Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120003 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Freby Dempaka
"ABSTRAK
Tesis ini dibuat mengenai perihal tanggung jawab perusahaan dan
bagaimana mengkomunikasikannya dengan para stakeholder terkait dengan
tanggung jawab perusahaan. lnteraksi perusahaan dengan berbagai kelompok
stakeholder yang berbeda bukan suatu topic baru, akan tetapi pertanyaan tanggung
jawab perusahaan seperti apa yang benar-benar memenuhi kebutuhan Serta
keinginan stakeholder adalah diskusi utama. Buruh anak, kerusakan lingkungan
dan masalah etika merupakan semua masalah yang akan membawa arah diskusi
mengenai corporate social responsibility, CSR.
Awarness terhadap CSR semakin meningkat dan pendekatan yang tepat
tanggung jawab dari perusahaan mempakan suatu kebutuhan. CSR ialah mengenai
bagaimana perusahaan memilih cara menjalankan perusahaan atau bagaimana cara
memulai bisnis. Perusahaan yang memiliki perhatian serius terhadap CSR akan
mempunyai suatu competitive advantage, saat menghadapi masalah yang terjadi
diakibatkan perusahaan lalai dalam mengatasi masalah sosial dilingkungan
bisnisnya. Perusahaan yang menggunakan metoda pengendalian lingkungan yang
ramah Iebih menginginkan customer ataupun publik untuk mengetahui apa yang
perusahaan lakukan, akan tetapi perusahaan yang menggunakan buruh anak-anak
sebagai karyawannya berusaha sebisa mungkin menutupi informasi bagaimana
parusahaan menjalankan bisnisnya.
Kedua skenario tadi berdasarkan bentuk pengelolaan CSR, yang
merupakan topik dari thesis ini. Tujuan dari Penelitian ini ialah untuk menyelidiki
bagaimana corporate social responsibility berjalan diperusahaan dihubungkan
dengan cara mengkomunikasikannya. Tujuan akhirnya ialah untuk menghasilkan
gambaran secara Iuas bagaimana pengelolaan CSR dengan fokus komunikasi
kemasyarakat Iuas. Penelitian ini diarahkan untuk isu-isu berikut: Apa arti CSR
bagi perusahaan dan apa timbal balik dari CSR yang dilakukan perusahaan?
Bagaimana Pengelolaan CSR diperusahaan besar? Bagaimana perusahaan
melakukan pendekatan komunikasi CSR?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan perusahaan yang
menjadi objek penelitian ialah PT PERTAMINA (PERSERO) pada Unit
Pengolahan (UP) VI Balongan, Indramayu. Dalam pembentukan gambaran cara
kerja CSR diPERTAMINA, data-data empirik dikumpulkan dengan melakukan
wawancara dan menganalisa berbagai dokumen. Karyawan yang bekerja
mengelola CSR diwawancara, juga masyarakat sekitar fasilitas produlsi
PERTAMINA di Balongan sebagai stakeholder CSR PERTAMINA latar
belakang data empirik berdasarkan data Iiteratur tentang CSR PERTAMINA
dijelaskan dalam BAB lerpisah.
Pertimbangan mengenai CSR dan cara komunikasi CSR menunjukkan
bahwa CSR seharusnya merupakan bagian penting dari corporations brand
management. Pada saat yang sama, perusahaan harus aware bahwa CSR dapat
memberikan dampak terhadap reputasi perusahaan dalam berbagai hal.
Komunikasi CSR yang positif dapat memperkuat brand perusahaan, sedangkan
pemberitaan begatif dari CSR dapat membawa dampak yang buruk bagi perusahaan."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T21243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairunnisa Putri Ch
"Skripsi ini membahas persepsi manajer dalam kaitannya dengan implementasi CSR PT Pertamina (Persero). Dalam menjelaskan persepsi, skripsi ini juga mengulas faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi manajer dan implementasi CSR menggunakan teori strukturasi Giddens. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen. Hasil penelitian ini menemukan bahwa manajer memandang CSR sebagai potensi pengembang bisnis, cara memanage resiko bisnis dan sebagai cara creating shared value antara perusahaan dengan masyarakat. Persepsi tersebut dibentuk oleh faktor yang bersifat struktur dan agensi. Faktor struktural seperti kultur persaingan, ISO 26000 dan jenis perusahaan memberikan warna yang dominan di dalam persepsi manajer. Sedangkan faktor agensi seperti riwayat pendidikan, pengalaman kerja dan relasi manajer di luar perusahaan lebih mewarnai implementasi CSR yang dijalankan manajer. Persepsi tidak selamanya berujung pada implementasi, faktor yang sangat mempengaruhi implementasi adalah posisi (posisi tawar) divisi CSR dalam perusahaan. Implementasi CSR PT Pertamina (Persero) banyak diwarnai oleh kepentingan bisnis perusahaan.

This paper discusses about perception of managers regarding connection with CSR implementation Pertamina (Persero). This paper also discusses some factors that can affect the perception of managers and CSR Implementation using Giddens Theory of Structuration. This study uses a qualitative method by conducting in-depth interview, observation and document study. The result of this research found that managers view CSR as potential in developing business, techniques in risk management of business, and as way of creating shared value between campanies and communities. The perception is formed of several factors that are structural and agencies. Structural factors such as the culture of competition, ISO 26000, and the type of dominant companies provide variations in perception of managers. On agencies factors such as history of education, work experience, and relationhips managers outside the company give more information about variation CSR implementation. Percepsion is not always lead to implementation. Affecting factors on implementation is the position (bargaining) CSR division within the company. CSR Implementation of Pertamina (Persero) is required by the business interests of the company."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S59694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"India's increasing population has attracted a host of multinational corporations (MNCs) to enter the country to tap its market. Because of their enthusiasm and the favorable market conditions, these MNCs get carried away and sometimes regulations are flouted. The absence of clear regulations leads to problems when government agencies find fault with MNCs products."
[s.l]: [s.n], 2006
300 APS 6:1 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Bar Yusuf
"Sumber dari permasalahan sosial bangsa Indonesia adalah kemiskinan. Dengan keterbatasan yang dimiliki pemerintah saat ini maka diperlukan pelibatan berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dunia usaha ? dalam hal ini adalah PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang. Sebagai salah satu perusahaan BUMN, diwajibkan untuk menjalankan program PKBL sebagai wujud TSP - selain tugas utamanya mencari keuntungan bagi kelanjutan operasionalisasi perusahaan. Program Kemitraan (PK) merupakan bantuan philantropy bagi pengembangan usaha kecil melalui pemberdayaan agar dapat mandiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga - selain mampu menyerap tenaga kerja sehingga diharapkan dapat mengurangi masalah pengangguran dan mengentaskan kemiskinan. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu program adalah pelaksanaan yang cenderung bersifat top down sehingga kurang melibatkan partisipasi masyarakat. Partisipasi di sini merupakan keterlibatan masyarakat dalam suatu program pengembangan masyarakat. Partisipasi ini penting mengingat partisipasi berhubungan dengan keberhasilan suatu program. Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah melihat pelaksanaan Program Kemitraan, partisipasi mitra binaan perajin kulit dalam Program Kemitraan tersebut serta faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam partisipasi tersebut. Penelitian ini dilakukan terhadap Program Kemitraan di PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang yang mempunyai komitmen untuk mengedepankan kebutuhan masyarakat. Pemilihan pada perajin kulit dan kelurahan Kota Wetan karena perkembangan industri kulit di daerah ini cukup potensial - baik dalam jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja dan nilai investasinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif melalui rangkaian studi kepustakaan, wawancara mendalam (in dept interview) tidak terstruktur dengan para informan. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling dan dipilih sebanyak 9 informan yang terdiri dari: Kepala PKBL/manajer Humas (1 orang), Petugas Program Kemitraan (1 orang), mitra binaan perajin kulit (4 orang), Lurah (1), Dinas Koperasi serta Dinas Industri dan Perdagangan (masing-masing 1 orang). Secara umum, PK telah dilakukan melalui tahapan pengembangan masyarakat yaitu dari tahap persiapan, assessment, perencanaan, pelaksanaan dan monitoring/evaluasi. Dalam pelaksanaan Program Kemitraan ini, partisipasi mitra binaan dilakukan pada tahap pelaksanan dan monitoring/evaluasi program.Dalam tahap tersebut mitra binaan melakukan assessment dan perencanaan usaha (melalui proposal pinjaman), menerima kegiatan pembinaan dan monitoring/evaluasi bersama petugas PK). Pembinaan belum menumbuhkan pemberdayaan mitra binaan dan monitoring/evaluasi belum menjadi bahan untuk feed back bagi perbaikan program. Dengan demikian, PK masih bersifat top-down. Faktor-faktor yang mendorong partisipasi adalah ada keinginan untuk mengembangkan usaha, persyaratan yang mudah dan adanya manfaat dari kegiatan pembinaan yang dilakukan. Selain itu, pendekatan/komunikasi yang baik dari petugas PK. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat partisipasi adalah komunikasi yang kurang baik antara mitra binaan - petugas PK, mentalitas mitra binaan. Selain itu, kurangnya tenaga di PK, sifat sentralistis Program Kemitraan dan seringnya pergantian petugas di Program Kemitraan. Saran yang bisa diajukan di sini adalah perlu melakukan koordinasi dengan pemerintahan daerah setempat, mengaktifkan paguyuban sebagai sarana komunikasi, melakukan monitoring/evaluasi sebagaimana fungsinya, dan perlu adanya tenaga profesional yang kompeten di bidang pengembangan masyarakat.

A source of social problem in Indonesia is a poor situation. With the lack of government limitation, need to joint other party to solve the poor problem. One of the party is business people, in this case is PT Pertamina Geothermal Energy Area of Kamojang. As a Government business body, called BUMN, they must be run a partnership program which is called Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) to in-line with Corporate Social Responsibility or it named Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP), otherwise as a core benefit business for corporate planning and development. Partnership program (Program kemitraan) is a philanthropy aids to develop and empowerment a small home industry to be an independence business, as far as they can survive to live a family and local worker. The program design to reduce a jobless dan poverty as a core of poor problems A factor effect to the successful program is execution program which it?s tends to the top and down statements however its a less community participation. In this case, participation mean of local community participation in their community development program. The participation is very important cause of its related to successful program. So, the goal of this research is to know an execution of Partnership Program, participation of a leather home industry as a partner in this program and also any factor of accelerate and lack of the program. The research is dedicated to the partnership program at PT Pertamina Geothermal Energy Area of Kamojang, which is commit to focus in local interest. The choice of leather art home industry in Kota Wetan because they have a potential market in quantity of small bussiness, a worker adoption and investation budget. The research use a qualitative method which is produce a descriptive data by doing a literature study, in depth interview with the informant. A choice of informant by doing a purposive sampling from 9 informant as describe as a Head of PKBL/ Humas Manager (1 person), Staff of PKBL (1 person), a leather art home industry (4 persons), Head of Local District or Lurah (1 person), Cooperation Department of Garut/ Dinas Koperasi (1 person), Local Industry and Trade Department/Dinas Industri dan Perdagangan (1 person). In general, Partnership Program executed with a phase of community development as a prepare phase, assessment phase, planning phase, execution phase, monitoring/evaluating phase. The community participation was doing in execution and monitoring phase. In this phase, the partners have been bussiness assessment and planning (especially with fill-in proposal form), accaptance a tutorial and assistance program, and monitoring/evaluating program with the staff. But this assistance program not in growing a empowerment of partner, and the monitoring/ evaluating report are not as a feed back to revision program. Or we can say a partnership program is only top down statement. Any factors that can be accelerating to the partnership program are needed to business growth by the community; low and easy criteria access, the benefit from this program.The other is a nice personal relationship and communication from the staff. Meanwhile, pursuer factors of participation are lack of personal communications between partner and staff, partner mentality, lack of program staff, centrality rule in Partnership Program, and highly staff change in Partnership Program As a suggestion in this case is doing coordination with local government, establish a local organization (paguyuban) as a central of information and communication, and doing monitoring/evaluating program as a rule function repeatedly and also engagement of the professional staff in community development study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24645
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Nabila
"Skripsi ini membahas evaluasi pencapaian tujuan dari outcome program rural economics yang diselenggarakan oleh Pertamina RU IV Cilacap. Program Rural Economics yang dievaluasi adalah budidaya kepiting Kelompok Rekhata Mustika Patra Kelurahan Kutawaru dan budidaya ikan gurame Kelompok Patra Gurameh Mekar Jaya. Kedua budidaya ini menggunakan model pemberdayaan dalam menganalisanya. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendeketan kuantitatif dengan jenis penelitian evaluatif. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner terhadap responden. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa tujuan rural economics diindikasikan sudah tercapai semua. akan tetapi, tujuan kelima, yakni timbulnya kemandirian akibat adanya peningkatann pendapatan tidak terlalu signifikan sebagaimana yang diharapkan.

This study discusses the achievement goals evaluation from the outcome of the rural economics program by Pertamina RU IV Cilacap. The programs evaluated are the crab cultivation by Rekhata Mustika Patra group (Kutawaru) and the carp cultivation by Patra Gurameh Mekar Jaya group (Tegalkamulyan). These cultivations are analyzed using an empowerment model. The approach used in this research is a quantitative approach with evaluation as the type of research. The measuring instruments are questionnaires. The results of this study indicates that almost all of the the goals of the rural economics program are accomplished, although not as significant as expected."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mahesa Rizki Perdana
"[Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dari Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Kalbe Farma Tbk. yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri farmasi di Indonesia. Penelitian ini melakukan analisis terhadap pelaksanaan CSR di PT. Kalbe Farma Tbk. berdasarkan teori Hendeberg?s CSR Pyramid dan Konsep Triple Bottom Line. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa CSR yang dilakukan oleh PT. Kalbe Farma Tbk. sebagian besar telah meliputi kriteria-kriteria dari Hendeberg's CSR Pyramid dan Konsep Triple Bottom Line.

This study was a case study of Corporate Social Responsibility (CSR) implementation in PT. Kalbe Farma Tbk. which an Indonesian company in pharmaceutical industry. This study used Hendeberg's CSR Pyramid and Triple Bottom Line Concept to analyze the CSR implementation by PT. Kalbe Farma Tbk. This study showed PT. Kalbe Farma Tbk. CSR had accomplished most of criterias from both Hendeberg?s CSR Pyramid and Triple Bottom Line Concept., This study was a case study of Corporate Social Responsibility (CSR)
implementation in PT. Kalbe Farma Tbk. which an Indonesian company in
pharmaceutical industry. This study used Hendeberg?s CSR Pyramid and Triple
Bottom Line Concept to analyze the CSR implementation by PT. Kalbe Farma
Tbk. This study showed PT. Kalbe Farma Tbk. CSR had accomplished most of
criterias from both Hendeberg?s CSR Pyramid and Triple Bottom Line Concept.]
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofi Nurmala
"Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) merupakan bagian dari kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) yang wajib dilakukan oleh BUMN. Kesesuaian antara pelaksanaan PKBL dengan konsep CSR perlu diketahui untuk meyakini bahwa program yang berjalan tidak hanya sebatas common sense perusahaan. Artikel ini membahas tentang analisis pelaksanaan PKBL PT Timah (persero) Tbk. dengan menggunakan konsep CSR. Kesimpulan yang diperoleh adalah pelaksanaan PKBL PT Timah (persero) sebagian besar telah sesuai dengan konsep CSR walaupun masih terdapat beberapa kekurangan.

Partnership Program and Community Development are part of the Corporate Social Responsibility (CSR) which must be done by the State Owned Enterprises (SOEs) as a mandatory. The correspondence between the implementation of these programs and the concept of CSR need to be known in order to believe that these programs are not only a company's common sense. This article discusses about the analysis of the implementation of Partnership Program and Community Development in PT Timah (persero) Tbk. using the concept of CSR. The conclusion is the implementation of these programs has been largely consistent with the concept of CSR although there are still some shortcomings.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Femmy Ayu Novaryani
"[ABSTRAK,/b>
Laporan ini membahas penerapan Corporate Social Responsibility Health Check pada PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Metode pengukuran dari Corporate Social Responsibility Health Check terdiri dari aspek input, output, outcome, dan impact serta pengukuran business value dan social value yang diciptakan dari
program CSR. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa program CSR PGN telah berhasil menciptakan dampak bagi masyarakat walaupun dampak bagi bisnis PGN sendiri masih rendah. Hasil pengukuran akan diikuti oleh rekomendasi yang dapat meningkatkan kinerja program CSR PGN sekaligus penciptaan dampak dari program CSR di masa depan.

ABSTRACT
This report aims to describe implementation of Corporate Social Responsibility Health Check on PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Measurement method of Corporate Social Responsibility Health Check consists of input, output, outcome, and impact also measurement of business value and social value which are created through CSR programme. Measurement result shows that PGN?s CSR programme
has succeeded to create impact to society although impact to business is still low. Measurement result will be followed by recommendation which could improve performance of PGN?s CSR programme as well as impact creation in the future.;This report aims to describe implementation of Corporate Social Responsibility
Health Check on PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Measurement method of
Corporate Social Responsibility Health Check consists of input, output, outcome,
and impact also measurement of business value and social value which are created
through CSR programme. Measurement result shows that PGN?s CSR programme
has succeeded to create impact to society although impact to business is still low.
Measurement result will be followed by recommendation which could improve
performance of PGN?s CSR programme as well as impact creation in the future.;This report aims to describe implementation of Corporate Social Responsibility
Health Check on PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Measurement method of
Corporate Social Responsibility Health Check consists of input, output, outcome,
and impact also measurement of business value and social value which are created
through CSR programme. Measurement result shows that PGN?s CSR programme
has succeeded to create impact to society although impact to business is still low.
Measurement result will be followed by recommendation which could improve
performance of PGN?s CSR programme as well as impact creation in the future.;This report aims to describe implementation of Corporate Social Responsibility
Health Check on PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Measurement method of
Corporate Social Responsibility Health Check consists of input, output, outcome,
and impact also measurement of business value and social value which are created
through CSR programme. Measurement result shows that PGN?s CSR programme
has succeeded to create impact to society although impact to business is still low.
Measurement result will be followed by recommendation which could improve
performance of PGN?s CSR programme as well as impact creation in the future., This report aims to describe implementation of Corporate Social Responsibility
Health Check on PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Measurement method of
Corporate Social Responsibility Health Check consists of input, output, outcome,
and impact also measurement of business value and social value which are created
through CSR programme. Measurement result shows that PGN’s CSR programme
has succeeded to create impact to society although impact to business is still low.
Measurement result will be followed by recommendation which could improve
performance of PGN’s CSR programme as well as impact creation in the future.]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
PR-PDF
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Sujatmiko
"Program kemitraan usaha mikro kecil dan menengah adalah salah satu bentuk tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility/CSR) perusahaan, khususnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Skripsi ini mengkaji pelaksanaan program kemitraan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan pelaksanaannya dalam bentuk program kemitraan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dilakukan oleh PT. Bank Mandiri Tbk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Pelaksanaan program kemitraan BUMN diamanatkan dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan sebagai peraturan pelaksananya. Pada intinya ketentuan tentang pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) wajib memperhatikan antara lain mengenai kriteria calon mitra binaan, kewajiban BUMN pembina dan mitra binaan, sumber dana program kemitraan, mekanisme penyaluran dana, kualitas pinjaman dan lain sebagainya. Pelaksanaan program kemitraan PT. Bank Mandiri Tbk. telah sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Hal ini dapat dilihat dari kewajiban yang telah dipenuhi PT. Bank Mandiri Tbk. sebagai BUMN pembina sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Namun dalam ketentuan yang mengatur mengenai program kemitraan dan bina lingkungan tidak diatur mengenai sanksi bagi BUMN yang tidak melakukan progam kemitraan dan bina lingkungan.

Partnership Program is one form of Corporate Social Responsibility (CSR), particularly State-Owned Enterprise (SOE). This thesis examines the implementation Partnership Program of Micro, Small and Medium Business as a Corporate Social Responsibility (CSR) in the law number 19 Year 2003 about State-Owned Enterprise and implementation partnership Program of Micro, Small and Medium Business as a Corporate Social Responsibility (CSR) at PT. Bank Mandiri Tbk. A method used in analyze this case is a normative juridical. The implementation partnership program of SOE is contained in the law number 19 Year 2003 about State-Owned Enterprise and Minister of State Enterprises Regulation No. PER-05/MBU/2007, dated 27 April 2007, on the Partnership Program of SOE with Small Business and Environmental Development Program as the rule?s executioner. In essence the implementation partnership program and environmental development program must be observe criteria of partners, liabilities of SOE and partners, source of funds, mechanism of channeling funds, quality of loan, etc. Bank Mandiri?s Partnership Program has been in accordance with a regulation. It can be seen from the obligations have been performed PT. Bank Mandiri Tbk. as a SOE builder regulated as Minister of State Enterprises Regulation No. PER-05/MBU/2007, dated 27 April 2007, on the Partnership Program of SOE with Small Business and Environmental Development Program. But then in provisions of the partnership program is not arranged sanctions for the SOE that doesn?t do partnership program and environmental development program."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S42530
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Purnama
"CSR di Indonesia baru mulai berkembang beberapa tahun yang lalu jadi kenyataann.ya masih banyak perusahaan yang hanya melaksanakan CSR secara tidak benar: Dalam hal ini Unilever sebagai salah satu perusahaan besar di Indonesia dan merupakan perusahaan terbuka sudah seharusnya mcmpunyai program CSR yang
Terencana maka dari itu penilitian ini dimaksudkan untuk mengetahui detail pelaksanaan CSR. di Unilever apakah program CSR nya hanya semata mata untuk terlihat baik saja atau mcmang dilaksana.kan secara terencana dan bertanggungjawab. Penelitian ini juga akan melihat pengaruh CSR nya terhadap reputasi Unilever Indonesia di mata para stake holder nya.
Adapun tujuan penelitian terhadap CSR Unilever Indonesia ini adalah untuk mengetahui apakah praktek CSR yang dijalankan oleh Unilever Indonesia ini telah dilaksanakanan sesuai dengan praktik CSR yg benar dan bagaima pengaruh program CSR Unilever Indonesia ini terhadap pembentukan reputasi dimata stakeholder Unilever Indonesia.
Dalam rangka untuk mendap_atkan data primer maka metode penelitian yang adalah menggunakan metode Qualitative research dengan menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur dengan pihak stakeholder Unilever. Sedangkan untuk mendapatkan data sekunder, metode penelitian yang akan dipakai adalah riset melalui internet (world wide web), referensi, jurnal, artikel.
Walaupun berdasarkan temuan bahwa Unilever telah melaksanakan CSR sesuai prinsip dari beberapa teori, namun berdasarkan temuan bahwa dalam pelaksanaan nya masih ada hal hal yang perlu diperbaiki yaitu diantaranya seperti ada nya pro dan kontra di mata para Stakeholders Unilever atas strategi CSR Unilever yang selalu menggandeng merek nya di dalam melakukan CSR, program-program CSR Unilever kegiatannya leoth banyak terfokus di pulau Jawa, kurang ada nya pemerataan program di luar pulau Jawa dan untuk program woman entrepreneur, bantuan Unilever dalam hal akses ke market masih belwn maksimal.
Ada pun saran yang diberikan untuk perkembangan pelaksanaan CSR Unilever di antaranya adalah: (1) Mengadakan dan memperbanyak Program CSR yang membawa nama korporat dan mengkomunikasikan nya pada stakeholder Unilever, (2) Mengembangkan program CSR di kabupaten-kabupaten diluar Pulau Jawa, (3) Membantu pengembangan produk daur ulang.

The development of Corporate Social Responsibility in Indonesia has urged corporations to practice Corporate Social Responsibility. CSR’s implementations in corporations are different one to another. Due to the fact that it is considered a new concept therefore there are so many corporations implementing it the wrong way.
PT Unilever Indonesia tbk, a public listed company and also considered as one of the big corporation in Indonesia is expected to implement a very well plan CSR, therefore the research is held in order to know the detail implementation of Unilever, s CSR program, whether Unilever doing it the right way. and also in order to know how the CSR program influenced it reputation in the eye of it stakebolden. The objectives of the research are:
The objectives of the research are:
1. To find out whether Unilever already practice a good CSR
2. To find out the influence of Unilever, s CSR for the development'of its
reputation in the eye of its stakeholders.
In order to gain primary data, Qualitative research using interview technique to interview the stakeholders of Unilever is used. And in order to gain secondary data, the techniques used are through internet, literatures, and articles.
The finding and analysis shown that Unilever is already implementing the CSR guidelines according to OECD and Prof Alyson Warhurts, yet the researcher/writer found that there are some issues regarding the CSR implementation which are: 1) there are pros-cons from stakeholders due to Unilever's CSR Strategy that almost always tie the CSR with its brands, 2) most of its CSR’s programs focus only in Java island, and 3) the woman entrepreneur program is not maximum in ten of market access. Meanwhile, despite of several issues mentioned above, the Unilever CSR programs already develop good reputation in the eyes of their stakeholders
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 27217
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>