Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69850 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cholid Badri
Jakarta: UI-Press, 2000
PGB 0180
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
AIDR 4(1-2)2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pengayoman, 1996
305.4 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bertyna Y.M.P.
"Kanker serviks merupakan saiah satu jenis penyakit kanker yang menyerang kaum wanita dan penyebab kematian utama atau tertlnggi kanker pada wanita. Semua wanita berisiko untukterkena penyakit Ini dan risiko ini akan meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Risiko ini dapat dihindari dengan melakukan tindakan pencegahan ataupun pengobatan. Bagi wanita yang sudah berusia 20 tahun ke atas - terutama bagi yang sudah menikah - dan yang sudah pernah melakukan hubungan seks sebelum usia 16 tahun, sebaiknya rajin memeriksakan dirinya melalui tes Pap atau Pap smear secara berkala.
Sementara bagi wanita yang sudah terdiagnosis terkena penyakit kanker serviks stadium lanjut harus secepatnya melakukan tindakan pengobatan untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit tersebut di dalam tubuhnya. Jika tidak, penyakit itu dapat membawa efek yang paling buruk, yaitu kematian. Dalam kenyataannya, masih banyak wanita yang belum mau melakukan tindakan pencegahan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penderita yang baru memeriksakan diri ke dokter setelah penyakitnya sudah memasuki stadium III atau IV. Faktor penyebab tegadinya kanker serviks ini bisa berasal dari berbagai hal, Namun, di Indonesia sendiri, penyebab utamanya adalah karena kurangnya kesadaran atau ketidaktahuan wanita akan pentingnya melakukan pemeriksaan serviks (Pap smear) tadi. Akibatnya, ketika gejala-gejala dari penyakit ini sudah berkembang, wanita hanya dapat melakukan tindakan pengobatan bagi penyakitnya dan bukan lagi tindakan pencegahan atau preventif, sehingga kemungkinannya untuk sembuh menjadi semakin kecil.
Keputusan wanrta untuk mengambil tindakan pengobatan terhadap penyakitnya tidak terlepas dari faktor kognitif yang terjadi di dalam pikiran mereka. Faktor kognitif ini adalah keyakinan (belief). Keyakinan menggambarkan semua informasi yang sudah diketahui oleh seseorang dan menentukan sikap, intensi, dan tingkah laku seseorang. Penelitian ini sendiri hendak melihat bagalmana keyakinan kesehatan wanita penderita kanker serviks terhadap pengobatan penyakitnya. Gambaran keyakinan kesehatan wanita penderita kanker serviks ini dapat tercermin melalui kelima komponen yang terdapat dalam teori The Health Belief Model (HBM), yaitu perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barrierc, dan cues to action.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan subjek penelitian sebanyak 5 orang. Hasil penelitian menemukan bahwa kelima orang subjek dalam penelitian ini memiliki high extreme susceptibility teriiadap penyakltnya. Hal ini berarti bahwa mereka mempersepslkan penyakitnya akan berkembang di masa yang akan datang dan karena rtu, perlu ditangani dengan segera. Bukti dari tingglnya persepsi akan kerentanan in! terilhat dari kedua jalur pengobatan yang mereka ambil, yaitu jalur pengobatan medis (modem) dan Jalur pengobatan aiternatif (tradisional). Namun, pada akhlrnya kelima subjek leblh memilih jalur pengobatan medis karena hasilnya dianggap lebih baik dibandingkan jalur pengobatan altematif.
Kelima subjek juga mempersepslkan bahwa penyakitnya tergolong penyakit yang memiliki tingkat keparahan atau keseriusan yang tinggi (perceived severity). Mereka menyadari bahwa stadium penyakit mereka sudah berada pada tahap/stadium lanjut sehingga perlu dilakukan tindakan pengobatan sesegera mungkin untuk mencegah terjadinya perkembangan penyakit tersebut. Bentuk keseriusan dart penyakitnya ini juga terlihat dari konsekuensi medis dan sosial yang dirasakan oleh para subjek selama menjalani pengobatan tersebut, di mana mereka harus merasakan efek samping dari pengobatan dan terpaksa meninggalkan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu, pegawai, maupun warga masyarakat di mana mereka tinggal.
Di samping kedua komponen tersebut, kelima subjek juga mempersepsikan keuntungan (perceived benetits) dan hambatan-hambatan yang mungkin mereka terima (perceived barriers) jika mereka melakukan tindakan pengobatan bagi penyakitnya. Keuntungan utama selama jalannya pengobatan adalah didapatkannya kesembuhan dan ketenangan dari pengobatan. Hambatan utama selama jalannya pengobatan adalah kurangnya dana untuk menutupi biaya pengobatan. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat sosial ekonomi mereka.
Cues to actior) juga berperan sebagai pemicu kelima subjek untuk melakukan tindakan pengobatan bagi penyakitnya. Cues to action ini dapat terbagi menjadi dua, yaitu cues to action intemal dan ekstemal. Yang menjadi cues to action intemal adalah terjadinya pendarahan yang terus-menerus dan banyak pada kelima subjek. Sedangkan, yang menjadi cues to action ekstemal adalah cerita-cerita atau nasihat dari keluarga, teman-teman dekat, tetangga, dan tim medis yang menangani kelima subjek; dari tayangan-tayangan televisi; dan dari informasi yang disebarkan melalui media cetak (majatah, koran, tabloid, dan buku). Terakhir, diketahui bahwa kelima subjek memiliki pandangan yang umum mengenai penyebab penyakitnya, berdasarkan sudut pandang agamanya masing-masing. Ada subjek yang beranggapan bahwa penyebab penyakitnya adalah karena kesalahannya sendiri, serta ada pula subjek yang menganggap bahwa penyakitnya merupakan cobaan yang berasal dari Tuhan."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S2839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susworo
Jakarta: UI-Press, 2007
615.842 SUS r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Susworo
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 2007
615.842 SUS r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Supriadi
Bandung: Alfabeta , 1994
370.15 DED k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Daveny Soufyan
"The International Agency for Research on Cancer (IARC) estimates that in year 2020 the rate of new cancer cases will increase up to 300% to an estimated 27 million people with 17 million estimated to die. At that time, there will be approximately 75 million people in the world who suffer from cancer where 70% of the cancer patients will be from developing countries. With the increasing amount of cancer patients throughout the world, the usage of radiotherapy will also increase. In reality, although the process has been very tightly controlled and supervised, accidents caused by an overdose of radiation exposure still occurs. From a number of radiation accidents, it has been found that the cause is not only due to technical factors, but that planning and administration also plays a role. This factor will be magnified with the increasing work load the radiotherapy operators have to handle with the total patients exceeding the capacity of the available equipment.
The purpose of this research is to develop a work health and safety program at XYZ hospital, not only for the safety of the radiation technicians (occupational exposure) and public safety (public exposure) but also and especially for the patients safety (medical exposure). The development of the program is done by identifying all the dangers as well as conducting a risk analysis on each step of the process of providing radiotherapy services. To get an overall picture of the implementation of the health management and safety system, the evaluation is made against the OHSAS 1800:2007 and the IAEA Safety Requirement GS-R-3.
Based on the risk analysis and the "gap" analysis with OHSAS 18002:2007 and the IAEA GS-R-3, to reduce the risks identified, the risk management recommendations made are more for the procedural management as well as the continuous development of the manpower competency.

Berdasarkan estimasi dari International Agancy for Research on Cancer (IARC) diperkirakan pada tahun 2020, kasus baru penyakit kanker akan meningkat hingga mencapai 300% yaitu sekitar 27 juta penderita dengan jumlah kematian sekitar 17 juta jiwa. Pada saat itu didunia akan terdapat sekitar 75 juta orang yang menderita penyakit kanker dimana 70 % dari penderita kanker tersebut akan terjadi dinegara yang sedang berkembang. Dengan meningkatnya jumlah penderita kanker diseluruh dunia maka jumlah pemanfaatan terapi radiasi juga semakin meningkat. Tapi kenyataannya, walaupun pengendalian dan pengawasan telah dilakukan dengan sangat ketat, kecelakaan yang disebabkan oleh paparan radiasi disebabkan dosis yang berlebih terhadap pasien masih tetap saja terjadi. Dari beberapa kasus kecelakaan radiasi, faktor penyebabnya tidak saja desebabkan oleh faktor teknis, faktor perencanaan maupun administrasi juga mempunyai peran. Faktor ini akan bertambah lagi dengan beban kerja operator radioterapi dalam menangani pasien yang jumlahnya melebihi kapasitas peralatan yang ada.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu program kesehatan dan keselamatan kerja di RS XYZ tidak saja untuk keselamatan pekerja radiasi (occupational exposure), keselamatan publik (public exposure) tetapi juga yang terutama untuk keselamatan pasien (medical exposure). Pengembangan program tadi dilakukan dengan mengidentifikasi seluruh bahaya yang ada dalam proses pelayanan radioterapi beserta kajian risiko untuk mengetahui level bahaya dari setiap tahap kegiatan. Evaluasi sistem yang ada juga dilakukan terhadap standar OHSAS 18001:2007 maupun IAEA Safety Requirement GS-R-3 untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh dari penerapan sistem manajemen kehatan dan keselamatan kerja.
Dari hasil analisa Risiko dan hasil evaluasi OHSAS 18001:2007 dan Standard IAEA GS-3-R, dalam hal mengurangi risiko radiasi yang telah diidentifikasi, maka usulan pengendalian risiko lebih banyak diusulkan pada pengendalian secara prosedural disertai pengembangan kompetensi sumber daya manusia secara terus menerus."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T41323
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Poerbo
"Buku ini disusun menurut rancana penerbitan dari Contact Bureau Tantular, suatu badan partikulir pada tahun 1955 / 1956 telah mengadakan peninjauan tentang kemungkinan memajukan usaha pelancongan di Indonesia. Dari hasil peninjauan mereka, kurangnya pemeliharaan tempat-tempat pelancongan di Indonesia, kerusakan jaring-jaring lalu lintas, kesukaran pengangkutan, penginapan dan sebagainya setelah perang dunia ke-II ..."
Djakarta: Rio, 1937
K 915.9 POE m
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Sindhu Galba
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1991
306.461 SIN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>