Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 733 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Grunfeld, Nina, 1954-
London: Couran Octopus , 1993
618.2 GRU p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Tetralogy of fallot (ToF) is the most common form form of cyanotic congenital heart disease after 1 year of age, with overall incidence approaching 10 % of all congenital heart disease...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan Untuk mempelajari korelasi antara keberhasilan kehamilan teknik fertilisasi in vitro dengan umur istri. Metode Dilakukan penilaian kehamilan pada 8 pusat pelayanan fertilisasi in vitro di Indonesia: Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita sejak tahun 1997 sampai 2001, dan 7 pusat pelayanan fertilisasi in vitro di Indonesia. Induksi folikel dilakukan dengan long protocol, short protocol dan natural cycle. Inseminasi dilakukan di cawan petri dengan cara ICSI (intra cytoplasmic sperm injection). Pengambilan spermatozoa dilakukan dengan masturbasi, biopsi testis dan biopsi epididimis. Keberhasilan kehamilan dinilai dengan kehamilan kimiawi, adanya denyut jantung janin dan kelahiran bayi hidup (take home baby). Hasil Diperoleh hasil kehamilan 34% untuk kelompok umur dibawah 30 tahun, 33,75% untuk kelompok umur 31 sampai 35 tahun, 26% untuk kelompok umur 36 sampai 40 tahun dan 8% untuk kelompok umur diatas 40 tahun. Kesimpulan Semakin tinggi usia istri, semakin rendah tingkat kehamilan. Dengan kata lain, semakin tinggi usia istri, semakin tinggi tingkat keguguran.

Abstract
Aim To evaluate the correlation between the success of pregnancy through in vitro fertilization and maternal age. Methods Assessment of pregnancy was performed in eight in vitro fertilization centers in Indonesia: Harapan Kita Pediatric and Obstetric Hospital from 1997 to 2001, and seven in vitro fertilization centers in Indonesia. Follicular induction was performed through the long protocol, short protocol and natural cycle. Insemination was performed through ICSI (intra cytoplasmic sperm injection) on petri dish. Spermatozoa were obtained through masturbation, testicular biopsy and epididimical biopsy. A successful pregnancy was indicated chemically, with the presence of fetal heart beat and the birth of a baby (take home baby). Results There was a 34% pregnancy rate for the age group below 30 years, 33.75% for those between 31 and 35 years olds, and 26% for the age group 36 to 40 years old, and 8% for the age group above 40 years. Conclusion The higher the maternal age, the lower pregnancy rate. In other words, the higher the maternal age, the higher the rate of miscarriage.
"
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anni Fithriyatul Masudah
Depok: Universitas Indonesia, 2018
613 KESMAS 12:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Helen Sofiyana
"ABSTRAK
Preeklampsia ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuri. Vitamin
D diduga berperan pada pengaturan tekanan darah dengan menghambat
pembentukan renin dan angiotensin II. Penelitian ini merupakan penelitian dengan
disain potong lintang komparatif yang bertujuan untuk melihat perbandingan
status vitamin D pada ibu hamil normal dan preeklampsia. Perempuan hamil
berusia 18-40 tahun, terdiri dari 33 hamil normal dan 33 preeklampsia yang
datang di poliklinik dan ruang bersalin Rumah Sakit Tarakan, Jakarta
diikutsertakan dalam penelitian ini. Data umur, usia kehamilan, paritas,
pendidikan, paparan sinar matahari, asupan vitamin D dengan cara FFQ
semikuantitatif didapatkan dengan wawancara, dan dilakukan pengukuran lingkar
lengan atas dan kadar vitamin D serum. Tidak ada perbedaan yang bermakna
dalam hal umur, usia kehamilan, paritas, paparan sinar matahari, asupan vitamin
D, lingkar lengan atas dan kadar vitamin D serum antara hamil normal dengan
preeklampsia.Asupan vitamin D lebih rendah dibandingkan dengan angka
kecukupan gizi yang dianjurkan pada hamil normal maupun preeklampsia.
Defisiensi vitamin D terlihat pada 50% preeklampsia dan 33% hamil normal.
Kesimpulan: kadar vitamin D serum tidak berbeda bermakna pada hamil normal
maupun preeklampsia.

ABSTRACT
Preeclampsia is a condition with high blood pressure and proteinuria during
pregnancy. Vitamin D plays a role in the regulation of blood pressure by
inhibiting renin and angiotensin II formation. This study was a comparative crosssectional
study aiming to compare serum vitamin D concentration among normal
pregnancy and preeclampsia. Pregnant women aged 18-40 years,were
recruitedconsisting of 33 subjects with normal pregnancy and 33 subjects with
preeclampsia. Data on age, gestational age, parity, education , MUAC, vitamin D
intake using semi-quantitative FFQ, sun exposure and serum vitamin D
concentration were assessed. There were no significant differences of age,
gestational age, parity, education, vitamin D intake, sun exposure, MUAC and
serum vitamin D concentration between normal and preeclamptic pregnancy. In
both groups, vitamin D intake was lower than recommended dietary allowance.
Half of preeclampsia suffered from vitamin D deficiency, while it was only 33%
among normal pregnancy. Conclusion: serum vitamin D was not different among
normal pregnancy and preeclampsia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumiati Malasari
"ABSTRAK
Mual dan muntah adalah gejala umum yang terjadi pada trimester pertama kehamilan yang dikenal dengan morning sickness. Perencanaan kehamilan mungkin mempengaruhi morning sickness. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan melibatkan 101 ibu hamil yang diambil menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner untuk mengukur variabel data demografi, cara mengatasi morning sickness, kemampuan mengatasi morning sickness dan status rencana kehamilan. Analisis data menggunakan uji distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan 63,6% ibu hamil mampu mengatasi morning sickness pada kehamilan direncanakan sedangkan pada kehamilan tidak direncanakan 47,8% ibu hamil mampu mengatasi morning sickness sehingga kehamilan direncanakan lebih mampu mengatasi morning sickness daripada kehamilan tidak direncanakan. Penelitian ini merekomendasikan pendidikan kesehatan dalam mengatasi morning sickness pada kehamilan tidak direncanakan untuk meningkatkan kemampuan ibu mengatasi morning sickness.

ABSTRACT
Nausea and vomiting are general symptoms that occur in the first trimester of pregnancy. These symptoms are commonly known as morning sickness. Planning the pregnancy may influence the morning sickness. The purpose of this research was to describe the ability to cope with morning sickness in planned pregnancy and unplanned pregnancy. The research used descriptive method. The sampling technique used was consecutive sampling with 101 pregnant women. The instrument used questionnaire to measure variable demographic data, how to cope with morning sickness, the ability to cope with morning sickness and plan of pregnancy. The data were analyzed using frequency distribution test. The result showed that 63,6 % of respondents were able to cope with morning sickness in planned pregnancy while 47,8 % of respondents were able to cope with morning sickness in unplanned pregnancy so that the planned pregnancy is more able to cope morning sickness than unplanned pregnancy. This study recommends health education in dealing morning sickness in unplanned pregnancy to increase mothers ability to cope morning sickness.
"
2015
S61006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Tujuan Dilakukan penilaian terhadap keberhasilan kehamilan pada penanganan dengan In Vitro Maturation (IVM) pada kasus-kasus PCOS (Poly Cystic Ovary Syndrome) sebagai teknik yang pertama dilakukan di Indonesia. Metode Tulisan ini merupakan laporan kasus dari teknik yang baru dikembangkan di Indonesia. Bahan penelitian adalah 7 kasus dengan PCOS yang jelas, diantaranya 1 pasien dengan riwayat OHSS (Ovary Hyper Stimulation Syndrome) pada prosedur fertilisasi in vitro sebelumnya dan 1 pasien dengan gambaran PCOS, kemungkinan hiperesponder, di Rumah Sakit Family dari bulan Januari sampai bulan Mei 2009. Induksi folikel dengan dosis minimal, primming HCG 10.000 IU pada hari ke 10 dan 40 jam kemudian dilakukan ovum pickup, selanjutnya diinseminasi dan folikel yang terbuahi dilakukan penilaian. Embrio yang bermutu baik ditransfer kedalam uterus. Penilaian kehamilan dilakukan secara biokimiawi, penilaian adanya kantung janin dan denyut jantung. Hasil Telah dilakukan teknik IVM di RS Family, Jakarta Barat bersama dengan tim TRB RS Family pada tujuh kasus. Dari tujuh pasien ditemukan 156 folikel antral atau rata-rata 22 folikel perpasien, ditemukan 81 oosit, dan setelah dimaturasi diperoleh 61 oosit matur (75%). Pada tiga bulan dilakukan fertilisasi in vitro dan 4 kasus dilakukan ICSI (In Cystoplasmic Sperm Infection). Pada serial kasus ini diperoleh 412 embrio, dan 22 buah embrio ditransfer, dan dari 7 kasus diperoleh 2 kehamilan (9%). Kesimpulan Teknik In Vitro Maturation (IVM) merupakan alternatif untuk mengatasi masalah infertilitas pada pasien PCOS dengan keunggulan risiko sindrom hiperstimulasi ovarium yang rendah serta biaya yang lebih murah.

Abstract
Aim To assesse the success of inducing pregnancies in the treatment of PCOS (Poly Cystic Ovary Syndrome) cases with in vitro maturation as a newly application technique in Indonesia. Methods This paper is a report of 7 cases in Indonesia that used the newly developed technique. There were 7 cases confi rmed PCOS, in which 1 patient with a history of OHSS (Ovary Hyper Stimulation Syndrome) in a previous IVF procedure and 1 patient with PCOS characteristics, suspected hyper responder, in the Family Hospital from January to May of 2009. Follicular induction was performed with a minimum dose, primming with HCG 10.000 IU, on the 10th day and 40 hours later ovum pick up was performed, followed by in vitro maturation. Subsequently, insemination was performed and the inseminated follicle was assessed. Well qualifi ed embryos then transferred them into the uterus. We then performed assessment of pregnancy biochemically, by the presence of embryonic sac and embryonic heart beat. Results We have performed the IVM (In Vitro Maturation) technique in the Family Hospital, West Jakarta, along with the TRB team of the Family Hospital in seven PCOS cases. From these patients, we have found 156 antral follicles (average of 22 follicles per patient), 82 oocytes, and after maturation, 61 mature oocytes (75 %). In three cases, in vitro fertilization was performed, while in 4 cases ICSI (In Cystoplasmic Sperm Infection) was performed. In these serial cases we obtained 41 embryos, and 22 fertilized embryos were transferred. Of 7 cases, we achieved two successful pregnancies (29%). Conclusion In vitro maturation is an alternative procedures in solving infertility problems for PCOS patients with lower risk of OHSS and more cost effective than conventional IVF."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Wirasiti
"Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran perjalanan asma pada kehamilan yaitu gambaran gejala asma pada trimester I, II, III dan setelah melahirkan. Parameter untuk menilai perbaikan maupun perburukan gejala asma adalah dengan menilai perbaikan skor gejala asma menggunakan kartu harlan yang mencakup skor batuk, gangguan tidur, aktiviti, mengi, penggunaan pelega inhalasi serta nilai APE. Penelitian ini bersifat studi prospektif dikerjakan di poliklinik asma Departemen Pulmonologi dan llmu Kedokteran Respirasi FKUI RS Persahabatan serta poli kebidanan dan kandungan RS Persahabatan. Penelitian ini melibatkan 33 pasien asma termasuk kelompok asma intermiten, persisten ringan dan persisten sedang. Kami melakukan evaluasi klinis sesuai skor gejala asma dalam kartu harlan setiap bulan, laboratorium dan spirometri pada trimester I kehamilan dilanjutkan evaluasi klinis setiap bulan di trimester II, evaluasi klinis setiap bulan serta laboratorium di
trimester III dan evaluasi klinis beserta spirometri pada satu bulan pascapersalinan.

The purpose of this study is to obtain an overview of the journey of asthma in Pregnancy is a description of asthma symptoms in the I, II, III trimesters and after childbirth. The parameter to assess the improvement or worsening of asthma symptoms is to assess Improvement of asthma symptom scores using Harlan cards which include cough scores, disorders sleep, activity, wheezing, use of inhalation relievers and APE scores. This research is a study prospective is carried out at the asthma polyclinic of the Department of Pulmonology and Medicine Respiration of FKUI Friendship Hospital and obstetrics and gynecology polyclinic of Friendship Hospital. This study involved 33 asthma patients including intermittent, persistent asthma groups
mild and moderately persistent. We conducted clinical evaluations according to asthma symptom scores in Harlan card every month, laboratory and spirometry in the first trimester of pregnancy are continued clinical evaluation every month in the second trimester, clinical evaluation every month and laboratories in the third trimester and clinical evaluation along with spirometry in one month postpartum.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Amalina
"Pregnancy-related anxiety (PrA) merupakan masalah psikologis pada ibu hamil yang cukup tinggi dan lebih banyak terjadi pada trimester pertengahan-akhir kehamilan. Tingkat kecemasan ibu hamil lebih tinggi pada ibu hamil dengan kelainan kongenital. Ibu hamil mengalami kecemasan yang tinggi setelah didiagnosis adanya kelainan kongenital. Teori Neuman System Model membantu melihat kebutuhan fisiologis, psikologis, sosialkultural, perkembangan, dan spiritual ibu hamil yang memiliki kehamilan dengan kelainan kongenital. Kombinasi dengan teori Peplau Interpersonal Relations dapat meningkatkan hubungan interpersonal antara perawat-klien. Intervensi pencegahan primer sesuai dengan NSM dimulai dari pencegahan primer dengan penerapan evidence-based nursing practice dengan menggunakan psikometri EDS-3A untuk skirining ansietas ibu hamil. Tujuan penulisan ini untuk mendeskripsikan gambaran penerapan teori Neuman System Model dan Peplau Interpersonal Relations pada asuhan keperawatan ibu hamil yang mengalami Pregnancy-Related Anxiety dengan kelainan kongenital dan penerapan evidence-based nursing practice dalam skrining ansietas pada ibu hamil menggunakan psikometri di layanan rawat jalan. Aplikasi teori diterapkan dengan metode kualitatif pendekatan studi kasus. Studi kasus dilakukan pada lima orang ibu hamil yang mengalami PrA di pelayanan rawat jalan dan rawat inap sedangkan skrining ansietas dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah di pelayanan rawat jalan. Hasil studi didapatkan bahwa integrasi teori Neuman System Model dan Peplau Interpersonal Relations dalam proses keperawatan mampu meningkatkan stabilitas klien dalam menghadapi stresor dilihat dari penurunan nilai kecemasan dan peningkatan efikasi diri untuk kesiapan melahirkan. Melalui skrining ansietas dapat diketahui lebih dini ibu hamil yang berisiko untuk mengalami PrA sehingga dapat dilakukan tatalaksana lebih lanjut untuk mencegah dampak negatif bagi ibu hamil dan janinnya.

Pregnancy-related anxiety (PrA) is a psychological problem in pregnant women that is quite high and occurs more often in the middle to late trimester of pregnancy. The level of anxiety in pregnant women is higher in those with congenital abnormalities. Pregnant women experience high levels of anxiety after they are diagnosed with congenital abnormalities. The Neuman System Model theory helps to examine the physiological, psychological, sociocultural, developmental, and spiritual needs of pregnant women with congenital abnormalities. The combination of Peplau's Interpersonal Relations theory can improve the interpersonal relationships between nurses and clients. Primary prevention interventions in accordance with NSM start with primary prevention by implementing evidence-based nursing practice using EDS-3A psychometrics for anxiety screening in pregnant women. This study aimed to provide an overview of the application of the Neuman System Model and Peplau's Interpersonal Relations theory in nursing care for pregnant women who experience Pregnancy-Related Anxiety with congenital abnormalities and the application of evidence-based nursing practice in screening for anxiety in pregnant women using psychometrics in outpatient services. Theoretical application was applied using a qualitative case study approach. The case study was conducted on five pregnant women who experienced PrA in outpatient and inpatient services, while anxiety screening was performed at RSUD in outpatient services. The study results showed that the integration of the Neuman System Model and Peplau's Interpersonal Relations theory in the nursing process increased the client's stability in dealing with stressors, as seen from the reduction in anxiety scores and increased self-efficacy for childbirth readiness. Through anxiety screening, pregnant women who are at risk of experiencing PrA can be identified early so that further treatment can be carried out to prevent negative impacts on pregnant women and their fetuses."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>