Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167912 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deddy Ertanto
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T24360
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jiwa Adisetya
"ABSTRAK
Investasi pada instrumen reksa dana merupakan salah satu bentuk investasi yang cukup menarik karena dikelola oleh manajer investasi yang profesional dengan mendiversifikasikan aset, yang sulit dilaliukan oleh sendiri karena keterbatasan pengelahuan. Namun berkaca pada pengalaman yang terjadi tahun 2005 lalu, yang menyebabkan banyak produk reksa dana terutama reksa dana pendapatan tetap yang memberikan kerugian akibat redemption besar-besaran, akan lebih baik sebagai investor reksa dana, mengalokasikan dan investasi tersebut tidak hanya pada satu produk saja Dengan pendiversivikasian produk, risiko dapat diminimalisasi, terutama jika produk yang dipilih adalah reksa dana saham yang merniliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana lainnya. Seiring dengan membaiknya kondisi pasar saham di Indonesia sepanjang tahun 2005 dan diawal 2006 lalu, reksa dana saham menunjukkan tren peningkatan minat dan investor.
Dengan pendiversifikasian produk reksa dana saham dan mengalokasikan dana pada beberapa produk terpilih secara tepat, dapat dihasilkan portofolio yang optimal. Pada portofolio optimal diharapkan diperoleh kombinasi return dan risiko yang optimal pula, dibandingkan hanya menginvestasikan pada salu produk reksa dana saham saja.
Dalam penelitian ini, untuk penyusunan portofolio yang optimal, digunakan metode single index model dan efficient frontier Markowitz.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa reksa dana saham yang terpilih menjadi pembentuk portofolio optimal anlara metode single index model dan efficient frontier Markowitz adalah sama, yaitu TRIM Kapital, Rencana Cerdas, dan Si Dana Saham. Namun proporsi pada tiap-tiap reksa dana saham, untuk menghasilkan kombinasi return dan risiko yang optimal antara kedua metode berbeda. Sehingga agar dapat memberikan rekomendasi kepada investor, mana kombinasi proporsi yang harus dipilih, maka dalam penelitian ini dilakukan berhilungan reward to variability ratio.
Berdasarkan indels reward to variability ratio, kombinasi proporsi yang lebih baik dipilih dalam penelilian ini adalah proporsi berdasarkan hasil metode to variability ratio Markowitz, karena merniliki indeks reward to variability ratio yang lebih tinggi. Namun kesimpulan ini bukan berani menunjukkan bahwa metode efficient frontier akan selalu lebih unggul, karena tiap metode memiliki kelebihannya masing-masing.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi investor yang ingin menginvestasikan dananya pada reksa dana saham, namun tidak menjamin kinerja porlofolio yang akan diperoleh di masa yang akan datang akan tetap sama.

ABSTRACT
Mutual fund is on interesting investment instrument because it is managed by professional investment manager, thus. it eases investor to diversify their investment assets. In view of what happened in 2005, where many of fixed income mutual funds incurred losses because of wave of redemptions, it is better for mutual fund investors to allocate their fund in more than one mutual fund Product diversification could minimize the risk, especially when one invests in equity mutual fund Along with the improvement of stock market condition in Indonesia in 2005 and early 2006, the interest toward equity mutual fund has an increasing trend. By diversifying in equity mutual fund products and allocating fund in several select products, one could create an optimal portfolio. This optimal portfolio is expected to deliver optimal risk and return profile, compared to a single equity mutual fund product investment. This research applies single index model and Markowitz 's efficient frontier methods to compose an optimal portfolio.
The single index model and Markowitz ?s efficient frontiers suggest the same equity mutual funds to compose an optimal portfolio. These equity mutual funds are, TRIM Kapital, Rencana Cerdas, and Si Dana Saham. But he proposed fractions of each mutual find in the optimal portfolio differ. Therefore the portfolio reward to variability ratio is calculated to determine which portfolio will be proposed to the investors.
Based on the reward to variability index, the better mutual funds proportion is the one that proposed by Markowitz 's efficient frontier method, because it yields higher reward to variability ratio. This conclusion did not mean that efficient frontier method is superior to single index method because each method has their own advantages.
This research result could be used as reference for investors that want to invest their funds in equity mutual funds, but does not guarantee the portfolio performance will be consistent in the future."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhito Rusmanggala
"Penelitian bertujuan untuk membentuk portofolio optimal dari dua buah model pembentukan portofolio optimal, yakni Markowitz Model (1952) dan Single Index Model (1959) dari saham-saham yang tergabung di dalam Indeks Kompas 100 periode 2008-2013. Lebih lanjut, hasil kedua portofolio yang telah dibentuk disandingkan untuk dilihat lebih jauh portofolio mana yang lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa portofolio optimal yang dibentuk berdasarkan Single Index Model mampu memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik disertai dengan kinerja portofolio yang juga lebih baik daripada portofolio yang dibentuk berdasarkan Markowitz Model.

The study aimed to construct optimal portfolios using two different methods, Markowitz Model (1952) and Single Index Model (1959) from Indeks Kompas 100 stock in Indonesia Stock Exchange. This study took data from January 2008 - October 2013. Further, this study put both portfolio together to be analyzed which portfolio construction model is better. The results showed that both portfolio give a higher return than risk-free rate does. The results also showed that return and performance of Single Index Model is outperform Markowitz Model's."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muslikhin B. Ridwan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saham-saham yang tergabung dalam Indeks LQ45 dan Indeks Bisnis 27 di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi kriteria penyeleksian saham sesuai dengan metode Markowitz, metode seleksi Graham dan metode single indeks. Dari hasil seleksi tersebut dilakukan pembentukan portofolio optimal dan evaluasi kinerja portofolio agar memastikan bahwa komposisi portofolio yang terbentuk mampu menghasilkan return yang setingi-tingginya bagi investor. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa hasil portofolio yang di bentuk dengan kriteria average return tertinggi metode Markowitz dan portofolio yang dibentuk dengan metode Single Index Model dengan sampel saham-saham Bisnis 27. Memiliki return portofolio yang lebih besar dan kinerja lebih baik dibandingkan dengan portofolio optimal yang dibentuk dengan menggunakan seleksi berdasarkan kriteria investor aktif Graham dan kriteria investor defensif Graham.

ABSTRACT
This research aims to identify stocks in the LQ45 and Bisnis 27 indexes at Indonesia Stock Exchange that meet criteria for stocks to be selected according to Markowitz, Graham, and Single Index methods. The results show that the optimal portfolio composition generates high returns. The results also suggest that portfolio which is formed by Bisnis 27 Stock, using Markowitz model gives highest average return and portofolio which is formed by Bisnis 27 Stock, using Single Index Model, has a better portfolio performance as compared to the optimal portfolio which is formed using the Graham defensive and active investor criteria.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Simanjuntak, Toni Suganda
"Sumber penghasilan paling besar bagi perusahaan asuransi adalah melalui aktivitas investasi (investing activities) yang dapat dilakukan pada instrumen pasar modal seperti saham, deposito, obligasi, dan reksadana. Dan sumber modal yang dimiliki oleh perusahaan adalah lebih banyak diperoleh dari investasi yang ditanamkan oleh masyarakat. Untuk itu, di dalam melakukan investasi di pasar modal, investor sebaiknya mengetahui situasi pasar yang akan dimasuki secara umum. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi resiko kerugian yang mungkin akan terjadi, sebab kerugian kegiatan investasi memiliki hasil yang tidak pasti.
Untuk dapat memaksimumkan profit dengan resiko yang seminimum mungkin maka investor membentuk suatu portfolio, dengan mengalokasikan investasi mereka ke beberapa instrumen investasi seperti saham, deposito, obligasi, dan reksadana dalam jangka waktu tertentu dengan diikuti strategi investasi untuk membentuk suatu portfolio yang efektif. Selain itu investor juga ingin memiliki kepastian bahwa modal yang mereka miliki dalam bentuk cash dapat bertahan secara likuid.
Pendekatan yang umum digunakan dalam membentuk dan mengelola portfolio investasi adalah pendekatan yang ditemukan oleh Markowitz. Dengan teorinya yang dikenal dengan teori diversifikasi maka resiko investasi dapat diminimumkan dengan menggabungkan beberapa instrumen investasi yang memiliki korelasi yang negatif. Sehingga bila suatu kondisi terjadi maka suatu instrumen investasi akan turun sementara instrumen investasi lainnya akan naik sehingga secara keseluruhan efeknya dapat diminimalkan.
Portfolio Markowitz ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelemahan utamanya adalah portfolio ini hanya berguna dalam meminimumkan resiko dan mempertahankan nilai investasi secara nominal dan tidak secara real. Artinya daya beli dari uang yang diinvestasikan belum tentu sama setelah jangka waktu tertentu. Di sisi lain, kelebihan utamanya adalah portfolio mudah dibentuk agar sesuai dengan karakteristik investasi yang diinginkan dan tujuan yang ingin dicapai.
Dengan metode efficient frontier Markowitz, bobot optimum investasi PT Asuransi Ramayana, Tbk terdapat pada saham (0.0080), obligasi (0.7904), dan reksadana (0.2016). Sedangkan pada kinerja portofolio aktual, perusahaan lebih mengutamakan faktor keamanan pada investasinya, yaitu dengan memberikan bobot yang besar pada deposito (0.9157). Tingkat return bulanan yang dihasilkan oleh metode Markowitz (1.1738%) relatif lebih besar daripada total portofolio aktual (1.0668%), dengan selisih return sebesar 0.1070% setiap bulannya.
Karena terdapat perbedaan antara portfolio PT Ramayana dengan portfolio indeks pasar maka yang akan digunakan adalah portfolio PT Ramayana yang menggunakan metode efficient Frontier Markowitz. Reward to variability PT Ramayana (0.8714) lebih tinggi daripada reward to variability indeks pasar (0.7355).
Untuk meningkatkan kinerja portfolio PT Asuransi Ramayana, Tbk pada masa-masa yang akan datang maka sebaiknya proporsi investasi pada instrumen deposito dapat dialihkan kepada instrumen obligasi dan instrumen reksadana yang memiliki return yang lebih tinggi dan resiko (standard deviasi) yang relatif kecil.
Jenis obligasi yang dimiliki PT Asuransi Ramayana saat ini hanya satu jenis, sementara reward to variability ratio yang dihasilkan obligasi cukup tinggi, untuk itu pada masa-masa yang akan datang sebaiknya PT Asuransi Ramayana menambah emiten obligasinya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) pasal 7 KMK 481 / KMK 017 / 1999 untuk industri asuransi kerugian di Indonesia mengenai Pembobotan Investasi maka Metode Efficient Frontier Markowitz dapat diterapkan dalam pengelolaan investasi PT Ramayana, Tbk karena masih termasuk dalam ketentuan yang berlaku.

The most value for insurance company's income is by investing activities which is conducted in capital market instruments such as stocks, fixed deposits, bonds and mutual funds. In other side, capital source that owned by the company is being reached mostly by investment that is invested by public (investor). Therefore, if the investor is investing on capital market, they should know first about the market situation in generally. Acknowledge of this circumstance is a key to anticipate the loss which is can be happened, this is because of uncertainty loss result in investment activity.
For maximizing the profit with minimum risk, the investor build a portfolio that allocate their investment into several investment instruments such as stocks, fixed deposit, bonds and mutual funds in certain term which is followed by investment strategy to make an effective portfolio. Besides of that, the investor also need a certainty for their cash capital can stand as a liquid.
The common approach that is used in making and managing the investment portfolio is a theory which is found by Markowitz. The theory is known as `Diversification Theory. By using this theory, the investment risk can be minimized by combining several investment instruments which are having a negative correlation.
Then if there is a condition happened, while an investment instrument will decrease, in the opposite side, other investment instruments will increase. So, in cumulative the total effects can be minimized.
The Markowitz Portfolio has some strengthens and weaknesses. The main weakness is the portfolio can be only used in minimizing the risk and maintaining the investment value as nominal and not for real. It means that the buying power from the investment money is not same after several times longer. In other side, the main strengthen is easily to build a portfolio which has same investment characteristics with the demanded and the purpose there are going to be achieved.
In term of Markowitz's efficient frontier method, optimum proportion of PT. Asuransi Ramayana,Tbk investment diversifies into stocks (0.0080), bonds (0.7904) and mutual funds (02016). Meanwhile, in actual portfolio, the company prefers the secure factor for their investment. Therefore, they distribute the most proportion into deposits (0.9157). Monthly return rate that is provided by Markowitz's method (1.1738%) is better than total actual portfolio (1.0668%), with difference of return is about 0.1.70% in each month.
In case of difference between PT. Asuransi Ramayana's portfolio and market portfolio, so then we are using PT. Asuransi Ramayana's portfolio which uses Markowitz's Frontier Efficient Method. Reward to variability of PT. Asuransi Ramayana (0.8714) is higher than reward to variability of market index (0.7355).
In future, for increasing PT. Asuransi Ramayana' portfolio, it will be better if investment's proportion in fixed deposits can be replaced by bonds and mutual funds which is having higher return and lower risk (deviation standard).
Nowadays, PT. Asuransi Ramayana only deploys into a single type of bond. Meanwhile, in the above mention, we are calculating and finding the result of reward to variability ratio that produced by bonds is quite higher. Hence, PT. Asuransi Ramayana, Tbk is better to add their bond's emittent in the next investment strategy.
Regarding on Ministry of Finance (MOF) Statement, article of 7, 4891KMK101719999 for Indonesian Loss Insurance Industry about investment proportion, the Markowitz Efficient Frontier Method can be implemented in PT. Asuransi Ramayana's investment strategy, in fact that the method is under the rule of MOF Statement.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18494
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Setyanto
"Penelitian ini bertujuan mencari kombinasi portofolio investasi yang optimal, sehingga reksadana syariah mampu menampilkan kinerja yang baik. Fokus penelitian diarahkan pada empat instrumen syariah yang telah ada, yakni obligasi syariah, deposito syariah, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan saham-saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index.
Hasil penelitian ini menunjukkan, kebijakan investasi Batasa Syariah yang baru mengarah pada dua instrumen, obligasi dan deposito, belumlah pada keseimbangan yang optimal. Model yang dibangun dengan pendekatan Teori Markowitz berhasil mendapatkan komposisi yang lebih balk, yakni return yang lebih tinggi dengan tingkat risiko yang lebih rendah. Proporsi yang dihasilkan adalah 74% pada obligasi syariah dan 26% pada deposito syariah.
Ketika analisis diperluas dengan empat instrumen yang tersedia, dengan target return sebesar 17%, kondisi optimal dicapai pada komposisi obligasi syariah 92,5%, deposito syariah 6,4% dan SWBI 1,1% dan saham JII 0%. Sedangkan komposisi yang menghasilkan coefficient of ratio (CV) yang lebih baik adalah, obligasi syariah 83,4%, deposito syariah 13% dan SWBI 3,6%.
Berbagai skenario kondisi optimal ternyata selalu menolak kehadiran saham M. Selain karena volatilitas returnnya yang sangat tinggi, korelasi di antara return saham tersebut sebagian besar positi£ Akibatnya, saham-saham tersebut risikonya tidak saling hedging (menghilangkan). Untuk menghasilkan portofolio saham yang optimal, sebaiknya diupayakan terbentuk hubungan korelasi negatif di antara return saham, dan volatilitasnya returnnya dicari yang serendah mungkin.

Developing an Optimum Investment Portfolio of Batasa Syariah Mutual Funds Using Markowitz TheoryThis research has a goal to find a combination of an optimum investment portfolio, aiming For sharia mutual funds to provide a good performance. The research is focused on four existing sharia instruments: sharia bonds, sharia deposits, Wadiah Certificate of Bank Indonesia (SWB1) and stocks, which are listed in the Jakarta Islamic Index.
Result of this research shows that having just two instruments - the sharia bonds and the sharia time deposits - the investment policy of Batasa Sharia has not been in optimum balance. A model built using the Markowitz. Theory succeed to get a better composition, i.e. higher return and lower level of risks. The resulted proportion is 74% of sharia bonds and 26% of sharia deposits.
When analysis was expanded using four existing instruments, with a return target of 17% as directed by the investment, an optimum condition was achieved at the composition of sharia bonds 915%, sharia deposits 6.4%, and SWB1 1.1%, and stocks ill 0%. The composition that gives a better result of coefficient of variation (CV) is 83.4% of bonds, 13% of sharia deposits and 3.6% of SWBI.
In fact, various scenario of an optimum condition always rejected the presence of Jll stocks. Besides, because of the high volatility of its return, the correlation of stock return is mostly positive. As the result, all stocks run the risk of unable to be inter-hedging. In order to get an optimum portFlio of stocks. there should be an effort to set up a negative correlation between stock return, and the lowest volatility of return should be found.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Rosy
"Penelitian ini bertujuan melakukan seleksi terhadap saham-saham di Bursa Efek Indonesia yang termasuk dalam daftar indeks LQ45 secara berturut-turut pada periode Februari 2009 sampai dengan Januari 2012. Metode seleksi menggunakan single-index model metode cut-off rate. Saham-saham hasil seleksi ini kemudian dioptimasi dengan menggunakan metode Markowitz dan Treynor-Black. Selain membandingkan kinerja kedua metode tersebut, dalam penelitian ini membandingkan kinerja masing-masing metode optimasi dengan kinerja portofolio menggunakan single-index model metode cut-off rate.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa optimasi menggunakan metode Markowitz memberikan kinerja lebih baik dibanding dengan menggunakan metode Treynor-Black, metode Markowitz juga menghasilkan perbaikan kinerja pada portofolio single-index model metode cut-off rate. Namun secara statistik dengan menggunakan uji t berpasangan, perbandingan kinerja diantara metode optimasi portofolio yang digunakan tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan baik antara metode Markowitz dengan Treynor-Black, maupun antara masing-masing metode tersebut dengan kinerja portofolio single-index model metode cut-off rate.

This study aims to undertake a selection of stocks in the Indonesia Stock Exchange which are included in the LQ45 index list respectively in the period February 2009 to January 2012. The selection method is using single-index model with cut-off rate method. Shares of the selection results are then optimized by using Markowitz and Treynor-Black method. In addition to comparing the performance of both methods, this study also compares the performance of each optimization method to portfolio performance by using single-index model with cut-off rate method.
The results of this study show that optimization using Markowitz method gives better performance than the Treynor-Black, Markowitz method also gives improved performance in single-index model portfolio with cut-off rate method. But statistically using paired t-test, performance comparison between portfolio optimization methods used did not show significant differences. This comparison includes between Markowitz and Treynor-Black method, and also between each of these methods and single-index model portfolio performance with cut-off rate method.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32201
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arman Nugraha
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif pembentukan portofolio saham
di PT Taspen (Persero) supaya dapat meningkatkan kinerja investasinya. Alternatif
model tersebut adalah dengan mengkombinasikan seleksi saham model Graham
dengan model pembentukan portofolio optimal yaitu model Markowitz dan model
indeks tunggal. Hasil seleksi saham menggunakan model Graham investor defensif,
investor agresif dan Graham-Rea adalah masing-masing 10, 13 dan 3 saham dari 45
saham yang terdapat pada indeks LQ45. Dari saham-saham yang terpilih kemudian
dibentuk portofolio optimalnya menggunakan model Markowitz dan model indeks
tunggal.
Dari portofolio optimal yang terbentuk kemudian dilakukan perbandingan kinerja
antara keduanya dan dengan indeks LQ45 sebagai benchmark-nya. Hasil
menunjukkan bahwa portofolio hasil optimasi model Markowitz memberikan kinerja
(reward to variability ratio) ekspektasi lebih baik dibandingkan portofolio hasil
optimasi model indeks tunggal dengan selisih di kisaran 0,15% - 0,96%. Selain itu,
kinerja portofolio optimal tersebut, baik secara ekspektasi dan aktual memberikan
kinerja lebih baik dibanding indeks LQ45 dengan selisih di kisaran
9,12% - 21,03%. Walaupun secara reward to variability ratio, kinerja metode Taspen
lebih tinggi dibanding lainnya tetapi secara return ekspektasi dan aktual masih di
bawah portofolio optimal dengan selisih 0,04% - 1,40%. Dengan demikian model
kombinasi pembentukan portofolio optimal bertahap ini layak dipertimbangkan untuk
diaplikasikan oleh PT Taspen (Persero) sehingga diharapkan dapat meningkatkan
hasil investasi saham.

ABSTRACT
This study aims to provide an alternative method to form stock portfolio in
PT Taspen (Persero) in order to improve the investments performance. Alternative
models is to combine stock selection Graham model with optimal portfolio
conformation model which is Markowitz model and single index model. Using
defensive investor, aggressive investor and Graham-Rea criteria resulted in 10, 13
and 3 stocks selected from 45 available stocks that contained in LQ45 index. From
these selected stocks then to be formed to it’s optimal portofolio.
From established optimal portfolio, the peformance is compared between the two
models and to the LQ45 index as its benchmark. The results showed that the portfolio
from Markowitz model optimization provide better expected performance (reward to
variability ratio) than the single index model optimization with spread of
0.15% - 0.96%. In addition, the performance of portfolio in expectations and actual
are better than LQ45 index, with spread of 9.12% - 21.03%. Although Taspen
method’s reward to variability is higher compared to others, it’s expected and actual
return still below optimal portfolio with a spread of 0.04% - 1.40%. Thus the gradual
optimal portfolio formation is worth to be considered to be applied by PT Taspen
(Persero) which is expected to increase stock investment returns."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Dino Bramanto
"ABSTRAK
Investasi merupakan sal ah satu indikator dalam me!ihat dan mengukur perekonomian suatu negara. Pada umumnya investasi dikelompokkan ke dalam dua golongan utama yai tu investasi dalam bentuk real asset dan investasi dalam financial asset. Semakin berkembang dan majunya perekonomian suatu negara biasanya alternati f i nvestasi yang di tawarkan akan semaki n banyak dan bervariasi. Perekonomian Indonesia yang menunjukkan pertumbuhan yang sangat tinggi dalam beberapa tahun terakhi r tidak terlepas dari pertumbuhan investasi yang sangat tinggi pula. Alternatif investasi yang ditawarkanpun semakin banyak, dimana pasar modal dan pasar uang menjadi a1ternati f baru yang sangat berkembang dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan banyaknya pilihan investasi, investor memerlukan pertimbangan tersendiri dalam menentukan berapa bagian yang harus ditanamkan dalam rangka pembentukan portofolio sehingga tingkat risiko dapat dimim'mumkan. Dengan didasarkan pada perhitungan ti ngkat pengembali an dan ti ngkat ri si ko di masa 1 al u dan disesuaikan dengan perki raan situasi dimasa datang maka dapat dihitung dan diketahui jenis-jenis investasi dan komposisinya agar diperoleh tingkat pengembalian maksimum dengan tingkat risiko yang dapat diterima. Dua metode yang digunakan untuk membandingkan
Ringkasan Eksekutif
hasil portofolio investasi adalah metode Markowitz dan Single Index, yang dikembangkan oleh Willian Sharpe.
Perhitungan dan pembentukan portofolio investasi pada pasar modal dengan menggunakan kedua metode, yang terdi ri atas sepuluh saham kandidat dari 126 saham yang tercatat pada Bursa Efek Jakarta sampai periods Maret 1991 menunjukkan bahwa tingkat risiko minimum keseluruhan dari portofolio (Global MVP) adalah sebesar 2% dengan tingkat pengembalian yang dapat diharapkan sebesar IX. Adapun komposisi dengan tingkat hasi1 yang diharapkan di atas masi ng-masing adalah saham Citra Tubindo (50*), P G I (34%), Indospring (956), Lippo Life (3*), Multipolar (3%), dan Japfa (1%).
Sementara pembentukan portofolio i nvestasi dimana investasi pada saham perusahaan diperbandingkan dengan i nvestasi lainnya seperti deposi to berjangka, logam mulia dan Sertifikat Bank Indonesia menunjukkan hasil dengan tingkat risiko minimum (Global MVP) sebesar 0% dengan tingkat pengembalian yang diharapkan sebesar 20,6%. Hasil ini didapat dengan komposisi penanaman seluruh modal pada deposito berjangka.
Hasi1 di atas dapat terjadi mengingat situasi dan kondisi eksternal yang utama (macro events) yaitu kondisi moneter yang sangat ketat sehingga tingkat bunga menjadi sangat tinggi yang menyebabkan tingkat pengembalian rata-rata saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta menjadi sangat rendah.
Dengan mengasumsikan terjadi perubahan tingkat pengembalian
Ringkasan Eksekutif
pada saham perusahaan yaitu sebesar 25%, sementara ti ngkat pengembalian pada deposito berkisar antara 18X sampai dengan 20X, maka terjadi pergeseran komposisi portofolio. Tingkat risiko minimum (Global MVP) tetap sebesar OX dengan komposisi 100X pada deposito. Namun j ika investor menginginkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi rnaka penempatan modal tidak lagi sepenuhnya pada deposito, melainkan bervariasi di antara saham perusahaan dan deposito berjangka. Tingkat pengembalian mencapai tingkat maksimum dengan komposisi 100% pada saham perusahaan dengan tingkat risiko sebesar 2%.
Dengan perkiraan bahwa situasi moneter yang masih akan ketat dalam beberapa waktu ini , para investor belum disarankan untuk jangka pendek rnelakukan investasi pada saham perusahaan mengingat tingkat risiko yang tinggi sementara tingkat pengembalian relatif masih rendah. Sementara untuk investor yang menginginkan investasi jangka panjang dapat melakukan penanaman pada saham perusahaan oleh karena kemungkinan terjadinya apresiasi dimasa datang yang cukup besar dengan membai knya situasi moneter. Kemungkinan besar meningkatnya harga-harga saham tersebut disebabkan pada saat ini harga saham-saham tersebut sangat rendah (undervalued).
Karena kondisi yang berbeda memungkinkan diperolehnya portofolio optimal yang berbeda pula, maka pemi1ihan dan pembentukan portofolio investasi tidak cukup dilakukan dalam satu waktu tertentu saja, melainkan harus disesuaikan dengan perubahan-
Ringkasan Eksekutif
perubahan yang terjadi. Faktor judgement seseorang sangat menentukan sehingga setiap hasil perhitungan dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian penerapan prinsip-prinsip dasar dalam perhltungan dan pembentukan portofolio tetaplah sama.
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>