Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119834 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rinaldy Dalimi
Jakarta: UI-Press, 2007
PGB 0426
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldy Dalimi
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lemabaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 1987
621.3 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Daryanto
Jakarta: Bumi Aksara , 1999
621.3 DAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Van Valkenburg, Mac Elwyn
Jakarta: Erlangga, 1988
621.319 2 VAL n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bird, J.O.
Oxford: Newnes, 1995
621.3 BIR e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
J. Kokelaar
Jakarta: Pradnya Paramita, 1971
621.3 KOK t I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Harish
"Pada penelitian ini, dilakukan sebuah evaluasi dari jaringan serat optik di sebuah institusi perguruan tinggi yang berlokasi di Depok dan metode peningkatannya. Jaringan serat optik tersebut merupakan sebuah jaringan serat optik yang secara keseluruhan terletak di bawah tanah yang dirancang berdasarkan topologi star yang berpusat pada gedung Pusat Ilmu Komputer dari institusi tersebut. Jaringan serat optik ini termasuk kedalam tipe active optical network (AON) yang mengandalkan peralatan elektronik aktif untuk melakukan operasi switching yang dilakukan di layer 3 dari model OSI Layer. Jaringan serat optik ini terdiri dari gabungan antara single-mode fiber dan multi-mode fiber yang digunakan secara berkesinambungan dengan menggunakan cahaya dengan panjang gelombang 850 nm untuk multi-mode dan 1350 nm untuk single-mode. Kapasitas total dari jaringan serat optik ini untuk saat ini adalah 2.6 Gbps dengan 1.6 Gbps untuk penggunaan internet internasional dan 1 Gbps untuk penggunaan internet domestik. Kapasitas internet internasional tersebut dibagi lagi menjadi dua, 0.8 Gbps diarahkan menuju Telkom dan 0.8 Gbps sisanya menuju Indosat. Jaringan tersebut juga tersambung dengan area kampus Salemba yang letaknya terpisah melalui Metro Ethernet Indosat dengan kecepatan 270 mbps. Pada penelitian ini, dikemukakan sebuah ide bahwa sambungan tersebut dapat dikembangkan lagi menuju institusi perguruan tinggi lainnya untuk meningkatkan kesinambungan antara perguruan-perguruan tinggi di Indonesia.

This paper presents an evaluation of a fiber optic network of a higher education institution that is located in Depok and its improvement methods. The fiber optic network in question is a wholly underground network with designs based on the star topology centered in said institution’s Center for Computer Science. The fiber optic network is an active optical network (AON) which relies on a set of electrically powered switches to perform switching or routing operations which is conducted in the layer 3 of the OSI Layer model. The fiber optic network utilizes a combination of both single-mode fiber and multi-mode fiber concurrently with the 850 nm wavelength reserved for the multi-mode fiber and 1350 nm wavelength for the single-mode fiber. The current total capacity of the network is 2.6 Gbps with 1.6 Gbps allocated for international connections and the remaining 1 Gbps for domestic internet connections. The 1.6 Gbps bandwidth for international connection is further divided into two halves, 0.8 Gbps is routed through Telkom and the other half is routed through Indosat. This network is also connected to an off-site campus located at Salemba through Indosat's Metro Ethernet network with a data rate of 270 mbps. This paper presents the idea of expanding this connection to include other higher education institution to increase the degree of connectivity between educational institutions in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Malawat
"Latar belakang penelitian ini adalah munculnya beberapa isu global terkait dengan kendaraan bermotor. Isu tersebut antara lain isu keselamatan, isu lingkungan hidup, dan isu konservasi energi. Isu keselamatan lebih menyoroti pada angka tabrakan dan fatalitas yang cukup tinggi. Sehingga perlu dicari jalan untuk menurunkan angka tersebut. Sementara itu, isu lingkungan hidup dan isu konservasi energi lebih menyoroti pencarian energi baru, terbarukan yang pada akhirnya mengerucut pada energi listrik. Di sisi lain, perhatian Pemerintah Republik Indonesia (RI) ditujukan pada penggunaan angkutan Bus Rapid Transit (BRT) di wilayah perkotaan. Berdasarkan isu global dan perhatian Pemerintah maka dilakukan penelitian dengan tujuan mengembangkan penyerap energi tumbukan (PET) dan optimasi pemicu rusak untuk meningkatkan keselamatan tabrakan pada bus listrik.
Metode penelitian pengembangan ini adalah analisis eksperimen menggunakan uji jatuh, analisis teori menggunakan mekanisme lipat dasar, serta analisis numerik menggunakan metode elemen hingga dan aplikasi Pam Crash sebagai alat bantu. Sementara itu, untuk optimasi menggunakan Response Surface Method (RSM). Eksperimen uji jatuh menggunakan menara tinggi 6 m dengan tinggi jatuh 1,5 m dan beban jatuh 80 kg (1.175 J). Alat ukur berupa load cell berkapsitas 88,9 kN dan kamera berkecepatan tinggi 960 fps.
Hasil penelitian ini terkait, posisi pemicu rusak pada komponen PET (k-PET) yang memiliki gaya puncak yang rendah dan penyerapan energi yang tinggi terletak paling dekat dari arah datang gaya tumbukan yaitu 10 mm pada baja selongsong bujur sangkar dengan tebal dinding 0,6 mm serta desain struktur PET (s-PET) pada bus listrik dengan konfigurasi 2 (dua) k-PET pada cross member paling depan di mana nilai gaya puncak 4.900,53 kN mengurangi 11,4% dari 5.529,86 kN dan penyerapan energi 1.193.328 J. Desain s-PET memiliki kemampuan menyerap energi 48.497 J hanya 4% dari 1,26 MJ dan memenuhi standar UN ECE R29 di mana harus memiliki kemampuan menyerap energi ≥ 44.100 J.

The background of this research is the arising of several global issues related to motor vehicles. These issues were including safety issues, environmental issues, and energy conservation issues. Safety issues more highlight on the high number of accidents and fatalities. We need to find a way to reduce those number. Meanwhile, environmental issues and energy conservation issues further highlight the search for new or renewable energy which ultimately converges on electrical energy. On the other hand, the attention of the Government of the Republic of Indonesia (RI) was aimed at the use of Bus Rapid Transit (BRT) in urban areas. Based on global issues and the attention of the Government, the research was conducted with the aim of impact energy absorbers (IEA) developing and crush initiators optimization to improve the crashworthiness on electric buses.
The method for research development are the experimental analysis using drop test, theoretical analysis using basic folding mechanism, and numerical analysis using finite element method and also Pam Crash software as a tools. Meanwhile, for optimization using Response Surface Method (RSM). The drop test using a tower with 3 m high, effective drop height of 1,5 m and drop load of 80 kg or 1.175 J. The measuring instrument is an 88.9 kN load cell and a 960 fps high speed camera.
The results of this study related the position of the crush initiators in component of IEA (c-IEA) which had a low peak force and high energy absorption located close to the initial of the impact force which was 10 mm on a steel square tube with 0.6 mm wall thickness and structure of IEA (s-IEA) on an electric bus with a configuration of 2 (two) c-IEA on the front cross member where the value of the peak force is 4.900,53 kN reducing 11,4% from 5.529,86 kN and energy absorption is 1.193.328 J. The s-IEA had the ability to absorb 48.497 J only 4% of 1,26 MJ and comply to the UN ECE R29 where it had the ability to absorb the energy ≥ 44.100 J.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2649
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yessica Ratri Wiguna
"Transfer daya nirkabel merupakan sebuah cara baru untuk mengatasi ketidaknyamanan dari sumber listrik dengan kabel. Salah satu cara untuk menyuplai listrik tanpa kabel yaitu menggunakan resonansi kopling elektromagnetik. Cara ini dapat menyuplai listrik ke beban karena adanya medan magnet dan medan listrik di sekitar alat transfer daya nirkabel tersebut. Jadi, perlu diketahui karakteristik medan magnet dan medan listrik dari antena pengirim dan penerima yang akan digunakan pada alat tersebut dan hasilnya apabila dibandingkan dengan standar paparan elektromagnetik. Pada tulisan ini, tiga model antena loop dianalisis yaitu antena berongga, antena pejal, dan antena mikrostrip. Beberapa parameter disimulasikan dengan perangkat lunak berbasis finite integration technique (FIT) yaitu intensitas medan magnet(H-field), medan magnet(B-field), dan intensitas medan listrik(E-field).
Hasil simulasi menunjukkan bahwa antena mikrostrip menghasilkan nilai tertinggi pada ketiga parameter yang dianalisis yaitu H-field, B-field, and E-field. Hasil distribusi medan untuk tipe antena yang lain, antena berongga dan pejal, lebih kecil dari pada yang dihasilkan oleh antena mikrostrip. Berdasarkan standar paparan elektromagnetik dari ICNIRP dan IEEE, nilai medan magnet dan medan listrik alat transfer daya nirkabel hasil simulasi masih dibawah standar.Sedangkan pada penerapannya untuk teknologi ruang angkasa, desain dan pengukuran pada jarak 5 mm belum sesuai untuk teknologi ruang angkasa.

Wireless power transfer is a new way to break inconvenience of wiring power sources. The best way how to supply electric power through wireless system is using the electromagnetic coupled resonance phenomena. It can supply electric power to the load because of the magnetic and electric field that emerge around wireless power transfer device. So, we need to know the characteristic of magnetic and electric field from transmitter and receiver that will be used for the device and see the results based on electromagnetic exposure standard. In this study, three loop model of antennas are investigated, namely a solid coil model, hollow coil model, and microstrip coil model. Some parameters of those models are numerically analyzed using the finite integration technique (FIT) such as magnetic field intensity (H-field), magnetic field (B-field), and electric field intensity (E-field).
The final result shows that microstrip antenna has the highest score in H-field, B-field, and E-field. The field distribution of the others, those are solid coil and hollow coil, are relatively less than that the microstip coil has.Based on electromagnetic exposure like ICNIRP and IEEE, magnetic and electric field of wireless power transfer device are below the standards. Meanwhile, for space aircraft applications, this kind of design and simulation which are measured on 5 mm is unappropriate for space aircraft technology.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>