideal dalam perencanaan, pelaksanaan dan perencanaan program. Bila rasio ini lebih dari 50 % maka laporan dapat dikatakan efektif. Hasil penelitian mewujudkcan bahwa dalam pelaksanaan program Higiene industri, kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan oleh Tenaga teknis di Balai Hiperkes, yang menghasilkan laporan rekomendasi. Pemeriksaan kesehatan pekerja dilakukan oleh dokter perusahaan, dan pemeriksaan terhadap perusahaan pengguna dan penyimpan pestisida dilakukan oleh pegawai pengawas pada seksi Kesehatan tenaga kerja dan lingkungan kerja, serta pengujian objek K3 oleh pegawai pergawas spesialis pada seksi keselamatan kerja dan analisa kecelakaan oleh pengawas seksi Jamsostek Semua Laporan ini tersedia pada masing-masing seksi. Sedangkan pengawasan norma K3 dilakukan oleh semua pegawai pengawas.
Informasi mengenai higiene industri dan keselamatan kerja belum cukup tersedia di Balai Hiperkes yaitu dengan rasio 45,16 % dan 37,43 %, sedangkan untuk program Kesehatan kerja informasi yang tersedia cukup (63,33 %) dari yang dibutuhkan. Informasi ini belum digunakan secara efektif dalam perencanaan dan pelaksanaan program dengan rasio masing-masing secara berurutan untuk perencanaan program 13,33 %, 41,94 % pelaksanaan program higiene industri, 46,67 % pelaksanaan program kesehatan kerja dan 37,03 % untuk pelaksanaan program Keselamatan kerja.
Informasi mengenai hygiene industri, kesehatan dan keselamatan kerja di Bidang pengawasan cukup tersedia, masing-masing sebesar 53,57 %, 63,33 % dam 59,3 %, tetapi informasi ini belum digunakan secara efektif dalam perencanaan pengawasan program hygiene industri dan kesehatan kerja (38,46 %) dan program Keselamatan Kerja (28,57 %). Selain itu informasi ini juga belum digunakan secara efektif dalam pelaksanaan pengawasan program Higiene industri, kesehatan dan keselamatan kerja dengan rasio masing-masing secara beurutan sebesar 22,58 %, 23,33 % dan 44,44 %.
Laporan program Higiene industri yang cukup tersedia dan tepat, tetapi belum secara rinci dan mendalam memberikan informasi mengenai kondisi lingkumgan yang ada di perusahaan.
Laporan Program Kesehatan kerja yang cukup tersedia dan tepat, tetapi belum secara rinci dan mendalam menggambarkan informasi mengenai kesehatan pekerja.
Laporan program Keselamatan kerja yang di Bidang pengawasan cukup tersedia dan tepat.
Laporan ini masih tersebar pada beberapa seksi. Sedangkan di Balai Hiperkes informasi ini belum cukup dan kmatag tepat, serta belum secara rinci dan mendalam memberikan informasi mengenai program Keselamatan kerja di perusahaan.
Dari penelitian ini diharapkan adanya alternatif perbaikan sistem informasi Hygiene industri, kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada.

The development in industrial aspect and sophisticated technology, not only provide conveniences but also poses a health and accident risk toward the workers. In order to anticipate this condition as an effort to provide protection to workers, the department of Labor through the Hyperkes and occupational Safety center monitor routinely the work environment condition, health, ergonomics and occupational safety. While the supervision identification done by the Supervision Division in the Regional Office and Departement Office.
Therefore, this study is intended to understand the implementation of the Hyperkes and Safety information system of the Hyperkes center and the Supervision Division in the Regional of Office of Labor Department of South Sumatera, to know the report effectiveness regarding its usage in programming planning. Implementation and supervision, and how the available report appropriateness and adequacy, and the problems which in the recording activities and the report.
The research is an evaluation study of the input, process and output, with a qualitative approach and observation of primary and secondary data. The primary data is obtained from in-depth interview of 10 subject of informant with open question sheet and tape recorder. After it was put down, and reconfirmed to the informant. The secondary data was obtained from files of reports available. While in order to see affectivity of the report, it is done by calculating the ratio between the available information and used toward the information needed ideally in planning, implementation and palming program. If the ratio exceeds 50 %, the report categorized as effective.
The research results indicate that in the implementation of the industry Hygiene program, occupational health and safety done by technical staffs in handling and controlling of the K3 in the companies with made the recommendation report. The workers health examination was done by company doctors, and the examination toward the company that use and storage pesticides was done by supervision staff in the workers health and work safety section and accident analysis by the supervision section of the 3amsostek. All the reports are available in each section. While the norm I(3 supervision is done by all supervisors. The information regarding the industry Hygiene and occupational safety is not sufficiently available in the Hyperkes Center with the ratio of 45,16 % and 37,03 %, while the occupational health program the available information is sufficient with 63,33 % ratio of the requirement. The information have not been used effectively in planning and implementation of the program with the ratio for planning 23,33 %, 41,94 % for the industry Hygiene program, 46,67 % for the occupational health program and 37,03 % for the occupational safety program implementation.
The information regarding the industry hygiene, occupational health and safety available in the supervision division is sufficient wick 53,57 %, 63,33 % and 59,3 %, however this information have not been used electively in planning, supervision of the industry hygiene program, occupational health and safety which is 38,46 % and 28,57 % of the information needed. The information also have not been used effectively in the supervision implementation of the industry hygiene, occupational health and safety program with the ratio of 22,58 %, 23,33 % and 44,44 % respectively.
The available industry hygiene program reports is sufficient and appropriate, however its not detailed and adequate enough to provide information regarding the existing work environment and occupation health in the company.
The occupational health program report is sufficient and appropriate, however it is not detail and adequate to provide information occupation health.
The occupational safety program report available in the supervision division is sufficient and appropriate. This report are still scattered in several sections. While in the Hyperkes Center the available information is not sufficient, appropriate and adequate. The occupational safety program report has not been used effectively.
It is hoped that from this research. There will be an alternative improvement of the existing industry hygiene, occupational health and safety information system."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barrett, B.
Singapore: The M. & E HandBook, 1993
344.047 BAR h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Barrett, Brenda
London: M&E Handbook Series, 1995
344.047 BAR o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Asfahl, C. Ray
New Jersey: Pearson/Prentice Hall, 2004
613.62 ASF i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Omar Mochtar
"Menurut perkiraan International Labour Organization (ILO), di tingkat global lebih dari 2,78 juta orang meninggal per tahun akibat kecelakaan kerja atau penyakit terkait pekerjaan. Berdasarkan data yang dirilis oleh BPJS, kecelakan kerja di konstruksi meningkat dari 114.000 di tahun 2019 menjadi 177.000 kecelakaan ditahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan budaya keselamatan pada pekerja di PT. XYZ . Penelitian bersifat semi kuantitatif dengan design penelitian deskriptif. Data yang dikumpulkan dari hasil FGD, Kuisioner, review dokumen & Observasi kemudian dilakukan analisa secara mendalam. Terdapat 19 variabel yang akan diuji dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kematangan budaya keselamatan didapatkan PT. XYZ berada di tingkat calculative dengan mayoritas variabel berada pada tingkat calculative kecuali variabel penghargaan K3L, pelatihan & kompentensi, penerapan dan penggunaan standart berada pada tingkat reactive. Berdasarkan dengan  kriteria 20 variabel yang diuji dalam penelitian ini tingkat kematangan budaya keselamatan PT. XYZ berada ditingkat calculative yaitu masuk kedalam titik awal dalam menuju budaya selamat.

According to estimates of the International Labour Organization (ILO), at the global level more than 2.78 million people die per year from occupational accidents or work-related diseases. Based on data released by BPJS, work accidents in construction increased from 114,000 in 2019 to 177,000 accidents in 2020. This study aims to determine the level of maturity of safety culture in workers at PT. XYZ. Research is semi-quantitative with a descriptive research design. The data collected from the results of the FGD, Questionnaire, document review & Observation was then carried out an in-depth analysis. There are 19 variables that will be tested in this study.  Based on the results of measuring the level of maturity of safety culture obtained by PT. XYZ is at the calculative level with the majority of variables being at the calculative level except the K3L reward variable, training &compensatory, application and use of the standard are at the reactive level. Based on the criteria of 20 variables tested in this study, the maturity level of pt. XYZ is at the level of being calculative, which is to enter the starting point in the direction of a culture of safety."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwan Adzka Labib
"ABSTRACT
Kecelakaan kerja pada kegiatan sektor konstruksi hingga saat ini masih menjadi penyumbang terbesar bagi keseluruhan angka kecelakaan kerja di Indonesia setiap tahunnya. Di dalam klasifikasi jenis kegiatan sektor konstruksi, sektor konstruksi kecil dan menengah dianggap memiliki kesadaran akan pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja yang masih rendah. Menyikapi kontradiksi tersebut, pemerintah membuat suatu prorgam pembinaan K3 bernama Work Improvement in Small and Medium Construction Sites (WISCON). Penelitian akan berfokus pada pelaksanaan WISCON di DKI Jakarta mengingat bahwa diantara seluruh wilayah tempat WISCON dilaksanakan, DKI Jakarta merupakan wilayah yang memiliki jumlah pekerja harian dan perusahaan konstruksi kecil dan menengah yang paling banyak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pembinaan K3 pada sektor konstruksi kecil dan menengah melalui program WISCON DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan dan studi lapangan yang dilakukan dengan wawancara mendalam. Teori yang digunakan yakni teori hubungan industrial, pembinaan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rangkaian program WISCON DKI Jakarta sebagai upaya pembinaan K3 oleh pemerintah dimulai dari tahapan formulasi materi K3 yang merupakan hasil dari kordinasi yang terjalin antara pihak International Labour Organization dan pihak Kementerian Ketenagakerjaan RI. Pelaksanaan program WISCON DKI Jakarta dilakukan selama empat hari dengan agenda inti yakni pembinaan dan pemaparan materi K3, observasi lapangan, diskusi, dan pembuatan action plan. Peserta program merasakan program WISCON DKI Jakarta dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi peserta dan dapat langsung diterapkan sehinnga menghasilkan perbaikan yang nyata. Rekomendasi yang diberikan antara lain mendorong keterlibatan asosiasi bidang konstruksi pada program WISCON, menjadikan sertifikasi program WISCON sebagai salah satu syarat sebagai tenaga konstruksi ahli, dan meniingkatkan peran Dinas Ketenagakerjaan Provinsi sebagai pengawas kegiatan konstruksi di daerah.

ABSTRACT
Work accidents in construction sector activities are still the biggest contributor to the overall number of workplace accidents in Indonesia each year. Within the classification of construction sector activities, small and medium constructions are notorious for lacking of occupational health and safety awareness. In response to the contradiction, the government developed a program called Working Improvement in Small and Medium Construction Sites (WISCON). The research will focus on the implementation of WISCON in DKI Jakarta. This research aims to analyze the process of developing OHS in the small and medium construction sector through the DKI Jakarta WISCON program. This research uses a qualitative approach with the type of descriptive research and several theories like the theory of industrial relations, theory of coaching, occupational health and safety (OHAS), and the occupational health and safety management system. The results of the research show that the DKI Jakarta WISCON program, as an effort to develop OHAS by the government, starts from the OHAS material formulation which is the result of the coordination between the International Labor Organization and the Indonesian Ministry of Manpower. The implementation of the DKI Jakarta WISCON program is carried out for four days with core agendas: OHAS material presentation, observations, group discussions and presentations, and action plans making. The program participants felt that the DKI Jakarta WISCON program could provide useful knowledges and could be directly implemented so that it produced real improvements. This research generates a number of recommendations like encouraging the involvement of the construction sector association in the WISCON program, making the WISCON program certification to be one of the requirements as an expert construction worker, and increasing the role of the Provincial Manpower Office as a supervisor of construction activities in the area."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton, Thomas J.
New York: McGraw-Hill, 1979
363.11 ANT o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
DeReamer, Russell
New York: John Wiley & Sons, 1980
614.852 DER m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Ariendita
"Fakta menunjukkan bahwa konstruksi merupakan bidang yang rawan akan kecelakaan. Salah satu cara untuk mengurangi kecelakaan di proyek konstruksi adalah dengan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Adapun biaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan terdiri dari tiga unsur, yaitu: 1. Biaya pencegahan terjadinya resiko K-3 (Preventive Cost) 2. Biaya pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaan program K-3 (Supervisory and Administrative Cost) 3. Biaya terjadinya kecelakaan - kecelakaan akibat dari resiko K-3 (Construction Accident Cost) Kompensasi pekerja (Worker Compensation) Biaya tidak langsung (Indirect Cost).
Penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara efektifdan efisien dapat menghemat biaya kecelakaan konstruksi (Construction Accident Cost) sehingga dapat mengurangi biaya konstruksi secara keseluruhan (Total Construction Cost). Dengan demikian, Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat menjadi salah satu faktor pengendali biaya pada proyek konstruksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>