Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31714 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mille Milasari
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mille Milasari
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmat Umar
"ABSTRAK
Latar belakang: Beberapa komplikasi sulit yang timbul setelah tindakan sternotomi mediana yang menjadi penyebab utama mortalitas dan morbiditas pasien. Hal ini dapat dicegah dengan aproksimasi sternum yang stabil, Berbagai macam teknik jahitan fiksasi untuk aproksimasi sternum menggunakan wire. Peneliitian ini membandingkan biomekanik teknik jahitan figure of eight trans-sternal dan peristernal. Metode: Penelitian eksperimental pada sternum kambing sebanyak 36 sampel, dilakukan sternotomi mediana, kemudian dilakukan fiksasi sternum menggunakan wire, 18 sampel dilakukan fiksasi jahitan figure of eight peristernal dan 18 sampel trans-sternal. Dinilai dengan uji komparasi tiga dimensi: lateral distraction, transversal shear dan longitudianal shear dengan beban 125N, 150N, 200N, 250N, 300N, 400N. pergeseran diukur dalam mm setiap tingkat pembebanan. Dilakukan analisis statistik dengan uji independent sample t-test. Hasil: Pada uji lateral distraction dan longitudinal shear didapatkan perbedaan bermakna pada pemberian beban ringan 125N, 150N dan 200N, pada beban 300N dan 400N tidak ada perbedaan bermakna. Uji transversal shear tidak ada perbedaan bermakna pada kedua teknik jahitan. Pada hasil uji tarik kedua teknik jahitan mengalami pergeseran lebih dari 2mm pada pembebanan 250 N. Kesimpulan: Stabilitas sternum pada teknik jahitan figure of eight peristernal sama dibanding jahitan figure of eight trans-sternal.

ABSTRACT
Backgrounds There are troublesome complications following median sternotomy which are lead to major causes of morbidity and mortality of patients. This can be prevented by stable sternal approximation, Various suturing fixation method for sternal approximation using wire. To compare the biomechanics of the figure of eight trans sternal and the peristernal suturing method. Methods Experimental study on goat sternum 36 samples, performed sternotomi mediana, then performed sternum fixation using wire, 18 samples performed suturing fixation of figure of eight peristernal and 18 sample trans sternal. Assessed by a three dimensional comparative test lateral distraction, transversal shear and longitanium shear with loads of 125N, 150N, 200N, 250N, 300N, 400N. Shifts are measured in mm at each loading level. Statistical analysis was performed using independent sample t test. Results In lateral distraction and longitudinal shear tests, there were significant differences in the loading of light loads of 125N, 150N and 200N. The transverse shear test no significant difference in the two suturing techniques, In the bending test results both suturing method experience a shift of more than 2mm at 250 N loading. No other significant differrences in clinical outcomes. Conclusions The sternal stability of the peristernal figure of eight method is the same as that of the trans sternal figure of eight."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardi Sasono Riyadi
"Latar belakang: Perdarahan merupakan faktor resiko dalam suatu tindakan operasi yang dapat mengakibatkan kematian. Perdarahan yang menyebabkan massive hemorrhage ini sering terjadi pada pasien yang mengalami operasi pengangkatan tumor Ameloblastoma. Untuk mengatasi komplikasi perdarahan intraoperasi diperlukan transfusi darah. Karena resiko transfusi darah cukup tinggi maka seorang ahli bedah harus dapat mempertimbangkan kebutuhan transfusi darah secara tepat untuk menghindari komplikasi tersebut. Tujuan: Untuk menganalisa hubungan lama operasi, luas defek, dan tipe histopatologi terhadap kehilangan darah intraoperasi dan kebutuhan transfusi darah pada bedah reseksi rahang kasus Ameloblastoma. Metode: Studi ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain penelitian retrospektif. Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara lama operasi nilai p = 0.0480(<0.05) dan luas defek reseksi 0.001 (p <0.05) terhadap jumlah kehilangan darah. Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna antara luas defek dengan jumlah kehilangan darah intraoperasi. Khususnya pada klasifikasi L, C, H, LC, LCL, HC.

Background: Bleeding is a risk factor in an operation that can result in death. Bleeding that causes massive hemorrhage often occurs in patients who undergo surgical removal of Ameloblastoma tumors. Blood transfusion is needed to overcome the complications of intraoperative bleeding. Because the risk of blood transfusion is quite high, a surgeon must be able to properly consider the need for blood transfusion to avoid these complications.
Objective: To analyze the relationship between duration of surgery, extent of defect, and histopathological type of intraoperative blood loss and the need for blood transfusion in jaw resection surgeries in Ameloblastoma cases. Method: This study uses observational analytic methods with a retrospective research design. Results: There is a significant relationship between the length of surgery p = 0.0480(<0.05 and the extent of the resection defect 0.001 (p <0.05) to the amount of blood loss.
Conclusion: There is a significant difference between the extent of the defect and the amount of intraoperative blood loss. Especially in the classification of L, C, H, LC, LCL, HC.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Amelia
"Pendahuluan: Perdarahan Intraventrikel Intraventricular Hemorrhage / IVH merupakan perdarahan spontan yang terjadi di dalam sistem ventrikel, 30-45 sering berhubungan dengan Intracerebral Hemorrhage ICH . Evaluasi aktifitas sehari-hari yang akurat dan tepat pada pasien pasca stroke sangat penting untuk kualitas perawatan dan pengukuran luaran pasca perawatan stroke. Modified Rankin Scale mRS merupakan skala pengukuran disabilitas yang dipakai secara global untuk evaluasi pemulihan dari stroke.
Tujuan: Menelaah data luaran penderita perdarahan intraventrikel yang dilakukan operasi di Departemen Bedah Saraf Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo berdasarkan mRS.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan desain potong lintang cross sectional . Adapun variabel independent yaitu lokasi lesi perdarahan intraserebral, IVH-skor, GCS awal, dan variabel dependent yaitu luaran berdasarkan skoring mRS. Subjek penelitian adalah semua pasien penderita perdarahan intraventrikel yang dikelola Departemen Bedah Saraf RSUPN Cipto Mangunkusumo selama periode Januari 2010 sampai dengan Agustus 2016. Jumlah sampel pada penelitian ini didapatkan 23 sampel. Data penelitian diperoleh melalui catatan rekam medis, subjek dihubungi via telepon, kemudian subjek atau keluarga diwawancara untuk menilai status fungsionalnya dengan mRS. Data diolah dengan menggunakan program SPSS 21.
Hasil: Luaran 6 bulan IVH dengan menggunakan mRS secara keseluruhan didapatkan independent 11 pasien 47,8 dependent 4 pasien 17,3 dan 8 pasien meninggal 34,9 . IVH sebagian besar berusia di bawah 60 tahun 60,8 dan 39,2 yang berusia diatas 60 tahun, dari penelitian didapatkan IVH skor terbanyak adalah >15 sebanyak 15 pasien 65,2 . GCS rata-rata 7,6 2,14 . MAP terbanyak adalah >100 dengan jumlah 20 pasien 87 , dan faktor resiko yang mengalami hipertensi sebanyak 19 pasien 82,6.
Diskusi: mRS dapat digunakan sebagai standar penilaian luaran IVH.

Introduction: Intraventricular hemorrhage IVH is a spontaneous hemorrhage occurring within the ventricular system, 30 40 often associated with Intracerebral hemorrhage ICH, Accurate and precise daily evaluating activity in post stroke patients is critical for the quality of care and measurement of post stroke outcomes. Modified Rankin Scale mRS is a global disability measurement scale used for the evaluation of stroke recovery.
Aims: Configuring outcome data of patient with intraventricle hemorrhage operated at neurosurgery departmen of cm hospital based on mRS.
Methods This was an observational study with cross sectional design. The independent variables are location of intracerebral hemorrhage lesion, IVH score, initial GCS, and dependent variable is outcome based on mRS scores. Subjects of research were all patients with intraventricular hemorrhage administered by Department of Neurosurgery Cipto Mangunkusumo Hospital during January 2010 until August 2016 period. The number of samples in this study were obtained 23 samples. Research data was obtained through medical record and transferred into data entry format, patients was contacted by telephone, then patients or family were interviewed to assess their functional status with Modified Rankin Scale. Data is processed by using SPSS 21 program.
Results: 6 months IVH overall outcomes are 11 independent patients 47.8 4 dependent patients 17.3 and 8 patients died 34.9. IVH were mostly under 60 years old 60,8 and 39,2 were aged over 60 years, from the study obtained IVH most scores were 15 as many as 15 patients 65.2. GCS averages 7.6 2.14 . Most MAPs were 100 with 20 patients 87, and hypertension risk factors were 19 patients 82.6.
Discussion: mRS can be used as standard outcome assessment of IVH.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Wirdayanto
"Latar Belakang: Perdarahan intraserebral spontan (PISS) berkaitan dengan luaran yang buruk dibandingkan dengan infark serebral, dapat menyebabkan disabilitas berat, yaitu menyebabkan kecacatan fisik, psikologis, dan fungsi sosial. Pada pasien yang secara CT scan terbukti terdapat hematom intraserebral supratentorial, pembedahan dan perawatan neurointensif mengurangi angka kematian atau kecacatan dibandingkan hanya dengan terapi medis saja. Pembedahan yang dilakukan dapat meningkatkan luaran pasien dengan PISS yang selektif.
Tujuan: Menilai luaran 6 bulan pasca operasi penderita perdarahan intraserebral spontan supratentorial yang di kelola Departemen Bedah Saraf RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo periode Januari 2013-Agustus 2014 serta faktor-faktor yang mempengaruhi luaran tersebut.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang terhadap pasien perdarahan intra serebral spontan supratentorial yang dilakukan operasi evakuasi hematom di Departemen Bedah Saraf RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo periode Januari 2013-Agustus 2014 menggunakan modified Rankin Scale (mRS). Data penelitian ini diperoleh melalui catatan rekam medis.
Hasil: Luaran 6 bulan setelah dilakukan operasi didapatkan luaran independent 7 pasien (38,9%) dan dependent 11 pasien (61,1%). Tidak didapatkan pasien meninggal selama follow up 6 bulan setelah operasi dari data ini. Berdasarkan lokasi perdarahan supratentorial, perdarahan lobar dengan luaran lebih baik dimana luaran independent 50% dibandingkan perdarahan deep seated dengan luaran independent 16,7%. Faktor faktor yang mempengaruhi seperti jenis kelamin, GCS, volume hematom, komorbiditas hipertensi serta diabetes melitus dan jenis tindakan tidak dapat dilakukan uji kemaknaan karena jumlah sampel yang sedikit.
Kesimpulan: Luaran 6 bulan PISS supratentorial pasca operasi evakuasi hematom secara keseluruhan didapatkan lebih banyak dependent dibandingkan independent, dimana pasien perdarahan intraserebral spontan supratentorial lobar lebih baik dibandingkan dengan deep seated.

Background: Spontaneous intracerebral hemorrhage associated with poor outcomes compared with cerebral infarction, can cause severe disability, that causes physical disability, psychological, and social functioning. In patients who are the CT scan proved there supratentorial intracerebral hematoma, surgery and neurointensive care reduce mortality or disability compared only with medical therapy alone. Surgery can improve the outcome of patients with selective spontaneous intracerebral hemorrhage.
Purpose: Assessing outcomes 6 months postoperatively supratentorial spontaneous intracerebral hemorrhage patients who managed the Department of Neurosurgery Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, the period January 2013-August 2014 and the factors that affect these outcomes.
Method: A cross sectional study on patients with supratentorial spontaneous intracerebral hemorrhage and evacuation operation conducted in the Department of Neurosurgery Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital the period January 2013-August 2014. Evaluate outcomes using the modified Rankin Scale (mRS). The research data was obtained through medical record.
Result: Outcome 6 months after surgery obtained independent outcomes 7 patients (38.9%) and dependent 11 patients (61.1%). There were no patients died during the follow-up 6 months after surgery of this data. Based on the location supratentorial hemorrhage, lobar hemorrhage with better outcomes in which the outcome of the independent 50% compared to the deep-seated bleeding with independent outputs of 16.7%. Factors influencing such as sex, GCS, hematoma volume, comorbid hypertension and diabetes mellitus and type of action can not be performed because of the significance of test sample size slightly.
Conclusion: Outputs 6 months postoperatively PISS supratentorial hematoma evacuation as a whole gained more dependent than independent, which supratentorial spontaneous intracerebral hemorrhage patients with lobar better than the deep-seated.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Istiana Sari
"LATAR BELAKANG: Pemeriksaan Sken CT kepala adalah Baku emas untuk mendiagnosa perdarahan intrakranial traumatik pada anak. Di Indonesia belum semua fasilitas kesehatan memiliki Sken CT kepala sehingga panting untuk mengetahui gejala klinis yang berhubungan dengan perdarahan intrakranial traumatik pada anak.
TUJUAN: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gejala klinis dan radiologis sederhana yang dapat digunakan sebagai indikator adanya perdarahan intrakranial traumatik pada anak.
METODE: Penelitian dilakukan secara potong lintang dengan menggunakan data primer dan sekunder dari catatan medik pasien usia < 15 tahun dengan cedera kepala dan telah dilakukan pemeriksaan foto kepala dan Sken CT kepala yang dirawat di bangsal Neurologi RSCM dalam kurun waktu Januari 1998 hingga Juli 2004.
HASIL: Dari 338 kasus yang diteliti didapatkan 117 kasus perdarahan intrakranial traumatik (34,61%): 33 (28,20%) epidural hematom, 34 (29,05%) subdural hematom, 26 (22,22%) perdarahan intraserebral, 12 (10,25%) perdarahan campuran, 11 (9,40%) perdarahan subarachnoid. Pasien terdiri dari 82 laki-laki (70,08%) dan 35 perempuan (29,91%), rentang usia terbanyak yang mengalami perdarahan intrakranial traumatik 11-15 tahun (53/45,29%), mekanisme tersering kecelakaan lalu Iintas (62,39%). Gejala: fraktur tengkorak (62/52,99%), Gangguan THT (26/22,22%), muntah (82/70,08%), lama penurunan kesadaran terbanyak 10 merit-6 jam (51/43,58%). Gejala neurologis: Skala Koma Glasgow (SKG) terbanyak 12-14 (63/53,84%), kelainan saraf kranial (9/7,69%), gangguan motorik (15/12,82%), kejang (13/11,11%), pupil anisokor (7/5,98%). Terdapat hubungan bermakna antara perdarahan intrakranial traumatik dengan SKG, kelompok umur, gangguan motorik, kejang, fraktur tengkorak dan lama penurunan kesadaran (p<0,05)
KESIMPULAN: Indikator adalah SKG, gangguan motorik, kelompok umur, kejang, fraktur tengkorak dan lama penurunan kesadaran. Dengan analisis multivariate SKG, kelompok umur dan gangguan motorik merupakan indikator kuat dan dapat digunakan sebagai formula klinik dalam memperkirakan perdarahan intrakranial traumatik pada anak.

BACKGROUND: Brain CT Scan is one of the evaluation methods for traumatic brain hemorrhage in children. However, not all Indonesian hospitals have these radiologic examination tools. Clinical features and skull x ray as an indicators have to be used as a predictor for traumatic brain hemorrhage cases in children.
OBJECTIVE: To predict traumatic brain hemorrhage in children using clinical features and skull x ray.
METHODOLOGY: 338 acute head trauma children,
RESULTS: Traumatic brain hemorrhage occurred in 117 children ( 34,61%), whereas 62 (52,99%) had skull fracture, 26 (22,22%) ENT bleeding,, 82 (70,08%) had vomiting. There was 43,58% had duration of loss of consciousness mostly between 10 minutes to 6 hours. In Neurological examination findings there were Glasgow Coma Scale (GCS) mostly 12-14 (53,84%), 9 (7,69%) cranial nerves deficit, 15 (12,82%) hemiparesis, 13 (11,11%) seizure and 7 (5,98%) pupillary anisocoria. Brain CT scan image findings, 33 (28,20%) epidural hematoma, 34 (29,05%) subdural hematoma, 26 (22,22%) intraparenchymal bleedings, 12 (10,25%) combined intracranial hemorrhage and 11 (9,40%) subarachnoid hemorrhage. Variables of Glasgow Coma Scale, age, hemiparesis, seizure, skull fracture and duration of loss of consciousness were significant correlation (p<0,05) in traumatic brain hemorrhage cases in children.
CONCLUSION: There were some predictor variables, including Glasgow Coma Scale, hemiparesis, age, seizure, skull fracture and duration of loss of consciousness were analyzed. In multivariate analysis, there were three variables, Glasgow Coma Scale, age and hemiparesis have highly correlation with traumatic brain hemorrhage in children and could be made probability table of those traumatic brain hemorrhage cases in children.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mona Safitri Fatiah
"Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian perdarahan antepartum pada ibu hamil di RSU Kabupaten Tangerang tahun 2012. Salah satu penyebab kematian pada ibu hamil di Kabupaten Tangerang tahun 2011 adalah perdarahan antepartum sekitar 4%. Hal ini menarik minat peneliti untuk mengetahui faktor penyebab kejadian perdarahan antepartum pada ibu hamil. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan cara menganalisa data rekam medik. Hasil Penelitian menemukan bahwa pendidikan, usia, frekuensi hamil, dan kadar Hb berhubungan dengan kejadian perdarahan antepartum.

This study analyzed factors related to the incidence of antepartum haemorrhage in pregnant women at the General Hospital Tangerang district in 2012. One of the causes of death in pregnant women in Tangerang regency in 2011 was antepartum haemorrhage as big as 4%. We would like to determine the reasons the incidence of antepartum haemorrhage in pregnant women. This study uses a quantitative method by analyzing medical records. Research found that education, age, frequency of pregnancy, and Hb levels associated with the incidence of antepartum haemorrhage."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luky Satria Syahbanan Marwali
"Lebih dari 20 juta wanita di seluruh dunia memakai kontrasepsi progestin. Metode kontrasepsi ini sangat efektif dan dapat digunakan untuk jangka panjang. Salah satu jenis kontrasepsi progestin yang banyak digunakan adalah kontrasepsi suntik dengan depo-medroxy progesterone asetat (DMPA). Di Indonesia, menurut penelitian The National Social and Economic Survey (1997-1998), akseptor suntik mencapai 21,1% dari total jumlah akseptor KB. Tetapi pada sisi lain, pengguna kontrasepsi ini pada umumnya mengalami gangguan pola perdarahan menstruasi. Gangguan ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi pemakainya sehingga mereka memutuskan untuk menghentikan pemakaian kontrasepsi tersebut, Hampir setengah (40-60%) pengguna kontrasepsi progestin memutuskan untuk berhenti menggunakan metode kontrasepsi ini karena gangguan tersebut.
Patogenesis perdarahan abnormal uterus pada pengguna metode kontrasepsi ini masih belum diketahui. Pada penelitian sebelumnya telah dilaporkan perubahan pada morfologi endometrium, profil reseptor steroid endometrium, morfologi vaskular endometrium, fungsi dan mekanisme hemostasis pada endometrium. Perdarahan diduga berasal dari kapiler dan venul endometrium dan terjadi peningkatan fragilitas pembuluh darah endometrium pada pengguna kontrasepsi progestin.
Matriks metalloproteinase (MMP) adalah suatu protease yang dapat mendegradasi matriks ekstraseluler. MMP terlibat dalam peluruhan endometrium pada saat menstruasi normal dan mendegradasi komponen matriks interstisial dan membran basal pada perimenstruasi yang menyebabkan hilangnya integritas pembuluh darah sehingga terjadi perdarahan menstruasi.MMP-9 adalah 92 k-Da metalloproteinase yang mendegradasi komponen matriks ekstraseluler dan komponen membran basal, khususnya kolagen IV, kolagen V, elastin dan gelatin. Pada fase menstruasi, MMP-9 ditemukan pada neutrofil, eosinofil, makrofag dan terutama di tempat terjadinya peluruhan jaringan.
Pada beberapa penelitian, dari biopsi endometrium pengguna kontrasepsi progestin ditemukan peningkatan MMP. Beberapa penelitian melaporkan terdapatnya peningkatan MMP-9 pada endometrium pengguna kontrasepsi progestin yang mengalami gangguan pola perdarahan menstruasi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfia Nadia
"Obstetric Hemorrhage is one of leading causes for maternal death in developing country and cause for 50% of estimated 500.000 maternal death globally per year. It is known that 7,6% of complications during labor and delivery that happen in Indonesia is postpartum hemorrhage (PPH). The purpose of this study is to examine factors that associated with PPH complication in Indonesia. Research method which is used in this study is cross sectional that analyze Indonesia Demographic and Health Survey (SDKI) 2012?s data source. Population in this study is all woman in age range 15-49 year old that ever gave birth in Indonesia from January 2007 until SDKI 2012 started. This study find that mother with low education (PR=1,248; 95% CI: 1,108 ? 1,405), maternal age <20 and >35 years (PR= 1,157; 95% CI: 1,007 ? 1,329), smoking behavior (PR= 1,991; 95% CI: 1,047 ? 1,425), parity >3 children (PR= 1,221; 95% CI: 1,047 ? 1,425), pregnancy complications (PR= 2,805; 95% CI: 2,477 ? 3,175), past labor complications (PR= 1,765; 95% CI: 1,468 ? 2,123), and completeness of antenatal care (PR= 0,79; 95% CI: 0,664 ? 0,94) are associated with PPH complication. Government commitment is needed to improve health facility?s coverage, train health assistance, and educate people to increase awareness of rights and needs of maternal and newborn health.

Perdarahan obstetri adalah salah satu penyebab utama kematian maternal di negara berkembang dan penyebab 50% dari 500.000 kematian maternal yang diperkirakan terjadi per tahun di dunia. Sebesar 7,6% dari komplikasi persalinan yang terjadi di Indonesia adalah komplikasi perdarahan pascapersalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian komplikasi perdarahan pascapersalinan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan analisis data sekunder SDKI 2012. Populasi penelitian adalah seluruh wanita usia 15-49 tahun yang pernah melahirkan di Indonesia dalam kurun waktu Januari 2007 sampai pelaksanaan SDKI 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan pendidikan rendah (PR=1,248; 95% CI: 1,108 ? 1,405), umur ibu <20 dan >35 tahun (PR= 1,157; 95% CI: 1,007 ? 1,329), perilaku merokok ibu (PR= 1,991; 95% CI: 1,047 ? 1,425), paritas >3 anak (PR= 1,221; 95% CI: 1,047 ? 1,425), komplikasi kehamilan (PR= 2,805; 95% CI: 2,477 ? 3,175), riwayat komplikasi persalinan (PR= 1,765; 95% CI: 1,468 ? 2,123), dan kelengkapan pelayanan antenatal (PR= 0,79; 95% CI: 0,664 ? 0,94) berhubungan dengan kejadian komplikasi perdarahan pascapersalinan. Perlunya komitmen pemerintah untuk memperbaiki cakupan fasilitas kesehatan, pelatihan lebih lanjut pada tenaga kesehatan, dan pemberian edukasi pada masyarakat sehingga menumbuhkan kesadaran hak dan kebutuhan tentang kesehatan ibu dan anak.
"
Universitas Indonesia, 2015
S60876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>