Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68916 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Low, Angelica
Jakarta: Inovasi, 2003
355.023 LOW p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Oxford University Press, 1971
355 SUN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Media Limited: Watkins, 2005
355 SUN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Khoo, Kheng Hor
Jakarta : Bhuana Ilmu Populer , 2003
341.523 KHO a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wee, Chow Hou
Singapore: Addison-Wesley, 1991
355.023 WEE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jovian Hansel
"Invansi Jepang ke wilayah Joseon pada tahun 1592-1598 menyebabkan perubahan gejolak sosio- politik yang kuat di kawasan Asia Timur. Invansi Jepang pada masa itu dikenal dalam sejarah Korea sebagai peristiwa Perang Imjin. Perang Imjin dilatarbelakangi dari keinginan Hideyoshi untuk menjadi penguasa di Asia Timur dan menggantikan posisi Tiongkok sebagai pusat tatanan dunia. Dalam Invansi ke wilayah Joseon, Hideyoshi menerjunkan sebesar ±300.000 pasukan prajurit dan Jepang dengan mudah berhasil menembus pertahanan Joseon sehingga berhasil mencapai ke ibu kota dalam jangka waktu 19 hari saja. Walaupun usaha Jepang untuk menyerang Joseon begitu kuat, pada akhirnya Jepang harus menerima kekalahan. Kemenangan Joseon dalam Perang Imjin dalam penulisan sejarah umumnya dikatakan sebagai keberhasilan Joseon dalam menggunakan seni perang. Namun, fakta memperlihatkan dalam Perang Imjin, Joseon mendapat bantuan 133.000 pasukan secaran bertahap dari Dinasti Ming Selain itu dikatakan Joseon mengadopsi seni perang dari Cina yang dikenal sebagai Sun Tzu. Adanya bantuan tersebut menjadi alasan dalam penelitian ini untuk menginterpretasikan kembali faktor yang mendukung kemenangan Joseon dalam Perang Imjin. Dengan menggunakan metode deskriptif analitis dan pendekatan historis, penelitian ini menyimpulkan bahwa kemenangan Joseon dalam Perang Imjin tidak murni disebabkan adanya bantuan dari Cina sehingga hal itu menjadi alasan penting mengapa Perang Imjin menjadi kebanggaan bersejarah bagi Korea. Terkait dengan seni perang Sun Tzu, terbukti bahwa Joseon secara adaptif mengadopsi Seni Perang Sun Tzu karena materi Seni Perang Sun Tzu diujikan dalam ujian kenegaraan bagi calon perwira Joseon. Seni perang menjadi sumbangan untuk membentuk pola pikir militer Joseon yang lebih efektif dalam menentukkan strategi perang.

The Japanese invasion of the Joseon region in 1592-1598 caused strong socio-political turmoil in the East Asia region. The Japanese invasion at that time is known in Korean history as an event of the Imjin War. The Imjin War was motivated by Hideyoshi's desire to become ruler in East Asia and replace China as the center of world order. During the invasion of the Joseon region, Hideyoshi fielded ± 300,000 soldiers and the Japanese easily managed to penetrate the Joseon defenses and reach the capital in just 19 days. Even though the Japanese attempt to attack Joseon was so strong, in the end Japan had to accept defeat. Joseon's victory in the Imjin Wars in writing history is generally said to be the success of Joseon in using the art of war. However, the facts show that in the Imjin War, Joseon received the help of 133,000 troops gradually from the Ming Dynasty. In addition, it is said that Joseon adopted the art of war from China known as Sun Tzu. The existence of this assistance becomes the reason in this study to reinterpret the factors that support the victory of Joseon in the Imjin War. By using descriptive analytical methods and historical approaches, this study concludes that the victory of Joseon in the Imjin War was not purely due to assistance from China so that it is an important reason why the Imjin War became a historical pride for Korea. Regarding Sun Tzu's art of warfare, it is evident that Joseon adaptively adopted Sun Tzu's Art of War because Sun Tzu's Art of War material was tested in state exams for prospective Joseon officers. The art of war has contributed to shaping the mindset of the Joseon military which is more effective in determining war strategies"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jovian Hansel
"Invansi Jepang ke wilayah Joseon pada tahun 1592-1598 menyebabkan perubahan gejolak sosio- politik yang kuat di kawasan Asia Timur. Invansi Jepang pada masa itu dikenal dalam sejarah Korea sebagai peristiwa Perang Imjin. Perang Imjin dilatarbelakangi dari keinginan Hideyoshi untuk menjadi penguasa di Asia Timur dan menggantikan posisi Tiongkok sebagai pusat tatanan dunia. Dalam Invansi ke wilayah Joseon, Hideyoshi menerjunkan sebesar ±300.000 pasukan prajurit dan Jepang dengan mudah berhasil menembus pertahanan Joseon sehingga berhasil mencapai ke ibu kota dalam jangka waktu 19 hari saja. Walaupun usaha Jepang untuk menyerang Joseon begitu kuat, pada akhirnya Jepang harus menerima kekalahan. Kemenangan Joseon dalam Perang Imjin dalam penulisan sejarah umumnya dikatakan sebagai keberhasilan Joseon dalam menggunakan seni perang. Namun, fakta memperlihatkan dalam Perang Imjin, Joseon mendapat bantuan 133.000 pasukan secaran bertahap dari Dinasti Ming Selain itu dikatakan Joseon mengadopsi seni perang dari Cina yang dikenal sebagai Sun Tzu. Adanya bantuan tersebut menjadi alasan dalam penelitian ini untuk menginterpretasikan kembali faktor yang mendukung kemenangan Joseon dalam Perang Imjin. Dengan menggunakan metode deskriptif analitis dan pendekatan historis, penelitian ini menyimpulkan bahwa kemenangan Joseon dalam Perang Imjin tidak murni disebabkan adanya bantuan dari Cina sehingga hal itu menjadi alasan penting mengapa Perang Imjin menjadi kebanggaan bersejarah bagi Korea. Terkait dengan seni perang Sun Tzu, terbukti bahwa Joseon secara adaptif mengadopsi Seni Perang Sun Tzu karena materi Seni Perang Sun Tzu diujikan dalam ujian kenegaraan bagi calon perwira Joseon. Seni perang menjadi sumbangan untuk membentuk pola pikir militer Joseon yang lebih efektif dalam menentukkan strategi perang.

The Japanese invasion of the Joseon region in 1592-1598 caused strong socio-political turmoil in the East Asia region. The Japanese invasion at that time is known in Korean history as an event of the Imjin War. The Imjin War was motivated by Hideyoshi's desire to become ruler in East Asia and replace China as the center of world order. During the invasion of the Joseon region, Hideyoshi fielded ± 300,000 soldiers and the Japanese easily managed to penetrate the Joseon defenses and reach the capital in just 19 days. Even though the Japanese attempt to attack Joseon was so strong, in the end Japan had to accept defeat. Joseon's victory in the Imjin Wars in writing history is generally said to be the success of Joseon in using the art of war. However, the facts show that in the Imjin War, Joseon received the help of 133,000 troops gradually from the Ming Dynasty. In addition, it is said that Joseon adopted the art of war from China known as Sun Tzu. The existence of this assistance becomes the reason in this study to reinterpret the factors that support the victory of Joseon in the Imjin War. By using descriptive analytical methods and historical approaches, this study concludes that the victory of Joseon in the Imjin War was not purely due to assistance from China so that it is an important reason why the Imjin War became a historical pride for Korea. Regarding Sun Tzu's art of warfare, it is evident that Joseon adaptively adopted Sun Tzu's Art of War because Sun Tzu's Art of War material was tested in state exams for prospective Joseon officers. The art of war has contributed to shaping the mindset of the Joseon military which is more effective in determining war strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Usada
"Era globalisasi sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu. Persaingan semakin bertambah ketat, dilain pihak pelanggan menuntut lebih terhadap mutu, waktu dan harga dari suatu produk dan jasa. Untuk memenangkan persaingan perusahaan membutuhkan strategi. Sebuah strategi yang tepat akan memantapkan posisi dari perusahaan itu sendiri. Sering kita mendengar kata-kata" Jika saya tahu akan begini jadinya, maka saya akan melakukannya dengan cara yang lain". Hal itu menunjukkan bahwa sudah terjadi suatu strategi yang salah.
Menggabungkan matriks SWOT dengan Balanced Scorecard (BSC) akan membuat sistem manajemen strategi yang bersifat sistematik dan menyeluruh. Matriks SWOT secara jelas mengidentifikasi seluruh faktor yang mempengaruhi perusahaan, faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Sedangkan BSC sebagai alat pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya mempunyai kinerja keuangan saja, tetapi ada lagi yaitu perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran pertumbuhan. Di dalam penggabungan antara matriks SWOT dan BSC, matriks SWOT akan menghasilkan identifikasi faktor-faktor sukses kritis (critical succes factor) yang dapat diimplementasikan ke dalam identifikasi aspek-aspek di dalam Balanced Scorecard. Hal ini, tentu saja lebih merupakan pendekatan struktural di dalam menyusun dasar dari BSC, disamping identifikasi secara simpel "key performance indicator" melalui good feeling atau dengan brain storming
Langkah selanjutnya adalah menyusun quality Function Deployment (QFD) dengan memakai atribut BSC yang dimasukkan ke sumbu vertikal (whats), dan "strategi Sun Tzu" ke dalam sumbu horisontal (hows). Strategi Sun Tzu adalah seni perang karangan Sun Tzu lebih dari 2000 tahun silam. Sekarang banyak sekali diterjemahkan menjadi strategi bisnis dan manajemen. Strategi ini memuat 13 bab dan beberapa point yang mendukungnya. Penggabungan BSC dan Sun Tzu ke dalam matriks QFD akan memperlihatkan prioritas strategi serta skor (bobot) pencapaian kesuksesan.Yang menjadi perhatian selanjutnya adalah bagaimana model ini dapat dipakai perusahaan sebagai pendekatan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan rencana strategis dari korporat perusahaan itu sendiri.

Globalization era has been started since many years ago. The competition progressively growing tight, on the other hand customers need more on quality, time and price from a product or service. For winning the competitions, a company needs strategy. Correct strategies wills settle the position from company itself. Often we hear the words" If only I knew then what I know now, I would have done things differently". That matter indicates that have been happened a wrong strategy
Conjoining the SWOT matrix with the balanced scorecard (BSC) makes a systematic and holistic strategic management system. Matrix SWOT clearly identifies entire factors influencing company, internal factors (strength and weakness) and external factors (opportunity and threat). While BSC as a performance measurements tool has perspectives, which is, finance perspective, but there are 3 again, that are customer perspective, internal process perspective, learning and growth perspective. In affiliation among SWOT matrix and BSC, matrix SWOT will yield to identify the critical success factors that can be implemented into the identification of the different aspects toward BSC. It is, therefore, a more structural approach in setting up the foundation of BSC; instead of simply identifying the "key performance indicators" (KPI) via good feeling or by brainstorming.
The next step of the whole process is to make use of the quality function deployment (QFD) methodology with BSC attributes identified as the "What?s" on the vertical axis, and the major strategies of "The Art of Business Management" Sun Tzu's as the horizontal "How?s" axis. The relationships are then studied in the body of the QFD matrix. Consideration is then given as to how the model presented can be customized to allow companies using this approach to develop and implement their corporate business strategic plan.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cleary, Thomas
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003
355.02 CLE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wee, Chow Hou
Jakarta : Gramedia, 2001
355.023 Wee s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>