Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138142 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nukman Helwi Moeloek
Jakarta: UI-Press, 1998
PGB 0133
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Puspita Dewi
"Latar belakang: Epilepsi adalah suatu keadaan atau penyakit otak yang yang ditandai dengan kecenderungan menimbulkan kejang hal ini karena adanya bangkitan yang terjadi secara berulang. Layanan telemedis adalah layanan yang menggunakan fasilitas komunikasi elektronik yang bertujuan untuk memberikan dukungan atau pelayanan medis dari jarak yang terpisah. Pada layanan ini, banyak faktor yang mempengaruhi dokter dalam membuat keputusan. Sehingga, penelitian ini akan melihat perbandingan keputusan tatalaksana farmakologi dan rujukan pasien epilepsi baru dengan pasien yang pernah didiagnosis sebelumnya oleh dokter pada layanan telemedis di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang retrospektif dengan sumber data sekunder yang dilakukan di salah satu layanan telemedis di Indonesia. Terdapat 100 subjek yang terpilih pada layanan telemedis. Pemberian keputusan tatalaksana farmakologi dan rujukan dapat dilihat dari riwayat chat. Hasil: Dari 100 subjek, hasil analisis menunjukkan tidak terdapatnya perbandingan yang bermakna antara pasien baru dengan pasien yang pernah didiagnosis sebelumnya dengan pemberian tatalaksana farmakologi (P=0,298) dan dengan keputusan rujukan (P=0,025). Selai itu, terlihat pasien baru memiliki presentase rujukan lebih tinggi (18,87%) dibandingkan dengan pasien yang pernah terdiagnosis (4,26%). Kesimpulan: Tidak terdapat perbandingan yang bermakna antara pasien baru dengan yang pernah terdiagnosis sebelumnya dengan pemberian farmakologi, serta terdapatnya perbandingan yang bermakna dengan keputusan rujukan. Sehingga, diperlukannya jumlah subjek yang lebih besar dan dilakukannya studi lebih lanjut.

Introduction: Epilepsy is a condition or disease of the brain characterized by a tendency to cause seizures due to repeated seizures. Telemedical services are services that use electronic communication facilities for the purpose of providing medical support or remote services. In this service, many factors influence doctors in making decisions. Thus, this study will look at the comparison of pharmacological treatment decisions and referrals of new epilepsy patients with patients who have previously been diagnosed by doctors at telemedical services in Indonesia. Method: This study uses a retrospective cross-sectional design with secondary data sources conducted in a telemedicine service in Indonesia. There are 100 subjects selected for the telemedicine service. Decisions on pharmacological treatment and referrals can be seen from the chat history. Result: From 100 subjects, the results of the analysis showed that there was no significant comparison between new patients and patients who had previously been diagnosed with pharmacological treatment (P=0.298) and referral decisions (P=0.025). In addition, it was seen that new patients had a higher referral percentage (18.87%) compared to patients who had been diagnosed (4.26%). Conclusion: There was no significant comparison between new patients and those who had previously been diagnosed with pharmacology, and there was a significant comparison with referral decisions. Thus, a larger number of subjects is needed and further studies are needed."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isrizal
"Masalah penelitian adalah : (I) Bagaimanakah proses pelaksanaan ToTu? ; (2) Adakah peningkatan pengetahuan terhadap materi (ToTu) antara sebelum dan sesudah mengikuti ToTu? (3) Adakah hubungan antara peningkatan pengetahuan materi ToTu dengan taraf fungsi menyeluruh subyek kelompok eksperimen? ; (4) Apakah ada pengaruh treatment yang berorientasi pada tugas (ToTu) dalam memperbaiki fungsi menyeluruh pasien GBZ ?
Subyek penelitian ialah pasien yang sedang menjalani program rawat inap di Unit Rehabilitasi Medik RSKO, kriteria : (a) Dengan diagnosis penggunaan heroin yang merugikan dan ketergantungan heroin dalam keadaan remisi.; (b) Pendidikan pasien minimal SMA; (c) Pendidikan orangtua tidak ditentukan, (d) Bersedia untuk berpartisipasi di dalam ToTu.Subyek diambil secara insidental dan ditempatkan ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara non random assignment.
Disain penelitian ini tergolong ke dalam evaluation research (Hawe,1994); quasi-experimental design, nonequivalent control group design (Craig &Metze,1986) dan models of combined designs - the dominant-less dominant design (Cresswel,1994:177); termasuk juga ke dalam.
Untuk mengumpulkan data penelitian ini akan digunakan instrumen-instrumen berikut: (1) Skala yang digunakan untuk mengevaluasi taraf fungsi menyeluruh yaitu Addiction Severity Index (AdSeI,McLellan dkk,1980; McLellan, dkk.1980 dalam Wanigaratne,S.dkk ,1995); (2) Pertanyaan untuk mengukur pengetahuan terhadap materi ToTu setelah belajar, dibuat berdasarkan materi setiap tugas dan tugas yang hams dilakukan subyek; (3) Kuesioner evaluasi terhadap proses terdiri dari, perubahan yang dibutuhkan terhadap materi ToTu , form kepuasan pasien, form penilaian diskusi kelompok, form penilaian pasien. (Linney, 7.A & Wandersman,A.1991), ToTu terdiri dari sepuluh tugas pasien dan sepuluh tugas keluarga pasien. Tujuan ToTu adalah (I) meningkatkan pengetahuan pasien tentang ketergantungan zat, (2) membantu pasien mendiagnosa diri sendiri yang berarti mengakui bahwa pasien mempunyai penyakit ketergantungan, (3) memperkenalkan dan memudahkan keterlibatan pasien di dalam program treatment yang efektif terus-menerus, (4) menolong pasien mengambil tanggung jawab pribadi untuk mempertahankan atau memelihara program `kesembuhan'. Bagi keluarga pasien, diharapkan dapat mengambil tanggung jawab sebagai pendukung utama pasien dalam mencapai `kesembuhan'.
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian, adalah (1) ToTu dapat diterapkan dan dianggap sangat diminati, berguna dan relevan dengan kebutuhan pasien dan keluarga serta berhasil memperbaiki taraf status medis dan penggunaan zat pada kelompok eksperimen; (2) Ada peningkatan pengetahuan yang signifikan terhadap materi ToTu pada kelompok eksperimen setelah mengikuti program; (3) Bila dilihat secara keseluruhan tidak ada hubungan yang kuat antara peningkatan pengetahuan materi ToTu dengan taraf fungsi menyeluruh kelompok eksperimen. Namun, bila dilihat per aspek, ada hubungan yang cukup kuat antara peningkatan pengetahuan materi ToTu dengan status medis dan status penggunaan zat kelompok eksperimen. Pada aspek fungsi menyeluruh - status pendidikan/pekerjaan, status legal, status social/eluarga, status psikologis tidak terdapat hubungan yang kuat dengan peningkatan pengetahuan materi ToTu. Bila dilihat secara keseluruhan ,tidak ada pengaruh ToTu dalam memperbaiki fungsi menyeluruh pasien GBZ pada tindak lanjut tiga sampai enam bulan setelah selesai dari treatment. Namun bila dilihat dari aspek-aspek taraf fungsi menyeluruh terdapat pengaruh yang signifikan ToTu dalam memperbaiki status medis dan status penggunaan zat.
Pada aspek fungsi menyeluruh : status pendidikan/pekerjaan, status legal, status sosial/keluarga, status psikologis tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ToTu. Penyebab pertama mungkin karena pelajaran pada tugas sembilan dan sepuluh yang membicarakan pengegahan kambuh dan mewujudkan rencana ke dalarn tindakan belum sempat dilatihkan kepada subyek kelompok eksperimen.
Hal kedua yang menjadi penyebab adalah terhentinya tugas-tugas ToTu untuk keluarga pasien pada tugas kedua dan kurangnya dukungan keluarga dan sosial kepada pasien dalam berjuang mencapai kesembuhan. Saran atau implikasi dari penelitian ini adalah: program dapat diterapkan di RSKO dan pusat pelayanan pasien GBZ lain, baik secara rawat inap maupun rawat jalan. Materi ToTu perlu dimodifikasi dan diperkaya dengan pengetahuan tentang aspek hukum dan etika, dunia kerja dan perencanaan karir di masa datang.
Penelitian mendatang perlu memusatkan perhatian pada perbaikan metode. penelitian terutama disain penelitian, kesulitan logistik berhubungan dengan subyek pasien GBZ (misal sering berpindah, kekurangan konsistensi dalam jaringan sosial), penempatan subyek pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara random assignment to treatment. Untuk tes pemahaman materi ToTu, perlu dibuat kumpulan soal tes secara integratif yang mencakup materi kesepuluh tugas. Pendidikan bagi keluarga berupa pelatihan intensif dalam beberapa hari untuk mengatasi kesibukan anggota keluarga yang terlibat dalam proses treatment pasien."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T3250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
616.994 PAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Paulina Toding
"Malnutrisi sering pada karsinoma hepatoselular (KHS), diakibatkan oleh anoreksia, penurunan asupan serta keadaan katabolik. Serial kasus bertujuan memberikan terapi gizi guna proses penyembuhan dan memperbaiki kualitas hidup. Empat orang pasien berusia 42–67 tahun, dengan KHS, penurunan berat badan 14,3–29,6% selama dua bulan hingga satu tahun. Tiga orang pro reseksi dan satu orang mendapat terapi paliatif dengan kanker kaheksia. Pemberian nutrisi disesuaikan keadaan klinis. Kebutuhan kalori berdasarkan Harris-Benedict. Sebelum pembedahan kebutuhan kalori total tercapai Setelah pembedahan, toleransi asupan baik, nutrisi ditingkatkan bertahap. Saat pulang keadaan umum stabil, kapasitas fungsional membaik, luka operasi baik.

Malnutrition is common in hepatocellular carcinoma (HCC), caused by anorexia, decreased intake and catabolic state. The aim of this case series provide nutrition therapy to support the healing process and to improve quality of life. Patients were four people, age between 42–67 years, with HCC, weight loss 14,3–29,6 % for two months to one year. Three people with pro resection and one person had palliative therapy and cachexia cancer. Nutrition was given according to clinical state. Calorie requirement was based on Harris-Benedict. Total calorie needs was achieved prior to surgery, and good tolerance intake after surgery, nutrition enhanced gradually. Patients discharge from hospital with stable general condition, improved functional capacity, and good surgical wound healing.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Didi Bachtiar
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1977
D192
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Dewi Nerfina
"Kanker serviks merupakan penyakit keganasan yang berhubungan dengan masalah nutrisi. Massa tumor dapat menyebabkan berbagai perubahan metabolik dalam tubuh dan dapat mempengaruhi asupan sehingga pasien dapat jatuh dalam kondisi malnutrisi. Efek samping radioterapi dan kemoterapi dapat menyebabkan efek mual, muntah dan diare yang dapat semakin memperburuk status gizi pasien. Tatalaksana nutrisi pada pasien kanker serviks yang menjalani radioterapi dan kemoterapi bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan status gizi, meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang harapan hidup pasien. Tatalaksana nutrisi yang diberikan meliputi pemberian makronutrien, mikronutrien, nutrient spesifik serta pemberian konseling dan edukasi.
Pasien pada serial kasus ini berusia antara 42 hingga 52 tahun dengan stadium yang berbeda. Seluruh pasien menjalani radioterapi, sedangkan satu pasien menjalani radioterapi dan kemoterapi. Semua pasien memiliki skrining dengan nilai ≥2 menggunakan malnutrition screening tool (MST). Pemantauan yang dilakukan meliputi keluhan subyektif, kondisi klinis, tanda vital, antropometri, kapasitas fungsional dan analisis asupan.
Hasil pemantauan keempat pasien ternyata dukungan nutrisi yang diberikan dapat meningkatkan asupan dan menaikkan berat badan pada pasien pertama sedangkan pada pasien kedua, ketiga dan keempat terjadi penurunan berat badan yang minimal. Kapasitas fungsional pasien tidak mengalami penurunan dan kualitas hidup keempat pasien membaik.

Cervical cancer is malignant disease associated with nutrition problem. Tumor mass can lead to metabolic changes in the body and affect nutritional intake, so that patients can fall in malnutrition. Side effects of radiotherapy and chemotherapy are nausea, vomiting and diarrhea which can further worsen the nutritional status of patients. Nutrition management for cervical cancer patients in radiotherapy and chemotherapy are to maintain or increase nutritional status, improve quality of life and prolong survival of patients. Management of nutrients provision include to provide macronutrients, micronutrients, specific nutrients, counseling and education.
Patients age in this case series were between 42 to 52 years with a different stage of cervical cancer. All patient underwent radiotherapy, in which one patient underwent radiotherapy and chemotherapy. All patients had a screening score ≥2 using a malnutrition screening tool (MST). Monitoring included subjective complaints, clinical condition, vital signs, anthropometric, functional capacity and intake analysis.
The results of monitoring for all patients were nutritional support could increase intake and weight gain in the first patients, for second, third and fourth patients minimize weight loss. Functional capacity of all patients did not decline and quality of life all patients are increasing.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Eka Purwani
"[ABSTRAK
Latar belakang: Kanker kepala dan leher merupakan salah satu keganasan yang dapat menyebabkan malnutrisi. Radioterapi dan kemoterapi merupakan bagian dari terapi pasien yang dapat menimbulkan berbagai efek samping sehingga dapat memperburuk status gizi pasien. Tujuan tatalaksana nutrisi adalahmeningkatkan asupan pasien, mempertahankan berat badan dan meminimalkan penurunan berat badan selama radiasi dan kemoterapi, meningkatkan kualitas hidup, menurunkan angka mortalitas pasien KKL pasca radioterapi dan kemoterapi. Tatalaksana nutrisi yang diberikan meliputi pemberian makronutrien, mikronutrien, nutrien spesifik serta konseling dan edukasi.
Metode: Pasien pada serial kasus ini berjumlah empat orang dan berusia antara 41 hingga 57 tahun. Ketiga pasien menjalani kemoradiasi dan hanya satu pasien yang menjalani radioterapi. Hasil skrining pada semua pasien dengan menggunakan malnutrition screening tool (MST) mendapatkan nilai ≥2. Kebutuhan energi pasien dihitung dengan menggunakan rumus Harris Benedict selanjutnya dihitung kebutuhan energi total dengan faktor stres 1,5. Pemantauan yang dilakukan pada pasien meliputi keluhan subyektif, kondisi klinis, tanda vital, antropometri, kapasitas fungsional, dan analisis asupan. Monitoring dan evaluasi dilakukan secara teratur untuk memantau pencapaian target nutrisi.
Hasil: Dukungan nutrisi yang diberikan pada keempat pasien dapat meningkatkan asupan dan menaikkan berat badan pasien ketiga, mempertahahankan berat badan pasien pertama dan keempat, serta meminimalkan penurunan berat badan pasien kedua. Kapasitas fungsional pasien tidak mengalami penurunan.
Kesimpulan: Dukungan nutrisi yang diberikan pada pasien kanker kepala dan leher dalam terapi radiasi dapat meminimalkan, mempertahankan, dan meningkatkan berat badan, serta mempertahankan kapasitas fungsional pasien.

ABSTRACT
Introduction: Head and Neck Cancer is malignant disease associated with malnutrition. Radiotherapy and Chemotherapy will give side effect which can worsen nutritional status. The goal of nutritional management are to maintain or increase nutritional status, improve quality of life, and prolong survival of patients. Nutrition management include provide macronutrient, micronutrient, specific nutrients, counseling, and education.
Methode: Patient in this case series were between 41 to 57 years old. Three of patients undergoing chemoradiation and one of patients on radiation therapy. All patients had a screening score ≥2 using a Malnutrition Screening Tool (MST). Nutritional status of patients were obese, normoweight with risk of malnutrition, and normoweight. Basal energy requirement were calculated using Harris Benedict Formula then calculated with stress factor 1.5 for total energy requirement. Monitoring included subjective complaints, clinical condition, vital signs, anthropometric, functional capacity and nutrition analysis. Monitoring and evaluation were done for accomplishment of nutritional targets.
Results : Nutritional support could increase intake and weight gain in third patients, weight maintaining in first and fourth patients, and for second patients were minimizing weight loss. There was no decrease in functional capacity.
Conclusion: Nutritional support in head and neck cancer with radiotherapy could minimizing, maintaining, and increasing body weight also maintaining functional capacity., Introduction: Head and Neck Cancer is malignant disease associated with
malnutrition. Radiotherapy and Chemotherapy will give side effect which can
worsen nutritional status. The goal of nutritional management are to maintain or
increase nutritional status, improve quality of life, and prolong survival of
patients. Nutrition management include provide macronutrient, micronutrient,
specific nutrients, counseling, and education.
Methode: Patient in this case series were between 41 to 57 years old. Three of
patients undergoing chemoradiation and one of patients on radiation therapy. All
patients had a screening score ≥2 using a Malnutrition Screening Tool (MST).
Nutritional status of patients were obese, normoweight with risk of malnutrition,
and normoweight. Basal energy requirement were calculated using Harris
Benedict Formula then calculated with stress factor 1.5 for total energy
requirement. Monitoring included subjective complaints, clinical condition, vital
signs, anthropometric, functional capacity and nutrition analysis. Monitoring and
evaluation were done for accomplishment of nutritional targets.
Results : Nutritional support could increase intake and weight gain in third
patients, weight maintaining in first and fourth patients, and for second patients
were minimizing weight loss. There was no decrease in functional capacity.
Conclusion: Nutritional support in head and neck cancer with radiotherapy could minimizing, maintaining, and increasing body weight also maintaining functional capacity.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dendi Kadarsan
"Latar belakang. Malnutrisi berkaitan dengan memburuknya kondisi selama di perawatan dan berkaitan dengan keluaran yang buruk. Kehilangan berat badan akan menyebabkan penurunan kekuatan otot yang akan menimbulkan penurunan fungsi. Kekuatan genggam tangan mungkin bermanfaat sebagai indikator status nutrisi khususnya bilamana pengukuran antropometri gagal untuk membedakan nutrisi kurang dengan orang yang berat badan kurang. Sampai saat ini belum ada data mengenai kekuatan genggam tangan dengan status nutrisi pasien yang dirawat di bangsal penyakit dalam di Indonesia. Tujuan Penelitian. Mendapatkan perbedaan rerata kekuatan genggam tangan pasien nutrisi kurang dan nutrisi baik di bangsal penyakit dalam. Metodologi. Studi potong lintang pada pasien di ruang perawatan penyakit dalam. Pemilihan subyek dengan cara konsekutif Pasien dinilai dengan Subjective Global Assessment, pengulcuran indeks massa tubuh dan pemeriksaan kekuatan genggam tangan. Basil. Pada bulan Juli - Nopember 2008 telah didapatkan 140 subyek yang memenuhi kriteria. Subyek terdiri dari 70 laki-Iaki dan 70 perempuan. Sebaran umur pada kelompok laki-laki berkisar 18 - 57 tahun dengan rerata umur 39,4 ± 11,4 tahun dan pada kelompok perempuan berkisar 19 - 59 tahun dengan rerata umur 40,1±12,4 tahun. Untuk menentukan perbedaan rerata digunakan uji t test. Rerata kekuatan genggam tangan kelompok laki-laki nutrisi kurang 19,5 ± 7,7 kg, nutrisi baik 29,5 ± 6,7 kg dan rerata kekuatan genggam tangan kelompok perempuan nutrisi kurang 10,2 ± 3,6 kg dan nutrisi baik 14,2 ± 3,7 kg. Penelitian mendapatkan perbedaan rerata yang bermakna pada subyek nutrisi kurang, baik pada kelompok laki-Iaki ataupun perempuan (kelompok lakilaki t = 5,805, P = 0,00 95% IK 6,6; 13,5, kelompok perempuan t = 4,555, P = 0,00 95% IK 2,2;5,7). Simpulan. Penelitian ini mendapatkan perbedaan kekuatan genggam tangan yang bermakna pada subyek kelompok nutrisi kurang dan nutrisi baik.

Background. Malnutrition is associated with a deterioration of clinical condition during hospitalization hence a poor outcome. A weight loss will cause a decrease of muscle strength thus the function. Handgrip may be useful as an indicator of the nutritional status, especially when the anthropometric measurement fails to differentiate malnutrition with a less than normal body weight person. Up to now, there has been no data regarding the correlation of handgrip and the nutritional status of patients confined at the internal medicine ward in Indonesia. Objective. To obtain a difference of the mean value of handgrip in patients with malnutrition and a good nutrition at the internal medicine ward. Methodology. This is a cross-sectional study of patients confined at the internal medicine ward. Subjects were consecutively included. Patients were evaluated using Subjective Global Assessment, body mass index calculation and handgrip. Result. From July to November 2008, there were 140 subjects who fulfilled the criteria. 70 were male and 70 were female. The range age for the male group was 18-57 years old with means 39,4 ± 11,-1 years old, and the female group was 19-59 years old with means 40, 1±12,4 years old. A t test was used to determine the difference of m~ value. Means handgrip in male subject with malnutrition was 19,5 ± 7,7 kg and good nutrition was 29,5 ± 6,7 kg. Means handgrip in female subject with malnutrition was 10,2 ± 3,6 kg and good nutrition was 14,2 ± 3,7 kg. This study showed a significant difference of mean value in subjects with malnutrition, both male and female groups (male t = 5,805, P = 0,00 95% CI 6,6;13,5, female group t = 4,555, P = 0,00 95% CI 2,2;5,7). Conclusion. This study showed a significant difference means handgrip in subjects with malnutrition.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2008
T58993
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>