Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113519 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ryan Setiawan
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran perbedaan stres yang disebabkan oleh role demands (role conflict, role overload, dan role ambiguity) antar demografi pada perusahaan. Menurut Robbins dan Judge (2007), salah satu penyebab stres adalah role demands yang terdiri dari role conflict, role overload, dan role ambiguity. Faktor demografi yang diuji dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, kelompok usia, pendidikan terakhir, kelompok masa kerja, bagian, dan jabatan. Metode yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner tertutup dan terbuka. Kuesioner tertutup berisikan hal-hal mengenai role demands yang menggunakan pernyataan-pernyataan yang telah dikembangkan oleh Pareek (1983). Sedangkan kuesioner terbuka dikembangkan sendiri oleh penulis yang hasilnya digunakan untuk menjelaskan hasil pengolahan kuantitatif dari kuesioner tertutup. Organisasi yang diteliti adalah kantor pusat PT. X yang bergerak dalam bidang otomotif yang melayani penjualan dan servis. Perusahaan ini memiliki beberapa cabang yang terletak di berbagai kota. Kuesioner tertutup disebarkan pada seluruh karyawan di kantor pusat yang berjumlah 138 orang. Dari jumlah itu hanya 99 kuesioner dikembalikan. Sedangkan kuesioner terbuka hanya diberikan kepada 12 responden dengan menggunakan metode convenience. Respon kuesioner tertutup dikodekan kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik. Sarana statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif, uji reliabilitas dan validitas, dan statistik inferensi. Tingkat signifikansi yang dipakai pada seluruh analisis dalam penelitian adalah 0,05 atau 0,025 untuk signifikansi dua sisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan laki-laki mengalami stres tuntutan peran yang tidak berbeda dengan karyawan perempuan, tidak adanya perbedaan stres tuntutan peran antar kelompok usia, tidak adanya perbedaan stres tuntutan peran antar tingkat pendidikan, tidak adanya perbedaan stres tuntutan peran antar kelompok masa kerja, karyawan di bagian servis mengalami stres tuntutan peran yang lebih tinggi secara jelas dan nyata dibandingkan bagian administrasi dan penjualan, dan tidak adanya perbedaan stres tuntutan peran antar jabatan. Perbedaan stres tuntutan peran antar bagian pada organisasi disebabkan karena permasalahan yang ada antara karyawan bagian servis dengan konsurnen, ketidaksesuaian job description karyawan bagian servis dengan kenyataan, dan fasilitas kerja yang kurang memadai. Sedangkan karyawan bagian penjualan memiliki nilai rata-rata stres tuntutan peran yang rendah karena sedikitnya variasi pelanggan yang dilayani, waktu kerja yang lebih fleksibel, dan kekurangan target perorangan dapat ditutupi oleh tim. Gangguan yang dialami oleh karyawan administrasi, seperti keterlambatan data yang harus segera diterima, kurang memadainya kemampuan komputer yang ada, terbatasnya daya listrik, dan fasilitas jaringan komputer yang terbatas, menyebabkan masalah role overload pada bagian administrasi. Tidak terujinya perbedaan stres tuntutan peran pada demografi yang lain dapat disebabkan karena para karyawan memaklumi budaya perusahaan yang menganggap pria lebih memiliki daya tahan yang kuat, para karyawan dalam perusahaan tidak memandang perbedaan usia antar karyawan, perusahaan mengupayakan penempatan kerja karyawan berdasarkan tingkat pendidikannya, harapan-harapan yang sesuai dengan masa kerja karyawan, dan karyawan mengganggap porsi dan beban yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan atasan karyawan. Tulisan ini bermanfaat untuk digunakan oleh pihak manajemen sebagai sumber informasi dalam mengelola karyawan agar tidak mengalami kondisi stres yang dapat mengganggu perusahaan bagi PT. X dan untuk dapat menambah wawasan mengenai bagaimana mengelola karyawan dengan karakteristik demografi yang berbeda dengan adanya perbedaan stres karena tuntutan peran antar demografi pada perusahaan. Pengelolaan yang baik (misalnya penetapan kebijakan yang tepat) diharapkan akan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan atau organisasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23046
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Dinarwati
"Penelitian ini dilakukan pada karyawan PT. X yang mengalami peningkatan tuntutan pekerjaan dan kemampuan kerja untuk berhasil memenuhi tugas di tengah upaya perusahaan mencapai kinerja keuangan yang berdampak pada kesejahteraan karyawan. Meningkatnya tuntutan pekerjaan berasosiasi dengan menurunnya kesejahteraan karyawan. Pada saat yang bersamaan, efikasi diri okupasional yang dimiliki oleh karyawan dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan. Penelitian ini terdiri dari dua studi. Studi satu bertujuan untuk menganalisis pengaruh tuntutan pekerjaan dan efikasi diri okupasional terhadap kesejahteraan karyawan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional menggunakan survei, dengan kriteria partisipan yang telah bekerja minimal selama 1 tahun dan diperoleh jumlah responden sebanyak 100 orang. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda menggunakan metode stepwise pada SPSS versi 26, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh tuntutan pekerjaan yang negatif dan signifikan terhadap kesejahteraan karyawan (β = -0.478, p<0.01), serta terdapat pengaruh efikasi diri okupasional yang positif dan signifikan terhadap kesejahteraan karyawan di PT. X (β = 0.413, p<0.01). Selanjutnya, pada studi dua dilakukan intervensi dengan tujuan untuk mengurangi beban kerja mental sebagai salah satu dimensi penting dari tuntutan pekerjaan. Intervensi yang dilakukan adalah pelatihan manajemen stres kepada 10 partisipan survei yang memiliki skor kesejahteraan yang rendah dan tuntutan pekerjaan yang tinggi. Berdasarkan hasil analisis evaluasi pembelajaran menggunakan Paired Sample T-Test, diketahui bahwa terdapat perbedaan skor rata-rata pengetahuan karyawan yang signifikan terhadap beban kerja mental dan manajemen stres, saat sebelum intervensi (M = 2.7, SD = 1.42) dibandingkan setelah intervensi (M = 7.7, SD = 1.94), t(9) = -6.578, p<0.05, d = 0.3 mengindikasikan bahwa intervensi yang dilakukan oleh peneliti memiliki efek yang kecil.

This research was conducted on PT. X employees who experienced an increase in job demands and work ability to successfully fulfill their duties amidst the company's efforts to achieve financial performance, which has an impact on employee well-being. Increased job demands are associated with decreased employee well-being. At the same time, occupational self-efficacy possessed by employees can improve employee well-being. This research consists of two studies. The first study aims to analyze the effect of job demands and occupational self-efficacy on employee well-being. The research method used in this study is a correlational method using a survey with the criteria of participants having worked for at least 1 year and obtaining a total of 100 respondents. Based on the results of multiple regression analysis using the stepwise method in SPSS version 26, it is concluded that there is a negative and significant effect of job demands on employee well-being (β = -0.478, p<0.01), and there is a positive and significant effect of occupational self-efficacy on employee well-being at PT. X (β = 0.413, p<0.01). Furthermore, in the second study an intervention was carried out with the aim to reduce mental workload as an important dimension of job demands. The intervention was stress management training for 10 survey participants who had low well-being scores and high job demands. Based on the results of the learning evaluation analysis using the Paired Sample T-Test, it is known that there is a difference in the average score of employees' perceptions of mental workload and stress management, before the intervention (M = 2.7, SD = 1.42) compared to after the intervention (M = 7.7, SD = 1.94), t(9) = -6.578, p<0.05, d = 0.3 This indicates that the intervention carried out by the researcher had a small effect."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhia Dewi Sarah
"Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Lingkungan kerja fisik, desain dan organisasi kerja yang tidak memadai seperti kecepatan dan beban kerja yang berlebih merupakan faktor yang menimbulkan gangguan kesehatan akibat kerja termasuk stress kerja. Pada tahun 2005 sebanyak 22% pekerja Eropa mengalami stress berupa sakit punggung bagian bawah, nyeri otot, dan kelelahan.
Penelitian dilakukan pada bulan November 2012 dengan desain studi cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan pada bagian pelayanan, operasional dan administrasi PT. X dengan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 31 orang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stress kerja pada karyawan PT. X.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami stress sedang yaitu 64,5 % dari total responden kemudian diikuti dengan responden yang mengalami stress ringan sebesar 35,5 % dari total responden. Variabel stressor yang berhubungan (memiliki p-value < 0,05) dengan tingkat stress kerja adalah ketidakjelasan tugas dengan nilai OR menunjukkan bahwa proporsi antara ketidakjelasan tugas dengan kejelasan tugas memiliki perbandingan 6 kali untuk mengalami stress ringan di perusahaan. Tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara jam kerja, kerja lembur, beban kerja berlebih, shift kerja, rutinitas pekerjaan, lingkungan fisik, dukungan atasan dan dukungan rekan terhadap tingkat stress kerja PT. X.

Work is part an important role ini human life. Physical work environment, design and inadequate work organization such as speed and excessive workload are factors that cause health problems, including stress caused by work. In 2005 as many as 22 %of European workers experiencing stress in the form of lower back pain, muscle aches and fatigue.
The study was conducted in November 2012 with a cross sectional study design. The population in this study were employees at service, operational and administrative in PT. X with number of sample many as 31 people.
Purpose this study was to determine factors that affect job stress on employee at PT. X.
The result showed that most respondents experienced moderate stress was 64,5% of total respondents, followed by respondents who experienced mild stress by 35,3% of total respondent. Stressor variables related (having p-value < 0,05) with level of work stress is lack of clarity task with OR values indicates ratio lack of clarity task has 6 times to experience mild stress in the company. Not find any significant association between work hours, overtime, excessive workload, work shift, work routine, physical environment, supervisor support and peer support with level of work stress at PT. X.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Mukti Wibowo
"Perumusan masalah dari penelitian ini adalah mengapa fiskus menduga ada kerugian negara akibat transaksi transfer pricing pada PT "X" sehingga kemudian dilakukan koreksi terhadap perhitungan PPh. Badan atas tahun pajak 2000; Upayaupaya apakah yang dilakukan oleh PT "X" dalam menanggapi koreksi fiskus atas sengketa transfer pricing pada tahun pajak 2000 tersebut; Hal-hal apa yang dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh Pengadilan Pajak terhadap sengketa transfer pricing antara PT "X" selaku Wajib Pajak dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Tujuan dari penelitian ini mengetahui dan menganalisa : (a) Jalannya proses pemeriksaan pajak di PT "X" oleh fiskus, dimana pada akhirnya fiskus berkesimpulan bahwa telah terjadi transfer pricing di PT "X" dengan cara transaksi pembelian barang jadi oleh Wajib Pajak, dimana harga jual produk AQ yang dibeli oleh PT "X" (Wajib Pajak) dari perusahaan afiliasinya itu jauh lebih besar dibandingkan jika Wajib Pajak memproduksinya sendiri; (b) Upaya-upaya yang dilakukan PT "X" dan data serta dokumen apa saja yang dijadikan dasar pembuktian oleh PT "X" dalam upaya membuktikan bahwa dugaan terjadi transfer pricing tersebut tidak benar; (c) Dasar pengambilan keputusan oleh Pengadilan Pajak atas kasus transfer pricing tersebut oleh Pengadilan Pajak.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan untuk mendapatkan data sekunder, juga dengan melakukan wawancara untuk mendapatkan data primer.
Kesimpulan dari penelitian ini antara lain (a) Proses pemeriksaan pajak di PT "X" oleh fiskus cukup lengkap sehingga akhirnya fiskus berkesimpulan bahwa telah terjadi transfer pricing di PT "X" sebesar Rp 24.891.601.275, (b) PT. "X" berpendapat bahwa sebesar Rp 24.891.601.275 bukan merupakan transfer pricing karena prosentase laba kotor yang dinikmati oleh kedua perusahaan baik PT "X" dengan perusahaan afiliasinya, berada pada kisaran yang sama yaitu antara 32% dan 33%, (c) Dasar pengambilan keputusan atas kasus transfer pricing yang diterapkan oleh Pengadilan Pajak adalah berdasarkan penelitian Majelis atas dokumen yang ditunjukkan Kuasa Hukum pemohon banding serta keterangan tersebut diatas, Majelis berpendapat bahwa Terbanding tidak memperhitungkan unsur diskon sebesar Rp 9.895.729.298 dan unsur PPn BM dalam menghitung pembelian barang jadi, sehingga penghitungan pembelian barang jadi menurut Majelis adalah sebesar Rp 304.138.625.152, sehingga Majelis berkesimpulan bahwa koreksi positif terbanding atas pembelian barang jadi sebesar Rp 24.891.601.275 tidak dapat dipertahankan.

The problem scopes o f this research Why did indicated the loss which got by this country as a negative impacts from transfer pricing done by PT "X" ?; how much the profit which got by the company as a impact from transfer pricing management to the it's affiliate companies ?; and how the basic o f decision making done by the Tax Courts toward transfer pricing cases between PT "X" as a Tax Subject with Dirjen Pajak.
The purpose o f this research are to know how much a disadvantage which got by the counhy as a negative impacts from transfer pricing practices done by PT "X" to know how much the benefit which got by the PT "X" as a impact from transfer pricing managements with the affiliate companies; The basic o f decision making by the Tax Courts toward transfer pricing cases between PT "X" as a Tax Subject and Dirjen Pajak. The type o f research is descriptive and the data collecting techniques is use library studies to get secondary data, and use interview to get primary data.
The results o f this research are: (a) there is a transfer pricing activities in PT "X". There is a gap o f tax value between tax stated by the Dirjen pajak with tax which re-counted by the PT "X ", so this country fe lt a loss as a impact o f transfer pricing by the PT "X " is Rp 24.891.601.275, (b) The PT "X" Rp 24.891.601.275 is not transfer pricing, because bruto profit prossentace betweeen PT "X " and affiliate companies arround 32% and 33%, (c) The basic o f decision making is depends on the results o f investigates in courts with the proofs. Then the basic o f decision making are based on the Courts Investigation showed by the Lawyer o f PT "X" and the explanation o f the proof, the courts have conclusion i f Dirjen Pajak uncalculated Rp 9.895.729.298 as discount and PPnBM in calculated buying on finished product, so in calculated buying on finished product by the court Rp 304.138.625.15, and the court o f conclusion is Rp 24.891.601.275 as buying on finished product is not transfer pricing."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T37074
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muthiah
"PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata dan properti. Karyawan dituntut untuk terus meningkatkan kualitas layanan sesuai dengan ekspektasi konsumen dan organisasi sehingga tidak terlepas dari stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan stres kerja menggunakan desain studi cross sectional pada 107 responden.
Hasil penelitian menunjukkan 49,5% responden mengalami stres tinggi. Faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan stres kerja pada karyawan adalah perkembangan karir, kepuasan kerja, hubungan interpersonal, desain kerja, beban kerja. tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrol pekerjaan dan jadwal kerja dengan stres kerja.

PT. X is a company of tourism and property industry. The employees are required to continuously improve the quality of services in accordance the expectation of customers and organization that cause stress of work. This study aims to analyze the association between psychosocial hazards and work related stress using a cross sectional study on 107 respondents.
The result showed 49.5% of respondents experiencing high stress. Psychosocial factors significantly associated with work-related stress on employees are career development, job satisfaction, interpersonal relationship, task design and workload. There was no significantly associated job control, and work schedule with work-related stress.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianita Sulasih Mutifasari
"Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja PadaPengemudi Truk Muatan Barang PT. X Pembimbing : Doni Hikmat Ramdhan, S.KM, MKKK, PhDStres kerja adalah suatu kondisi dimana satu atau beberapa faktor di tempat kerjaberinteraksi dengan pekerja sehingga mengganggu keseimbangan fisiologi dan psikologi.Bagi seorang pengemudi, stres kerja akan berdampak terhadap menurunnya kinerjasehingga dapat mengancam keselamatan saat berkendara. Oleh karena itu, stres kerjamenjadi salah satu proses yang paling sering dikaitkan dengan perilaku berbahayapengemudi yang dapat mempengaruhi risiko kecelakaan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerjapada pengemudi truk muatan barang PT. X.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif observasional denganmenggunakan metode pendekatan potong lintang cross-sectional . Alat pengumpulandata yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner dan alat ukur lain, seperticocoro meter, fitbit, tensi meter, dan oksimeter sebagai data pendukung untuk mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja pada pengemudi truk muatan barang PT. X.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 27 responden 60 mengalami kondisistres ringan dan 18 responden 40 mengalami stres sedang. Dari faktor individu padapenelitian ini, terdapat hubungan antara kuantitas dan kualitas tidur dengan stres kerjapada pengemudi truk muatan barang PT. X p.

Analysis of Factors Affecting Occupational Stress on TruckloadDriver of PT. XSupervisor Doni Hikmat Ramdhan, S.KM, MKKK, PhDOccupational stress is a condition in which one or several factors in the workplace interactwith workers, therefore it causes disturbance of the equilibrium both of physiological andpsychological matter. For a driver, occupational stress will impact on the decliningperformance that may threaten the safety while driving. Consequently, occupational stressbecomes one of the most processes which is being related to harmful behavior to driversthat may affect the risk of accidents.The aim of this study is to analyze factors affecting occupational stress on truckload driverof PT. X.
This is a quantitative observational study with a cross sectional method. Data instrumentsare utilizing questionnaire and few additional instruments e.g. cocoro meter, fitbit,sphygmomanometer, and oximetry to measure the factors of occupational stress as itssupporting data.The results show 27 respondents 60 experiencing occupational stress in mild leveland 18 respondents 40 experiencing occupational stress in moderate level. Accordingto individual factors in this study, there is a relation between the quantity and quality ofsleep with occupational stress on truckload drivers of PT. X p.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Yulita
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko stres kerja pada pekerja kesehatan di remote site. Peneliti melakukan studi potong lintang pada Januari-Juni 2023 dengan melibatkan 103 responden dari berbagai industri. Peneliti menggunakan instrumen penelitian COPSOQ III untuk mengukur stres kerja dan faktor risikonya. Pada 103 responden industri Oil & Gas, pertambangan, dan konstruksi menunjukkan usia, durasi shift, dan lama kerja tidak berhubungan signifikan dengan stres kerja. Namun, jenis industri dan jenis kelamin memiliki hubungan signifikan dengan jenis stres tertentu. Pekerja kontrak lebih cenderung mengalami stres kerja, burnout, dan stres kognitif. Faktor risiko psikososial seperti tuntutan pekerjaan, konflik peran, kecepatan kerja, dan tuntutan emosional juga berhubungan dengan stres kerja. Tuntutan pekerjaan, kecepatan kerja, dan konflik peran mempengaruhi skor stres kerja, menjelaskan 26,5% variasi skor stres. Pekerja pelayanan kesehatan di remote site PT. X mengalami stres kerja yang signifikan, dipengaruhi oleh faktor seperti beban kerja, kecepatan kerja, dan konflik peran. Berdasarkan temuan ini, disarankan agar ada penyesuaian beban kerja, fleksibilitas shift kerja, dukungan sosial, serta kejelasan peran dan penghargaan untuk mengurangi stres kerja. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami dan menangani stres kerja di kalangan pekerja pelayanan kesehatan, khususnya di remote site.

This study aims to analyze the risk factors of occupational stress among healthcare workers in remote sites. The researchers conducted a cross-sectional study in January-June 2023 involving 103 respondents from various industries. The COPSOQ III research instrument was used to measure occupational stress and its risk factors. Out of the 103 respondents in the Oil & Gas, mining, and construction industries, it was observed that age, shift duration, and length of service were not significantly related to occupational stress. However, the type of industry and gender were significantly related to certain types of stress. Contract workers were more likely to experience occupational stress, burnout, and cognitive stress. Psychosocial risk factors such as job demands, role conflicts, work pace, and emotional demands were also associated with occupational stress. Job demands, work pace, and role conflicts influenced occupational stress scores, explaining 26.5% of the stress score variation. Healthcare workers in remote sites at PT. X experienced significant occupational stress, influenced by factors such as workload, work pace, and role conflicts. Based on these findings, it is suggested that adjustments be made to workload, shift flexibility, social support, as well as role clarity and rewards to reduce occupational stress. Further research is needed to understand and address occupational stress among healthcare workers, especially in remote sites."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kathlene Ronauli Martini
"ABSTRAK
Garam dan lemak merupakan dua substansi yang penting bagi tubuh manusia namun jika jumlahnya berlebih akan mengakibatkan hipertensi dan obesitas yang akan meningkatkan risiko seseorang terpapar penyaki degeneratif. Stres, efikasi diri, dan beberapa faktor lainnya dapat memengaruhi konsumsi garam dan lemak seseorang dengan cara yang berbeda-beda. Studi potong lintang ini bertujuan mengetahui perbedaan stres, efikasi diri, dan faktor lainnya usia, jenis pekerjaan, total asupan energi, IMT, pengetahuan gizi dalam konsumsi garam dan lemak pada pekerja lelaki dewasa di PT X tahun 2018. Responden N = 172 yang dipilih secara acak ditimbang berat badannya, ditanyakan tinggi badan berdasarkan pemeriksaan kesehatan terakhir, diminta mengisi kuesioner mengenai stress PSE , efikasi diri, GSE , dan pengetahuan gizi GNKQ , serta diwawancara 24-hour recall dan FFQ makanan tinggi garam dan lemak. Ditemukan perbedaan stres, jenis pekerjaan, total asupan energi, dan pengetahuan gizi dalam konsumsi garam, namun tidak ditemukan perbedaan faktor-faktor tersebut dalam konsumsi lemak.

ABSTRACT
Salt and fat, both are crucial substances to the human body but if intake is over the limit may cause hypertension and obesity. Futhermore it may also increases the risk of degenerative diseases. Stress, self efficacy, and many more factors may affect one rsquo s salt and fat intake with different ways. This cross sectional study aims to find out the difference of stress, self efficacy and other factors such as age, type of job, total energy intake, BMI, and nutrition knowledge in salt and fat intake among adult male workers at company X in year 2018. Randomized respondents N 172 were weighted, asked height based on the last medical check up, completed questionnaire that tap into stress PSE , self efficacy GSE , and nutrition knowledge GNKQ , and finished with having a 24 hour recall and salty fatty food FFQ interview. Findings indicate difference of stress, type of job, total energy intake, and nutrition knowledge within salt intake, but no within fat intake."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Frillyanti Barokah
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S10702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evelyn
"Skripsi ini membahas tentang analisis hubungan faktor risiko pekerjaan dan non pekerjaan terhadap kelelahan pekerja konstruksi di suatu proyek bangunan tingkat tinggi di wilayah Jakarta. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di sektor konstruksi salah satunya kelelahan. Kelelahan dapat dipengaruhi oleh faktor risiko pekerjaan maupun non pekerjaan. Analisis hubungan antara faktor risiko dengan kelelahan yang terjadi menjadi penting sebagai baseline data dalam upaya mengurangi kecelakaan di sektor konstruksi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor risiko pekerjaan: lama kerja, faktor psikososial (effort, Reward, dukungan sosial, kepuasan kerja, stress kerja) dan faktor non pekerjaan (kuantitas dan kualitas tidur) terhadap terjadinya kelelahan pekerja konstruksi Proyek X.

This thesis discusses the analysis of work related dan non work related risk factors towards fatigue of construction workers in a high-rise building project in the Jakarta. Many factors that cause accidents in the construction sector, one of them is fatigue can be affected by work and non-job risk factors. Analysis of the relationship between risk factors and fatigue that occurs becomes important as a baseline of data in an effort to reduce accidents in the construction sector. This research is a quantitative research with cross sectional design. The results of this study indicate that there is a significant relationship between occupational risk factors: duration of work, psychosocial factors (effort, Reward, social support, job satisfaction, work stress) and non-work factors (quantity and quality of sleep) to the fatigue of Project X construction workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>