Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusup Nugroho
"Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunaanya diwajibkan membayar tol (Undang- Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan). Hakekat jalan tol adalah jalan bebas hambatan yang memiliki tingkat keselamatan yang tinggi. Tetapi pada kenyataanya jalan tol di Indonesia banyak diwarnai oleh kecelakaan lalu lintas.
Berbagai penelitian telah dilakukan dalam rangka mencoba untuk membuktikan hubungan antara kecelakaan, volume lalu lintas dan karakteristik geometrik dari jaringan jalan. Karena keanekaragaman data frekuensi kecelakaan dari berbagai lokasi akan menunjukkan overdispersion, yang artinya bahwa data memiliki sebuah pemantauan menyimpang yang lebih besar daripada perkiraan penyimpangan yang diberikan oleh pengambilan sample model. Oleh karena itu dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan menggunakan model negative binomial untuk menentukan model yang dapat memprediksikan kinerja keselamatan jalan tol dalam bentuk Safety Performa Function (SPF), yang selanjutnya dikombinasikan dengan penggunaan aturan bayes dalam melakukan studi "sebelum dan sesudah" dimana data hasil perkiraan dibandingkan dengan data aktual hasil observasi.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi kinerja keselamatan jalan tol Jakarta-Cikampek terhadap pengaruh dari pengembangan jalan tol berupa perubahan jumlah lajur pada jalan tol dan untuk menggambarkan pentingnya menggunakan model prediksi untuk melakukan estimasi keselamatan pada jalan tol. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak terkait berkaitan dengan pentingnya melakukan evaluasi kinerja keselamatan jalan khususnya terhadap jalan tol. Selain itu penelitian ini juga dapat memberikan prediksi terhadap kinerja keselamatan jalan baik dengan skenario pengembangan jalan (do-something) maupun tanpa skenario pengembangan (do-nothing), dimana dari prediksi tersebut dapat digunakan sebagai acuan pertimbangan untuk melakukan perencanaan skenario pengembangan jalan lebih lanjut."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24685
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Rahayu
"Asumsi-asumsi pada Model Linier Yang Umum {Generalized Linier Model atau disingkat GLM) merupakan perluasan dari asumsi-asumsi pada model linier klasik. Pada tugas akhir ini akan ditunjukkan bahwa parameter ? untuk model linier yang umum yang mempunyai nilai-nilai yang tidak diketahui dapat ditaksir dengan menggunakan prosedur iterative weighted least square. Salah satu contoh model linier yang umum (GLM) yaitu model regresi digunakan terhadap data polusi udara di daerah teluk San Fransisco. Dengan menggunakan data tersebut dapat ditunjukkan sensitifitas model regresi yang ditaksir terhadap asumsi distribusi probabilitas error c yang berbeda (yaitu terhadap distribusi probabilitas Normal dan Gamma). Selain itu dapat ditunjukkan pula mengenai model probabilitas yang cocok untuk menggambarkan data polusi udara tersebut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supardi Sudiro, Author
"Salah satu indikator penting untuk mengetahui miskin atau tidaknya suatu rumah tangga adalah jumlah pengeluaran rumah tangga tersebut per bulan. Tugas akhir mi membandingkan kontribusi pengeluaran pangan dan non pangan pada pengeluaran per bulan dengan memperhatikan karakteristik-karakteristik demografis dan sosial rumah tangga. Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda, berdasarkan data rumah tangga hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 1990 (BPS 1990) untuk wilayah propinsi Jawa Barat. Beberapa model regresi di buat untuk rumah tangga miskin dan tidak miskin baik di kota maupun di desa. Hasil yang didapat adalah adanya perbedaan kontribusi pengeluaran pangan maupun non pangan pada pengeluaran rumah tangga per bulan antara rumah tangga miskin dan tidak miskin baik di kota maupun di desa. Kontribusi pengeluaran pangan pada rumah tangga miskin lebih besar dibandingkan rumah tangga tidak miskin, di kota maupun di desa. Sedangkan kontribusi pengeluaran non pangan pada rumah tangga tidak miskin lebih besar dibandingkan rumah tangga miskin, di kota maupun di desa. Karakteristik-karakteristjk yang diperhatikan dalam model adalah jenis kelamin kepala keluarga, sumber penghasilan utama, status pekerjaan, tingkat pendidikan kepala keluarga, jumlah pekerja dan jumlah anggota rumah tangga."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Cahaya Puspitasari
"Semakin hari perjalanan yang melalui ruas jalan Semarang-Bawen semakin meningkat. Dengan makin meningkatnya perjalanan tersebut maka dibeberapa titik ruas jalan Semarang-Bawen sering terjadi kemacetan. Akibatnya waktu tempuh Semarang-Bawen semakin lama. Salah satu solusi yang dilakukan untuk mengurangi kemacetan adalah dengan melakukan pernbangunan jalan tol Semarang-Bawen.
Dengan adanya jalan tol Semarang-Bawen diharapkan dapat mengurangi kernacetan yang telj adi pada ruas jalan Semarang-Bawen. Sehingga waktu tempuh Semarang-Bawen menjadi lebih cepat. Jalan tol Semarang-Bawen sepanjang 24 km merupal-can bagian dari jalan tol Semarang-Solo sepanjang 82,6 km.
Dengan dibangunnya jalan tol Semarang-Bawen maka perjalanan Semarang-Bawen atau sebaliknya mempunyai dua alternatif yaitu melalui jalan tol atau jalan non tol. Akibat keadaan tersebut maka dirasakan perlu untuk menganalisa pelaku perjalanan Semarang-Bawen untuk memilih jalan tol atap non tol rnelalui pemodelan probabilitas.
Pemodelan Probabilitas yang digunakan dalam analisa adalah model logit. Model logit dipengaruhi oleh suatu fungsi utilitas. Fungsi utilitas (variabel tidak bebas) yang didapatkan merupakan suatu hasil regresi linier dari beberapa variabel bebas. Variabel bebas yang akan digunakan dalam analisa fungsi utilitas berdasarkan hasil survey Stated Preference yang dilakukan oleh Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik universitas Indonesia. Variabel bebas (atribut) tersebut terdiri dari karakteristik responden dan karakteristik peljalanan responden. Variabel bebas yang digunakan dalan fungsi utilitas adalah variabel bebas yang mempunyai korelasi yang kuat dengan nilai utilitas (variabel tidak bebas).
Variabel bebas yang mempunyai korelasi kuat dengan nilai utilitas kemudian dibentuk menjadi fungsi utilitas dengan metode regresi kuadrat terkecil. selanjutnya dilakukan analisa terhadap koefisien determinasi (RZ), tingkat signifikansi, uji t dan multikolinieritas untuk mengetahui keakuratan fungsi utilitas yang didapat.
Dalam menganalisa pemodelan probabilitas pelaku perjalanan Jalan Tol Semarang-Bawen, dibagi menjadi 2 jenis yaitu kendaraan pribadi dau bus/truk. Untuk kendaraan pribadi, iimgsi utilitas djpengaruhi oleh biaya transportasi rata-rata per bulan. Sedangkan untuk bus/truk ada 3 variabel bebas yang berpengaruh dalam fungsi utilitas yaitu biaya transportasi rata-rata per bulan, frekuensi melewati jalan tol yang ada sekarang dan beda waktu pexjalanan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Sandra
"Seiring dengan perkembangan waktu, pertumbuhan lalu lintas yang menyebabkan adanya beban berulang (repetitive load) mengakibatkan terjadinya penurunan kinerja permukaan jalan. Parameter kekasaran permukaan jalan (IRI) merupakan salah satu faktor panting yang menentukan kinerja jaringan jalan.
Pada tesis ini dikembangkan model fungsi kinerja ruas berdasarkan hubungan waktu tempuh dan volume per kapasitas jalan didapat dengan cara mengembangkan model regresi hubungan kecepatan dan volume per kapasitas dari grafik D-2 (MKJI 1997) antara data kecepatan dengan volume per kapasitas untuk jalan luar kota. Untuk model 1, fungsi kinerja ruas jalan tidak memasukkan nilai kekasaran permukaan jalan (IRI), model 2 fungsi kinerja ruas jalan memasukkan nilai kekasaran permukaan jalan (IRI), sedangkan untuk model 3 fungsi kinerja ruas dikombinasikan antara model 1 dan model 2.
Untuk melihat perbedaan ke tiga model fungsi kinerja ruas, dilakukan pembebanan jaringan dengan wilayah studi jalan yang ada di pulau Jawa dan Madura, terdiri dan 264 zona lalulintas (262 zona internal dan 2 zona ekstemal). Simulasi pembebanan lalulintas dilakukan dengan perangkat lunak EMMEJ2 (Equilibria Multimoda I Multimoda Equilibrium).
Hasil pembebanan dari ketiga model kemudian divalidasi dengan data volume lalulintas lapangan. Dari hasil perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa fungsi kinerja ruas model 3 rnendekati hasil perhitungan data volume lalulintas di lapangan dimana dari semua jaringan jalan yang dibebankan terdapat 10% ruas jalan yang berbeda volume lalulintasnya. Untuk perbandingan masing-masing model antara model 1 dan model 3 mempunyai perbedaan sebesar 20%.
Dari hasil pengembangan model dan pembebanan jaringan jalan yang dilakukan dapat diketahui bahwa fungsi kinerja ruas model 3 nilai volume lalulintas mendekati data volume lalulintas lapangan dan merupakan fungsi kinerja ruas yang terbaik dari ketiga model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastia Dewi L.
"Model regresi logistik dua level merupakan analisis multilevel yang digunakan untuk menganalisis data yang mempunyai struktur hirarki dua level dengan data respon biner (bernilai 0 atau 1). Yang dimaksud dengan data hirarki adalah data dengan unit-unit observasi yang bersarang pada unit yang lebih tinggi. Dalam skripsi ini, bentuk model regresi logistik dua level difokuskan pada model regresi logistik dua level dengan random intercept. Metode penaksiran parameter yang adalah metode Penalized Quasi Likelihood order pertama (PQL-1). Prinsip umum dari metode ini adalah melinierkan bagian yang non-linier dari model regresi logistik dua level dengan perluasan deret Taylor order pertama sehingga didapat model linier 2-level untuk kemudian dilakukan pengestimasian parameter menggunakan Iterative Generalized Least Square (IGLS). Prosedur tersebut dilakukan secara iteratif sampai konvergen. Metode ini diaplikasikan pada data survey di Eropa mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam penggunaan hak pilihnya dalam pemilu. Data terdiri dari 3300 individu yang diambil secara acak dari 20 negara di Eropa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S27691
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anastia Dewi L.
"Model regresi logistik dua level merupakan analisis multilevel yang digunakan untuk menganalisis data yang mempunyai struktur hirarki dua level dengan data respon biner (bernilai 0 atau 1). Yang dimaksud dengan data hirarki adalah data dengan unit-unit observasi yang bersarang pada unit yang lebih tinggi. Dalam skripsi ini, bentuk model regresi logistik dua level difokuskan pada model regresi logistik dua level dengan random intercept. Metode penaksiran parameter yang adalah metode Penalized Quasi Likelihood order pertama (PQL-1). Prinsip umum dari metode ini adalah melinierkan bagian yang non-linier dari model regresi logistik dua level dengan perluasan deret Taylor order pertama sehingga didapat model linier 2-level untuk kemudian dilakukan pengestimasian parameter menggunakan Iterative Generalized Least Square (IGLS). Prosedur tersebut dilakukan secara iteratif sampai konvergen. Metode ini diaplikasikan pada data survey di Eropa mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam penggunaan hak pilihnya dalam pemilu. Data terdiri dari 3300 individu yang diambil secara acak dari 20 negara di Eropa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Unggul Cariawan
"Pembangunan jalan tol di Indonesia dimaksudkan untuk efisiensi transportasi sekaligus sebagai efisiensi dana APBN dalam rangka menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dalam Repelita Pemerintah selalu mencantumkan rencana program pembangunan jalan tol yang ingin dicapai sepanjang lima tahun mendatang. Berdasarkan evaluasi panjang jalan tol dibuka pada Pelita Keempat, Kelima dan Keenam masing masing hanya mencapai 86,8 %, 43,3 % dan 33,2 % dari target.
Sejak tahun 1987 Pemerintah menetapkan kebijakan untuk melibatkan swasta dalam investasi jalan tol dengan sasaran semaksimal mungkin memanfaatkan dana swasta (masyarakat) serta sehemat mungkin menggunakan APBN. Kondisi ekonomi dan politik yang memang kondusif terhadap investasi telah mendorong Pemerintah untuk meningkatkan target pertumbuhan panjang jalan tol dengan meningkatkan jumlah program jalan tol. Status program pada tahun 1997 adalah konstruksi: 184,6 km, prakonstruksi: 1.365 km, proses penawaran: 485 km. Namun demikian pada kenyataannya pertumbuhan panjang jalan tol rata-rata dari tahun 1987 sampai 1998 hanya 28,2 km per tahun. Hasil proses investasi tersebut hanya 7,27 %. Suatu proses yang tidak efisien.
Berkaitan dengan investasi jalan tol pemerintah telah menetapkan beberapa kebijakan sektoral seperti: studi kelayakan yang dapat dilaksanakan investor setelah ditunjuk oleh pemerintah, tidak memberikan kepastian kenaikan tarif tol, dan penyediaan lahan dengan menggunakan dana investo. Pada tahun 1997 mulai terjadi krisis moneter yang menyebabkan Pemerintah menunda sebagian besar proyek infrastruktur termasuk proyek jalan tol. Untuk mengetahui kombinasi kebijakan yang dapat menghasilkan pertumbuhan panjang jalan tol yang optimal maka pada penelitian ini dilakukan simulasi kebijakan investasi jalan tol. Mengingat perilaku parameter sistem yang dinamis serta kompleksitas permasalahan maka pemodelan dilakukan dengan pendekatan dinamik sistem. Simulasi model dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer. Untuk itu digunakan perangkat lunak Powersim.
Simulasi Model Kebijakan Investasi Jalan Tol dengan menggunakan Dinamika Sistem Pemodelan dibangun atas dasar data historis investasi jalan tol sejak tahun 1987 sampai tahun 1998. Diagram simpal kausal dibangun berdasarkan kerangka konsep siklus proses investasi jalan tol. Setelah melalui proses validasi dan model anggap sahih maka model digunakan untuk simulasi uji kombinasi kebijakan.
Berdasarkan hasil simulasi terhadap tiga skenario kebijakan maka diketahui bahwa kombinasi antara program jalan tol yang selektif yaitu prioritas pada proyek yang sudah layak, penyediaan lahan dengan kombinasi dana investor dan APBN, kepastian kenaikan tarif tol setiap 3 tahun telah memperlihatkan hasil pertumbuhan panjang jalan yang paling optimal sekaligus meningkatkan efisiensi proses investasi jalan tol.

Toll road development in Indonesia is intended for efficiency in transportation and National Budgeting in order to support economic growth. Repelita includes toll mad development program that wants to achieve in the next five years. Based on evaluation of toll road opened on Fourth, Fifth and Sixth Repelita, it is just reached 86,8%, 43,3% and 33,2% from target.
Since 1987 the Government has introduced policy in the toll road investment in order to use private fund for saving in Government Budgeting. Due the national economic growth, the Government has improved the toll mad development by increasing the number of toll road program. By 1997, program status is as follow: construction: 184.6 km, pre-construction: 1.365 km, bid process: 485 km. However, from 1987 to 1998 the actual growth of length of toll road is 28.2 km per year in average. It is' only 7.27% from investment process.
Related with toll road investment, the Government has policies such as feasibility study done by investor who appointed by the Government, uncertainty in toll rate adjustment and use investor's fund for land settlement. In the middle of 7997, monetary crisis was 'started to occur and cause the Government delayed a lot of infrastructure projects including toll road projects.
To recognize the combination of policies that can affect on optimum toll road growth, the simulation of the combination of policies on toll road investment is done. Considering the dynamic behavior, non linter real system parameter and complexibility of the problem, the model was developed by system dynamic approach. In order to ease the simulation model, computer devices is used with Powersim software.
The model is built based on historical data in toll road investment since 1987 to 1998. Causal loop diagram is made based on the frame of investment process cycle. After being validated, the model is used for the policy's test simulation with simulation time 2000-2070.
Based on the model simulation on three scenarios of policy, it is known that the most optimum toll road growth came from the combination among selective toll road program, (the priority on feasible projects), use investor's fund and Government Budgeting for land settlement and periodic toll rate adjustment every three years."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1999
S27551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Munawar
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S27340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>