Ditemukan 119697 dokumen yang sesuai dengan query
Siti Fatimah
"
ABSTRAKPeringatan Asyura adalah suatu peringatan yang selalu diperingati oleh seluruh umat Islam Syiah di seluruh dunia. la telah memberikan spirit bagi sebagian umat Islam yang menjadikan terjaganya ajaran Islam yang suci sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. Perjuangan Imam Husain adalah sebuah realitas keadilan sehingga bukan hanya menjadi relevan bagi perjuangan kemanusiaan dimanapun, tetapi lebih mendasar lagi, perjuangan tersebut layak menjadi paradigma setiap gerakan sosio-kultural masyarakat dalam mencapai kemuliaan di sisi Tuhan. Peringatan seremonial menjadi panting karena acara seperti itu dapat menjadi sarana untuk melahirkan momentum-momentum baru yang dapat menjadi inspirator dalam usaha-usaha mentransforrnasi sistem nilai Asyura ke dalam paradigma praktis kontemporer masyarakat
Di Iran sebagai Negara mayoritas berpenduduk Islam Syiah, peringatan Asyura menjadi inspirasi bagi Revolusi Islam Iran ketika Imam Khomeini membawa pesan-pesan Asyura ke dalam Revolusi Islam Iran, dan mempersamakan Syah Iran dengan Yazid bin Muawiyah sebagai pemimpin dzalim, haus kekuasaan, serta mempergunakan kekuasaannya untuk memperkaya keluarganya dan para antek-anteknya.
Kepemimpinan Imam Khomeini adalah salah satu faktor terpenting dalam keberhasilan transformasi peringatan Asyura dan ajaran-ajaran Asyura tentunya dalam kemenangan Revolusi Islam Iran.
ABSTRACTAshura has always been commemorated by the Shi'ite Muslims all over the world. It gives a spirit for some Muslim community, which makes it a vanguard of the Islamic Creed as thought by the Prophet Muhammad. Imam Husain's struggle is a struggle for justice which is not only compatible for humanity, but also became a paradigm for socio-cultural movement in society in order to achieve glory in God's side. This ceremonial commemoration become important, because this kind of commemoration could became a vehicle to construct new momentums which could lead to inspirations to transforms a believes in Ashura's commemoration into practical paradigm in contemporary society.Iran as a country which Shi'ite Muslims are the majority, Ashura commemoration became an inspiration for the Islamic Revolution when Imam Khomeini brought massages of Ashura into the revolution. In which Khomeini portrayed the Shah of Iran as Yazid ibn Muawwiyah as usurper, dictator, and using his power to gain money for himself and his cronies.Khomeini's leadership is one of the most important factors in the success in transforming Ashura commemoration and Ashura teachings, which made the Islamic Revolution in Iran as a huge success."
2007
T20763
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
"Upara tradisional dalam rangka ngunduh sarang burung dilaksanakan empat kali dalam satu tahun. Dalam setiap upacara selalu diadakan di beberapa tempat yaitu di rumah mandor,di paseban (pendopo) dan di pos jaga
"
PATRA 9(1-2) 2008
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Upacara Tradisional Larung Tumpeng Sesaji di Telaga Sarangan merupakan salah satu bentuk produk budaya lokal di Wilayah kabupaten Magetan,Provinsi Jawa Timur yang sampai sekarang masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat pendudkungnya
"
PATRA 9(1-2) 2008
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
JANTRA 8(1-2) (2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
JANTRA 8(1-2) (2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Shereen
"
ABSTRAKCiamsi merupakan sebuah ritual yang dikenal masyarakat Cina untuk melihat peruntungan dan nasib seseorang melalui bilah bambu. Nomor yang tertera pada setiap bilah bambu berisikan syair-syair Cina kuno dipercayai sebagai jawaban dari ?? Shenming Dewa atas berbagai permasalahan yang ditanyakan oleh pengunjung yang melakukan ritual tersebut. Sarana Ciamsi yang disediakan pada setiap kelenteng berupa bilah bambu telah menjadi bagian tradisi yang diikuti oleh pengunjung kelenteng. Makalah ini membahas tentang ritual ramalan Ciamsi di Kelenteng Boen Tek Bio yang terletak di Tangerang beserta kajian budaya atas keyakinan tradisional ini.
ABSTRACTCiamsi is a ritual that is known by the Chinese people to discover one rsquo s luck and fortune by using divinatory sticks. Numbers in each divinatory stick that correspond with an ancient Chinese poem believed to be an oracle from the Shenming Deities for any problem that is questioned by the temple visitors. Ciamsi that involves divinatory sticks in every temple has been one of the traditions followed by temple visitiors. This paper discusses Ciamsi ritual and cultural studies about this traditional belief at the Boen Tek Bio temple which is located in Tangerang."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
"Penelitian ini berusaha mengungkap bagaimana perwujudan pembangunan spiritual, budaya dan wisata di sebuah desa Pantai Selatan. Adapaun fokus kajiannya adalah berada tepat di kawasan wisata Parangtritis....."
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Medina Azra Ramadhani
"Mipit pare adalah ritual dalam tradisi pertanian Sunda yang ditujukan sebagai bentuk penghormatan kepada Nyi Pohaci atau dewi padi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Karangpakuan, Kabupaten Sumedang. Saat ini, praktek ritual mipit pare mengalami tantangan di tengah perkembangan agama Islam yang terjadi di Desa Karangpakuan. Praktek ritual yang kental akan pengaruh kepercayaan lokal ini tidak jarang mendapat pertentangan dari masyarakat karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam yang kini dianut mayoritas warga. Di sisi lain, para pelaku ritual yang juga merupakan penganut agama Islam tetap melaksanakan ritual mipit pare meskipun mendapatkan label musyrik dari masyarakat. Skripsi ini akan menjelaskan bagaimana masyarakat Desa Karangpakuan melaksanakan ritual mipit pare di tengah perkembangan agama Islam yang terjadi di desa mereka. Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi partisipasi dan wawancara mendalam dengan para pelaku ritual, tokoh desa dan masyarakat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ritual mipit pare tetap dilaksanakan dengan tetap mempertahankan nilai-nilai agama Islam dan kepercayaan lokal sehingga permasalahan pro dan kontra dapat diatasi perlahan-lahan
Mipit pare is a ritual in Sundanese agricultural tradition intended as a form of honour for Nyi Pohaci or known as the rice goddess practiced by the people of Desa Karangpakuan. Currently, the practice of the mipit pare ritual is experiencing challenges in the midst of the development of Islam that is taking place in Desa Karangpakuan. Ritual practice that is thick with the influence of local beliefs often get opposition from the society because they are considered not in accordance with Islamic teachings that are now practiced by the majority of the society. On the other hand, ritual actors who are also followers of the Islamic religion continue to carry out the ritual of mipit pare even though they are labeled as polytheistic from the society. This thesis will explain how the people of Desa Karangpakuan carry out the ritual of mipit pare in the midst of the development of Islam in their village. This thesis uses qualitative research methods with participatory observation, literature study and indepth interviews with ritual actors and village leaders. The results of this study indicate that the mipit pare ritual is implemented by maintaining the values of Islam and local beliefs so that the pros and cons problems can be resolved slowly."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adrian Aery Lovian
"Tesis ini membahas tentang Kearifan Ekologis masyarakat Petalangan dalam Ritual Menumbai. Fokus penelitian ini untuk mencari ketertikatan antara ritual Menumbai dengan Ekologi, guna mengetahui kearifan masyarakat Petalangan dalam memperlakukan lingkungan ekologi. Perubahan yang terjadi terhadap ruang hidup masyarakat Petalangan sekarang sudah berubah, dari sebelumnya dikelilingi hutan yang menjadi sumber budaya dan ekonomi mereka, menjadi wilayah hutan industri dan kelapa sawit. Perubahan tersebut tentu saja mengancam ekspresi-ekspresi budaya mereka, termasuk Menumbai. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data yaitu bersifat observasi, wawancara, dan perekaman audio-visual. Data tersebut diklasifikasikan untuk dianalisis dan ditafsirkan berdasarkan konsep-konsep, pendekatan, dan teori-teori dalam kajian tradisi lisan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ritual Menumbai memiliki proses penciptaan, formula dan variasi dan konteks; semuanya itu tertanam jauh di dalam pandangan dunia mereka tentang alam sebagai makhluk yang sama seperti manusia.
This thesis is an analytical discuss on the ecological wisdom of Petalangan community in the Menumbai, that is a specific ritual to take bees honey that built their nests in the branches of a Sialang tree. This study is focus to search on relations between Menumbai ritual and ecology, with the goals to understand the ecological wisdom in the activities of Petalangan community. In facts, the living space of Petalangan has change now, from the area that covered by forests with the rich of economic and cultural resources to the areas of monoculture industrial forest and palm oil trees. Its change of course endangered their traditional cultural expressions, included Menumbai. In case of Menumbai, it sustainability threatened by quantity degradation of Sialang trees. The data collected by observations, interviews, and audio-visual recording. It data classified, for the analyses and interpreted base on concepts, methods and theories in the study of oral traditions. These research, analyses and interpretations resulted a general conclusion that Menumbai ritual have: a specific creating process, formulas, variations, and contexts; all of those rooted in the deep of their world view about nature as a Creature as well as humanity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sri Ustika Mulyaning Tyas
"Bekel Ari-ari (BA)merupakan manuskrip yang berisi tentang perawatan dan tata cara pelaksanaan tradisi ritual pada siklus kelahiran bayi. Mendem ari-ari menjadi ritual pertama yang dilakukan ketika bayi lahir ke dunia dan dianggap sakral karena ari-ari mempunyai peran yang mendalam dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Manuskrip BA koleksi FS UI dengan kode UR.1 LT-195 tersimpan di ruang naskah Perpustakaan UI digunakan sebagai objek dalam penelitian ini. Teks dalam naskah BA memaparkan tata cara dan ketentuan pelaksaan ritual mendem ari-ari berdasarkan tradisi Hindu Bali. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana tata cara pelaksanaan dan makna tradisi ritual mendem ari-ari beserta mantranya yang dikaitkan dengan Tuhan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan tata cara pelaksanaan ritual mendem ari-ari beserta makna yang terkandung di balik ritual tersebut berdasarkan teks dalam naskah BA. Penelitian menggunakan langkah kerja filologi dengan analisis data kualitatif dan teori semiotik Roland Barthes. Hasil penelitian menunjukkan proses pelaksanaan ritual mendem ari-ari memiliki ketentuan yang didalamnya mengandung makna untuk keberlangsungan hidup bayi. Adapun mantra yang digunakan menyiratkan makna ritual mendem ari-ari dilaksanakan sebagai bentuk ucapan terima kasih serta permohonan perlindungan bayi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Bekel Ari-ari (BA) is a manuscript that contains the information about baby care and procedures for the implementing traditions in the baby’s birth cycle. Mendem ari-ari is the first ritual performed when a baby is born into the world and considered sacred because the ari-ari has a deep role in the process of growth and development of the baby. The BA manuscript of FS UI collection with the code UR.1 LT-195 stored in the manuscript room of the UI Library is used as an object in this study. The text in the BA manuscript describes the procedures and provisions for performing the mendem ari-ari ritual based on Balinese Hindu tradition. The problem of this research is how the procedure for the implementation and the meaning of the mendem ari-ari ritual tradition along with the mantra associated with God. The purpose of this study is to explain the procedure for performing the mendem ari-ari ritual and the meaning behind the ritual based on the text in the BA manuscript. The research uses philological work steps with qualitative data analysis and Roland Barthes' semiotic theory. The results show that the process of performing the mendem ari-ari ritual has provisions that contain meaning for the survival of the baby. The mantra used implies the meaning of the mendem ari-ari ritual."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library