Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179988 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pracoyo
"Dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki kualitas pelayanan di lingkungan pemerintahan, Iembaga pemerintah mulai sadar akan tuntutan yang sering disampaikan masyarakat, yang menginginkan adanya keterbukaan, efisiensi, dilibatkannya peran serta masyarakat, pertanggung-jawaban publik. Tuntutan tersebut sering dilontarkan sebagai wujud keinginan adanya pemerintahan yang bersih dan berwibawa, atau adanya tata pemerintahan yang baik (good governance). Penerapan good governance di Balai Besar lndustri Agro (BBIA) dinyatakan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Anggaran 2004.
Bertolak dari diterapkannya good governance, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan penerapan good governance dan kualitas pelayan jasa pengujian mutu produk pangan di BBIA ? Dalam permasalahan di atas, penelitian ditujukan untuk melihal sejauh mana keberhasilan praktek good governance dan kualitas pelayanan, dan seberapa erat hubungan antara good governance dan kualitas pelayanan jasa pada pengujian mutu produk pangan.
Dalam penelitian ini kerangka teori yang dijadikan acuan rujukan untuk variabel good governance, indikator-indikatornya digunakan pandangan dari United Nation Development Program (UNDP), sedangkan untuk atribut- atribut yang belum dijelaskan oleh UNDP digunakan pandangan dari Gesellschaft fur Technische Zusammernarbeit (GTZ) dan Organization for Economics Co-operation and Development (OECD). Untuk variabel kualitas pelayanan digunakan pandangan Zeithaml et al.. Menurut pandangan UNDP, Basuki, dan Prasojo, kedua variabel penelitian tersebut memiliki hubungan yang saling mempengaruhi.
Metode penelitian yang digunakan adalah survey melalui penyebaran kuesioner, dan interview. Populasi dalam penelitian ini adalah industri agro yang menggunakan jasa BBIA, dengan sample diambil secara accidental sampling jawaban kuesioner diukur dengan menggunakan skala likert dengan skor terendah 1 dan skor tertinggi 5. Taraf kesalahan yang digunakan adalah 5%. Pengolahan data menggunakan bantuan komputer program SPSS for Windows versi 12.00, untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen, analisis data menggunakan statistik distibusi frekuensi dan rentang kriteria, serta korelasi Spearman Rank untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara good governance dan kualitas pelayanan.
Hasil penelitian membuktikan bahwa good governance dan kualitas pelayanan memiliki hubungan yang nyata dan signifikan, dengan derajat keeratan sebesar 0,435 pada taraf kesalahan 1%. Sedangkan hubungan antara indikator transparansi dengan kualitas pelayanan memiliki keeranan hubungan 0,352 pada taraf kesalahan 5%, indikator efisiensi dengan kualitas pelayanan memiliki keeratan hubungan 0,390 pada taraf kesalahan 1%, dan indikator partisipasi dengan kualitas pelayanan memiliki keeratan hubungan 0,306 pada taraf kesalahan 5%. Ketiga indikator tersebut memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Namun untuk indikator akuntabilitas yang menempati kriteria kurang baik, tidak memiliki hubungan yang signifikan.
Untuk good governance, publikasi hasil audit perlu ditingkatkan, sanksi kesalahan tindakan yang diakibalkan oleh penyelenggaran layanan perlu penegasan secara tertulis, agar terdapat kepastian. Dan agar informasi dapat dimonitor oleh pengguna jasa perlu dipikirkan penggunaan Personal Identity (PIN) agar dapat melakukan akses secara berjenjang melalui intranet.
Untuk kualitas pelayanan, penampilan fisik gedung kantor perlu dibuat sedemikian rupa sehingga mampu memvisualisasikan adanya kegiatan pelayanan jasa. Dan untuk meningkatkan kecakapan dan kemauan menolong dari petugas, yang diperlukan adalah peningkatan profesionalisme dan skiil.

For the agenda of improving and repairing the quality of service in government, government agency start aware of demand which was often submitted by society, that wishing the existence of openness, efficiency, the entangling of role, and public accountability.
The demand is often thrown as desire of clean governance or good governance existence. Applying of good governance in Balai Besar lndusti Agro (BBIA) expressed in governmental institution perfomance accountability report (LAKIP) Anual Budget 2004.
Starting from the applying of good govemance, the problem which lifted in this research is what is there are relation between applying of good govemance and service quality examination of food product examination in BBIA ?. In above problems, research addressed to see how far efficacy of practice of good governance and service quality.
ln this research, theory framework taken as reference for the variable of good governance, indicators of used by view of United Nation Development Program (UNDP), while for attribute which not yet been explained by UNDP used by Gessellschaft fur Technische Zusammernarbeit (GTZ) view, and Organization for Economics Co-operation and Development (OECD). For variable of service quality used by view of Zeithaml et al. According to view of UNDP, Basuki, and Prasojo, both of the research variables have relation which each other influencing.
Research methode the used are survey throught spreading of questionnaireaire, and interview. Population in this research are agro-industries which using service of BBIA, with Sample taken by accidental sampling. Questionaire measured by using likert-scale with score 1 and highest 5. Data processing use program computer aid of SPSS version Windows for 12., for test and validity and reliability instrument. Data analysis use frequency distribution statistic, and span criterion, and also correlation of Spearmen Rank to know relation between good governance and sercvice quality.
Research result prove that, service quality and good governance have signitication and real relation at 0,435. While relation betwween transparancy indicator with service quality own relation at level 0,352 at mistake level 1%, and efficiency with service quality own relation at level 0,390 at mistake level 1%, and indicator participation with service quality own relation 0,306 at mistake level 5%. Third the indicators have relation which are positive and significant, but for the indicator of accountability accupying unfavourable criterion, and do not have relation.
For good governance, publication result of audit require to be improved, sanction mistake of resulted frrom action by provider need coherent in writting so that there are certainty. information can be monitored by service user, required to be thought of usage of personal indentity (PIN) to be earning customer can do access by have ladder through intranet.
To the quality of service, appearance of office building physical require to be made in such a manner so that can isn?t it the existence of activity of service activities, and to improve willingness and efficiency help from officer the needed is the make-up of professionalism and skill.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21567
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aniza Nur Madyanti
"Corporate Leader Academy (APP) is a high level education that formed is academy and states owner by Indonesian Industrial Department. That institution is part of high level education bureaucrat that categorize by saves is a public goods. As we can say APP have a responsibility to take car good service quality and professional in the order that APP must available good service quality and professional, cause of it APP must do the good governance paradigm in daily operation on that environment. So, the APP implemented good government paradigm in that surround. APP can expected to participation of community force, to open they are mind or transparency to responsible all the policy actions to the community, and more effective and efficient in the management process and resources allocation. In the past, the researched about the relationship of good governance practice versus quality service for the student in the APP institution research, good governance is indifferent variable (X), with 4 (four) kind of indicators that is: efficiency, accountability participation and transparency. In the other hand, service-quality is formed in depend (Y), variable, with uses five indicators that is: Tangibles, reliability, responsibility, assurance and empathy. The result of this research get some points of quality o effectiveness 47,89%, accountability 44,97%, transparency 46,61%, and participants 36,52%. Best of the average that the quality of good governance practiced that involve APP according to the respondent. With some student of APP, only 43,94% from the analysis. Otherwise in the quality of the student service get the percentage 45,08% from the reliability indicator, 44,27% from responsibility indicator, 48,89% from the assurance indicators and 44,57% from the empathy indicator practicing. Based of the research result we can see it need the more service or the employ and lectures an APP. The quality of good governance it only 43,94% must be improved it. Efficiency must be built focused to procedure efficiency. APP has to short bureaucrat line toward to the student services. These this can be helped with the minimize procedure and involved student for finding the service or it can use exactly technology, Internet facility. Accountability can improve transparency. APP must open the opportunity of student to follow participate or giving the suggestion about how to built student service quality both individuality of organization. In another way student service quality sector in APP only 45,08% this things still under of the standard of the students min then APP has improve five indicators. From physics indicator or tangible consist of APP must improve the facilities for students. Responsibility indicator, reliability, assurance, and empathy can be improved it with the training that functions ability, competency, staff skills and APP lectures with the punish and reward systems for motivating staff and APP lectures to work be better with finally good quality of student service in APP. From the measurements about the relation of good governance practice and student service quality get are point 0,803. it means that between good governance practice and students service quality have positive and strong significant in means if good governance practice more improved it, it can improve student service quality APP."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Al Hafidh At Tirmidzi
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tata kelola perusahaan (kepemilikan pemerintah, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, direksi keluarga, direksi asing) dan kualitas audit terhadap tingkat transparansi perusahaan. Penelitian menggunakan sampel 127 perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa proporsi komisaris independen, adanya direksi keluarga dan kualitas audit berpengaruh positif signifikan terhadap transparansi perusahaan. Sedangkan kepemilikan pemerintah, kepemilikan institusional, dan direksi asing tidak berpengaruh terhadap transparansi perusahaan.

The aim of this research is to examine the impact of corporate governance (government ownership, institutional ownership, proportion of independent commissioner, family director, foreign director) and audit quality on level of corporate transparency. This research used 127 companies listed in manufacture industry on Indonesian Stock Exchange on 2012 until 2014. The result of the test show that proportion of independent commissioner, family director, and audit quality has positive significant impact on corporate transparency. On the other hand, government ownership, institutional ownership, and foreign director does not have significant impact on corporate transparency.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Hidayat
"Studi ini menguji relevansi nilai atas pengakuan dan pengungkapan nilai wajar aset tetap dan properti investasi. Relevansi nilai atas pengakuan diuji dengan membandingkan relevansi nilai atas nilai wajar properti investasi dengan aset tetap. Untuk aspek pengungkapan, selain menguji relevansi nilai pengungkapan nilai wajar aset tetap dan properti investasi secara umum, juga menguji relevansi nilai atas pengungkapan nilai wajar aset tetap dan properti investasi yang diukur oleh penilai independen dan manajemen. Selain itu, diuji pengaruh kualitas audit, praktik tata kelola perusahaan, dan karakteristik negara terhadap relevansi nilai atas pengakuan dan pengungkapan nilai wajar aset tetap dan properti investasi. Kualitas audit menggukanakan proksi ukuran auditor (Big 10). Sampel penelitian terdiri dari 6.660 observasi firm years pada 18 negara dengan kapitalisasi pasar modal terbesar pada kurun waktu 2011-2014. Pengujian dilakukan dengan metode regresi panel data (balanced panel). Studi ini menemukan bukti bahwa secara umum nilai wajar aset tetap dan properti investasi yang diukur oleh penilai independen memiliki relevansi nilai. Relevansi nilai atas nilai wajar properti investasi lebih tinggi dibandingkan aset tetap. Pada aspek pengakuan, kualitas audit, praktik tata kelola perusahaan, dan kualitas dan penegakan hukum terbukti meningkatkan relevansi nilai atas pengakuan nilai wajar aset tetap dan properti investasi. Berdasarkan hasil uji sensitivitas ditemukan bukti bahwa pengaruh Big 4 dan Second tier tidak berbeda dalam meningkatkan relevansi nilai tersebut. Pada aspek pengungkapan, nilai wajar aset tetap dan properti investasi tidak memiliki relevansi nilai, baik yang diukur oleh penilai independen maupun manajemen. Berdasarkan hasil uji sensitivitas, hanya pengungkapan nilai wajar aset tetap dan properti investasi yang diukur oleh penilai independen serta diaudit oleh Big 4 yang memiliki relevansi nilai.

This study examines the value relevance of the recognition and disclosure of the fair value of fixed assets and investment properties. The value relevance of recognition is examined by comparing the value relevance of fair value of investment properties values with fixed assets. For the disclosure aspect, this study examines the value relevance of the disclosure of fair value of fixed assets and investment properties in general, and also examines the value relevance of the disclosure of the fair value of fixed assets and investment properties as measured by independent appraisers and management. In addition, this study also examines the effect of audit quality, corporate governance, and country-specific characteristics on the relevance of values for both recognition and disclosure of the fair value of fixed assets and investment properties. This study uses auditor size (Big 10) as the proxy of audit quality. The sample consisted of 6,660 firm-years of observations in 18 countries with the largest capital market capitalization during 2011-2014. Using the panel data regression method (balanced panel), the findings of the study reveal that in general fair value of fixed assets and investment properties as measured by independent appraisers are value relevant. The value relevance of the fair value of investment properties is higher than that of fixed assets. In recognition aspect, audit quality, corporate governance, the combination of regulatory quality and rule of law increase the value relevance of fair value of fixed assets and investment properties. Based on sensitivity test, this study found that the effect of Big 4 and Second Tier is not different in increasing that value relevance. In disclosure aspect, the disclosure of the fair value of fixed assets and investment properties are not value relevant, whether measured by independent appraisers or management. Based on the sensitivity test, only disclosure of fair value of fixed assets and investment properties as measured by independent appraisers and audited by Big 4 which are proven to be value relevant."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
D2595
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julika Budinarta
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik dari bank yang meliputi ukuran (size) bank, struktur kepemilikan bank, status bank publik, profitabilitas, dan umur bank terhadap kualitas penerapan corporate governance. Tingkat kualitas penerapan corporate governance diukur berdasarkan score yang dikembangkan oleh Mahdan (2010) dengan informasi yang diambil dari laporan corporate governance bank. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan model regresi berganda dengan sampel sebanyak 153 bank yang terdapat di Indonesia selama tahun 2008-2010. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ukuran (size) bank dan kepemilikan bank oleh pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas penerapan corporate governance. Namun kepemilikan bank oleh asing berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas penerapan corporate governance. Status bank publik memiliki pengaruh negatif yang lemah terhadap penerapan corporate governance. Sedangkan profitabilitas dan umur bank tidak berpengaruh terhadap kualitas penerapan corporate governance.

The objective of this research is to analyze the effects of bank?s characteristics such as bank size, ownership structure, public bank?s status, profitability, and bank age on bank?s corporate governance quality. Quality of bank?s corporate governance measure by score that develop from the previous research by Mahdan (2010). This research is using multiple regression model with 153 samples took from Bank Indonesia from 2008-2010. The result of this research shows that bank size and government ownership have positive and significantly influence on the corporate governance quality. But foreign ownership have negative and significant influence on the corporate governance quality. Public bank`s status have negative and week influence on the corporate governance quality. On the contratry, profitabilty and bank age is not significantly influence corporate governance quality."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T30100
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Peiza
"Era globalisasai diartikan sebagai masa kebebasan bagi perdagangan dan menanamkan modal serta mengambil manfaat darinya secara bebas ke beberapa negara lain. Tahun 2003 kita kenal juga sebagai awal tahun AFTA yaitu awal perdagangan bebas khusus untuk wilayah Asia. Dengan demikian negara yang tergabung dalam AFTA harus berbenah diri dan bersiap menghadapi persaingan yang semakin keras ini. Jika tidak, negara bersangkutan akan ketinggalan dan tidak bisa mengikuti perkembangan perdagangan dunia. Konsekwensi dari kebebasan perdagangan ini, membawa para pengusaha untuk serius membenahi perusahaannya mengikuti ketentuan dalam perdagangan dunia. Sebab jika tidak, investor tidak akan bersedia menanamkan modalnya jika perusahaan tidak mengikuti ketentuan yang diberlakukan; yang dikenal sebagai etika berbisnis. Salah satu yang menjadi perhatian utama para investor adalah syarat good corporate governance, baik dalam kinerja finansial maupun menggabungkan potensi perusahaan, khususnya bagi negaranegara yang pasarnya berkembang. Investor cenderung menghindari pasar-pasar yang buruk atau rendah corporate governancenya. Hal ini menjadi salah satu sebab perlunya sosialisasi good corporate governance."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004
T14445
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Loviana
"Tesis ini membahas mengenai Related Party Transaction (RPT), yang secara khusus melihat proporsi assets, liabilities, sales, dan expenses yang terkait dengan RPT serta pengaruh dari jenis industri, skor CGI, dan kapitalisasi pasar terhadap relative share of RPT to book value of equity. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan adanya keberagaman tingkat ketaatan perusahaan untuk mengungkapkan proporsi assets dan liabilities (AL) dengan sales dan expenses (SE). Dimana perusahaan-perusahaan yang teregulasi lebih taat dalam mengungkapkan proporsi AL dibandingkan dengan pengungkapan proposi SE. Sementara variabel skor CGI dan kapitalisasi pasar tidak dapat mempengaruhi tingkat ketaatan perusahaan atas prinsip keterbukaan.

The focus of this study is Related Party Transaction (RPT), especially to see the assets, liabilities, sales, and expenses proportion of RPT and to see the impact of the type of industry, CGI score, and market capitalization to relative share of RPT to book value of equity. As the result, there is the difference of companies? obedience level to disclose the proportions of assets and liabilities (AL) and the proportions of sales and expenses (SE). That is the regulated companies were more concern to disclose the AL proportions than SE proportions. Whereas the variables of CGI score and market capitalization can not impact the companies? obedience level of transparency."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25380
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Yulianto
"Ciri-ciri utama dari struktur bisnis di Asia pada umumnya meliputi perusahaan-erusahaan yang dimiliki dan dijalankan oleh keluarga (family-run firms). Ciri-ciri struktur bisnis yang demikian terdapat pula pada rnasyarakat pengusaha di Indonesia. Para pengusaha Indonesia yang baru muncul secara berarti pada tahun 1970-an dalam kenyataannya lebih banyak ditopang subsidi dan fasilitas serta proteksi yang diberikan oleh Pemerintah berdasarkan hubungan nepotisme yang terjalin sebelumnya. Dengan demikian para industriawan ini tidaklah sekokoh para sejawatnya di Eropa dan Amerika. Dalam perjalanannya kemudian industri yang mereka bangun lebih banyak dibantu oleh lonjakan harga minyak tahun 1970-an. Maka ketika harga minyak jatuh mereka mulai berdiversifikasi ke dalam suatu industri baru perbankan. Diversifikasi ini didorong pula oleh sejumlah paket kebijakan yang meliberalkan sektor perbankan? yang pada satu kesempatan dipergunakan untuk mendirikan bank-bank demi melayani kebutuhan finansial perusahaan grup mereka. Praktek cross shareholding, cross-ownership, dan dominasi kepemilikan saham pun marak di dunia perbankan dan usaha di Indonesia Pada gilirannya datanglah krisis nilai tukar yang membuka borok-borok kredit macet grup-grup usaha. Terbongkarlah kasus-kasus pelanggaran BMPK, kredit tanpa agunan layak dan moral hazard para pengurus dan pemilik bank. Akibat krisis tersebut melahirkan sejumlah pertanyaan mengenai peran pengurus dan pemegang saham dalam industri perbankan_ Pengaturan yang ada selama ini ternyata tidak mampu mencegah praktek kepengurusan dan kepemilikan silang. Praktek-praktek tersebut baru mendapat pengaturan dan pelarangan setelah Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum. Sejumlah prisnip-prinsip pengurusan perbankan yang balk diperkenalkan diantaranya transparency, accountability, responsibility, independency, dan fairness (TARIF), sebagaimana telah menjadi prinsip-prinsip universal. Selain itu PBI ini melibatkan pula pihak-pihak independen, komite-komite dan satuan-satuan kerja untuk membantu pengurus dalam menjalankan tugasnya. Sementara itu krisis juga melahirkan sejumlah peristiwa penting dalam dunia perbankan, diantaranya disusunnya suatu kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API) sebagai visi perbankan Indonesia dalam jangka waktu 10 hingga 15 tahun mendatang. Rancang bangun API dibuat dengan tujuan memperkuat landasan industri perbankan nasional, dengan memperketat aturan industri perbankan seraya berusaha menerapkan kaidah-kaidah industri perbankan internasional yang sehat (Basel Accord). API juga bemaksud mengurangi jumlah perbankan secara bertahap dengan cara meningkatkan persyaratan permodalan. Disamping itu krisis telah melahirkan perkembangan baru kepemilikan saham bank-bank yang didominasi oleh asing pasca divestasi saham-saham bank rekap. BI sebagai otoritas bank di Indonesia selanjutnya mengeluarkan single presence policy untuk mengkonsolidasikan kepemilikan saham asing dalam satu bank di Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinulingga, Christin Efrata
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kepatuhan pengungkapan instrumen keuangan berdasarkan PSAK 60 (2010) pada tahun 2014. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance yang terdiri dari efetivitas dewan komisaris, efektivitas komite audit, kualitas audit internal dan kualitas audit eksternal terhadap tingkat pengungkapan instrumen keuangan tersebut. Melalui skoring item pengungkapan PSAK 60 (2010), hasil penelitian menyimpulkan bahwa tingkat pengungkapan instrumen keungan perusahaan publik di Indonesia pada tahun 2014 berada pada tingkat rata- rata sebesar 69.45 % dengan rentang antara 14.81% hingga 92.59%. Kemudian ditemukan pula bahwa terhadap hasil ini, efektivitas dewan komisaris dan komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengungkapan instrumen keuangan. Sedangkan kualitas audit internal dan audit eksternal tidak berpengaruh.

The aim of this research is to examine the compliance of financial instrument mandatory disclosure based on PSAK 60 (2010) on 2014. This study also sees impact of corporate governance mechanism which are board commissioner and audit committee effectiveness, internal and external audit quality on financial instrument disclosure. Using PSAK 60 (2010) item scoring, the result of this test shows that the average level of financial instrument disclosure of public companies in Indonesia 2014 is 69.45 % in the range between 14.81% to 92.59%. Also, it was found that board commissioner and audit committee effectiveness have positive significant impact on financial instrument disclosure. In other side, internal and external auditor quality does not have significant impact."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzy Hamdani Rahmat
"Tesis ini membahas tentang analisis Good Corporate Governance, khususnya perihal informasi dan transparansi yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero). Seiring dengan meningkatnya penyampaian informasi serta transparansi, maka suatu institusi telah melaksanakan Good Corporate Governance dengan baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa acuan utama PT. PLN (Persero) dalam menjamin pengungkapan informasi serta transparansi yaitu melalui Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor 501.K/DIR/2012, sehingga seluruh jajarannya akan dijamin dalam keterbukaan informasi maupun transparansinya, dan sedikit kekurangan yang dilakukan yaitu terletak pada kebijakan pengelolaan website dan penyebaran informasi Job Posting.

This thesis discusses the analysis of Good Corporate Governance, especially regarding information and transparency carried out by Pt. PLN (Persero). Along with the increasing delivery of information and transparency, an institution has implemented Good Corporate Governance well. The results of this study indicate that the main reference Pt. PLN (Persero) in ensuring the disclosure of information and transparency, namely through the Decree of the Board of Directors of PT PLN (Persero) Number 501.K/DIR/2012, so that all staff will be guaranteed information disclosure and transparency, and a slight deficiency that is carried out lies in the website management policy and dissemination of Job Posting information."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>