Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133242 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Gelar Rahayu
"Spiritualitas di tempat kerja merupakan sebuah paradigma baru dalam dunia bisnis. yang telah dan terus-menerus mengarahkan kehidupan para pekerja selama l0 tahun terakhir (Marques, 2005). Orang-orang tidak lagi bekerja sekedar mencari uang, namun juga menjadikannya sebagai perjalanan untuk berkembang menuju tujuan yang lebih besar. Semakin banyak orang yang menginginkan suasana kerja yang lehih humanis, lebih sederhana, lebih bermakna, dan terhubung dengan sesuatu yang lebih tinggi (Marques. 2005).
Terdapat banyak perdebatan dan argumen mengenai definisi spiritualitas di tempat kerja itu sendiri. baik yang menyatakan hal tersebut merupakan lawan dari agama ataupun sebagai komplementer agama. Namun intonasi yang muncul secara umum relatif sama. yaitu bahwa spiritualiias di tempat kerja memang membawa dampak yang positif bagi organisasi.
Penelitian ini berupaya untuk mendukung dan mengkonfirmasi model Milliman et al. (2003) mengenai spiritualiias di tempat kerja (workplace spirituality) dan sikap pegawai terhadap pekerjaannya (wok attitudes). menggunakan sampel yang berbeda dan lebih terstruktur. Peneliti mereplikasi (model I) dan memodifikasi model tersebut (model I1) menggunakan dimensi-dimensi perilaku sebagai warga organisasi (kepatuhan, loyalitas, parlisipasi) sebagai variabel endogen dari dimensi spirtualitas di tempat kerja (pekerjaan yang bermakna, rasa kebersamaan dalam komunitas, kesesuaian terhadap organisasi). Adapun dimensi perilaku sebagai warga orgaaisasi (organizational citizenship behavior OCB) dalam penelitian ini diambil dari hasil penelitian Dente el al. (1994).
Sebuah kuesioner berisi 76 item pertanyaan dikumpulkan dari 267 responden yang bekcrja pada enam organisasi (tiga organisasi non profit dan tiga organisasi profit). Mengggunakan Confirmatory Factor Analysis dan Structural Equation Modelling (SEM) dalam software LISREL 8.71. peneliti menguji 24 hipotesis (Model l terdiri dari H1 a.b.c : H2 a.b.c : H3 a.b.c : H4 a.b.c : H5 a.b.c. Model I. I terdiri dari H1 a.b,c H2 a,b.c ; dan H3 a.b.c). Pada model I. H1 a-c menggambarkan signifikansi hubungan antara spiritualitas di tempal kerja terhadap komitmen organisasi. Hipotesis tersebut ternyata hanya mampu dibuktikan sebagian (H1a dan H1c terbukti signifikan, H1b tidak terbukti signifikan). H2 a,b,c menggambarkan hubungan yang signifikan antara spiritualitas di tempal kerja dan niat untuk berhenti bekerja, yang ternyata hanya sebagian terbukti (H2a dan H2c terbukti signifikan. H2b tidak terbukti signifikan), H3 a.b.c menggambarkan hubungan yang signifikan antara spiritualitas di tempat kerja dan keterlibatan pegawai terhadap pekerjaannya (job involvement) yang ternyata hanya sebagian terbukti signifikan (H3a dan H3c terbukti signifikan, H3b tidak terbukti signifikan. H4 a.b.c (spiritualitas di tempat kerja dan kepuasan kerja intrinsik) memberikan hasil yang unik. karena seluruh hipotesis terbukti signifikan, berbeda dengan hasil penelitian Milliman et at. (2003) yang hanya terbukti sebagian signifikan). H5 a.b.c menggambarkan hubungan yang signifikan antara spiritualitas di tempal kerja dan tingkat kepercayaan diri individu dalam organisasi (organization based self esteem-OBSE) yang setelah diuji juga hanya terbukti sebagian signifikan (H5a dan H5c terbukti signifikan, H5c tidak terbukti signitikan).
Sementara itu, pada model ini seluruh hasil pengujian hipotesis menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara spiritualitas di tempal kerja dan perilaku sebagai warga organisasi, di seluruh jalur gamma (gamma paths). Berdasarkan berbagai literatur dan teori. terdapat kemungkinan spiritualitas di tempal kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku sebagai warga organisasi apabila terdapat variabel perantara (intervening variable) berupa sikap pegawai terhadap pekerjaannya. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkordinasikan temuan ini.

Workplace spirituality is a new paradigm in the business world, that keep on growing and has been stirring iii workers' souls for at least 10 years (Marques. 2005). People don't go to work only to earn a living, but also as a journey to grow with much bigger aim. More people looking for a more humanistic work environment, increased simplicity, more meaning, and a connection to something higher (Marques, 2005).
Many debates and arguments on workplace spirituality definitions arise, stating whether it is the opponent of religion or complementary. However the tone is relatively conrnroir, that spirituality in the workplace brings a positive impact after all,
This research attempts to support and confirm the model of Milliman et al. (2003) about workplace spirituality and employee work attitudes, using different and more structured samples. The researcher replicated (Model I) and modified the model (Model II) using organizational citizenship behavior dimensions (obedience. loyalty participation) as endogenous variables of workplace spirituality dimensions (meaningful work. sense of community. alignment with organization values). The dimensions of OCB were taken from a research of Dyne et al. (1994).
A 76 question item questionnaire was collected from 267 employees of 6 organizations (three non profit and three profit organizations). Using Confirmatory Factor analysis and Structural Equation Modeling. (SEM) with LISREL 8.71 software, the researcher examined 24 hypothesis (Mode] I includes H 1 a.b.c : H2 a.b.c : H3 a.b.c : H4 a.b.c : H5 a.b.c . Model II includes H1 a.b,c H2a.b,c and H3a.b.c). In model 1. H1a-c proposed a significant relationship between workplace spirituality and organizational commitment. The result is a partially supported hypothesis (H1a and H1c are supported. H1 b is unsupported). H2 a.b.c proposed a significant relationship between workplace spirituality and intention t7 quit. resulted In a partially supported hypothesis also (112a and 1-12c are supported, H2b is oar supposed). I13.b.c proposed a significant relationship between workplace spirituality and job involvement. and resulted in partially supported (H3a and c are supported, H3b is not supported,). H4 a.b.c (workplace spirituality and intrinsic job satisfaction) has an interesting part, because all hypotheses are supported, different from Miliiman-s study which is partially supported. H5 a,b,c proposed a significant relationship between workplace spirituality and organization based self esteem (OBSE). ended in a partially supported hypothesis (H5a and H5c are supported, H5b is not supported).
In the model II, all hypothesis show insignificant relationships between workplace spirituality and OCB in all gamma paths. There is a possibility that workplace spirituality has a significant relationship with OCB trough work attitude variables as an intervening one, regarding to some literature and proven theories. Further research is definitely needed to confirm the finding."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Alifa Adefia
"Inovasi menjadi hal yang krusial bagi keberlangsungan perusahaan. Innovative work behavior adalah bentuk perilaku karyawan yang dapat menginisiasi inovasi. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi innovative work behavior, diantaranya adalah job autonomy dan work engagement. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh job autonomy terhadap innovative work behavior melalui work engagement sebagai variabel mediasi dan dimoderasi oleh creative self-efficacy pada karyawan sektor perikalanan di DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner secara daring. Objek penelitian ini adalah karyawan tetap sektor periklanan di DKI Jakarta, dimana terdapat 184 responden yang diperoleh menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data SEM-PLS dengan data yang diolah menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 26 dan SmartPLS 4. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya pengaruh positif dan signifikan antara job autonomy terhadap innovative work behavior. Hasil juga menunjukan bahwa seluruh variabel memiliki pengaruh langsung yang positif dan signifikan antar satu sama lain. Selain itu, hasil juga mengonfirmasi pengaruh positif dan signifikan antara job autonomy terhadap innovative work behavior melalui mediasi work engagement. Namun, peran moderasi creative self-efficacy dalam penelitian ini ditemukan tidak signifikan dan tidak dapat memperkuat pengaruh antar variabel.

Innovation is crucial for company sustainability. Innovative work behavior is a form of employee behavior that can initiate innovation. Several factors can influence innovative work behavior, including job autonomy and work engagement. This research aims to analyze the influence of job autonomy on innovative work behavior through work engagement as a mediating variable and moderated by creative self-efficacy on advertising sector employees in DKI Jakarta. This research was carried out with a quantitative approach using online questionnaires. The object of this research is permanent employees of the advertising sector in DKI Jakarta, with 184 respondents obtained using purposive sampling techniques. This research uses SEM-PLS data analysis techniques with data processed using the IBM SPSS Statistics 26 and SmartPLS 4 software. The results show a positive significant influence between job autonomy and innovative work behavior. The results also show that all variables have a positive and significant direct influence on each other. Furthermore, the results also confirm the positive and significant influence of job autonomy on innovative work behavior through the mediation role of work engagement. However, creative self-efficacy role as a moderating variable in this study was found to be insignificant and could not strengthen the influence between variables."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kembaren, Esther M.
"Penelitian ini adalah mengenai komitmen dosen pada perguruan tinggi. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan bahwa trait kepribadian, komitmen pekerjaan, dan persepsi mengenai adanya dukungan dari organisasi (perceived organizational support) memberikan pengaruh terhadap komitmen dosen pada perguruan tinggi. Komitmen dosen pada perguruan tinggi merupakan bentuk keterikatan dosen pada perguruan tinggi yang ditandai oleh penerimaan dosen akan tujuan dan nilai-nilai perguruan tinggi, kesediaan untuk bekerja keras bagi kepentingan perguruan tinggi, dan keinginan untuk terus bekerja di perguruan tinggi tersebut. Penelitian ini perlu dilakukan karena komitmen dosen pada perguruan tinggi diasumsikan akan mempengaruhi perilaku organisasional Iainnya, seperti tingkat kehadiran, kinerja dosen di bidang pendidikan/pengajaran, penelitian, dan pelayanan pada masyarakat, serta keterlibatan dalam kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan perguruan tinggi dan peningkatan kualitas pendidikan tinggi. Sampel penelitian adalah 91 dosen yang mewakili 5 fakultas di salah satu perguruan tinggi negeri (institut) di Jawa Barat. Penyebaran responden berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan golongan tidak jauh berbeda dengan penyebaran dosen yang ada di fakultas tersebut. Alat ukur yang digunakan adalah skala komitmen organisasi dari Allen dan Meyer (1990), skala NEO-4 dari Costa dan McCrae (1992, 1998), skala komitmen pekerjaan dari Meyer, Allen, dan Smith (1993), dan skala perceived organizational support dari Eisenberger dkk (1997,1998). Semua skala ini dimodifikasi khusus untuk dosen. Analisis statistik untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah analisis regresi berganda (multiple regression analysis).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa trait kepribadian, komitmen pekerjaan, dan perceived organizational support memberikan pengaruh yang signifikan terhadap komitmen dosen. pada perguruan tinggi. Adanya pengaruh trait kepribadian sejalan dengan penelitian Ali Nina (2002) mengenai komitmen dosen pada universitas. Hasil ini memperkuat dugaan bahwa kesesuaian antara kepribadian dan pekerjaan mempengaruhi komitmen organisasi. Adanya pengaruh komitmen pekerjaan terhadap komitmen organisasi menunjukkan bahwa keterikatan dan tanggung jawab dosen terhadap pekerjaannya dapat memperkuat keterikatannya pada perguruan tinggi. Sementara itu, dukungan organisasi yang berpengaruh terhadap komitmen dosen meliputi pula dukungan terhadap tugas-tugas dosen dalam menjalankan tridharma perguruan tinggi, serta perhatian terhadap kesejahteraan dosen."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T3481
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Irawan Pare
"Membangun SMK3 bagi setiap perusahaan untuk menjamin dan memastikan keselamatan dan kesehatan pekerjanya yang dibutuhkan peran pengawas dengan menunjukkan kinerja terbaik. Terwujudnya kinerja yang optimal dari pengawas membutuhkan beberapa faktor, diantaranya adalah motivasi kerja, komitmen organisasional dan efikasi diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja, komitmen organisasional dan efikasi diri terhadap kinerja pengawasan pada SMK3 dengan mengambil objek pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap ?PQR?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross-sectional survey. Sampel yang digunakan sebanyak 26 pengawas dengan teknik sensus. Pengumpulan data dengan kuesioner yang dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik parametrik yang meliputi korelasi, koefisien determinasi, uji t, uji F dan regresi menggunakan SPSS versi 18. Hasil penelitian menunjukkan motivasi kerja, komitmen organisasional dan efikasi diri secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja pengawasan pada SMK3 pada PLTU "PQR".
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka motivasi kerja, komitmen organisasional dan efikasi diri perlu ditingkatkan. Dalam meningkatkan motivasi kerja pimpinan perlu memberikan penghargaan dan umpan balik terhadap pengawas yang berprestasi, memfasilitasi agar memperoleh pelatihan, dan memberi kesempatan untuk memperoleh promosi sebagai sarana mengembangkan diri dan meningkatkan karir. Peningkatan komitmen organisasional pengawas dapat dilakukan dengan membangun hubungan yang harmonis antara pengawas dengan stakeholder perusahaan dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap organisasi serta berusaha memenuhi kebutuhan pengawas secara maksimal. Sementara peningkatan efikasi diri dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman terhadap pegawai tentang efikasi diri dengan mengundang ahli dan mengikutsertakan pada pelatihan dan seminar.

Building the OHS management system to ensure and assure the safety dan healthy of its workers. which takes the role of the supervisor with the best performance. The realization of the optimal performance of supervisors requires the support of many factors, among them the work motivation, organizational commitment and self-efficacy. This study aimed to determine the effect of work motivation, organizational commitment and self-efficacy toward supervisory performance on the OHS management system by taking objects in "PQR" Steam Power Plant. This study uses a quantitative approach with a cross-sectional survey method. The samples are taken with the 26 supervisors through census techniques. Collecting data using questionnaire. Data were analyzed with descriptive statistics and parametric statistics include correlation, coefficient of determination, t test, F test and regression by using SPSS program ver.18.
The results showed that work motivation, organizational commitment and self efficacy individually and simultaneously have a significant influence toward the supervision performance on the OHS management system in "PQR" Steam Power Plant. Based this study, the work motivation, organizational commitment and selfefficacy needs to be improved. In increasing work motivation and reward leaders need feedback to performing supervisors, in order to facilitate obtaining the training, and provide an opportunity to gain self-promotion as a means of developing and improving career. Increased supervisor organizational commitment can be made by build a harmonious relationship between the supervisor with the company's stakeholders and foster a sense of belonging to organizations and trying to meet the regulatory requirements to the fullest. While the increase in self-efficacy can be done by providing an understanding of the employees about self-efficacy with invite the experts and engage in training and seminars.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Terra Andi Pasomah
"Tesis ini menguji model yang berkaitan dengan burnout, counterproductive work behavior, job involvement, dan organizational identification terhadap work performance dalam konteks pengemudi ojek online. Penelitian ini bersifat kuantitif yang menggunakan metode survei dengan menyebarkan kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan tertutup terhadap 261 responden. Penulis menggunakan SPSS 23 untuk menganalisis data demografi responden dan menggunakan LISREL 8.7 untuk menguji model penelitian. Penelitian ini menunjukkan burnout berpengaruh positif signifikan terhadap counterproductive work behavior, counterproductive work behavior berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap work performance, job involvement memiliki signifikansi positif terhadap organizational identification, dan organizational identification memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap work performance.

The objective of this research is to examine model that is related to burnout, counterproductive work behavior, job involvement, and organizational identification toward work performance in the context of online motorcycle taxi drivers. This research is quantitative study using a survey method by distributing questionnaires containing a number of enclosed questions to 261 respondents. The author utilize IBM SPSS 23 to analyze the demographic data of respondents and utilize LISREL 8.7 to examine the research model. This research shows that burnout has a significant positive influence on counterproductive work behavior, counterproductive work behavior has a non- significant negative influence on work performance, job involvement has a significant positive influence on organizational identification, and organizational identification has a significant positive influence on work performance."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T52989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Martha M. L.
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubugan tingkat kompetensi, pengembangan sumber daya manusia, dan motivasi kerja terhadap kinerja tenaga kesehatan RSIA Budi Kemuliaan Jakarta tahun 2008. Meningkatnya Harapan masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan yang baik, Sehingga dibutuhkan tingkat Kompetensi tenaga kesehatan yang baik pula.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung dari tingkat kompetensi, Pengembangan SDM dan Motivasi kerja terhadap kinerja tenaga kesehatan RSIA Budi Kemuliaan Jakarta tahun 2008 Penelitian ini menggunakan methode analisa jalur ( pa!/1 analysis ).
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa tingkat kompetensi dan tingkat pengembangan sumber daya manusia mempengaruhi motivai kerja sebesar 66,1 %.
Disarankan untuk lebih memperhatikan peningkatan pengembangan sumber daya manusia dan motivasi kerja tenaga kesehatan RSIA Budi kemuliaan. Berdasarkan hal itu maka pimpinan RSIA Budi Kemuliaan diharapkan untuk lebih menaruh perhatian yang cukup terhadap masalah ini, agar kiarja tenaga kesehatan RSIA Budi Kemuliaan meningkat sehingga pelayanan yang dapat diberikan kepada pelanggan dapat menjadi lebih baik Iagi. Dibuat Suatu perencanaan yang baik Lmmk pengembangan karier sehingga para tenaga kesehatan yang bekerja di RSIA Budi Kemuliaan dapat merasakan adanya jenjang karier yang jelas, selain itu sudah seyogyanya rumah sakit ini membuat sistem renumerasi, sehingga dengan demikian motivasi tenaga kesehatan dapat terangsang yang nantinya diharapkan dapat miningkatkan kinerja dari tenaga kesehatan RSIA Budi Kemuliaan.

This research conducted to understand efforts relationship among Competency Level, Human Resources Development, and Work Motivation with performances of medical staff at RSIA Budi Kemuliaan in the year 2008. The increasing customer hope towards a better medical services, so it need a medical staff competency level better too.
The purpose of this research are to understand the direct and indirect influences from the competency level, human resources development and working motivation with performances of medical staff at RSIA Budi Kemuliaan year 2008.
This research using Path Analysis methods From the result of the research, it achieved that competency level and human resources development level influenced the work motivation as much as 66,1 percent As a suggestion, management need to give more attentions to increase human resources development and work motivation at RSIA Budi Kemuliaan medical staff.
Based on that suggestion RSIA Budi Kemuliaan management hoped to give more enough attention towards this problem, in order medical staff performance RSIA Budi Kemuliaan increasing so services that provided to the customers getting better. RSIA Budi Kemuliaan management need to make a good plan for carrier development so the medical staff who work at RSIA Budi Kemuliaan able to feel a clearly carrier level. Other the hospital management may need make a renumeracy system so the medical staff will excited that will increase the RSIA Budi Kemuliaan performances.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wiweko Ismono
"Salah satu komponen terpenting organisasi untuk merespon perubahan Iingkungan yang terjadi, adalah komponen sumber daya manusia. Dibandingkan dengan komponen organisasi yang lain, keunggulan sumber daya manusia terletak pada tingkat intelektualitas, sifat, keterampilan, karakter personal, serta proses intelektual dan kognitif yang masing-masing tidak akan dapat dengan mudah ditiru oleh organisasi lain (Susanto, 2004:1). Dalam hal ini keberadaan sumber daya manusia adalah merupakan nilai tambah (added value) yang dapat menjadi tolak ukur keberhasilan suatu organisasi.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Steers (dalam Kasim, 1993:25) yang menyatakan bahwa sumber daya manusia memiliki peranan yang penting karena berfungsi sebagai penggerak didalam organisasi dan dapat meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang. Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Dalziel (2003:9), terdapat ada 3 (tiga) peran manusia dalam usaha penyesuaian organisasi terhadap perubahan yaitu untuk menentukan kejelasan arah yang tengah dituju, mewujudkan komitmen untuk mencapai tujuan dan mengaplikasikan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan.
Sebagai suatu organisasi publik yang memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat, maka usaha peningkatan motivasi kerja bagi pegawai Direktorat Perdata Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukurn dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia adalah mempakan hal yang penting. Hal ini karena usaha peningkatan motivasi kerja tersebut akan berkaitan dengan kinerja pegawai Direktorat Perdata dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Sesuai dengan pemikiran tersebut di atas, maka dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai pada Direktorat Perdata Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan meggunakan desain penelitian survei eksplanatori.
Dari hasil analisis faktor terdapat komponen variabel-variabel berjumlah 21 (dua puluh satu) variabel yang memberikan kontribusi dalam penelitian ini, terdiri dari 20 (dua puluh) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat.
Melalui analisis regresi ganda, terdapat 7 (tujuh) variabel bebas yaitu penilaian prestasi kerja, iklim organisasi dalam bekerja, pengawasan dalam bekerja, lingkungan kerja yang kompetitlf, kepemimpinan yang mengarahkan, pemberian penghargaan dan kompetensi pegawai herpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja pegawai. Sementara 13 (tiga belas) variabel bebas lainnya yaitu kompensasi berdasarkan prestasi kerja, kedisiplinan dalam bekerja, peningkatan pengetahuan dalam pelaksanaan tugas, pemahaman dalam bekerja, kepuasan dalam bekerja, pengambilan keputusan, imbalan berupa insentif, peraturan dalam pelaksanaan pekerjaan, saling menghargai, sarana kerja untuk menyelesaikan tugas, sikap dalam bekerja, pelatihan untuk peningkatan prestasi, dan penghasilan pegawai belum berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja pegawai.
Berdasarkan hasil penelitian ini dengan indikasi 13 (tiga belas) variabel bebas yang belum berpengaruh secara signifikan, kiranya menjadi masukan bagi para pengambil kebiiakan di Direktorat Perdata untuk melakukan tindakan yang nyata dalam rangka meningkatkan motivasi kerja pegawai yang pada akhirnya akan berdampak terhadap eksistensi suatu organisasi.

One of the important components to respond a changing enviromnent is human resources. Compare to other components, the advantage of human resource is on its degree of intellectual, personal character, skill, and intellectual and cognitive process which are difficult to be adopted by other organizations (Susanto: 2004:1). In this context, the existence of human resources is that it is an added value that can be the basis of the success of an organization.
It is equal with what Steers said (Kasim, 1993:25) that human resources have significant role because it encourages organization?s objective and long term productivity. Relate to that statement, Dalziel (2003:9) categorized three human roles in order to deal with any changing, which are determine clear direction, implement commitment to achieve goals, and apply needed skill.
As one of the public organizations which give law services to the public, any efforts to raise the motivation of work in the office are important. It is because that the efforts relate to the employee?s performance in the office in giving public services.
Appropriate with those philosophies, a research is done to identify influential variables to the motivation of work by using explanatory research.
From the factorial analysis there are 21 variables which give contribution to the research. They are 20 independent variables and one dependent variable. Through double regression analysis, there are 7 dependent variables, which are performance, working environment, monitoring, competitive working environment, directive leadership, appreciation and competency. Those variables are significantly influence the motivation of work variable. Meanwhile, other 13 dependent variables which are performance, understanding, satisfaction, decision making, incentive, regulation, training, and income have not significantly influenced.
Base on the result, it will be an input for decision maker in the office to take real action in order to increase employee?s motivation of work relate to the existence of the organization.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Azura
"Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, membahas mengenai hubungan antara motivasi kerja, konsep diri, dan remunerasi pegawai dengan kesejahteraan pegawai di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Menurut para ahli adanya motivasi yang tinggi, konsep diri dan remunerasi yang baik akan mempengaruhi terpenuhinya kesejahteraan seseorang. Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak terbukti. Melalui penelitian ini diketahui bahwa hanya konsep diri yang memiliki kecenderungan hubungan positif dengan kesejahteraan pegawai. Sedangkan motivasi kerja dan remunerasi terbukti tidak memiliki pengaruh terhadap pemenuhan kesejahteraan pegawai di kantor pusat PT. X.

This is a quantitative research, discussed about Relationship between Work Motivation, Self Concept, and Remuneration with the Employee Welfare in a private company in Jakarta. According to the experts, high motivation, good self concept and remuneration will influence the fulfillment of employee welfare. However, there's no evidence that supports that statement. By way of this research, the self concept is the only one that has tendency of positive relation with the employee welfare. Whilst work motivation and remuneration are proven that they have no influence to the fulfillment of employee welfare in head office PT. X.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Wahyu Dwi Setiawati
"Kondisi ketenagakerjaan Indonesia didominasi oleh tenaga kerja berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai yaitu sebesar 36,37%. Tenaga kerja (karyawan) merupakan aset bagi perusahaan, yang mana memiliki peran krusial dalam pencapaian tujuan bisnis perusahaan. Perusahaan tentu mengharapkan kinerja yang maksimal dari karyawannya. Untuk mencapai hal ini, perusahaan perlu memberikan perhatian lebih sehingga karyawan memiliki motivasi tinggi dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya. Reward menjadi salah satu cara dalam memotivasi karyawan, karena dapat menjadi alat untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan pekerja sehingga mampu meningkatkan kepuasan kerjanya. Penelitian ini memberikan gambaran terkait bentuk dan sistem pemberian reward, serta melihat bagaimana reward dapat mempertahankan motivasi kerja karyawan di PT X. Adapun penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dan studi dokumen, sedangkan pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah informan sebanyak tujuh orang karyawan di PT X. Penelitian ini dilakukan pada Oktober 2022 hingga Juni 2023. Pertama, hasil penelitian menunjukan bahwa karyawan PT X telah memperoleh reward  dalam bentuk finansial (gaji pokok, insentif, THR, lembur, tip konsumen, uang makan, transport, bonus tahunan, dan extra bonus, jaminan kesehatan, ketenagakerjaan, pensiun, fleksibilitas jadwal kerja, liburan, cuti kerja, dan transportasi) dan non finansial  (pekerjaan menarik dan menantang, tanggung jawab, dan feedback, hubungan dekat dengan rekan kerja dan atasan, keadilan, keamanan karir, kesempatan belajar dan berkembang, komunikasi terbuka dan pengawasan kompeten) dengan pemberiannya menggunakan sistem waktu dan hasil (output). Kedua, karyawan PT X mampu mempertahankan motivasi kerjanya melalui pemberian reward yang dilihat dari terpenuhinya kebutuhan secara fisiologis, keamanan, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri.

Indonesia's employment condition is dominated by workers with the status of laborers/employees/employees, which is 36.37%. Labor (employees) is an asset for the company, which has a crucial role in achieving the company's business goals. The company certainly expects maximum performance from its employees. To achieve this, the company needs to pay more attention so that employees have high motivation in completing their job duties and responsibilities. Reward is one way to motivate employees, because it can be a tool to meet the needs and improve the welfare of workers so as to increase their job satisfaction. This research provides an overview of the form and system of providing rewards, as well as seeing how rewards can maintain employee motivation at PT X. The research used a qualitative approach with a descriptive type. The research used a qualitative approach with a descriptive type. Data collection techniques in this study were carried out by conducting in-depth interviews and document studies, while the selection of informants was carried out using purposive sampling techniques with the number of informants as many as seven employees at PT X. This research was conducted from October 2022 to June 2023. First, the results showed that employees of PT X have obtained rewards in the form of financial (basic salary, incentives, THR, overtime, consumer tips, food allowances, transportation, annual bonuses, and extra bonuses, health insurance, employment, pensions, work schedule flexibility, vacations, work leave, and transportation) and non-financial (interesting and challenging work, responsibility, and feedback, close relationships with coworkers and superiors, fairness, career security, learning and development opportunities, open communication and competent supervision) with its provision using a time and output system. Second, PT X employees are able to maintain their work motivation through the provision of rewards seen from the fulfillment of physiological, security, social, self-esteem, and self-actualization needs."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Novie Candra Gumay
"Kinerja memiliki hubungan yang erat dengan masalah produktivitas karena merupakan indikator dalarn menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalarn suatu organisasi. Kinerja dapat dinilai dari apa yang dilakukan oleh seorang pegawai dalam kerjanya. Kinerja pegawai yang meningkat akan turut mempengaruhi prestasi organisasi tempat pegawai yang bersangkutan bekerja, sehingga tujuan organisasi yang telah ditentukan dapat tercapai.
Standar kinerja perlu dirumuskan guna dijadikan tolok ukur dalarn mengadakan perbandingan antara apa yang telah dilakukan dengan apa yang diharapkan, kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang telah dipercayakan kepada seseorang, Standar terrnaksud dapat pula dijadikan sebagai ukuran dalam mengadakan pertanggung jawaban terhadap apa yang telah dilakukan. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi.
Kemampuan dipandang sebagai suatu karateristik umum dari seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Indikator kemampuan pegawai secara aplikatif adalah keahlian teknis, sikap dan profesionalisme. Pegawai mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Energi akan dimanfaatkan oleh pegawai karena didorong oleh motif, harapan dan insentif.
Permasalahan pokok yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh keahlian teknis, sikap, profesionalisme, motif bekerja, harapan dan insentif terhadap kinerja pemeriksa pajak pada KPP Jakarta Kebayoran Lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keahlian teknis, sikap, profesionalisme, motif bekerja, harapan dan insentif Pemeriksa Pajak terhadap Kinerja Pemeriksa Pajak pada KPP Jakarta Kebayoran Lama. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatan kinerja pemeriksa pajak guna meningkatkan citra DTP yang terlanjur tercoreng dengan berbagai kesan negatif yang terutama disebabkan oleh kegiatan pemeriksaan.
Tujuan penelitian tersebut akan dapat dicapai melalui metade Kuantitatif dan regresi tinier berganda sebagai teknik analisis dengan instrumen penelitian berupa kuesioner. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keahlian teknis, sikap, profesionalisme, motif bekerja, harapan dan insentif berpengaruh positif terhadap kinerja pemeriksa pajak pada KPP Jakarta Kebayoran Lama.
Kebutuhan untuk menyempurnakan kinerja pemeriksa pajak pada KFP Jakarta Kebayoran Lama masih diperlukan dengan upaya mengadakan diktat-diktat yang menunjang kinerja pemeriksaan pajak, menciptakan iklim yang kondusif untuk memotivasi pemeriksa pajak dan lain sebagainya.

Performance have strong relationship with the productivity problem because representing indicator in determining how effort to reach the high productivity level in an organization, Appreciable performance from what done by personnel in his/her job. Personnel's performance mounting will partake to influence the organizational achievement of pertinent personnel place work, so that organization target which have been determined can be reached.
Performance standard require to be formulated to being measuring rod in performing a comparison of between what have been done is by what expected, its bearing with the work or position which have been entrusted to somebody. Standard intended to earn also made by as size measure in performing responsibility to what have been done. Furthermore, influencing factors of performance attainment are ability and motivation.
Ability viewed as a common characteristic from somebody of which have relation with knowledge and skill realized by through action. Indicators of personnel ability by aplication are technical skill, demeanor and professionalism. A personnel has the potential energy reserve. How energi discharged and used by depend on motivation strength of somebody's motivate and situation and also available opportunity. Energi will be exploited by personnel because pushed by motive, expectation and incentive.
The research problem raised in this study is whether tax-auditor's performance at "Jakarta Kebayoran Lama" Tax Services Office influenced by technical skill, demeanor, professionalism, motive, expectation and incentive of tax¬uditor. The research objective is to know the effect of technical skill, demeanor, professionalism, motive, expectation and incentive toward to tax-auditor's performance at "Jakarta Kebayoran Lama" Tax Services Office. This research expected can give the opinion contribution in the effort of increasing the tax-auditor's performance that utilized to improve the DJ P's image which have come too far unintentionally is smeared by various negative impression most off all because of audit activity.
The research objective has been accomplished through quantitative method and multiple linear regression as technique analyse with questionnair as the research instrument is. Data processing in this research use the SPSS programme.
The research result show that technical skill, demeanor, professionalism, motive, expectation and incentive have positive effect toward to tax-auditor's performance at "Jakarta Kebayoran Lama" Tax Services Office.
The requirement to complete the tax-auditor's performance at "Jakarta Kebayoran Lama" Tax Services Office, there are like performing an "education and training" that supporting the tax audit performance, create the conducive climate to motivate the tax-auditor, and others.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22071
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>