Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4766 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wheeler, Sally
London: Harmondsworth , 1993
616.994 WHE c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Levenstern, Mary Kerney
New York: Avery Publ. , 1992
616.994 LEV e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fisch, Michael J.
New York: McGraw-Hill, Medical, 2007
616.994 FIS c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aldrin Neilwan Pancaputra
"ABSTRAK
Latar Belakang : Kanker merupakan penyebab kematian yang utama didunia, Kanker
payudara merupakan banker yang paling banyak diderita oleh perempuan di dunia , dengan
insiden yang terns meningkat dan merupaakan penyebab kematian terbanyak pada wanita.
Terapi utama kanker payudara adalah pembedahan, namun untuk mencapai kelangsungan
hidup yang lebih baik diperlukan modalitas terapi lain. Pemahaman yang semakin mendalam
terhadap karsinogenesis kanker payudara memberi dampak terhadap tempi non bedah.
Sejak kurang lebih 30 tahun yang lalu , National Cancer Institute melakukan penelitian
terhadap penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional untuk menjadi obat anti kanker.
Berdasarkan pengalaman ini maka Stem Cell and Cancer Institute melakukan penelitian
terhadap tanaman obat tradisional suku dayak untuk dikembangkan menjadi obat antikanker.
Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiproliferasi serta mekanisme kerja
dari ekstrak daun Piper crocatum Rulz & Pfn terhadap galur sel kanker payudara (T47D).
Metode : efek antiproliferasi dan mekanisme kerja ekstrak dite!iti berdasarkan efeknya
terhadap viabilitas se1 gambaran morfologi inti, slkJus se1~ serta ekspresi dari p44 dan
p42 yang terfosforilasi sebagai petanda terjadinya sinyal prolirerasisel.
Hasil : Berdasarkan hasil yang diperoleh terlibat hahwa terjadi penurunan partumbuban sel pada
pemberian ekstrak konsentrAsi tertentu yang tidak disertai dengan perubahan morfologi inti serta
tidak tetjadi perubahan gambaran siklus sel pada mse Suh-G l. Pada pamberlan ekstrak terjadi
penurunan ekspresi dari p44/42 yang terfosforilasi. Penurunan ekspresi p44/42 juga terjadi pada
pemberian ekstrak pada medium yang telah diinkubasi dengan insulin. Penurunan ekspresi
p44/42 terfosforilasi ini menunjukan bahwa efek antiproliferasi ekstrak berlangsung meialuijalur
aktivasip44/42.
Kesimpulan : berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa ekstrak Piper crocatum Ruiz
& Pav dapat menghambat pertumbuhan galur sel kanker payudara (T47D) melalui
panghambatan fosforlIasi p44142

Abstract
Background : Cancer is a leading cause of death in the world. Breast cancer is most common
disease in V.'Omen. Major therapy for breast cancer is surgery1 but to achieve a better result needs
another modality. Good understanding about breast cancer carcinogenesis will give a better
impact for non surgery therapy. Natural products have been the mainstay of cancer
chemotherapy for the past 30 years. Inspired by folk medicine - encouraged the National
Cancer Institute (NCI) to begin a large-scale screening program for antitumour agents.
Inspired by the National Cancer Institute (NC!}.
screening program for antitumour agent from east Kalimantan Forest.
Purpose : We investigate antiprolliferative properties of extract Piper crocatum Ruiz & Pav
leaves and its mode of action human breast cancer (f47D) ceUs.
Metbods: Anti proliferative properties and mechanism of extract were evaluated by its
effect on cell viability, nuclear morphology, cell cycle progression and the expression of
phosphorylated p44/p42 as a marker for cell proliferation.
Result: The results showed that there was a reduction of cell viabHity by the extract in
concentration dependent manner and no alteration of nuclear morphology observed. There were
negligible changes observed in Sub..Ql phase foundation after extract treatment. Expression of
phosphorylated p44 I p42 was decreased due to the extract only. Inclusion the extract in
the incubation medium decreased insulin - stimulated phosphorylation of p44 I p42
indicating that antiproliferative effect of the extract was via p44 I p42 pathway.
Conclusion: AU together, the data indicated that Piper rectum extract inhibits the growth of
human breast cancer(T47D) ceHs via inhibition of p44/42 phosphorylation"
2009
T32818
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Imelda Rosalyn
"ABSTRAK
Latar Belakang: Kanker payudara adalab salab satu kanker yang paling sering terjadi pada wanita. Dalam perkembangannya, sel kanker payudara membutubkan vsairularisasi baru. Sel kanker mampu menginisiasi pembentukan pembulub darab baru bagi dirinya sendiri dengan cara mengubah keseimbangan antara faktor proangiogenik dan antiangiogenik. Kurkumin adalab molekul yang pleiotropik, dapat memodulasi berhagai target pada sel kanker, tennasuk aktivasi berbagai faktor transkripsi, reseptor, protein kinase, reseptor, sitokin, enzim dan faktor pertumbuban yang diperlukan dalam pertumbuhan sel kanker payudara. Tujuan: Untuk mengetabui pengaruh pemberian kurknmin kadar tinggi temadap kadar VEGF pada kultur jaringan sel kankar payudara MCF-7. Metode: subkultur jaringan kanker payudara MCF-7 dalam medium RPMI komplit+ FBS I 0% sejumlah 9 sampal tiap kelompok perlakuan. lnkubasi 72 jam. Cairan kultur diambil, kadar VEGF diperilc!a secara kuantitatif dengan ELISA. Basil: kadar VEGF kelompok MCF-7+kurknmin O,OSmM berbeda bermakua dengan kadar VEGF kelompok MCF-7 tanpa kurkumin (1'= 0,0 14). Kadar VEGF kelompok perlakuan MCF-7+kurknmin O,lmM juga berbeda bermakua dibandingkan dengan kelompok MCF-7 tanpa kurknmin (1'=0,001 ). Namun kadar VEGF kelompok MCF-7+kurkumin 0,05mM jika dibandingkan dengan kelompok MCF-7+kurkumin O,lmM tidak berbeda bermakua (1'=0,262). Kesimpulan: Kurkumin kadar O,05 mM dan 0,1 mM dapat menurunkan kadar VEGF pada kultur jaringan kanker payudara MCF-7. Kurkumin kadar 0,05 mM dan O,1 mM dapat menghambat proliferasi sel yang diikuti dengan penurunan kadar total VEGF pada kultur jaringan kanker payudara MCF-7.

Abstract
Background: Breast cancer is one of the most prevalent cancer in women. In order to grow, the tumor cells require new vascularization, New vascularization is initiated by the tumor cells themselves by recruitment of their own blood supply by shifting the balance between proangiogenic and antiangiogenic factors. Curcumin is a p1eiotropic factor which can modulate various targets on cancer celts, including activation of transcription fuctors, receptors, protein kinase&, cytokines, enzymes, and growth factors needed for breast cancer cells' growth. Objective: To identify the influence of high dose curcumin towards VEGF level in breast cancer cell line MCF-7. Method: In this study, breast cancer cell line MCF-7 was subcultured in complete RPM! medium + FBS 10%, with 9 samples for each treatment group; then incubated for 72 hours. VEGF concentration was measured with ELISA from the supernatant of the cell culture. Result: The VEGF levels of both MCF-7 + curcumin 0.05 mM treatment group and MCF-7 + curcumin 0.1 mM treatment group are significantly lower than the VEGF level of MCF-7 without curcumin treatment group (p = 0.014 and p = 0.001). The VEGF level of MCF-7 + curcumin 0.05 mM treatment group is not significantly different from the VEGF level of MCF-7 + curcurnin 0.1 mM treatment group (p = 0.262). Conclusion: Corcurnin dose of 0.05mM and O.lmM lower the VEGF level in breast cancer cell line MCF-7. Corcurnin dose of 0.05 mM and 0,1 mM lower !he proliferation of breast cancer cell line MCF-7. "
2009
T32835
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Rahmah
"Kanker atau keganasan menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak pada anak. Osteosarkoma adalah salah satu jenis kanker yang banyak diderita oleh anak pada usia remaja. Masalah utama yang muncul pada anak yang menjalani kemoterapi adalah mual. Penulisan karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk menilai efektivitas terapi ice massage terhadap penurunan intensitas mual dan muntah pada anak yang menjalani kemoterapi. Ice massage merupakan salah satu penatalaksanaan non-farmakologi yang dapat bermanfaat dalam menurunkan intensitas mual dan muntah akibat pengaruh kemoterapi. Intervensi ice massage dilakukan kepada pasien anak dengan osteosarkoma yang menjalani kemoterapi selama 3 hari. Hasil  menunjukkan adanya penurunan intensitas mual dan frekuensi muntah selama 12 jam setelah dilakukan intervensi. Intervensi ini dinilai efektif jika dilakukan secara berkelanjutan selama kemoterapi.

Cancer or malignancy is one of the most common causes of death in children. Osteosarcoma is a type of cancers that affects many children in ages. One of main problem that occurs in children who undergo chemotherapy is nausea. The purpose of this paper is to determine the effectiveness of ice massage therapy in reducing the intensity of nausea and vomiting in children undergoing chemotherapy. Ice massage is one of the non-pharmacological management that can be useful in reducing the intensity of chemotherapy-induced nausea and vomiting. This intervention was performed in children with osteosarcoma undergoing chemotherapy for 3 days. The results show there are decrease intensity of nausea and frequenses of vomiting after 12 hours of therapy. This intervention is considered effective if countinously perform during chemotherapy.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Di Indonesia kanker leher rahim menjadi kanker terbanyak pada wanita yaitu sekitar 34% dari
seluruh kanker pada perempuan dan 48 juta perempuan Indonesia dalam risiko mendapat kanker
leher rahim. Angka skrining kanker Ieher rahim di Indonesia sangat rendah yaitu 5%, idealnya
sekitar 80% (Dharmawan, 2007). Penyakit ini dapat dicegah dengan deteksi dini. Skrinning dapat
dilakukan sebagai upaya deteksi dini. Angka skrining kanker rahim yang rendah disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan perempuan tentang kesehatan reproduksi, khususnya kebersihan
perineum (perineal hygiene). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara
tingkat pengetahuan mahasiswi UI tentang kesehatan rahim dengan perilaku perineal hygiene
sebagai upaya preventif kanker rahim pranikah. Penelitian ini menggunakan desain korelatif
dengan uji Chi Square. Sampel diambil di Universitas Indonesia Depok sebanyak 100 responden.
Hasil yang diperoleh bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan rahim
dengan perilaku perineal hygiene (p vaIue= 0,038 pada alfa= 0,05). Peningkatan komunikasi
lnformasi dan Edukasi (KIE) masyarakat dan skrining kanker rahim perlu dilakukan untuk
menurunkan insiden kanker rahim."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5877
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Chairunnisa
"Penelitian tentang potensi pencegahan kanker dari ekstrak kasar H. atra di Indonesia belum pernah dilakukan. Penelitian dilakukan untuk menguji ekstrak kasar Holothuria atra sebagai pencegah kanker melalui uji mikronukleus terhadap sumsum tulang Mus musculus jantan galur DDY. Potensi ekstrak kasar H. atra sebagai pencegah kanker diketahui dengan menentukan persentase jumlah mikronukleus (MN) pada 2000 sel eritrosit polikromatik (PCE).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi MN pada 4 kelompok perlakuan yang dicekok larutan ekstrak kasar H. atra dosis 0,33; 0,66; 0,99 dan 1,32 g/kg bb selama 7 hari berturut-turut dan diinjeksi kolkisin pada hari ke-7 (KP1, KP2, KP3, KP4) berbeda secara nyata (p < 0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol positif yang hanya dicekok akuades dan disuntik kolkisin pada hari ke-7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian larutan ekstrak kasar H. atra dengan dosis 0,33; 0,66; 0,99 dan 1,32 g/kg bb berpotensi mencegah kanker dengan parameter penurunan jumlah MN pada 2000 PCE mencit galur DDY.

Research about the cancer-prevention activity of crude extract from Holothuria atra Jaeger in Indonesia has never been done. Therefore, this study were performed to test the cancer-prevention potency of H. atra crude extract using the micronucleus test of male mice (Mus musculus L.) DDY bone marrow. The cancer-prevention potency was knew by counting micronucleus (MN) in 2000 polychromatic erythrocyte cells (PCE).
In this study, MN frequency in 4 treatment groups which given H. atra dose 0,33; 0,66; 0,99 and 1,32 g/kg body weight orally (KP1, KP2, KP3 and KP4) significantly decrease if compare to positive control group. Our data showed that treatment of H. atra crude extract's solution with dose 0,33; 0,6; 0,99 and 1,32 g/kg body weight can reduce the frequency of micronucleus in PCE from bone marrow smears induced by 1 mg/kg body weight colchicine intraperitoneally.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1321
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susie Susilawati
"ABSTRAK
Latar belakang
Kematian akibat kanker serviks masih tinggi karena sekitar 90% terdiagnosis pada stadium lanjut. Kanker serviks merupakan penyakit yang dapat dicegah. Rumah sakit memiliki peran penting dalam pencegahan kanker serviks, baik dalam pencegahan primer (vaksinasi HPV) maupun pencegahan sekunder (skrining kanker serviks dan tatalaksana kasus dengan hasil skrining yang positif).
Tujuan
Mengetahui peran rumah sakit di DKI Jakarta dalam pencegahan primer dan sekunder kanker serviks.
Metode
Penelitian ini adalah survey yang dilakukan pada 25 rumah sakit yang dipilih secara simple random sampling dari 109 rumah sakit yang ada di DKI Jakarta. Dilakukan wawancara menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai aspek pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap 117 tenaga kesehatan serta identifikasi kesiapan fasilitas terkait pencegahan kanker serviks pada 25 rumah sakit tersebut.
Hasil
Dari aspek pengetahuan penelitian ini menunjukkan bahwa semua tenaga kesehatan (100%) mengetahui bahwa vaksinasi HPV dilakukan sebagai pencegahan primer kanker serviks, 98,3% mengetahui bahwa vaksin HPV disuntikkan intra muskular, 91,5% mengetahui bahwa vaksinasi HPV diberikan 3x yaitu pada bulan ke 0, 1, 6 atau 0, 2, 6, dan 71,8% mengetahui bahwa vaksin HPV disuntikkan pada deltoid. Sebagian besar tenaga kesehatan (99,1%) mengetahui bahwa tes IVA (Inspeksi Visual dengan Aplikasi Asam Asetat) dapat digunakan untuk deteksi dini kanker serviks, 76,9% mengetahui cara menginterpretasi hasil tes IVA yang positif, dan 60,7% tahu bagaimana cara melakukan tes IVA. Sebanyak 93,2% tenaga kesehatan mengetahui tujuan tes pap dan 82,1% mengetahui bagaimana cara melakukan tes pap. Dari aspek sikap, sebagian besar tenaga kesehatan (96,6%) setuju untuk memberikan vaksinasi HPV, 94% setuju untuk melakukan tes IVA dan 98,3% setuju untuk melakukan tes pap. Dari aspek perilaku, sebagian besar tenaga kesehatan (76,9%) menawarkan pada klien/pasiennya vaksinasi HPV dan 62,4% pernah melakukan vaksinasi HPV, 52,1% menawarkan dan 30,8% pernah melakukan pemeriksaan IVA serta 86,3% menawarkan dan 71,8% melakukan tes pap. Sebagian besar tenaga kesehatan perempuan yang sesuai dengan persyaratan (75%) sudah melakukan tes pap bagi dirinya sendiri, tetapi hanya 32,5% yang sudah mendapatkan vaksinasi HPV.
Dari segi fasilitas, 20 rumah sakit (80%) di DKI Jakarta menyediakan vaksinasi HPV, dan semua (100%) rumah sakit menyediakan tes pap. Hanya 11 rumah sakit (44%) yang menyediakan tes IVA dan 10 rumah sakit (40%) yang menyediakan kolposkopi.
Kesimpulan
Sebagian besar rumah sakit di DKI Jakarta sudah mempunyai tenaga kesehatan dengan pengetahuan dan sikap yang baik dalam pencegahan kanker serviks, namun dari aspek perilaku sebagian besar belum menunjukkan perilaku yang baik dalam pencegahan primer kanker serviks. Sebagian besar rumah sakit di DKI Jakarta sudah menyediakan fasilitas pelayanan vaksinasi HPV dan tes pap, namun sebagian besar belum menyediakan fasilitas IVA dan kolposkopi.

ABSTRACT
Introduction
Mortality caused by cervical cancer remains high because 90% of cases are diagnosed at advanced stage. Cervical cancer is a preventable disease. Hospitals have an important role in cervical cancer prevention, including primary prevention (HPV vaccination) and secondary prevention (cervical cancer screening and treatment of positive screening results).
Objective
To evaluate the role of hospitals in DKI Jakarta on primary and secondary cervical cancer prevention
Method
This was a survey conducted to 25 hospitals, chosen with simple random sampling from 109 hospitals in DKI Jakarta. Questionnaire used for interview contained statements regarding knowledge, attitude and behavior of 117 health care professionals along with identification of facility preparedness for cervical cancer prevention within those 25 hospitals.
Result
The assessment of knowledge shows that all health care professionals (100%) knew that HPV vaccination is used as a primary prevention for cervical cancer. About 98.3% responden knew HPV vaccine injected intramuscularly. As much as 91.5% of the responden knew HPV vaccine is given three times either at month 0,1, 6 or at month 0,2,6. About 71.8% responden knew deltoid as site for vaccine injection.
Most of health care professionals (99.1%) knew VIA (visual inspection with acetic acid) can be used for early detection of cervical cancer. About 76.9% responden knew how to intepret positive VIA results and 60.7% responden knew how to do VIA test. As much as 93.2% health care professional knew the purpose of Pap test and about 82.1% knew how to do it. From attitude aspect, most of health care professionals (96.6%) agreed in giving HPV vaccination. About 94% of them agreed to do VIA test and about 98.3% agreed in conducting Pap test. From behavioral aspect, most of the responden (76.9%) offered HPV vaccination to their clients/patients and 62.4% responden did HPV vaccination. VIA test was offered and conducted by 52.1% and 30.8% of them, respectively. About 86.3% responden offered Pap test and 71.8% did the Pap test. As many as 75% of female health care professionals who meet the qualification already had a Pap test for themselves, but only 32.5% ever been vaccinated for HPV. From facility aspect, twenty hospitals (80%) in DKI Jakarta offered HPV vaccination with Pap test can be done in all of them. VIA test and colposcopy were only available in eleven (44%) and ten (40%) hospitals respectively.
Conclusion
Most hospitals in DKI Jakarta have health care professionals with good knowledge and attitude in cervical cancer prevention. However, not many have shown expected behavior in the primary prevention. Most hospitals in DKI Jakarta provide facilities for HPV vaccination and Pap test, but only few have VIA facilities and colposcopy."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T32680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Purwanti
"Tujuan Pemeriksaan: Melakukan analisis nilai DNA EBV dalam serum penderita KNF Stadium Awal (I/II) dan Stadium Lanjut (III/IV).
Material dan Metode: Sebanyak 83 serum darah penderita kanker nasofaring (ICNF) bClj8IliS undWerenzia1e¢ diambil sebelum pcmberian tempi. Sampel dibagi menjadi 2 group berdasarkan sistem TNM (UICC) dan didapatkan: 25 sampel berasal dari sennn pendcrita KNF stadium awal (I/ll) dan 58 dari penderita stadium Ianjut (III/IV). Mcnggtmakan real time pobwmerase chain reaction (PCR) dilakukan pengukuran kadar DNA EBV dengan LMP2 sebagai gen target. Perbedaan kadar DNA EBV ditentukan menggunakan analisa dcskriptif menggunakan test non parametrik antara penderita KNF stadium awal dan stadium lanjut dan terhadap status T,N dan M.
Hasil: Pengukuran kadar senun DNA EBV pada penderita KNF stadium awa! (I/Il) sebelum memulai pengobatan, menunjukkan sebanyak I7 dari 25 sampei (66.7%) tidak terdeieksi adanya copy DNA EBV dan 8 sampe] (33.3%) terdeteksi. Pada penderita KNF stadium lanjut (Ill/IV), 37 dari 58 sampel (63.I5%) terdeteksi adanya copy DNA EBV dan 21 sampel (36.84%) tidak terdeteksi. Kadar DNA EBV pada penderim KNF stadium lanjut menunjukkan hasil yang lcbih tinggi dibandingkan dengan hasil penderita KNF stadium awal (median 24.8 copy/ml vs 0 copy/ml), dengan nilai cut off pada 7.15 copy/ml (sensitititas 60.3% dan spcsifisitas 72.0%). Kadar DNA EBV yang lcbih tinggi terdapai pula pada hasil pengukuran serum DNA EBV antara penderita KNF dengan status T3-T4, N2-N3 dan Ml dibandingkan dengan penderita KNF dengan status Tl-'I`2, N0-Nl dan M0.
Kesimpulan: Pengukuran kadar serum DNA EBV merupakan cam yang potensial untuk membedakan antara pcnderita IONIF stadium awatl (l/ll) dan Qadium lanjut (III/IV) dengan perkiraaan nilai cut off pads 7.15 copy/ml. Termasuk pula untuk membedakan antara status T,N dan M. Pcngukumn kadar DNA EBV dapat menyempurnakan penggunaan sistem TNM pada tingkst molekuler.

To analyze the difference of pretreatment serum EBV DNA concentration between early stage (l/II) and advance stage (Ill/IV) nasopharyngeal carcinoma (NPC) patient.
Methodes: Eighty-three (83) pretreatment serum of undifferentiated with all stages of NPC were studied and devided into two groups: 25 samples cattle from early stage (I/II) NPCand 58samplesB~omadvancestage(IIl/IV)NPCasbyUlCCTNM staging system. LMP2 was used as target gene and the concentration were quantified by real-time polymerase chain reactant assay. EBV DNA concentration of the two groups were measured and the difference were accessed, including the T,N,M status with non parametric test.
Result: Pretreatment EBV DNA serum concentration from early stage (I/ll) NPC patients showed: I7 of 25 sampels (66.7%) were undetectable for copy of EBV DNA, and 8 sampels (33.3%) were detectable. Pretreatment EBV DNA from advance stage NPC showed: 37 of 58 patiens (63.l5%) were detectable for copy of EBV DNA and 21 patients were not. Pretreatment EBV DNA serum consentration ti-om advance stage NPC showed higher senzm concentration than early stage (median 24.8 copylml vs 0 copy/ml), on cuz of point prediction at 7.15 copy/ml. Higher concentration as well, were found among those patients whose had T3-T4, N2-N3 and Ml stages compared with Tl-T2, N0-Ni and M0 stages NPC.
Conclusion: EBV DNA semm concentration was found potential to differentiate between early and advance stage NPC, on out ojfpoinr prediction at 7.l5 copy/ml, as well as to differentiate T,N and M stages. EBV DNA measurement was good to improve UICC TNM staging system in clinical practice based, on molecular level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T32046
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>