Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173025 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Donny Muandito Yogantoro
"Supply Chain Management (SCM) merupakan sebuah pemahaman baru dalam melengkapi konsep logistik yang terdahulu. Logistik biasanya hanya dikaitkan dengan hal-hal fisik seperti distribusi, penyimpanan, inventori, dan lain sebagainya. Sementara itu, SCM membawa pandangan yang lebih luas tentang konsep logistic itu sendiri, yang di dalamnya memasukkan teknologi dan restrukturisasi pada birokrasi dalam proses logistic yang dijalankan oleh suatu perusahaan. Globalisasi, pengurangan aturan dan batasan usaha dalam menciptakan nilai pasar yang kompetitif, perkemabngan teknologi yang semakin cepat, kesemuanya telah membuat setiap perusahaan yang berorientasi pada profit harus dapat selalu beradaptasi dalam persaingan ekonomi global. Dalam kondisi yang baru ini, kita tidak menemukan batasan-batasan pasar seperti wilayah dan waktu, sehingga perusahaan yang ingin mengukuhkan diri sebagai pemimpin di bidangnya harus melakukan inovasi-inovasi baru yang berbeda. Seperti halnya pasar, kompetisi kini juga berlangsung tidak hanya secara nasional dalam satu negara, tapi telah melintasi opersaingan regional mapupun dunia secara keseluruhan.
Tesis yang saya hadirkan di sini akan mencoba untuk memperlihatkan salah satu strategi baru yang dapat diimplementasikan oleh sebuah perusahaan dengan tujuan efisiensi. Pengurangan biaya produksi serta operasi, pengelolaan waktu yang lebih efisien dalam menunjang proses logistik yang efektif, merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam SCM. Halliburton adalah sebuah perusahaan pemimpin di bidang jasa energi dunia. Dengan kata lain, halliburton juga merupakan sebuah aktor global. Dengan 70 cabang di seluruh dunia, Halliburton sudah mengukuhkan diri sebagai yang terbesar di bidangnya. Halliburton mengimplementasikan SCM sebagai salah satu strateginya dalam menghadapi para kompetitor. Ditambah dengan beberapa inovasi yang dimilikinya dalam SCM, Halliburton semakin terdepan dalam lingkungan bisnisnya. Dalam Bab I, tesis ini akan menyediakan informasi secara umum mengenai latar belakang SCM, sejarah perkembangan SCM, dan SCM dalam bidang perminyakan. Dalam Bab I tersebut juga terdapat perumusan masalah dan tujuan penelitian. Pada Bab II terdapat beberapa tinjauan pustaka / literatur yang memberikan pandangan teoritis dalam penelitian ini, sedangkan di Bab III akan dijabarkan secara rinci mengenai profil perusahaan Halliburton, latar belakang, dan jalannya bisnis tersebut di masa sekarang yang berkaitan dengan SCM, serta Bab IV berisikan analisis dari fakta yang dijabarkan di bab-bab sebelumnya. Tesis ini akan ditutup dengan Bab V, yang berisikan kesimpulan serta saran dari penulis untuk perkembangan SCM ke depan.

Supply Chain Management (SCM) is a new role of the previous logistic concept. Logistic in the old days were more about physical activities such as distribution, warehouses, inventory, etc. Meanwhile, SCM has brought a wider views, it also includes Technology and restructuring bureaucracies of the logistics process. Globalization, the elimination of business rules to create a more competitive value, rapid development in technology has forced all profitable organization to change and elaborate them in the new global economy. There are no market limits in this new condition, and all companies who would like to be leaders in their industries should be able to compete with new ways and innovations. As well as the market, competition are no longer in country basis or even regional basis but worldwide instead.
This thesis is trying to present one of the strategies that can be implemented by companies, in order to do business in a more efficient way. The reduction of cost and the efficiency of timeliness trough the effective logistic process are the other sides of strategy that can be done besides the production point of view. PT Halliburton is a business leader in its industry; Halliburton is a global business actor. With 70 branches trough out the world, Halliburton strengthen their position in global competition. Halliburton implement SCM as one of their strategies to defeat their competitors. Halliburton has several innovations in their SCM process and it is already leverage for the new business environment. In Chapter one, this thesis will provide information regarding background of SCM, history of the development of SCM, and SCM in oilfield industry. Chapter one also provides problems and research objectives for Halliburton Indonesia. Chapter two provides literature and theoretical point of view that is useful for the next chapters. Chapter three will inform you the profile of Halliburton and all the company?s background. Chapter four consists of analysis and closed by chapter five as a conclusion."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24445
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Kemala Dewi
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berpengaruh pada project procurement agar efisien dan efektif berdasarkan pelaksanaan supply chain management proyek UTHO dan usaha untuk menghasilkan optimalisasi biaya pada project procurement dalam supply chain management PT. ABC Proyek UTHO. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan data primer hasil pengamatan dan wawancara serta data sekunder tentang pelaksanaan project procurement dalam supply chain management PT. ABC Proyek UTHO, untuk selanjutnya dianalisis.
Hasil analisis dan pembahasan menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh pada project procurement PT. ABC Proyek UTHO merupakan konsekuensi lanjutan dari penggunaan type efficient supply chain pada PT. ABC Proyek UTHO. Sedangkan kondisi manajemen biaya pada project procurement PT. ABC Proyek UTHO sebagai kondisi yang sebagian besar membutuhkan proses inovasi dari PT. ABC Proyek UTHO dan usaha yang dapat dilakukan untuk menghasilkan optimalisasi biaya pada project procurement dalam supply chain management PT. ABC Proyek UTHO adalah melaksanakan strategi yang sepenuhnya memperhatikan gambaran umum perusahaan, informasi umum Proyek UTHO, faktor yang mempengaruhi project procurement dalam supply chain management, serta kondisi manajemen biaya pada project procurement PT. ABC Proyek UTHO.

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the factors that influence the procurement project for efficient and effective supply chain management is based on the implementation of the project UTHO and effort to produce cost optimization in project procurement in supply chain management of UTHO Project PT. ABC. The research method used is descriptive qualitative research using primary data observations and interviews and secondary data on the implementation of project procurement in supply chain management of UTHO Project ABC UTHO, for further analysis.
The analysis and discussion shows that the factors that influence the procurement project at UTHO Project PT. ABC is a consequence of the use of advanced types of efficient supply chain in UTHO Project PT. ABC. While the conditions of the project cost management in procurement UTHO Project PT. ABC as a condition that mostly require the innovation process from UTHO Project PT. ABC and effort that can be done to produce the project procurement cost optimization in supply chain management of UTHO Project PT. ABC is to implement strategies that fully into account the general description of the company, general information UTHO Project, factors affecting the project procurement in supply chain management, as well as the conditions of the project cost management in procurement UTHO Project PT. ABC.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerardus Adyatma Ajietikto
"Laporan Magang ini membahas mengenai evaluasi pengendalian internal yang dilakukan pada proses permohonan Supply Chain Financing di PT HWK. Evaluasi pengendalian internal dilakukan berdasarkan COSO Framework 2013 yang memuat kerangka pengendalian internal, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pengawasan. Evaluasi pengendalian internal sendiri dilakukan pada tahap penilaian risiko dan aktivitas pengendalian yang dibandingkan terhadap prosedur pengajuan Supply Chain Financing di PT HWK. Berdasarkan hasil evaluasi, prosedur pengajuan Supply Chain Financing di PT HWK telah sesuai dengan standar berupa kerangka pengendalian internal yang dikeluarkan oleh COSO. 

This Internship Report discusses the evaluation of internal control carried out in the Supply Chain Financing application process at PT HWK. Evaluation of internal control is examined based on the COSO Framework 2013 which contains the internal control framework, namely the control environment, risk assessment, control activities, information and communication, and monitoring. Evaluation of internal control itself is carried out at the risk assessment stage and control activities, that are compared to the Supply Chain Financing application procedure at PT HWK. Based on the evaluation results, the application process of Supply Chain Financing at PT HWK is in accordance with the standards in the form of an internal control framework issued by COSO. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Setiawan
"Pada 2013, PT. Trakindo Utama membentuk divisi baru Supply Chain Prime Products untuk meningkatkan Permintaan dan kinerja Pasokan dari Pabrik ke Pelanggan. Perbaikan dilakukan secara terus menerus untuk meningkatkan kinerja, namun dalam implementasinya masih terdapat capaian KPI yang belum sesuai dengan target. Di industri alat berat, ini diduga karena perkiraan kontribusi penjualan yang tidak akurat. Selain itu, faktor pasar alat berat yang tidak sesuai dengan prediksi juga dianggap berkontribusi. Dalam tulisan ini, proses akan diidentifikasi dalam kinerja manajemen rantai pasokan yang dapat menyebabkan KPI persediaan tidak tercapai. Metode yang akan digunakan untuk melakukan evaluasi kinerja rantai pasokan adalah model SCOR versi 12.0. Berdasarkan evaluasi kinerja, dapat disimpulkan bahwa rantai pasokan memiliki implementasi yang cukup efektif terutama dalam metrik Reliability. Sedangkan untuk area inventory itu sendiri masih perlu perbaikan di area Source dengan mengantisipasi proses waktu yang lama dan daerah Deliver sendiri dengan memberikan perkiraan yang akurat. Hal yang mendukung implementasi rantai pasokan yang efektif adalah komitmen manajemen melalui visi, misi dan strategi hingga level Divisi dan Departemen. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat yaitu kemampuan tim sales dalam melakukan forecast yang akurat. Pada akhirnya perusahaan diharapkan dapat menggunakan model SCOR versi 12.0 untuk melakukan pengukuran KPI agar penerapan supply chain management menjadi lebih komprehensif dengan hasil yang maksimal melalui peningkatan kompetensi tim.

In 2013, PT. Trakindo Utama formed a new division of Supply Chain Prime Products to improve Demand and Supply performance from Factory to Customer. Repairs are carried out continuously to boost performance, however in its implementation there are still achievements of KPIs that have not been in line with the target. In the heavy equipment industry, this was allegedly due to inaccurate sales contribution estimates. Besides that, the heavy equipment market factor that is not in line with predictions is also thought to have contributed. In this paper, a process will be identified in the supply chain management performance that can cause inventory KPIs to not be reached. The method that will be used to conduct supply chain performance evaluation is the SCOR model version 12.0 from level 1 to 3. Based on performance evaluation, it can be concluded that supply chain has quite effective implementation especially in Reliability metrics. While for inventory itself still need improvement in Source area by anticipating the long lead time process and Delivers own area by providing accurate forecast. Whereas the inhibiting factor is the ability of the sales team to make accurate forecasts. In the end the company is expected to be able to use the SCOR version 12.0 model to conduct KPI measurements so that the implementation of supply chain management becomes more comprehensive with maximum results through increasing team competency.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle
"Penelitian ini bertujuan untuk mendalami bagaimana proses supply chain management dijalankan di Wal-Mart dan IKEA, sebagaimana keduanya dikenal karena praktik supply chain yang dirancang dengan baik. Penelitian ini juga mengungkapkan tentang teknologi yang digunakan Wal-Mart dan IKEA dalam praktik supply chain-nya, strategi pengadaan logistik, serta strategi lingkungan dan Corporate Social Responsibility yang dimiliki keduanya. Wal-Mart menggunakan sistem cross-docking untuk mencapai strategi "Everyday Low Prices" mereka, di mana IKEA menggabungkan Vendor Managed Inventory dan Consignment Stock untuk mencapai efisiensi tinggi dan skema cost-sharing.
Namun, kami menemukan beberapa masalah yang terjadi dalam usaha mereka untuk memperluas perusahaan masing – masing secara global, contohnya seperti masalah birokrasi dan masalah perpajakan, serta masalah dengan supplier. Wal-Mart dan IKEA telah berhasil mengatasi beberapa masalah tersebut melalui praktik - praktik supply chain dan strategi logistik yang inovatif dan fleksibel.

The purpose of this study is to identify how the supply chain management practices performed in Wal-Mart and IKEA, as both of them is known for their well-designed supply chain practices. It also reveals Wal-Mart and IKEA’s usage in technology, their procurement strategy, as well as their environmental strategy and Corporate Social Responsibility. Wal-Mart emphasizes on their cross-docking technology to achieve their "Everyday Low Prices" strategy, meanwhile IKEA combines Vendor Managed Inventory and Consignment Stock to attain higher efficiency and cost sharing scheme.
However, we found several problems occurred in their attempt to expand globally, such as bureaucracy and taxation problem, as well as problems with the suppliers. It is revealed that they have managed to overcome these challenges through innovative and flexible supply chain management practices and logistic strategies.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arighi Geraudi
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi proses supply chain PT Rajatani Agro Nusantara spesifik pada komoditas sayuran segar ke industri katering dengan menggunakan Supply Chain Operational Reference (SCOR) Revisi 11.0. Penelitian ini akan mengidentifikasi proses tersebut menggunakan SCOR Level 1, 2, dan 3, untuk mendapatkan akar permasalahan dalam proses rantai pasok perusahaan yang kemudian dianalisis penyebab dan mitigasinya. Data yang digunakan adalah data penjualan pada tahun 2017 – 2019, khususnya pada kegiatan supply chain yang terkait dengan industri catering. Sebagai bahan pendukung, dilakukan wawancara dengan pihak internal perusahaan untuk mengevaluasi faktor penyebab yang teridentifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat gap pada 3 metrik yang belum optimal. Order Fulfillment Cycle Time (OFCT) dengan gap 1 hari, Supply Chain Response Time (Source Leadtime) dengan gap 1 hari, dan Cash-to-cash cycle time (C2C) dengan gap 2-4 hari. Sedangkan POF telah melampaui target perusahaan sebesar 99,77%. Pada SCOR Level 3 diketahui bahwa akar permasalahan adalah keterlambatan pembayaran dari pembeli dan keterlambatan persiapan barang karena beberapa faktor yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak internal perusahaan.

The main objective of this research is to evaluate PT Rajatani Agro Nusantara's supply chain process with the commodity of fresh vegetables to the catering industry by using Supply Chain Operational Reference (SCOR) Revision 11.0. This study will identify the process using SCOR Level 1, 2, and 3, to obtain the root of the problem in the company's supply chain process which is then analyzed for causes and mitigations. The data used is sales data in 2017 – 2019, specifically on supply chain activities related to the catering industry. As supporting material, interviews were conducted with the company's internal to evaluate the identified causal factors. The results of this study show that there is a gap in the 3 metrics that are not yet optimal. Order Fulfillment Cycle Time (OFCT) with a gap of 1 day, Supply Chain Response Time (Source Leadtime) with a gap of 1 day, and Cash-to-cash cycle time (C2C) with a gap of 2-4 days. Meanwhile, the POF has exceeded the company's target of 99.77%. It was identified in SCOR Level 3 that the root cause of the problem was the delay in payment from the buyer and the delay in the preparation of the goods due to several factors which are obtained through an interview with the internal company"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadhlun Adzim
"Pemrosesan ulang kembali sebuah produk adalah hal yang biasa dilakukan didalam industri proses. Hal tersebut merupakan enabler untuk reverse supply chain di industri proses. Namun penelitian mengenai reverse supply chain di industri proses masih terbatas. Penelitian sebelumnya mengelola risiko reverse supply chain di industri proses secara terpisah yang dapat menyebabkan munculnya permasalahan baru.
Penelitian ini mengintegrasikan semua risiko sehingga proses manajemen risiko dilakukan secara menyeluruh. Untuk mengembangkannya, dibutuhkan daftar risiko dari aktivitas reverse supply chain secara menyeluruh di industri proses, dibutuhkan juga kriteria untuk risiko tersebut. Data yang didapat diolah dengan menggunakan AHP (Analytic Hierarchy Process) - PROMETHEE (Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation) berdasarkan preferensi dari ahli.
Telah dikumpulkan 8 kriteria dari penelitian sebelumnya, dengan bobot berdasarkan penilaian ahli sebagai berikut: biaya atau investasi tambahan (0.064), pengelolaan volume barang atau produk (0.040), kerugian karena gangguan (0.047), kecepatan recovery bisnis jika terjadi gangguan (0.111), keunggulan daya saing (0.088), lingkungan (0.241), tanggung jawab sosial (0.097), hukum dan undang-undang (0.312). Selanjutnya, penelitian ini melakukan prioritasisasi risiko dengan pendapat ahli dengan menggunakan PROMETHEE.
Penelitian menemukan urutan risiko dari yang paling tinggi ke rendah dimulai dari risiko regulasi, risiko lingkungan, risiko reputasi dan branding, risiko kualitas dan stabilitas, risiko pemindahan dan penanganan, risiko teknis, risiko informasi, risiko penjadwalan dan kapasitas, risiko kuantitas, risiko persediaan dan risiko perlawanan. Dari hasil analisis sensitivitas didapat bahwa 3 kriteria yang paling mempengaruhi hasil akhir PROMETHEE adalah kriteria biaya atau investasi tambahan, kriteria hukum dan undang-undang dan kriteria keunggulan daya saing.

Reprocessing a product is a common practice in the process industry. This is an enabler for the reverse supply chain in the process industry. But research on the reverse supply chain in the process industry is still limited. Previous research managed the risk of reverse supply chain in the process industry separately which could lead to new problems.
This research integrates all risks so that the risk management process is carried out thoroughly. To develop it, it requires a list of risks from the overall reverse supply chain activities in the process industry, and also the criteria for these risks. The data obtained is processed using AHP (Analytic Hierarchy Process) - PROMETHEE (Preference Ranking of Organization Method for Enrichment Evaluation) based on expert preferences.
8 criteria have been collected from previous studies, with weights based on expert judgment as follows: investment cost (0.064), volume management (0.040), business interruption value (0.047), business recovery time after interruption (0.111), competitive advantage (0.088), environment (0.241), social responsibility (0.097), legislation (0.312). Furthermore, this study prioritizes risk with expert opinion using PROMETHEE.
The research found the order of risk from the highest to the lowest starting from regulatory risk, environmental risk, reputation and branding risk, quality and stability risk, transfer and handling risk, technical risk, information risk, scheduling and capacity risk, quantity risk, inventory risk and risk of resistance. From the results of the sensitivity analysis, it was found that the 3 criteria that most affected the final results of PROMETHEE were the criteria for additional costs or investments, legal and legal criteria and criteria for competitive advantage.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Misbach Fikri
"Industri elektronik adalah salah satu sektor industri yang berkembang pesat di Indonesia dan merupakan salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi negara ini. Bisnis dan industri berperan dalam mempengaruhi lingkungan, terutama melalui rantai pasokan mereka agar dapat terus menerus bertahan dan memenangkan persaingan. Green Supply Chain Management (GSCM) adalah metode untuk meningkatkan kinerja lingkungan di seluruh rantai pasokan GSCM diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan limbah, termasuk bahan kimia beracun, emisi, energi, dan limbah padat tetapi penerapan GSCM tidak mudah dan membutuhkan biaya. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis pengukuran kesiapan penerapan GSCM pada perusahaan elektronik. Penelitian dilakukan pada sebuah perusahaan elektronik yang berlokasi di Depok yang bergerak di bidang perancangan dan produksi alat ukur kerusakan dan penunjang maintenance. Penelitian menggunakan kuesioner dengan skala likert dan pembobotan Analytical Hierarchy Process (AHP) kemudian dihitung nilai kesiapan penerapan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 50 indikator pengukuran kesiapan penerapan. Hasil nilai kesiapan penerapan untuk GSCM diperoleh sebesar 421,334 dimana menurut literatur perhitungan quartil terletak diantara Q2 dan Q3 yang berarti perusahaan siap menerapkan praktik GSCM. 

Electronics industry is one of industrial sectors developed rapidly in Indonesia and is one of the main drivers of this country's economic growth. Business and industry play a role in influencing the environment, especially through their supply chains. Green Supply Chain Management (GSCM) is a principes for improving environmental performance throughout the supply chain. GSCM is expected to reduce or eliminate waste, including toxic chemicals, emissions, energy and solid waste throughout the supply chain, but implementing GSCM is not easy and costly. Therefore, it is necessary to carry out an analysis to measure the readiness to implement GSCM in electronics companies. This research was conducted at an electronics company located in Depok which is engaged in the design and production of damage measuring and maintenance tools. The research was carried out using Likert scale and Analytical Hierarchy Process (AHP) weighting is carried out and then the implementation readiness value is calculated. The results show that there are 50 indicators for measuring policy welfare. The result of the readiness value for implementing GSCM was obtained at 421.334, where according to the accounting literature the quartile is located between Q2 and Q3, which means the company is ready to implement GSCM practices."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Banjarnahor, Artina Sanadia
"ABSTRAK
Pada proyek EPC, fase pengadaan memiliki porsi biaya yang cukup besar yaitu sekitar 50-60% dari total biaya proyek. Penggunaan sebagian besar dari total biaya pada proyek untuk pengadaan peralatan dan material menjadi suatu hal yang krusial pada proyek EPC. Salah satu cara untuk meminimalisir kesalahan pada fase pengadaan adalah dengan menerapkan manajemen rantai pasok (supply chain). Pengukuran tingkat penerapannya dilakukan untuk mengevaluasi penerapannya di setiap proyek, sehingga pada proyek selanjutnya, penerapannya dapat ditingkatkan. Kuesioner disebarkan kepada karyawan di bagian pengadaan untuk menilai penerapan manajemen rantai pasok, kemudian dianalisis dengan uji normalitas, uji homogenitas, uji validitas, uji reliabilitas, dan statistik deskriptif. Diperoleh hasil bahwa meskipun terbilang baru, penerapan manajemen rantai pasok sudah cukup baik di Indonesia.

ABSTRACT
On EPC projects, procurement phase has quite big portion of cost which is around 50-60% of the total cost of a project. Most of this portion is used to procure equipments and materials. This becomes a crucial thing on EPC project. One of the ways to reduce the mistakes on procurement phase is to apply supply chain management. The purpose of the measurement is to evaluate and improve the application for the next project. Questionnaires are given to employees in procurement phase, then the data will be analyzed with normality test, homogenity test, validity and reliability test, and descriptive analysis. The result is that eventhough this kind of management is new in construction industry, the application in Indonesia is quite good in some EPC constructor.
"
2015
S59753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emmy Handayani
"ABSTRAK
Tesis ini membahas kemampuan mahasiswa Magister Manajemen Universitas Indonesia dengan konsentrasi Manajemen Operasi angkatan 2015 dalam menganalisis kinerja departemen Procurement sebagai dasar untuk menentukan strategi sourcing yang tepat berdasarkan matriks portfolio Kraljic sebagai solusi dalam mengembangkan dan meningkatkan kinerja departemen Procurement sebagai fungsi strategis di PT Fajar Surya Swadaya. Karya akhir ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deduktif. Hasil dari karya akhir ini berupa rekomendasi mengenai strategi sourcing yang tepat untuk diterapkan pada departemen Procurement di PT Fajar Surya Swadaya sesuai dengan jenis material yang dibeli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu proses pengadaan dan konsistensi pelayanan departemen procurement masih jauh dari ekspektasi user, sementara waktu proses pengadaan dan ketersediaan material merupakan faktor terpenting dalam kinerja departemen procurement. Berdasarkan hal itu maka perusahaan perlu mempertimbangkan dan mengarahkan kebijakan pada hubungan jangka panjang dengan supplier-supplier penting pada kelompok material strategic items. Rekomendasi yang diberikan memerlukan komitmen manajemen dan seluruh personel di departemen Procurement agar fungsi procurement dapat berjalan dengan optimal dan memberikan keutungan bagi daya saing perusahaan.

ABSTRACT
This thesis discusses the ability of students of Master of Management, University of Indonesia with a concentration in Operations Management class of 2015 in analyzing Procurement Department performance as a basis to decide an appropriate sourcing strategy base on Kraljic rsquo s portfolio matrix as a solution to develop and improve Procurement Department performance as strategic function in PT Fajar Surya Swadaya. This thesis is a deductive qualitative research design. The result of this thesis is a recommendation about appropriate sourcing strategy to be applied in Procurement Department at PT Fajar Surya Swadaya suitable to the material type they are buying. The results shows that purchase lead time and service consistency at procurement department are still far from user expectation, meanwhile purchase lead time and material availability are the most important factor in procurement performance. According to the result, the company has to take into consideration and refers the policy to a long term relationship with important suppliers that supplies strategic items group. The recommendation needs commitment from management and all personnel in Procurement Department so that procurement function can run optimally and gives benefit to company rsquo s competitive advantage."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>