Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166256 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Aditya Firmansyah
"Infrastruktur listrik, gas dan air bersih mempunyai peranan yang cukup strategis dalarn perekonomian nasional. Pembangunan infrastruktur listrik, gas dan air bersih ini melibatkan proyek-proyek konstruksi berskala besar yang bila terealisasi dapat menimbulkan dampak kepada kebutuhan sumber daya proyek konstruksi dan dampak bagi perekonomian nasional. Dalam membentuk Produk Domestik Bruto, pembangunan infrastruktur listrik, gas dan air bersih melibatkan sektor konstruksi tidak berdiri sendiri melainkan berinteraksi dengan sektor-sektor lainnya.
Interaksi yang terjadi antar sektor memunculkan keterkaitan sektor listrik, gas dan air bersih dengan sektor konstruksi dan sektor lainnya sehingga setiap permintaan akhir yang terjadi terhadap output di sektor ini tidak saja berpengaruh pada peningkatan aktivitas ekonomi untuk pembentukan output di sektor listrik, gas dan air bersih saja tetapi juga di sektor konstruksi dan sektor lainnya yang pada akhirnya berpengaruh pada aktivitas ekonomi secara nasional. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan multiplier effect dari pembangunan infrastruktur listrik, gas dan air bersih terhadap perekonomian nasional khususnya sektor konstruksi.
Pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian ini, yaitu:
Pertama, seperti apa hubungan keterkaitan antar sektor ekonomi yang dipengaruhi oleh sektor listrik, gas dan air bersih.
Kedua, berapa besar dampak multiplier effect dari setiap peningkatan pembangunan infrastruktur listrik, gas dan air bersih terhadap output sektor konstruksi dan sektor lainnya.
Ketiga, berapa besar dampak investasi listrik, gas dan air bersih terhadap proyek konstruksi.
Keempat, bagaimana hubungan faktor investasi listrik, gas dan air bersih dengan multiplier effect-nya terhadap sektorkonstruksi.
Pendekatan penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, yaitu pendekatan analisis arsip (archieval analysis) untuk menjawab pertanyaan pertama dan kedua, sedangkan untuk menjawab pertanyaan ketiga dilakukan pendekatan survai dan pertanyaan keempat dengan studi kasus pada investasi proyek pembangunan infrastruktur listrik, gas dan air bersih.
Dari basil penelitian diperoleh hubungan keterkaitan kedepan sektor listrik dengan sektor perdagangan dan sektor bangunan dan hubungan keterkaitan ke belakang dengan sektor pertambangan dan penggalian. Setiap perubahan permintaan pada investasi pembangunan infrastruktur listrik, gas dan air bersih mempunyai dampak pengganda (multiplier effect) terhadap perekonomian nasional yang ditinjau terdiri dari peningkatan kesempatan kerja, nilai tarnbah bruto, pajak tak langsung serta upah dan gaji. Dari basil analisis studi kasus diperoleh bahwa faktor-faktor investasi pada infrastruktur listrik, gas dan ail' bersih rnernpunyai hubungan keterkaitan yang kuat dengan multiplier effect perekonomian nasional khususnya sektor konstruksi.

Electricity, gas and water supply infrastructure sector play a strategic role in the national economic. The development of this sector involve a big scale construction projects which create impact on the resource used in the project and also have impact to the growth of national economic. Electricity, gas and water supply infrastructure sector together with other economic sectors form Gross Domestic Bruto. Each sector cannot stand alone and need other sector to have transaction so it makes interaction among the sectors.
This interaction makes not only rising in the sector which is developed but also increasing in the other sectors. The development in electricity, gas and water supply infrastructure sector not only make raising in the electricity, gas and water supply infrastructure sector itself but also increasing in the construction sector and other economic sector so it influence to the national economic growth. The purpose of this research is to analyze multiplier effect of electricity, gas and water supply infrastructure sector's development to the national economic, especially to the construction sector.
Few research question that have to be answered are:
first, how is the interaction among economic sectors due to development in electricity, gas and water supply sector;
second, How much multiplier effect affected to the construction sector and other sectors due to development in electricity, gas and water supply sector;
third, how much resources is impacted on the power plant construction project;
fourth, how is the relationship between electricity, gas and water supply sector and the multiplier effect of the construction sector. Archieval analysis to answer the first and second research question, survey to answer the third research question and case study to answer the fourth.
The results of this research are interaction among economic sectors especially forward and backward linkage of electricity, gas and water supply sector. Multiplier effect of electricity, gas and water supply sector development are looked from increasing of job opportunity, gross domestic product, indirect tax and also salary of employee. The result of relationship between electricity, gas and water supply sector and construction sector show that investment in electricity, gas and water supply sector have great influence to the national economic especially the construction sector."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24300
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Qoyum Tjandranegara
"Terbatasnya infrastruktur gas bumi adalah hambatan utama dalam memaksimalkan pemakaian gas bumi di Indonesia. Subsidi BBM telah lama membebani anggaran belanja negara, dan menghambat pemakaian energi lebih murah seperti gas bumi. Gas bumi di ekspor lalu sebagai gantinya mengimpor BBM yang lebih mahal menyebabkan banyak kerugian finansial bagi Indonesia. Ditambah persepsi bahwa investasi infrastruktur gas bumi yang sangat mahal akan membebani negara dan membuat harga gas bumi kurang bersaing dengan BBM. Tujuan penelitian ini adalah, pertama, memperoleh gambaran tingkat kemampuan gas bumi mensubstitusi BBM pada berbagai harga gas bumi yang dikaitkan dengan harga minyak bumi. Kedua, memperoleh gambaran seberapa besar investasi infrastruktur gas bumi untuk sejumlah BBM yang disubsititusi, penghematan biaya operasi, impor, dan subsidi yang ditimbulkan. Ketiga, memperoleh gambaran seberapa besar dampak subsitusi ini terhadap kinerja perekonomian Indonesia. Dengan tingkat pengembalian investasi infrastruktur yang dibuat menarik bagi investor swasta, optimasi dilakukan dengan meminimumkan biaya total rantai suplai gas bumi dari sumber gas ke konsumen. Optimasi menggunakan non-linier programming yang diselesaikan dengan metode Generalized Reduced Gradient. Sedangkan dampak substitusi BBM oleh gas bumi terhadap kinerja perekonomian Indonesia dihitung menggunakan ekonometrika. Hasil penelitian ini menunjukkan harga gas bumi ditangan konsumen dengan pendekatan optimasi adalah antara 59 - 71% dari harga BBM di sektor transportasi dan antara 57 - 63% dari harga BBM di sektor industri dan listrik untuk satuan energi yang setara. Selisih harga-harga ini cukup menarik bagi konsumen BBM untuk pindah ke gas bumi. Nilai penghematan subsidi, impor dan biaya operasi berlipat kali nilai investasinya, lebih dari sepuluh kali untuk sektor listrik dan industri. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa substitusi ini menaikkan PDB sekitar 3,04-5,14%, meningkatan pertumbuhan PDB sekitar 0,21-0,37% dan yang lebih penting, menurunkan pengangguran sebesar 26,78-44,23%, tergantung pada jumlah substitusi BBM ke gas bumi beserta nilai investasi infrastrukturnya, pengurangan biaya energi dan subsidi yang dialokasikan kembali sebagai investasi dan tingkat harga minyak mentah. Jika tanpa reinvestasi batas-batas bawah di atas akan menjadi jauh berkurang. Penurunan pengangguran yang sedemikian besar terutama disebabkan oleh realokasi penghematan subsidi sebagai investasi di sektor konstruksi. Inflasi sedikit meningkat akibat pertumbuhan PDB. Secara keseluruhan, substitusi ini meningkatkan kinerja perekonomian Indonesia secara signifikan.

The lack of natural gas infrastructure is the main hurdle in maximizing natural gas usage in Indonesia. The petroleum fuels subsidy has long burdens the government spending, and discourages less expensive energy usage such as natural gas. Exporting natural gas and importing the more expensive petroleum fuel products cause financial losses to Indonesia. Moreover, the perception of high natural gas investment costs that will burden government spending and pushing the natural gas price up hindered the infrastructure construction. The research objectives are, first, to analyze the ability of natural gas to substitute petroleum fuel for a certain natural gas prices which attached to crude oil prices; second, to analyze the required investment to substitute certain amount of petroleum fuel, as well as its subsidy, import and operating cost reductions; third, to analyze the substitution impact on Indonesia macroeconomic performance. Considering that the natural gas infrastructures are given a favorable return on their investment, the optimization to minimize the total natural gas supply chain cost from the sources to the consumers was performed. The optimization uses the Generalized Reduced Gradient method to solve the non-linear programming problem. Econometric is used to calculate the macroeconomic impacts. The results show that using the optimization approach the end-user natural gas prices can be put between 59 to 71% of petroleum fuel prices in transportation sector and between 57 to 63% of petroleum fuel prices in industrial and electricity sector, for the same of energy equivalent. Those price differences are attractive for the petroleum fuel consumers to switch to natural gas. The amounts of subsidy, import and operating cost reduction returns multiple times of the value of its investment, more than ten times in electricity and industrial sectors. The macroeconomic analysis shows that the substitution facilitate GDP increase of 3.04 to 5.14%, GDP growth increase of 0.21 to 0.37%, and more importantly, unemployment decrease of 26.78 to 44.23%, depending on the amount of petroleum fuel substitution and its investment, as well as the cost/subsidy reduction reallocated as investment and crude oil prices. When the reductions are not reallocated as investment, the above results decrease considerably. Inflation increases slightly because of the increase in GDP growth. The substantial unemployment reduction is facilitated by large investment increase in construction sector resulting from energy subsidies reallocation. In short, the substitution significantly increases Indonesia economic performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
D1332
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaiman
"Tesis ini berusaha mempelajari pengaruh infrastruktur terhadap kemiskinan di Sumatera dengan menggunakan pendekatan kuantitatif regresi data panel yang mencakup series data dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 pada sepuluh propinsi di Sumatera. Hasil esimasi koefisien regresi dengan model efek random menunjukkan, bahwa infrastruktur jalan, listrik dan air bersih berpengaruh signifikan secara statistik terhadap pengurangan kemiskinan di Sumatera yang terlihat dari ketiga tanda koefisiien infrastruktur tersebut yang memiliki tanda negatif, namun demikian tingkat signifikansinya berbeda. Oleh karena itu, kebijakan utama yang harus menjadi perhatian adalah bagaimana masing - masing pemerintah provinsi di Sumatera meningkatkan ketersediaan termasuk akses terhadap infrastruktur tersebut terutama bagi masyarakat miskin.

The aim of this thesis attempts to study the effect of infrastructure on poverty in Sumatera using a quantitative approach of regression panel data which consist of series data over the period 2006 ? 2012 in 10 Sumatera provinces. The regression coefficient estimate results using the random effect model reveal that road, electricity and water infrastructure have statistically significant influence on poverty alleviation in Sumatera, as It can be seen that all the coefficients have a negative sign, however, the significant level are vary among the three of them. Hence, the main policy concern is how local government to improve access to such infrastructures especially for the poor."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T28726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saddam Husin Okviyanto
"Penelitian ini dilatarbelakangi rencana investasi pemerintah-swasta (public private partnership/PPP) senilai Rp770 triliun di sektor konstruksi. Penulis tertarik untuk mengetahui dampak rencana investasi tersebut terhadap perekonomian jangka pendek, lebih spesifiknya terhadap: output, lapangan pekerjaan, dan distribusi pendapatan. Untuk menghitung dampak tersebut penulis menggunakan output multiplier, employment multiplier, structural path analysis (SPA), growth incidence curve (GIC), dan koefisien Gini. Output multiplier didapatkan melalui perhitungan Ma (accounting multiplier) dari SNSE 2008. Kemudian employment multiplier didapat dengan mengalikan tabel I-O 2005, 66 sektor dengan koefisien tenaga kerja tahun 2005. Lalu SPA dilakukan dengan mengolah SNSE 2008. Terakhir, GIC dan koefisien Gini dihitung berdasarkan hasil perhitungan Ma neraca institusi rumah tangga pada SNSE 2008.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwasanya investasi di sektor konstruksi berpengaruh secara signifikan terhadap output dan penciptaan lapangan kerja. Namun di sisi lain investasi di sektor konstruksi juga berdampak pada memburuknya ketimpangan. Dengan kata lain investasi di sektor konstruksi merupakan investasi yang pro-growth dan pro-job tetapi belum pro-poor. Hal ini dikarenakan manfaat terbesar investasi di sektor konstruksi diterima oleh golongan rumah tangga dengan pendapatan tertinggi (Golongan Atas Kota) sedangkan manfaat terkecil diterima oleh golongan rumah tangga dengan pendapatan terendah (Buruh Tani). Untuk menjadikan investasi di sektor konstruksi lebih pro-poor perlu dilakukan redistribusi pendapatan dari pemilik kapital kepada buruh tani.

The background of this research is Rp770 trillion-PPP investment plan in the construction sector. I'm motivated to know the impact of such investment plan to several short-run economic indicators, which are: output, employment, and income distribution. In order to accompplish the objectives of this research, I use five tools i.e.: ouput multiplier, employment multiplier, srtuctural path analysis (SPA), growth incidence curve (GIC), and Gini coefficient. Output multiplier is calculated based on Ma (accounting multiplier) of the SNSE 2008. Further, employement multiplier is computed on the basis of I-O 2005 table and employment coefficient 2005. Moreover, SPA is calculated from SNSE 2008. Last, GIC and gini coefficient are calculated based on Ma of household account in the SNSE 2008.
The calculation shows that investment in construction sector has a significant influence to the output and employment. On the contrary, the calculation indicates such investment worsen the inequality among households. On other words this research tells us that investment in construction sector is already pro-growth and pro-job but not yet pro-poor. This situation perhaps is due to investement in construction sector gives its biggest benefit to the highest income group i.e. "Golongan Atas Kota" (rich household settle in urban area) while at the same time it gives its smallest benefit to lowest income group i.e. "Buruh Tani" (farm worker household). To make this investment pro-poor, income redistribution from capital owners to farm workers should be done.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29329
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bastian Zaini
"Sektor migas adalah penyumbang devisa yang besar dan salah satu propinsi penyumbang terbesar adalah Riau. Lebih dari 80% output sektor migas di Riau dihasilkan oleh PT. Caltex Pacific Indonesia. Skripsi ini bertujuan untuk meneliti peranan PT. Caltex Pacific Indonesia terhadap Riau ditinjau dari peranannya sebagai sebuah kutub pertumbuhan (growth pole). Instrumen yang digunakan adalah Tabel Input-Output Riau tahun 1990. Dari tabel ini didapat dua metode analisis yang menggambarkan tentang dampak penyebaran (spread effect) sebuah kutub pertumbuhan terhadap daerahnya. Analisis linkage effect meneliti tentang dampak keterkaitan antar industri. Analisis multiplier effect meneliti tentang dampak angka pengganda. Hasil analisis yang didapat adalah dampak penyebaran yang ditimbulkan oleh PT. Caltex Pacific Indonesia lebih rendah dari tingkat optimal. Analisis dampak keterkaitan ke belakang (backward linkage effect) relatif tergolong sangat rendah. Analisis dampak keterkaitan ke depan (forward linkage effect) menunjukkan angka yang relatif sangat tinggi. Namun ke depan terbesar yang dimiliki sektor migas adalah dengan sektor pengilangan migas. Analisis dampak angka pengganda output (ouout multiplier) menunjukkan angka yang relatif sangat rendah. Demikian juga dengan analisis dampak angka pengganda pendapatan rumah tangga (household income multiplier). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketergantungan Riau terhadap PT. Caltex Pacific Indonesia besar, namun dampak penyebaran yang ditimbulkan masih di bawah tingkat optimal. Hal ini disebabkan oleh belum adanya strategi industri ke arah pemanfaatan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh sektor migas di Riau. Saran untuk Pemda Riau adalah membuat dan menjalankan strategi industri yang memanfaatkan keunggulan-keunggulan sektor migas di Riau. Bagi PT. Caltex Pacific Indonesia disarankan untuk meningkatkan keterlibatannya dalam aspek-aspek ekonomi, social dan budaya di Riau. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk mengadakan analisis yang lebih mendalam dan lebih tajam dengan menggunakan metode analisis yang lain dan data yang terbaru."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
S19189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randika Dwirahman
"Provinsi Gorontalo merupakan salah satu provinsi yang mempunyai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terendah dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. Salah satu kabupaten yang menjadi perhatian adalah Kabupaten Boalemo karena mempunyai IPM terendah dibandingkan dengan 4 kabupaten dan 1 kota lainnya di Provinsi Gorontalo. Aspek yang berpengaruh dalam penilaian IPM adalah sosial dan ekonomi. Aspek ini dapat meningkat dengan dibangunnya infrastruktur. Metode penelitian ini menggunakan kuesioner dan studi literatur. Dihasilkan 19 multipler effect dari penelitian ini serta diperingkatkan menggunakan Relative Importance Index (RII). Sepuluh besar dari peringkat RII didominasi oleh aspek ekonomi. Terdapat dua faktor untuk meningkatkan performa infrastruktur transportasi, yaitu peningkatan kinerja Pelabuhan Tilamuta serta penambahan panjang jalan.

The province of Gorontalo is one of a province that has a lowest Human Development Index (HDI) of 33 provinces are there in Indonesia. One of the county that has to be concern is Boalemo County because it has the lowest HDI compared to 4 counties and I other city in Gorontalo Province. Aspects that are influential in assessment of HDI are social and economic. These aspects can be increased with the building of infrastructure. This research method using the questionnaire and the study of literature. 19 multiplier effect generated form this study as well as rated using the Relative Importance Index (RII). The top ten of the RII rankings is dominated by economic aspects. There are two factors to improve theperformance of the transport infrastructure. The two factors are Tilamuta Harbour performance increasing and long addition of road."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haikal Syarief
"Pembangunan Infrastruktur Jalan akan menimbulkan multiplier effect sehingga dapat mendukung peningkatan sektor ekonomi dan sosial suatu wilayah. Kabupaten Lampung Selatan sebagai tempat tinjauan merupakan daerah unggulan di Provinsi Lampung, tetapi Provinsi Lampung menduduki peringkat 24 dari 33 provinsi dari Pemetaan Infrastruktur Transportasi Kota di Indonesia. Butuh adanya upaya peningkatan infrastruktur transportasi untuk memaksimalkan potensi wilayah yang ada.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi multiplier effect dari pembangunan jalan di Kabupaten Lampung Selatan dan mengidentifikasi peningkatan indikator pemetaan infrastruktur transportasi di Provinsi Lampung. Metode pada penelitian ini menggunakan analisa kualitatif dengan menggunakan kuisioner dan metode Relative Important Index.
Penelitian ini menghasilkan 25 indikator multiplier effect akibat pembangunan jalan di daerah ini, yaitu peningkatan variabel sosial, ekonomi, dan peningkatan performa bandar udara di Kabupaten Lampung Selatan. Sebagian besar efek yang ditimbulkan dipengaruhi oleh aspek ekonomi. Terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan infrastruktur transportasi di Provinsi Lampung, pertama adalah peningkatan kinerja Bandara Raden Inten II dan peningkatan kinerja Infrastruktur jalan.

Development of Road Infrastucture will generate the multiplier effect, so it can support improvement of economic and sosial sectors at that region. South Lampung Regency as an object was featured area in Lampung Province. But, Lampung Province was ranked 24 out of 33 provinces in Mapping Indonesia Urban Transportaion Infrastructure. That need more effort to increase transportation infrastructure for maximize the potential of existing area.
This research aims to identifity the multiplier effect of the road construction development in South Lampung, and identifity improvement of indicator mapping infrastructure transportation in Lampung Province. Methods in this research using a qualitative analysis with questionnaires and Relative Importance Index.
For the result, there area 25 indicators multiplier effect because development of road infrastrucure in this area, indicators including an improvement of sosial, economic sector, and performance of airport in South Lampung Regency. Most of the effects area influenced by economic aspect. Two factor that can improve the Transport Infrastructure in Lampung Province, there are improvement performance of Raden Inten II Airport and Road Infrastrucutre.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridwan
"Studi ini dilakukan untuk mengetahui dampak dari ketersediaan infrastruktur jalan, listrik, dan air terhadap perkembangan ekonomi regional di Indonesia melalui beberapa analisis regresi panel data dengan menggunakan data yang terdiri dari 33 provinsi pada periode 2006 hingga 2016. Selain itu, dilakukan juga analisis dengan menggunakan regresi panel data dinamik untuk mengetahui konvergensi antarprovinsi selama periode studi. Berdasarkan hasil analisis model fixed effects, jumlah distribusi listrik per kapita dan persentase rumah tangga dengan akses air minum layak (proxy untuk variabel infrastruktur listrik dan air) memiliki dampak yang positif dan signifikan terhadap ekonomi regional. Di sisi lain, hasil analisis regresi panel data dinamik dengan menggunakan estimator Arellano-Bond menunjukkan bahwa panjang jalan per kapita dan jumlah distribusi listrik per kapita (proxy untuk variabel jalan dan listrik) memiliki dampak yang positif dan signifikan terhadap ekonomi regional dengan elastisitas sebesar 0.134 dan 0.120, berturut-turut. Hasil analisis juga menunjukkan terjadinya conditional β-convergence antarprovinsi. Dengan kata lain, provinsi dengan pendapatan lebih rendah cendering memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingan provinsi dengan pendapatan lebih tinggi selama periode studi. Hasil-hasil tersebut menunjukkan peran penting dari infrastruktur dalam pembangunan ekonomi regional.

By conducting several panel data regression analyses with a panel data set of 33 provinces from 2006 to 2016, this study tries to analyze the effects of road, electricity and water infrastructures on regional economic development in Indonesia. It also examines, using the dynamic panel data regression model, whether there is regional income convergence across provinces over the study period. According to the result of the fixed effects analysis, per capita amount of electricity and the proportion of households with access to safe water (proxies for electricity and water infrastructures) are found to have significant and positive effects on regional economy. On the other hand, according to the result of the dynamic panel regression analysis by the Arellano-Bond estimator, per capita road length and per capita amount of electricity (proxies for road and electricity infrastructures) are found to have significant and positive effects on regional economy with the elasticities of 0.134 and 0.120, respectively. This study also found that there is a conditional β-convergence across provinces. That is, poorer provinces tend to grow faster than richer provinces over the study period. These observations confirm the importance of infrastructures in the development of regional economy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imran Suni
"Dalam menghadapi era globalisasi, dimana semakin terintegrasinya perekonomian dunia, maka kondisi perekonomian nasional yang saat ini masih dilanda krisis dan belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan, sangat diperlukan penataan kembali seluruh aspek kehidupan, aspek sosial politik dan aspek ekonomi. Dari sisi ekonomi antara lain diperlukan perencanaan ekonomi yang komprehensip dan transparan baik di tingkat nasional maupun di tingkat regional (daerah).
Di tingkat regional yang juga merupakan bagian integral perekonomian nasional, sudah barang tentu tidak akan lepas dan pengaruh global tersebut. Oleh sebab itu perencanaan daerah harus selalu ditingkatkan kualitas dan akurasinya melalui pendekatan teoritis yang tajam dan obyektif. Dengan demikian seluruh potensi sumber daya ( resources) yang ada di daerah diharapkan dapat dikelola, dimanfaatkan secara efektif, efisien dan optimal. Dalam rangka penajaman makna perencanaan sehingga secara logis dapat diterapkan di daerah, dalam arti kata memenuhi unsur etika, obyektifitas, keseimbangan dan berkelanjutan maka diperlukan peralatan analisis yang tepat.
Menurut John Glason (I974) analisis tabel input output mempunyai keunggulan jika dibandingkan dengan metode-metode lain dalam menganalisa dan memprediksi perubahan-perubahan dalam perekonomian regional (daerah). Analisis ini dapat membantu para perencana untuk menentukan sektor-sektor ekonomi yang tepat untuk menjadi prioritas pembangunan dalam upaya mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerahnya.
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah ; (i) untuk mengetahui sektor-sektor produksi unggulan, yang dapat dijadikan sebagai prioritas dalam pembangunan daerah Kabupaten Banggai ; (ii) mencoba menganalisis dampak pengeluaran pemerintah daerah terhadap perekonomian Kabupaten Banggai. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode non survey. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah ; (i) Data PDRB Propinsi Sulawesi Tengah ; (ii) Data PDRB Kabupaten Banggai ; (iii) Tabel Input Output (I-0) Kabupaten Banggai tahun 1995; (iv) APBD Kabupaten Banggai beberapa tahun anggaran.
Dalam penentuan sektor unggulan digunakan kriteria-kriteria sebagai berikut : (i) sektor yang mempunyai indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan lebih besar dari satu, serta mampu memberikan kontribusi yang besar dalam total output ; (ii) sektor yang mempunyai indeks derajat kepekaan lebih besar dari satu, dan memberikan kontribusi yang besar tehadap total output ; (iii) sektor yang mempunyai indeks daya penyebaran lebih besar dari satu, serta memberikan kontribusi yang besar dalam total output ; (iv) sektor yang mempunyai income multiplier tinggi dan output juga tinggi ; serta (v) sektor dengan kontribusi output cukup besar, dan memiliki potensi yang besar pula serta mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Dari hasil analisis 1-0 yang dilakukan dikaitkan dengan kriteria-kriteria tersebut, maka sektor-sektor yang dapat dikategorikan sebagai sektor unggulan dalam perekonomian Kabupaten Banggai adalah ; sektor bangunan, sektor angkutan dan komunikasi, sektor industri kayu bambu dan rotan, sektor bank dan lembaga keuangan lainnya, sektor perdagangan, sektor industri makanan dan minuman, sektor padi, sektor kelapa, sektor kayu dan hasil hutan serta sektor perikanan.
Selanjutnya dalam penentuan besaran pengeluaran pemerintah daerah Kabupaten Banggai dilakukan dengan cara menyesuaikan pos pasal mata anggaran dalam APBD dengan sektor-sektor dalam Input Output Kabupaten Banggai tahun 1995.
Kemudian dari sasil nalisis dapat diketahui dampak dari pengeluaran Pemerintah Daerah terhadap perekonomian Kabupaten Banggai adalah ; (i) Dalam pembentukan output sebesar 51.976 juta rupiah atau 7,76 persen dari total ouput sebesar 666.399 juta rupiah. (ii) Dalam pembentukan Nilai Tambah Bruto sebesar 40.257 juta rupiah atau 8,59 persen dari total Nilai Tambah Bruto sebesar 468.551 juta rupiah. (iii) Dalam penyerapan tenaga kerja, terbuka peluang kerja sebanyak 5.083 orang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ketersediaan dan kecukupan infrastruktur berfungsi sebagai pendukung kegiatan dunia usaha dan juga merupakan bagian integral dari pengembangan dunia usaha dengan berbagai kegiatan investasi di daerah....."
JUILABI
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>