Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165851 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Besral
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minum teh terhadap kejadian anemia kurang zat besi pada penduduk usia lanjut (usila). Populasi penelitian ini adalah usila di Kota Bandung dan sampelnya dipilih secara acak sebanyak 132 usila di Kecamatan Cicendo. Metode pengukuran hemoglobin menggunakan Sianmethemoglobin, sedangkan kebiasaan minum teh diukur dengan catatan asupan makanan (food record) 1 x 24 jam selama 7 hari. Analisa data menggunakan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian didapatkan bahwa kejadian anemia pada usila di Kota Bandung adalah 47,7% (95%CI = 39%?56%). Separuh dari responden (49%) mempunyai kebiasaaan selalu minum teh tiap hari (95%CI = 40%?58%). Usila yang selalu minum teh tiap hari mempunyai risiko untuk anemia 92 kali lebih tinggi (95%CI=8?221) dibandingkan usila yang tidak pernah minum teh setelah dikontrol dengan variabel konsumsi lauk dan konsumsi pauk. Apabila kebiasaan minum teh setiap hari dapat dikurangi maka kejadian anemia pada usila dapat diturunkan sebesar 85%, dari 47,7% menjadi 7,3%. Kejadian anemia dapat diturunkan dengan cara mengurangi kebiasaan minum teh atau meningkatkan konsumsi protein, namun mengingat kondisi gigi serta keuangan usila, maka perubahan kebiasaan minum teh merupakan pilihan yang paling bijak untuk menurunkan kejadian anemia.

The Effect of Drinking Tea to the Anemia among Elderly in Bandung. The objective of this study is to know the effect of tea to anemia iron deficiency among elderly people. The study population is the elderly people in Bandung City. The sampling was 132 elderly that were selected randomly in Sub District of Cicendo year 2005. Method of measuring hemoglobin is the sianmethemoglobin and the drinking tea was measured by 1 x 24 hours food record for seven days. The data was analysis using multiple logistic regression.
The results of this study shows that rate of anemia among elderly people in Bandung is 47,7% (95%CI = 39%?56%) and about half of the elderly (49%) drinking tea every day (95%CI = 40%?58%). The elderly who drink tea every day have risk for anemia 92 times higher compared than those who did not drink tea (ORadj = 91.8, 95% CI = 8?221) after controlled for protein intake. If the drinking tea habit among elderly could be changed, the anemia could be reduced by 85% i.e. from 47.7% become 7.3%. In order to decrease anemia, it?s suggested to reduce their drinking tea habit or increase their protein intake. However, due to lack of their teeth?s functioning and low of their economic status, reducing their drinking tea habit is the best choice to decrease anemia among elderly."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; Akademi Perawat Depkes ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rismala Kesuma
"Sumber pencemaran udara saat ini makin bertambah, hal ini dikarenakan makin bertambahnya jumlah kendaraan bermotor dan tidak bertambahnya ruas jalan. Emisi dari sumber-sumber tersebut akan meningkat selaras dengan meningkatnya jumlah penduduk. Jumlah kendaraan bermotor itu yang bertambah dan bahan bakar yang dipakai banyak menggunakan Bahan Bakar Minyak mengandung timah hitam sangat berkontribusi sebagai penyumbang kendaraan bermotor. Dampak timah hitam yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor sangat mempengaruhi kesehatan terutama para kelompok risiko yang sering berada di jalan raya.
Penelitian ini dilaksanakan di 12 pos polisi lalu lintas di wilayah kota Palembang, dengan unit analisis polisi lalu lintas yang berada di jalan raya pada Poltabes kota Palembang dengan sampel seluruh populasi sebanyak 40 orang, dengan tujuan untuk mengetahui latar belakang keterpaparan timah hitam di dalam darah polisi lalu lintas dan dampak kesehatannya.
Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan pendekatan "cross sectional" menggunakan analisis data kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner dan pengukuran Pb udara serta pengambilan sampel darah pada polisi lalu lintas di kota Palembang. Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik menggunakan teknik analisis distribusi frekuensi, uji chi squre serta fisher's exact.
Dari hasil penelitian ini diperoleh 15 % responden memiliki kadar Pb lebih dari 40 µg/100 ml. Berdasarkan analisis bivariat ternyata ada hubungan antara masa kerja dan pemakaian masker dengan kadar Pb darah pada polisi lalu lintas, sedangkan variabel jam kerja dan kebiasaan merokok tidak ada hubungan dengan kadar Pb darah pada polisi lalu lintas. Dengan menggunanakan analisis regresi logistik variabel jam kerja dan kebiasaan merokok tidak ada hubungan dengan kadar Pb darah pada polisi lalu lintas sedangkan masa kerja dan pemakaian masker dengan nilai p masing - masing untuk masa kerja (p=0,005), pemakaian masker (p= 0,026). Dari analisis ini pula dapat diketahui variabel yang mempunyai pengaruh pada kadar Pb dan Hb yaitu pemakaian masker.
Dengan melihat hasil penelitian tersebut penggunaan masker pada polisi lalu lintas harus dilaksanakan dengan baik, terutama pada saat bertugas dijalan raya dalam mengatur lalu lintas kendaraan, terutama peraturan yang jelas untuk pergantian masa berugas di tiap bagian dengan dibuatnya rotasi kerja, hal ini untuk menjaga jangan sampai polisi lalu lintas terlalu lama terpapar dengan pencemaran.

Pb Concentration Influence in the Air Ambient on Pb of Blood Degree with Traffic Police Anemia Cases at Palembang City 2004Air pollution?s sources increasingly accrue currently, this condition was caused by accretion of the number of vehicles and the roadway was not increase. Emission of the source will increase as long as the accretion of human population. The amount of vehicles, which keep growing, and the fuel that consumed, use much of oil fuel which contain the valuable lead as motor vehicles contributor. The lead impact of motor vehicles was significantly affects especially on the risk group, that is the one who often been on the avenue.
This research took place at 12 posts of traffic police in Palembang district, with traffic police analysis unit was located on highway at Palembang City's Poltabes by all of population of 40 persons, with objective is to find out the background of the lead contamination in traffic police's blood and the health impacts.
This research is observation with "cross sectional" approach, uses quantitative data analysis. The data picked by interview using questioner and measuring Pb of air, also picking blood samples on Palembang traffic police. Then, the results of data maintain statistically using the frequency distribution analysis technical, chi square and fisher's exact test.
From the results of this research get 15% respondent which contains Pb degree more than 40 µg/100 ml. Based on bivariate analysis, apparently, there was correlation of job period and mask employing with Pb blood degree on traffic police, meanwhile, job period variables and smoking habit was not have correlation with Pb blood degree of traffic police. Using logistic regression analysis of job period variable and smoking habit there was not have correlation with Pb blood degree on traffic police, whereas job period and mask employing have p value, both for job period (p=x.005), mask employing (p-0.026). From this analysis too, we can learn the variables that have influence to Pb and Hb degree, that is mask employer.
Having perception regarding the result of research, mask utilization on traffic police have to well maintain, especially when works on the road for organizing traffic, and overt regulation for turning job period over at every segments by making job rotation, those are for avoiding contamination of traffic police.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Syatriani
"Anemia dikalangan remaja masih merupakan masalah kesehatan yang penting akibat pertumbuhan remaja sangat pesat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan konsumsi protein, zat besi, vitamin B12, dan vitamin C dengan kejadian anemia pada siswi salah satu SMP di Makassar. Penelitian ini
dengan disain studi cross sectional. Sampel adalah siswi kelas I dan II yang dipilih secara purposive sampling sebanyak 50 orang. Pengumpulan data kon-
sumsi makanan dengan formulir recall 24 jam dan pengukuran kadar Hb dengan alat hemocue. Hasil penelitian dengan analisis chi-square diperoleh ada hu-
bungan antara konsumsi protein (p=0,000), konsumsi zat besi (p=0,002), konsumsi vitamin B 12 (p=0,044), dan konsumsi vitamin C (p=0,006) dengan keja-
dian anemia. Untuk itu, disarankan para siswi meningkatkan konsumsi makanan sumber protein terutama protein hewani, zat besi, vitamin B12, dan vitamin
C serta mengatur pola makan.
Anemia is a public health problem which is still higher prevalence in teenagers because during this period in very rapid growth. This study aims to determine
the relationship of several factors such as consumption of protein, iron, vitamin B12, and vitamin C with the incidence of anemia in junior high school students
in Makassar. The study was cross sectional study. Sample are first and second grade students who are selected by purposive sampling is 50 people. Food
consumption data collection was performed with 24 hour recall form and measurement of Hb by using hemocue. The result with chi-square analysis found
that there is relationship between protein consumption (p=0,000), consumption of iron (p=0,002), intake of vitamin B12 (p =0,044), and consumption of vita-
min C (p=0,006) with the incidence of anemia. It is suggested that the student increase the consumption of food from protein, especially animal protein, iron,
vitamin B12, and vitamin C as well as regulate diet."
Lengkap +
2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Basuki Dwi Lestari
"Anemia gizi merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang harus ditanggulangi secara serius. Terjadinya anemia gizi biasanya disebabkan karena jumlah zat besi yang dikonsumsi tidak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Di samping itu berbagai faktor juga dapat mempengaruhi terjadinya anemia gizi antara lain kebiasaan makan, kurangnya konsumsi zat gizi lain misalnya vitamin A, vitamin C, protein, infeksi, sanitasi lingkungan, investasi cacing, dan sosial ekonomi. Konsekuensi yang timbul akibat terjadinya anemia gizi adalah produktivitas rendah, terhambatnya perkembangan mental dan kecerdasan, menurunnya kekebalan terhadap penyakit infeksi, morbiditas dll.
Prevalensi anemia gizi remaja putri berdasarkan beberapa hasil penelitian ternyata cukup tinggi, sementara upaya penanggulangan anemia belum mengarah kepada sasaran remaja ini.
Penelitian ini merupakan suatu studi analisis yang menggunakan data sekunder dari Pusat Penelitian dan' Pengembangan Gizi, Departemen Kesehatan RI. Jenis penelitian ini termasuk penelitian observasional tipe potong lintang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi remaja putri. Variabel dependen penelitian ini adalah status anemia remaja putri, sedangkan variabel independen meliputi investasi cacing, tingkat konsumsi energi, protein, vitamin A, vitamin C dan zat besi, status Cu, pendidikan ayah, pendidikan ibu, dan kebiasaan minum teh. Analisa data meliputi univariat dengan distribusi frekuensi, bivariat dengan uji kai kuadrat, dan multivariat dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi anemia gizi remaja putri sebesar 41.54 %, Disamping itu variabel yang berhubungan berrnakna secara statistik (p < 0.05) dengan kejadian anemia gizi remaja putri adalah variabel investasi cacing, tingkat konsumsi energi, protein, dan vitamin C. Dan variabel yang paling berhubungan secara bersama-sama terhadap kejadian anemia gizi adalah variabel tingkat konsumsi vitamin C (p < 0.0383, OR = 2.71, CI 95 % = 1.76614 - 3.65i 66).
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan agar penangguulangan anemia gizi pada remaja putri sudah harus mulai diprioritaskan sehingga perlu adanya program khusus penanggulangan anemia gizi pada remaja putri ini. Disarankan pula dilaksanakannya penyuluhan kepada ibu-ibu mengenai pengetahuan tentang anemia sebab dan akibatnya serta perlunya makanan seimbang kepada remaja putri. Disamping itu perlu adanya penelitian lain mengenai anemia gizi remaja putri sehingga informasi yang didapat bisa saling melengkapi.

Nutritional anemia is one of the major nutritional problems in Indonesia that must be seriously tackled. Nutritional anemia normally occurs when the amount of the iron consumed does not equal to the requirements. Besides, several other factors also contribute to the incidence of nutritional anemia such as, among other things, eating habits, lack of consumption of other nutrients including vitamins A and C, a lack of protein, infection, environmental sanitation, worms infestation, social economic conditions, etc. The consequences arising from nutritional anemia include low productivity, disturbance in mental and intelligence development, decreasing immunity against infectious diseases, morbidity, etc.
According to the results of the research, the prevalence of nutritional anemia among female adolescence is relatively high, whereas the efforts taken to combat anemia have not been directed to' this specific target population.
This research is an analytical study using secondary data from Nutritional Research and Development Centre, Department of Health of the Republic of Indonesia. This is an observational research of a cross-sectional type. The objective of the research is to study the factors relating to the incidence of the nutritional anemia among female adolescence. The dependent variable of the research is the status of anemia among female adolescence, while the independent variables include worms investation, the level of energy, protein, vitamin A, vitamin C and iron consumptions, the status of Cu, educational background of the girls' parents and the habits of tea drinking. Analysis of the data is carried out using univariate method by frequency distribution, bivariate method by chi square test, and multivariate method by logistical regression.
The results of the research have demonstrated that the prevalence of nutritional anemia among female adolescence reaches as high as 41.54 %. In addition, the variables having statistically significant relationship (p < 0.05) with the incidence of nutritional anemia among female adolescence include the investation of worms, and the level of energy, protein, and vitamin C consumptions. And the variable having the closest bearing to the incidence of nutritional anemia is the level of vitamin C consumption (p = 0.0383, OR = 2.71, 95 % CI = 1.76614 - 3.65166).
Based on the results of the research, it is recommended that the handling of nutritional anemia among female adolescence should be prioritized by commencing a special improvement program. Another recommendation is given for the implementation of guidance and education campaign to the mothers on the causes and consequences of anaemia, and the need of providing a balanced diet for their daughters. Further researches and studies on nutritional anemia among female adolescence are deemed necessary, so that all the information obtained will complement each other.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laili Nur Hidayati
"Anemia hampir terjadi di seluruh dunia, terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Ibu hamil adalah salah satu kelompok rawan gizi yang berisiko terjadi anemia. Dampak anemia dalam kehamilan sangat luas baik mulai dari kehamilan itu sendiri sampai melahirkan dan nifas. Secara tidak langsung anemia merupakan penyebab kesakitan dan kematian baik ibu maupun bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan desain cross sectional yang dianalisis menggunakan uji chisquare. Sampel penelitian sebanyak 110 responden yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Palmerah Jakarta Barat pada Mei 2013. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 37,3% responden mengalami anemia dalam kehamilan. Rata-rata Hb adalah 11,5 gr%. Hb terendah 10 gr% dan Hb tertinggi 13 gr%. Analisi bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara usia dengan anemia (OR=3,04; CI 95%=1,3-7,4), jarak kehamilan (OR=0,017; CI 95%=1,3-6,3), paritas (OR=0,026; CI 95%=1,2-6,7). Terdapat juga hubungan yang signifikan antara pola konsumsi makanan (0,038; 1,1-5,6), edukasi gizi/konseling gizi (0,023; 1,3-11,4), dan pemberian tablet Fe (0,005; 1,6-13,3). Perlu adanya konseling gizi/edukasi gizi baik secara individu maupun kelompok untuk menurunkan kejadian anemia.

Anemia occurs in almost all over the world, especially in developing countries,including Indonesia. Pregnant women are one of the vulnerable groups at risk of nutritional anemia. Impact of anemia in pregnancy is very wide both starting from the pregnancy itself until delivery and postpartum. Indirectly anemia is a cause of morbidity and mortality both mother and \ baby. This study aims to determine the factors associated with the incidence of anemia in pregnant women with a crosssectional design were analyzed using chi-square test. The research sample of 110 respondents conducted in West Jakarta District Health Clinics Palmerah in May 2013. The results showed as much as 37.3% of respondents experienced anemia in pregnancy. The average hemoglobin was 11.5 g%. Lowest Hb 10 g% and the highest Hb 13 g%. Bivariate analysis showed a significant relationship between age and anemia (OR = 3.04; 95% CI = 1.3 to 7.4), spacing of pregnancy (OR =0.017; 95% CI = 1.3 to 6.3) , parity (OR = 0.026; 95% CI = 1.2 to 6.7). There is also a significant correlation between the pattern of food consumption (0.038; 1.1 to 5.6), nutrition education / nutrition counseling (0,023; 1.3 to 11.4), and Fe tablet (0.005; 1.6 to 13 , 3). Need for nutritional counseling / nutrition education,both individually and collectively to reduce the incidence of anemia."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Wardani
"Latar Belakang : Timbal merupakan salah satu polutan yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Pajanan timbal dapat menyebabkan adanya gangguan hemapoetik, salah satunya adalah anemia.
Tujuan : Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pajanan timbal di udara ambien terhadap peningkatan risiko kejadian anemia pada komunitas di Kawasan Puspiptek, Serpong.
Metode : Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain studi kohort retrospektif. Sebanyak 108 sampel terpilih secara stratified random sampling masing-masing pada daerah terpajan dan daerah tidak terpajan. Data terkait pajanan timbal di udara ambien selama tahun 2012 didapat dari data pengukuran yang dilakukan oleh Pusarperdal (terpajan) dan BLH Depok (tidak terpajan). Selanjutnya, peneliti mengukur kadar hemoglobin responden dengan menggunakan hemometer digital. Selain itu, juga dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui faktor-faktor lain yang berhubungan. Setelah itu dibentuk model regresi logistik dengan memasukkan variabel lainnya, yaitu umur, jenis kelamin, durasi pajanan, status masyarakat, tingkat asupan zat besi, tingkat asupan vitamin C dan tingkat asupan asam folat untuk mengetahui hubungan timbal dan keja
Hasil : Hasil studi menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik antara konsentrasi pajanan timbal dalam udara ambient dengan kejadian anemia dengan nilai PR = 7.00 (95% CI : 3.32-14.76). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa seseorang yang berada di daerah terpajan timbal di udara ambien, memiliki risiko 1.8 kali untuk menderita anemia dibandingkan dengan seseorang yang berada di daerah tidak terpajan setelah dikontrol dengan variabel usia, durasi pajanan indoor, durasi pajanan tahunan, tingkat asupan Fe, tingkat asupan vitamin C dan tingkat asupan asam folat.
Kesimpulan : Pajanan timbal di udara ambien berhubungan dengan kejadian anemia pada komunitas di Kawasan Puspiptek.

Background : Lead is one of the pollutants that are harmful to human health. Lead exposure can cause disorders of hemapoetik system, one of them is anemia.
Objective : The main goal of this research is to know the relation of lead exposure in ambient air and increasing risk of anemia occurrences in the community of Puspiptek Area, Serpong.
Method : Research was conducted by retrospective cohort design study. Amount of 108 samples selected by stratified random sampling method for each exposure and non exposure area. The data related to lead consentration in air embient along 2012 is taken from the result measurement by PUSARPERDAL (exposure area) and BLH Depok (non exposure area). Furthermore, the researchers measured the levels of hemoglobin respondents using digital hemometer. In addition, the researchers also conducted interviews with respondent by questionnaires to find out other factors which related. After that, logistics regression model was formed by inserting other variables, including age, sex, duration of exposure, the status of the community, the level of intake of iron, intake levels of vitamin C and folic acid intake levels to know the factors that most influence the incidence of anemia on the respondent.
Result : Results of the study showed statistically significant relationship between exposure concentration of lead in ambient air and anemia with PR value = 7.00 (95% CI: 3.32-14.76). Results of the multivariate analysis showed that someone who is in the lead in ambient air-exposed, have risk of 1.8 times to suffer from anemia compared with someone who was in the area of unexposed after controlled with variables age, duration of exposure, duration of exposure, the annual intake levels of Fe, the level of intake of vitamin C and folic acid intake levels.
Conclusion : exposure to lead air pollutant was associated with anemia in Community of puspiptek Area
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S53007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"It was reported that the correlation between some risk factors and the low birth weight (LBW) was significant. ...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Anggraini
"Anemia adalah keadaan di mana kadar hemoglobin lebih rendah dari normal. Puskesmas Pagerbarang merupakan Puskesmas dengan anemia ibu hamil tertinggi di Kabupaten Tegal. Metode penelitian Cross Sectional. Proses pengumpulan data Mei?Juni 2014. Sampel 164 orang.Hasil analisis memperlihatkan kejadian anemia (33,5%) dan yang mempunyai hubungan dengan anemia:pendidikan (OR = 2,35), keberdayaan perempuan (OR = 3,03), pengeluaran (OR = 3,98), pekerjaan suami (OR = 2,42), status gizi (OR = 10,46), infeksi/penyakit kronik (OR = 3,35), umur (OR = 3,15), paritas (OR = 3,29), pemeriksaan kehamilan (OR = 2,52), konsumsi fe (OR = 2,6), dan lokasi pelayanan kesehatan (OR = 3,29).

Anemia is a condition in which the hemoglobin levelis lower than normal. Pagerbarang health centeris a Health Center with the highest maternal anemia in Tegal regency. Methods Cross-sectional study. The process of data collection from May to June2014. Samples 164 people. The results of the analysis showed the incidence of anemia(33.5%) and having a relationship with anemia: education (OR =2.35), the empowerment of women (OR =3.03), spending(OR =3.98), husband's work (OR =2.42), nutritional status (OR =10.46), infectious/chronic disease (OR =3.35), age (OR =3.15), parity (OR =3.29), prenatal care (OR =2.52), fe consumption (OR =2.6), and the location of health services (OR =3.29)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mukaromah
"Pendidikan kesehatan multi method approaches bertujuan memberikan pemahaman pada anak usia sekolah terkait risiko anemia beserta faktor-faktornya dengan mengintegrasikan comprehensive school health model, family centre nursing model, dan school health promotion model yang mengutamakan pencegahan primer. Karakter anak yang cenderung berpikir konkrit, membuat anak belum memahami faktor-faktor penyebab anemia meliputi nutrisi, kebersihan diri, dan aktifitas–istirahat. Pelaksanaan pendidikan kesehatan multi method approaches, meliputi ceramah, permainan edukasi, diskusi, audiovisual, demonstrasi dan penugasan. Hasil aplikasi menggambarkan pengaruh positif terhadap penurunan risiko anemia. Kegiatan ini diharapkan dapat dikembangkan melalui metode lain, sehingga lebih efektif menurunkan risiko anemia pada anak usia sekolah di Indonesia.

The purpose of health education multi method approaches is to give learning for school age children about risk of anemia and its factors with integrating models of comprehensive school health, family centre nursing and school health promotion, especially primary prevention. Child’s thinking character is concretely, so they don’t understand about factors of anemia as nutrition, personal hygiene, rest and activity. Multi method approaches using lecture, game education, discussions, audiovisual, demonstration, and an assignment. The result shows the positive influence to decrease risk of anemia. This activity is expected to be developed through other methods, so more effectively to reduce risk of anemia of school age children in Indonesia.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desmon Wirawati
"ABSTRAK
Anemia remaja umumnya terjadi karena kurangnya konsumsi makanan mengandung zat besi karena mempertahankan body image untuk berpenampilan ideal. Masalah anemia yang tidak diatasi akan berdampak pada prestasi belajar di sekolah dan bagi remaja putri, anemia akan mempengaruhi fungsi reproduksinya. Masalah anemia yang ditemukan pada remaja putri perlu penanganan yang serius. Praktik Spesialis Keperawatan Komunitas menuntut perawat untuk dapat memberikan solusi pennyelesaian masalah dan pencegahan anemia remaja melalui ?Gerakan Remaja SeTiA?. Kegiatan ini merupakan suatu bentuk intervensi pencegahan dan penyelesaian masalah anemia pada remaja di SMP X Kota Depok Jawa Barat. Gerakan Remaja SeTiA memberikan hasil yang positif dengan bukti dapat meningkatkan rata-rata kadar hemoglobin pada remaja dengan nilai rata-rata hemoglobin pemeriksaan awal 11.42 dan akhir adalah 15.15, nilai p=0,019. Nilai ini lebih kecil dari 5%, sehingga disimpulkan terjadi kenaikan hemoglobin. Intervensi ?Gerakan Remaja SeTiA? diharapkan dapat diterapkan di berbagai sekolah.ABSTRACT
Anemia in adolescents generally occurs due to lack of consumption of iron contained foods. It is because adolescent girls tend to maintain ideal body image for dressed. Anemia problems that are not addressed will have an impact on learning achievement at school and for girls it will affect reproductive function in the future. Problems found in adolescent girls need to be solved. Practice of Specialist Community Nursing requires nurses to be able to provide solutions and anemia prevention through ?Movement of Healthy Teenager Free from Anemia-SeTiA". This movement is a form of intervention to prevent and overcome the problem of anemia in adolescents at junior X Depok, West Java. SeTiA movement gives positive results with evidence that may increase average of hemoglobin levels in adolescents. Rate of initial hemoglobin value was 11:42 and the final was 15:15, p = 0.019. This value is smaller than 5%, so it can be concluded that there was an increase in hemoglobin value. Movement of Healthy Teenager Free from Anemia-SeTiA in X junior high is expected to be implemented in various schools.;Anemia in adolescents generally occurs due to lack of consumption of iron contained foods. It is because adolescent girls tend to maintain ideal body image for dressed. Anemia problems that are not addressed will have an impact on learning achievement at school and for girls it will affect reproductive function in the future. Problems found in adolescent girls need to be solved. Practice of Specialist Community Nursing requires nurses to be able to provide solutions and anemia prevention through ?Movement of Healthy Teenager Free from Anemia-SeTiA". This movement is a form of intervention to prevent and overcome the problem of anemia in adolescents at junior X Depok, West Java. SeTiA movement gives positive results with evidence that may increase average of hemoglobin levels in adolescents. Rate of initial hemoglobin value was 11:42 and the final was 15:15, p = 0.019. This value is smaller than 5%, so it can be concluded that there was an increase in hemoglobin value. Movement of Healthy Teenager Free from Anemia-SeTiA in X junior high is expected to be implemented in various schools.;Anemia in adolescents generally occurs due to lack of consumption of iron contained foods. It is because adolescent girls tend to maintain ideal body image for dressed. Anemia problems that are not addressed will have an impact on learning achievement at school and for girls it will affect reproductive function in the future. Problems found in adolescent girls need to be solved. Practice of Specialist Community Nursing requires nurses to be able to provide solutions and anemia prevention through ?Movement of Healthy Teenager Free from Anemia-SeTiA". This movement is a form of intervention to prevent and overcome the problem of anemia in adolescents at junior X Depok, West Java. SeTiA movement gives positive results with evidence that may increase average of hemoglobin levels in adolescents. Rate of initial hemoglobin value was 11:42 and the final was 15:15, p = 0.019. This value is smaller than 5%, so it can be concluded that there was an increase in hemoglobin value. Movement of Healthy Teenager Free from Anemia-SeTiA in X junior high is expected to be implemented in various schools.;Anemia in adolescents generally occurs due to lack of consumption of iron contained foods. It is because adolescent girls tend to maintain ideal body image for dressed. Anemia problems that are not addressed will have an impact on learning achievement at school and for girls it will affect reproductive function in the future. Problems found in adolescent girls need to be solved. Practice of Specialist Community Nursing requires nurses to be able to provide solutions and anemia prevention through ?Movement of Healthy Teenager Free from Anemia-SeTiA". This movement is a form of intervention to prevent and overcome the problem of anemia in adolescents at junior X Depok, West Java. SeTiA movement gives positive results with evidence that may increase average of hemoglobin levels in adolescents. Rate of initial hemoglobin value was 11:42 and the final was 15:15, p = 0.019. This value is smaller than 5%, so it can be concluded that there was an increase in hemoglobin value. Movement of Healthy Teenager Free from Anemia-SeTiA in X junior high is expected to be implemented in various schools."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>