Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123843 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iis Istiqomah
"Pada dasarnya proses persiapan pertenunan dilakukan melalui beberapa tahapan yang meliputi : penggulungan (reeling), pengelosan, perangkapan (doubling), pemuntiran (twisting), penggulungan-kembali (re-reeling), pemasakan (degumming), pencelupan/pewarnaan, penganjian (sizing), penghanian dan pencucukan.
Oleh karena dari tahapan-tahapan tersebut di atas terdapat dua tahapan yang dapat digabungkan dalam suatu alat yaitu : tahapan twisting dan tahapan re-reeling, maka kedua tahapan tersebut dirasa kurang efisien apabila dilakukan satu per-satu, sehingga perlu dilakukan perancangan dan pengembangan produk alat puntir benang sutera. Alat ini dapat memberi puntiran pada benang sutera dan sekaligus menggulung benang tersebut. Untuk mewujudkan proses persiapan pertenunan dengan menggunakan alat yang dimaksud, telah dilakukan erancangan dan pengembangan produk alat puntir benang sutera dengan menggunakan metode Ulrich-Eppinger.
Metode ini melalui beberapa tahapan, yaitu : Identifikasi kebutuhan konsumen, penyusunan dan pemilihan konsep rancangan produk, penegasan spesifikasi produk, pembuatan prototipe dan uji lapangan.
Adapun uji lapangannya terdiri dari : uji banding terhadap proses persiapan pertenunan cara tradisional/uji unjuk kerja (per formance), uji verifikasi, uji pelayanan (handling) dan uji beban berkesinambungan (continuous loading). Di samping itu juga telah dilakukan analisa ekonomi teknik dan manajemen pengembangan produk, untuk mengetahui kelayakan ekonomis serta waktu yang diperlukan dalam perancangan dan pengembangan produk alat tersebut.
Dari hasil perhitungan perancangan dan uji lapangan serta analisa ekonomi diperoleh spesifikasi prototipe alat puntir benang sutera sebagai berikut : tinggi 970 mm, panjang 1810 mm, lebar 950 mm, kapasitas produksi benang 1 kg/10 jam dan harga pokok produksi per-unit prototipe sebesar Rp. 1.668.300,- serta lama waktu perancangan dan pengembangan produk adalah 24 minggu.

Basically the preparation process of weaving is done through several step: reeling, doubling, twisting, re-reeling, degumming, coloring and sizing. Two of those step/phase can be combine in one tool that is twisting and re-reeling, so that it is important to plan and develop tool for twisting silk yarn. Because it isn?t efficient to do those step/phase one by one. The tool can cause twisting on the silk yarn and rereeling the silk yarn as well. To realize the preparation process of weaving with the tool mentioned, the planning and development product of twisting tool of silk yarn by using Ulrich- Eppinger method.
This method by means of some phase, that is: identification of costumer needs, arrangement and selection of product design concept, explanation of product specification, prototype production and field test.
The field test consist of : comparation test of preparation process on traditional weaving and the performance, verification test, handling test, and continuous loading test. Besides, technical economy analysis and product development management have been done to observe/identity the economic worthiness and the time needed for designing and developing the product of that tool.
By the calculation of design/plan and field test and ecomomic analysis be obtained the specification of silk yarn twisting tool prototype, that is : heigh 970 mm, length 1810 mm, width 950 mm, yarn product capacity 1 kg/10 hours and basic price of production of prototype Rp. 1.668.300,- and the duration of setting up and developing the product 24 weeks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24927
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hicks, Herbert G.
Jakarta: Bina Aksara, 1987
658.402 HIC o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
N. Haidy Ahmad Pasay
Jakarta: Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 1982
304.63 HAI f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
T.A. Yuliartiningsih
"Analisis sikap dan tingkah laku tokoh utama novel Bukan Rumahku ini bertujuan menjelaskan sikap dan tingkah laku tokoh utama novel Bukan Rumahku. Untuk mencapai tujuan ini penulis berusaha menguraikan dan menjelaskan sebab-sebab yang membuat tokoh utama bersikap dan bertingkah laku seperti yang diperlihatkan di dalam Novel Bukan Rumahku. Dalam penelitian di atas, penulis mempergunakan pendekatan intrinsik. Teori yang penulis gunakan selain teori dari bidang ilmu sastra juga teori baru bidang ilmu psikologi sosial sebagai ilmu bantu. Hasil analisis menunjukkan bahwa sikap dan tingkah laku tokoh utama novel Bukan Rumahku banyak dipengaruhi oleh situasi sosial tempat tokoh utama bekerja. Dari hasil analisis ini juga didapat penjelasan mengapa pengarang menampilkan tokoh utama seperti yang terdapat di dalam novel Bukan Rumahku."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudin Ali
1995
S2391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Puspita Wardani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S2020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyaning Suryaningrum
"Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai orang yang merasa khawatir dan tak nyaman bila harus mengawali kontak/berinteraksi dengan orang lain, menjadi fokus perhatian maupun dalam situasi-situasi yang mengandung unsur penilaian/evaluasi dari orang lain. Kecemasan mereka mungkin karena takut tidak dapat menyesuaikan diri, diabaikan, ditertawakan, takut tidak direspon dengan baik, diremehkan, takut dinilai bodoh dan sebagainya. Kecemasan atau kekhawatiran yang berkaitan dengan situasi-situasi di atas yaitu social siluarion dan atau situation lazim disebut kecemasan sosial (Antony & Swinson, 2000).
Kecemasan sosial diartikan sebagai kekhawatiran dan ketakutan yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan orang lain, dalam situasi penilaian dan atau menjadi fokus perhatian orang lain (Butler, 1999; Antony & Swinson, 2000, Wells & Clark, 1997). Orang yang mengalami kecemasan sosial cenderung berpikir bahwa orang lain akan menilai negatif dirinya (Antony & Swinson, 2000). Meskipun kecemasan sosial dalam kadar tertentu dikatakan normal, namun perlu kimnya diperhatikan agar tidak berkembang menjadi lebih berat, menjadi suatu problem, dan akhirnya mengganggu (Antony & Swinson, 2000; Butler, 1999).
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa karena berdasarkan pengamatan peneliti selama ini berkaitan dengan aktivitas perkuliahan mereka, banyak yang merasa cemas bila harus menghadapi ujian lisan maupun tertulis, melakukan diskusi kelompok, presentasi, mengemukakan pendapat, bertanya di kelas, menjawab pertanyaan dosen, konsultasi skripsi, dan sebagainya. Dalam kehidupan sosial atau pergaulan sehari-hari pun banyak yang merasa cemas bila melakukan kontak atau interaksi, misalnya : tidak berani menyapa, memulai percakapan, perkenalan, datang ke pesta/undangan, menatap lawan bicara, dan sebagainya. Kekhawatiran ini adalah karena adanya pemikiran-pemikiran yang negatif misalnya bahwa mereka tidak diterima dengan baik, ditertawakan, diremehkan, takut salah, dinilai bodoh, dan sebagainya. Dampak dari adanya kecemasan sosial ini adalah akan mempengaruhi hubungan personal, persahabatan, kemajuan pendidikan dan aktivitas-aktivitas lainnya, kemarahan, frustasi, dan depresi (Butler, 1999).
Penelitian ini bermaksud untuk melihat apakah terapi kognitif - tingkah laku yang diterapkan pada mahasiswa efektif untuk mengatasi kecemasan sosial. Dasarnya adalah bahwa kecemasan sosial bersumber dari pemikiran (Butler, 1999) oleh karena itu upaya penanganan diarahkan pada aspek tersebut (terapi kognitif). Namun karena berdasarkan banyak penulisan bahwa kesuksesan terapi kognitif akan lebih besar bila disertasi teknik-teknik modifikasi tingkah laku maka teknik yang akan digunakan nauti adalah gabungan dari kedua pendekatan tersebut. Teknik-teknik yang diterapkan adalah latihan relaksasi, restrukturisasi kognitif role play, dan in vivo exposure. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Subjek penelitian adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang mengalami kecemasan sosial, berjumlah tiga orang. Kesimpulan menunjukkan bahwa terapi kognitif – tingkah laku ini efektif untuk mengatasi kecemasan sosial mahasiswa, yang ditandai oleh menurunnya tingkat kecemasan, berkurang/hilangnya pemikiran dan tingkah laku negatif setelah terapi diberikan dan relatif menetap hingga masa tindak lanjut.
Kesimpulan tambahan adalah : (1) Ketiga Subyek merasakan perubahan yang besar setelah mengikuti terapi ini; tingkat kenyamanan terhadap diri jauh lebih baik dibanding sebelumnya.; (2) Terapi kognitif - tingkah laku memberikan manfaat yang sangat besar dan kegunaan untuk masa yang akan datang bagi para Subyek; (3) Terapi kognitif - tingkah laku ini relatif mudah dipelajari dan dijalankan oleh Subjek serna memberikan dampak positif yang meluas ke situasi-situasi sosial lain di luar situasi fokus terapi; (4) Teknik restrukturisasi kognitif mendapatkan kesan paling mendalam dan memberikan perubahan mendasar bagi ketiga Subyek; (5) Teknik relaksasi merupakan teknik termudah untuk dipelajari dan diaplikasikan selama terapi; (6) Dua dari Subjek menyatakan teknik tersulit untuk diaplikasikan selama terapi adalah teknik in vivo exposure."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hario Susanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jenis kelompok, praktek keberagamaan, afiliasi agama, dan SVO mempengaruhi tingkah laku kooperatif dalam dilema sosial. Di Indonesia interaksi antar agama merupakan hal yang vital karena agama dianggap penting dalam keseharian. Social Indentity Theory (SIT) memprediksi jenis kelompok ingroup akan mendorong tingkah laku kooperatif, dan sebaliknya pada kelompok outgroup. Tingkah laku kooperatif dalam penelitian eksperimental ini diukur melalui permainan prisoner`s dilemma, melibatkan 190 mahasiswa S1 Universitas Indonesia dengan afiliasi agama Kristen/Katholik (n=96) dan Islam (n=94).
Hasil analisis menunjukan tidak adanya efek independen dari jenis kelompok, SVO, afiliasi agama. Praktek keberagamaan individu memiliki efek independen negatif signifikan terhadap tingkah laku kooperatif, B = -4,461, SE = ,137, 95% CI =(,482, ,826). Penelitian juga menunjukan bahwa ternyata partisipan yang berhadapan dengan ingroup (B = ,406, SE = ,160 p<0.05) atau outgroup (B = ,383, SE=,157 p< 0.05) yang semakin sering melaukan praktek keberagamaan akan semakin kooperatif dibanding pada kelompok kontrol. Hasil ini menunjukan praktek keberagamaan sebagai faktor penting untuk memprediksi tingkah laku kooperatif, sekalipun tidak sesuai dengan arah yang diharapkan.

This research aims to explain whether group type, religious practices, religion affiliation, and SVO influence cooperation in social dilemma. In Indonesia, interaction between religion`s affiliation is a very important matter since religion defined as an important thing in daily life. Social Identity Theory (SIT) predicts ingroup will cooperate more and vice versa with outgroup. Cooperation in this experimental research was measured using prisoner`s dilemma that involved 190 undergraduate students of Universitas Indonesia with Protestant/Catholic (n=96) and Islam (n=94).
The result shows that there was no independent effect from group type, SVO, religion affiliation. Individual`s religious practices score has negative independent effect to cooperation significantly, B = -4,461, SE = ,137, 95% CI =(,482, ,826). This research also shows that participant facing ingroup (B = ,406, SE = ,160 p<0.05) or outgroup (B = ,383, SE=,157 p< 0.05) with higher religious practice will cooperate more in contrast with those facing control group. This result shows that religiousity is an important factor to predict cooperation, even though did not fit the expected direction."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sona Pribady
"Melalui penelitian ini, penulis ingin melihat pengaruh identifikasi dan ancaman terhadap identitas sosial, terutama yang mengarah pada diri individu, dalam pengambilan keputusan pada kondisi dilema sosial melalui permainan prisoner`s dilemma. Berdasarkan penjelasan pada teori identitas sosial dan teori mengenai ancaman terhadap identitas sosial, penulis menduga bahwa tingkat identifikasi dan kehadiran ancaman identitas sosial yang mengarah pada diri individu akan mempengaruhi pengambilan keputusan partisipan ketika dihadapkan pada kondisi dilema sosial, yaitu apakah partisipan akan lebih kooperatif atau non-kooperatif. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dengan desain within-subject 2 (Identifikasi: Tinggi vs rendah) X 3 (Ancaman terhadap identitas sosial: prototypical vs kategorisasi vs kontrol). Hasil analisis dari penelitian yang dilakukan tidak menunjukan dukungan terhadap dugaan tersebut χ (1, N = 165) = 1.610, p > 0.05. Dengan demikian, tidak ada pengaruh yang signifikan dari tingkat identifikasi dan ancaman terhadap identitas sosial pada pengambilan keputusan dalam kondisi dilema sosial.

Within this research, author wanted to study about identification level and social identity threat, especially which is directed on individual self, on decision making in social dilema condition through prisoner`s dilema game. Based on social identity theory and social identity threat theory, author predicted that identification level and social identity threat which is directed on individual self will influence decision making process on participant when they were being on social dilemma condition, whether they will be more cooperative or noncooperative. This research used experimental method, within subject design 2 (Identification: High vs low) X 3 (Social identity threat: prototypical vs categorization vs control). Our results of analysis from this research showed that there were no supportive finding to our hypotheses χ (1, N = 165) = 1.610, p > 0.05. This finding concludes that there is no significant effect from identification level and social identity threat on decision making process in social dilemma condition."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I.R. Poedjawijatna
Jakarta: Rineka Cipta, 2003
170 POE e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>