Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81485 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arwin A.P. Akib
Jakarta: UI-Press, 2007
PGB 0183
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Zubairi Djoerban
Jakarta: UI-Press, 2003
PGB 0207
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Herdiman Theodorus
Jakarta: UI-Press, 2006
PGB 0168
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Dwi Deswanti
"ABSTRAK
Tingginya jumlah kasus penderita AIDS di Indonesia berdasarkan pekerjaan yang berasal dari kelompok ibu rumah tangga memperbesar kemungkinan terjadinya penularan HIV dari ibu ke anak melalui transmisi vertikal. Kecenderungan remaja dengan HIV mengalami penundaan disclosure HIV dan stigma HIV merupakan tantangan sulit yang harus dihadapi remaja dengan HIV di masa mendatang. Penelitian ini melihat gambaran kondisi sosioemosional remaja dengan HIV yang hidup dalam stigma. Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta, bekerjasama dengan dua Lembaga Swadaya Masyarakat LSM yang bergerak di bidang HIV/AIDS yaitu Yayasan Pelita Ilmu YPI dan Yayasan Vina Smart Era VSE . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Informan dalam penelitian ini sebanyak 13 orang yang terdiri dari 7 remaja dengan HIV sebagai informan kunci, dan 6 pengasuh remaja dengan HIV sebagai informan pendukung. Usia informan kunci dalam penelitian ini berkisar antara 11-17 tahun. Temuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi kondisi sosioemosional pada remaja awal dan remaja akhir dengan HIV. Hasil dari penelitian ini, didapat 2 tipe kondisi sosioemosional remaja awal dan 2 tipe kondisi sosioemosional remaja akhir dengan HIV yang dibentuk oleh proses disclosure, stigma yang dialami, dan teman sebaya.

ABSTRACT
High amount of people with AIDS in Indonesia based on proffession placed by housewife which means increasing possibility infection HIV from mother to child by vertical transmission. Postponing disclosure process of HIV to adolescences and stigma related HIV are the great challenges that adolescence would face in the future. This study describes socioemotional condition among HIV infected adolescences who living with stigma. This study located in Jakarta and surroundings which cooperate with two Non Government Organization NGO of HIV AIDS Yayasan Pelita Ilmu YPI and Yayasan Vina Smart Era VSE . This study uses descriptive qualitative approach. Participants in this study are adolescences as key participants age range 11 17 years old and their caregiver as support participants with total 13 persons. Findings from this study can be divided into two group, these are socioemotional condition among early adolescences and socioemotional condition among late adolescences. Results from this study explains there are two type of socioemotional condition among early adolescents and two type of socioemotional condition among late adolescents that formed by disclosure processes, stigma related HIV, and peers."
2018
T50543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sucipto
"Latar belakang: Infeksi intrakranial merupakan masalah yang menjadi tantangan berat bagi setiap dokter yang merawat. Tingkat kematian saat rawat inap pasien infeksi intrakranial sangat tinggi. Walaupun pasien infeksi intrakranial dapat keluar dari rumah sakit dalam keadaan hidup, namun berbagai komplikasi dan masalah paska rawat inap yang kompleks dapat menyebabkan kematian pasien saat rawat jalan.
Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif untuk mengetahui kesintasan 180 hari pada pasien infeksi otak yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo. Populasi penelitian ini adalah subjek dari penelitian Optimization of Diagnosis and Treatment of Tuberculous Meningitis ODT-TBM selama periode Januari-Desember 2015. Keluaran 180 hari subjek diketahui dengan penelusuran data kunjungan rawat jalan melalui rekam medis, telepon, pesan singkat atau kunjungan rumah. Analisis kesintasan Total survival rate dilakukan dengan menggunakan analisis cox regression baik univariat maupun multivariat. Penyajian data kesintasan dilakukan dengan menggunakan kurva kaplan meier.
Hasil: Didapatkan 218 pasien dengan diagnosis akhir infeksi intrakranial. Berdasarkan status HIV, didapatkan 47,7 subjek HIV positif dan 52,3 HIV negatif. Tingkat kesintasan 180 hari pasien infeksi intrakranial di RSCM secara umum adalah 43,5. Kesintasan pada kelompok HIV positif 32,7 secara bermakna p 0,005; Rasio Hazard 1,695 1,177-2,442 lebih buruk daripada HIV negatif 53,5. Faktor lain yang mempengaruhi kesintasan adalah usia, papiledema, suhu aksila awal, SKG awal, anemia, hiponatremia, gambaran herniasi serebri pada pencitraan otak, rasio glukosa CSS/serum, dan kadar protein CSS.
Kesimpulan : Tingkat kesintasan 180 hari pasien infeksi intrakranial pada penelitian ini rendah. Infeksi HIV secara bermakna mempengaruhi kesintasan pasien infeksi intrakranial.

Background: Managing brain infection patients is a challenge for every physician. Beside a very high in hospital mortality, many complexes problems and complications can cause patient die after discharge.
Methods: This is a retrospective cohort research to find 180 days outcomes of brain infection patients that admitted in Cipto Mangunkusumo Hospital. The study population is Optimization of Diagnosis and Treatment of Tuberculous Meningitis ODT TBM research subject that admitted in 2015. Health records, phone calls, short message or home visit is done to find patient rsquo s outcome. Total survival rate analysis is done with univariate and multivariate cox regression analysis. The comparison of survival rates between 2 groups is presented by Kaplan Meier curve.
Results: A total of 218 subjects were included in this study. There were 47,7 subjects with HIV positive and 52,3 HIV negative. Overall 180 days survival rates is 43,5. HIV status is strongly influenced the survival rate of brain infection patients in this study p value 0,005 Hazard Ratio 1,695 1,177 2,442. The survival rate of HIV negative subjects was 53,5 that significantly higher than HIV positive subjects 32,7. Other factors that influenced the survival rate in this research are age, papil edema, early axial temperature, Glasgow coma scale, anemia, hyponatremia, imaging of brain herniation, blood CSF glucose ratio and CSF protein.
Conclusion: The survival rate of brain infection patients in this research is low. HIV infection significantly influenced patients rsquo survival rates.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suratno Lulut Ratnoglik
"Infeksi Human Immunodeficiency Virus tipe I (HIV-1) sebagai penyebab AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan salah satu masalah utama kesehatan dunia yang barns segem diatasi. Sejak ditemukannya penyakit tersebut, vaksin yang dihampkan tidak kanjung tersedia karena berbagai usaha I pengembangan vaksia HIV-1 mengalami hambatan besar oleh karena keanekar&gaman HIV·I yang tinggi. Strategi mutakhir untuk mengatasi hambatan tersebut adalah pengembangan vaksin HIV-I yang spesifik pada subtipe dan populasi di regional tertentu. menggunakan isolat identik dengan sekuen konsensus yang telah ditentukan, sebagai kandidat vaksin.
Tujuan pcnelitian ini adalah menentukan sekuen konsensus HlV-1 di Indonesia dengan menggunakan sekuen - sekuen gen protease dan gen reverse transcriptase HN - 1 subtipe paling dominan isola!Indonesia dati isolat damb plasma omng terinfeksi HIV akibat penggunaan narkoba dengan jarum suntik (penasnn). Berdasarkan analisis dalam penelitian ini diketahui bahwa CRFO I_AE merupakan subtipe paling dominan di Indonesia dan telah berhasH diperoleh sekuen konsensus protease dan reverse transcriptase HIV-1 CRFOl_AE Indonesia Sekuen konsensus protease Indonesia tersebut. memiliki perbedaan dengan sekuen konsensus dari database Los Alomos National Laboratory (LANL) sebesar 2,7% untuk sekuen nukleotida (p = 0,030); 5,1% untuk sekuen asam amino (p = 0,000). Sedangkan sekuen konsensus reverse trancriptase Indonesia merniliki perbedaan dengan sekuen konsensus dari LANL sebesar 2,0% nntuk nuklootida (p = 0,208) dan 3,0% untuk asam amiao (p = 0,015).

Human Immunodeficiency Virus type I (HIV-I) infection as the etiology of AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) is a major health problem which need to be urgently solved. Since the discovery of the desease, the effective vaccine is still not available. It is caused by widely the diversity of HIV-I. Novel strategy to overcome this problem is to develop country-specific HIV-1 vaccine, which use the most identical isolate with consensus sequences that had been determined, as vaccine candidate.
This study aims to determine consensus sequences (CS) of HIV-1 in Indonesia by using sequences of protease gene and reverse transcriptase l gene of the most predominant subtype HIV-1 sequences from HIV-infected intravenous drog users' blood plasma. This study concluded that CRFOl_AE is I the most predominant subtype HIV-1 in Indonesia Nucleotide and amino acid of Iprotease which determine as CS has 2.7% (p = 0,030) and 5.1% (p = 0,000) differences with CS of CRFOI AE respectively. While nucleotide and amino acid of reverse trancriptase of the CS has 2,0% (p = 0,208) and 3,0".4 (p = 0,015) differences with CS of CRFOI_AE of the LANL, respectively."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T11521
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Suciati
"Meningkatnya jumlah kasus HIV/AIDS telah masuk ke dalam lingkup keluarga, dimana salah satu penyebabnya akibat kurangnya pengetahuan dan melemahnya ketahanan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan, sikap, dan ketahanan keluarga pada ibu rumah tangga dalam mencegah HIV/AIDS di Pekanbaru. Disain penelitian adalah kuasi eksperimen rancangan one group pretest posttest. Penelitian dilakukan di Pekanbaru bulan Maret-Mei 2013 dengan menyebar angket pada 139 ibu rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan 39,2% yang bermakna pada pengetahuan sesudah penyuluhan (p value 0,001), peningkatan 10,9% yang bermakna pada sikap sesudah penyuluhan (p value 0,001), serta peningkatan 1,25% yang bermakna pada ketahanan keluarga sesudah penyuluhan (p value 0,002).

The growing number of cases of HIV/AIDS has entered into the scope of family, where one of the cause is due to a lack of knowledge and the weakening of family resilience. This study aims to know how far the influence of education on knowledge, attitudes, and family resilience in housewives in preventing HIV/AIDS in Pekanbaru. The research design is quasi experiment one group pretest posttest. Research was conducted in Pekanbaru March-May 2013 with spread questionnaires on 139 housewives. The results showed there was increase significant 39.2% in knowledge after education (p value 0.001), increase significant 10.9% in attitude after education (p value 0.001), and increase significant 1.25% in family resilience after education (p value 0.002)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S53313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Fuspita
"Jumlah perempuan dengan HIV makin menunjukkan adanya peningkatan. Infeksi HIV tidak hanya pada kelompok dengan perilaku berisiko, namun juga pada kelompok yang tidak memiliki perilaku berisiko. Ibu rumah tangga saat ini menjadi kelompok yang berisiko terinfeksi HIV. HIV-testing merupakan upaya untuk mencegah penyebaran infeksi HIV dan sebagai gerbang pelayanan pengobatan. Tujuan penelitian adalah mengeksplorasi pengalaman ibu rumah tangga dengan HIV di Lampung dalam melakukan HIV-testing. Desain penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif fenomenologi dengan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data. Jumlah ibu rumah tangga yang terlibat sebanyak 16 orang. Hasil penelitian diperoleh enam tema utama, yaitu HIV-testing yang ldquo;tidak disengaja rdquo;, pengetahuan yang rendah mengenai HIV, persepsi tidak berisiko terinfeksi HIV, kurangnya informasi pada layanan konseling HIV-testing, adanya pengalaman stigma dan tindakan diskriminasi, dan ketidakberdayaan peran ibu. Rekomendasi penelitian ini adalah pentingnya meningkatkan sosialisasi pendidikan HIV dan pentingnya HIV-testing pada kelompok ibu rumah tangga guna mencegah dan mengurangi kejadian penularan infeksi HIV ibu-anak.

The number of women living with HIV is increasing nowadays. HIV infection is not only in risky group but also in group considered safe. Today, housewive become a risky group of being infected with HIV. HIV testing is the way to prevent the HIV infection spreadings and as the main gate for treatment service. The purpose of this study was to explore the experience of housewive with HIV in Lampung when performing HIV testing. This study used phenomenology qualitative method with indepth interview as the way for collecting data. 16 participants were involved in this study. Six main themes were found, as follows an accidental HIV testing, lack of knowledge of HIV, perception is not at risk of HIV, low HIV testing counseling services, being stigmatized and discriminated, and disempowerment of mother rsquo s role. This study recommended the improvement of the HIV education and the benefit of the test for housewive in order to prevent the mother to child infection."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Happy Putra
"ABSTRAK
HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang menjadi permasalahan kesehatan
secara global. Seluruh dunia menjadikan HIV/AIDS sebagai salah satu indikator untuk
mencapai pembangunan kesehatan yang berkesinambungan.
Post Exposure Prophylaxis (PEP) merupakan metode terapi untuk mencegah proses
penularan HIV pada pasien yang mengalami kontak dengan virus HIV. Pada dasarnya terapi
PEP adalah metode pencegahan penyakit HIV pada pasien yang melakukan kontak dengan
sumber penularan HIV dengan memberikan obat ARV sebelum 72 jam masa kontak antara
pasien dengan sumber pajanan.
Pengelolaan data di rumah sakit merupakan salah satu komponen penting dalam
mewujudkan terselenggaranya pelayanan kesehatan di rumah sakit secara baik. Berdasarkan
laporan dari WHO, sebanyak 20-40% dana kesehatan dapat menjadi tidak dapat digunakan
dengan baik dikarenakan tidak efisiennya suatu sistem yang dimiliki rumah sakit.
Pengembangan sistem dalam penelitian ini menggunakan metodologi prototipe yang
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode telaah dokumen, wawancara dan
observasi. Dalam melakukan pengembangan sistem, rancangan prototipe ini menggunakan
bahasa pemrograman PHP, MySQL, css, bootstrap, Javascript dan jschart. Pengembangan
sistem informasi dilakukan dengan melibatkan pengguna sehingga sesuai dengan kebutuhan
pengguna. Input sistem dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit. Penyajian data
informasi berupa tabel dan grafik serta notifikasi terhadap masing-masing petugas kesehatan
melalui sistem yang digunakan untuk mengingatkan petugas kesehatan mengenai program
terapi dari masing-masing pasien. Sistem ini dirancang dengan menggunakan basis web
sebagai wadah utama pengguna untuk mengakses sistem.

ABSTRACT
HIV/AIDS is one of the disease that become a global health problem. This can be seen since the
whole world make HIV/AIDS as one of the indicator to achieve their target of sustainable health
development. Post exposure Pryophylaxis (PEP) is one of method of therapy that prevent the process of
HIV transmission to the patient who have beesn exposed to the virus. Data management in the hospital is
one of the important aspect to achieve a good implementation of health services. Based on the report by
WHO 20‐40% of health funds can become unusable due to the innefciency of hospital health information
system.
System development in this research use a prototype methodology. Data collection method in this
research use a combination of document review, interview and observation.
The prototype of this system development use combination of PHP, MySQL, css, bootstrap,
Javascript and jschart as a programming language. The development of this system is done by involving
users (health workers) to better suits the needs of users. Health worker/personnel performed the input of
system. The output of this system designed in the form of tables, graphs and notification for every health
workers. This system is designed using web based interface to suits the needs of users. This system is
expected to improve the quality of PEP therapy in RSCM."
2018
T50049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvan Abdi Fajriansyah
"Lelaki yang Seks dengan Lelaki (LSL) berada pada posisi yang rentan untuk tertular dan menularkan HIV melalui hubungan seksual berisiko.Di Indonesia, LSL menyumbang persentase sekitar 44,93% dari keseluruhan kasus baru di 2019. Meskipun akses terhadap Voluntary Counseling and Testing (VCT) sudah dibuka lebar namun pemaanfaatannya masih tergolong rendah. Terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi perilaku periksa VCT pada kalangan LSL. Melalui studi potong lintang ini diteliti hubungan antara faktor-faktor berpengaruh diantaranya usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status hubungan, pengetahuan tentang HIV/AIDS, Stigma terkait HIV, dan dukungan sosial serta hubungannya dengan perilaku periksa VCT. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 100 responden dengan metode pengumpulan snowball sampling. Penelitian ini menggunakan beberapa kuesioner diantaranya kuesioner perilaku periksa VCT yang dibuat dan dimodifikasi sendiri, HIV-KQ-18, HIV-Anticipated Stigma, serta Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan terhadap HIV/AIDS dengan perilaku periksa VCT (p = 0,032; α = 0,05). Selain itu, ditemukan terdapat hubungan bermakna antara stigma terkait HIV dengan perilaku periksa VCT (p = 0,014; α = 0,05). Tidak ditemukan hubungan bermakna antara usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status hubungan, dan dukungan sosial terhadap perilaku periksa VCT (p > 0,05).

Men who have sex with men (MSM) are in a vulnerable position to contracting and transmitting HIV through risky sexual intercourse. In Indonesia, MSM accounted for around 44.93% of all new cases in 2019. Even though access to Voluntary Counseling and Testing (VCT) has been widely opened, its utilization is still relatively low. There are many factors that can influence VCT checking behavior among MSM. This cross-sectional study examined the relationship between influential factors including age, education level, employment status, relationship status, knowledge of HIV/AIDS, HIV-related stigma, and social support and its relationship with VCT checking behavior. The number of samples used in this study were 100 respondents with the snowball sampling method. This study used several questionnaires including self-modified VCT checking behavior questionnaires, HIV-KQ-18, HIV-Anticipated Stigma, and the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). The results of the bivariate analysis showed that there was a significant relationship between knowledge of HIV/AIDS and VCT checking behavior (p = 0.032; α = 0.05). In addition, it was found that there was a significant relationship between HIV-related stigma and VCT checking behavior (p = 0.014; α = 0.05). No significant relationship was found between age, education level, employment status, relationship status, and social support on VCT checking behavior (p > 0.05)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>