Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42576 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Safari
"Alloy FeSi adalah bahan yang digunakan sebagai inti dalam transformator. Material ini merupakan material softmagnetik, yang memiliki sifat antara lain : Magnetisasi saturasinya tinggi( Ms>1.27 T ), koersivitasnya rendah( Hc<10 A/m ), permeabilitasnya tinggi(10.000-200.000) dan lain-lain. Dalam penelitian ini, dipelajari efek penambahan Si pada Fe, dan efek impuritas Fe terhadap nilai temperatur Curienya. Alloy Fe1-xSix(x=0,1,2,3,4 wt) dipreparasi dengan metode arcmelting furnace dalam kondisi argon. Fe yang digunakan memiliki tingkat kemurnian yang berbeda, yaitu: 99,98% dan 99,5%. Studi temperatur Curie ini dikaitkan dengan mikrostrukturnya. Difraksi sinar X digunakan untuk meneliti struktur kristal dan fase. Sedangkan studi metalografi digunakan untuk melihat distribusi dan ukuran grain. Penambahan %Si pada Fe menghasilkan penurunan temperatur Curie dan meningkatkan impuritasnya.

FeSi alloys are softmagnetic materials which are used as core transformer. These alloys posses high saturation magnetization(Ms > 1,27 T), low coercivity(Hc < 10A/m) and high permeability (10.000-200.000). In this thesis we studied the effect of Si addition in Fe and the impurity of Fe on its curie temperature. Fe100-xSix(x=1,2,3,4 at%) have been prepared by using arc-melting furnace in argon environment. Two kinds of Fe which has impurity of 99.98% and 99.5% were used in this study. The Curie temperature of these alloys decreases with increasing of Si content in Fe-structure. "
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T 25132
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dedi Mulyadi
"ABSTRAK
Pada penelitian ini dipelajari Spektroskopi
Impedansi bahan soft magnetik FeSi dan finemet(Fe73-
Si13,5-Cu1-B9-Nb3). Bahan-bahan tersebut dianil pada
temperatur 800oC selama 30, 60 dan 90 menit.Temperatur
dan lama anil sebanding dengan besarnya perubahan
impedansi.
Sebelum annealing sampel diukur dengan metode
Spektroskop Impedansi kemudian dibandingkan dengan
Spektroskopi Impedansi setelah sampel dianil. Untuk
mengolah dan menganalisa data hasil pengukuran
digunakan program komputasi. Plot data yang diperoleh
dipergunakan untuk memperkirakan model rangkaian
ekivalen yang cocok bagi mateial tersebut.Dari studi
literatur diperoleh bahwa secara umum model rangkaian
adalah berupa serangkaian dari paralel RC.Untuk
mengetahui komposisi fasa-fasa pada bahan FeSi
dilakukan karakerisasi menggunakan XRD.Dari pola
difraksi diketahui bahwa FeSi adalah
kristalin.Pengujian komposisi unsur-unsur dengan XRF
menunjukkan FeSi terdiri dari 97 persen berat Fe dan 3
persen berat Si.Terjadi perubahan ukuran butir sampel
FeSi sebelum dianil dan setelah dianil.Perubahan ukuran
butir diamati menggunakan SEM.
Hasil sementara menunjukkan bahwa dengan beberapa
perlakuan annealing menghasilkan spektrokopi Impedansi
yang berbeda.
Dengan perubahan struktur yaitu membesarnya grain dan
perbaikan kristalisasi maka diharapkan diperoleh
korelasi antara struktur mikro terhadap sifat konduksi
sampel ."
2007
T21355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Manurung, Maraden
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S28435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mirsa
"Paduan aluminium seri 7 adalah material yang banyak digunakan untuk aplikasi dalam dunia transportasi dan industri. Material ini memiliki kombinasi sifat ringan dengan kekuatan tinggi, kekakuan, ketahanan aus tinggi dan koefisien ekspansi termal yang rendah. Namun, material ini tidak luput dari kelemahan terhadap serangan korosi. Diantara paduan aluminium yang lain, seri 7xxx ini merupakan yang paling lemah ketahannya terhadap korosi. Kelemahan ini bisa menjadi keterbatasan penggunaan material pada kondisi lingkungan yang korosif yang bisa mempercepat degradasi sifat mekanik dari material Al7xxx. Oleh karena itu diperlukan suatu perlakuan tambahan untuk memperbaiki sifat dari material tersebut, salah satunya dengan anodisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh parameter proses yakni temperatur dan rapat arus anodisasi terhadap pembentukan lapisan anodik berpori. Anodisasi dilakukan pada tiga temperatur berbeda yakni 25°C, 0°C dan -25°C dengan variasi rapat arus adalah 25 mA/cm2, 20 mA/cm2 dan 15 mA/cm2.
Material hasil anodisasi kemudian diberikan 2 jenis pengujian yaitu pengujian kekerasan dan pengamatan mikrostruktur. Pengujian kekerasan mikro Vickers digunakan untuk mengetahui sifat mekanik lapisan anodik yang terbentuk dan pengamatan struktur mikro menggunakan FE-SEM bertujuan untuk mengetahui morfologi permukaan lapisan anodik dan mengukur ketebalan lapisan anodik."
"Hasil pengujian memperlihatkan adanya peningkatan kekerasan permukaan lapisan anodik alumina saat variabel temperatur dan rapat arus menurun dimana kekerasan tertinggi adalah 264 HV yang didapat pada temperatur 0°C dengan rapat arus 15mA/cm2. Kemudian penurunan temperatur hingga 0°C akan meningkatkan ketebalan lapisan oksida namun ketebalan kembali menurun pada saat diturunkan ke temperatur -25°C. Parameter proses yang paling optimal untuk menciptakan lapisan anodik yang tebal dan keras adalah pada temperatur 0°C dan rapat arus 15mA/cm2.

Aluminum Alloy 7xxx mostly used in transportation and industry application. This material has extremely less weight combined with high specific strength, high specific stiffness, and low coefficient of thermal expansion and good wear resistance. However this type is the most susceptible to corrosion among any other aluminum alloy in various environments. This weakness could be a limitation working area for this material. So, Anodizing has been considered as a modification treatment for enhancing corrosion resistant.
This study aims to analyze the influence of anodizing process parameters which is temperature and current density on the formation of porous anodic coating, Anodizing process has been done at three different temperatures which are 25°C, 0°C and -25°C with variation of current density which is 25 mA/cm2, 20 mA/cm2 and 15 mA/cm2. Sample that has been done being anodized then will be tested by 2 types of method. First is Vickers micro hardness testing was used to determine the mechanical properties of anodic layer and another is observation of microstructure using FE-SEM to determine surface morphology and to measure anodic layer thickness.
Test results showed that decreasing temperature and current density would increase surface hardness of aluminum anodic layer. The highest surface hardness was 264 HV which was got by anodizing at temperature 0°C with using 15 mA/cm2 of current density. Decreasing temperature and current density would also relatively increasing density and make the surface smoother and looks more uniform. Decreasing temperature until 0°C would increase thickness of the oxide layer but the thickness would be decreased when the temperature was decreased to -25°C. The most optimum process parameters to form anodic layer that has hardest surface and thickest layer is in temperature 0°C with the current density is 15mA/cm2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desrilia Nursyifaulkhair
"Paduan Al-Zn-Mg (Seri 7xxx) telah banyak dikembangkan dalam berbagai aplikasi, terutama dalam industri penerbangan sebab memiliki kekerasan yang tinggi sementara densitasnya rendah. Paduan tersebut umumnya diperkuat melalui perlakuan penuaan, di mana terjadi difusi atom-atom Zn dan Mg dari larutan padat sangat jenuh sehingga terbentuk presipitat metastabil. Selain itu, paduan dapat diperkuat pula dengan penambahan Ti yang akan memperhalus butir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Ti dalam penguatan presipitasi paduan Al-5.1Zn-1.8Mg-0.4Ti (% berat) pada berbagai temperatur.
Paduan ini dibuat dengan proses squeeze casting. Kemudian dilakukan homogenisasi pada temperatur 400 oC selama 4 jam dan laku pelarutan pada 440 oC selama 1 jam yang dilanjutkan dengan pencelupan air hingga temperatur ruang. Penuaan dilakukan pada temperatur 90, 130 dan 200 oC selama 200 jam. Untuk mengetahui respon penuaan, dilakukan pengujian kekerasan Rockwell, sementara itu perubahan struktur mikro diamati dengan menggunakan Mikroskop Optik dan Scanning Electron Microscope (SEM) - Energy Dispersive Spectroscopy (EDS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan tertinggi dihasilkan setelah penuaan di temperatur 90 oC, bahkan pada temperatur ini, kekerasan terus meningkat setelah 200 jam. Semakin tinggi temperatur penuaan, semakin rendah kekerasan puncak yang dihasilkan, tapi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kekerasan puncak akan berkurang. Penambahan Ti diketahui dapat menahan penguatan dengan memperlambat kinetika presipitasi melalui penurunan jumlah kekosongan kompleks zat terlarut. Urutan presipitasi yang terbentuk adalah GP zone  ƞ?  ƞ (MgZn2).

Al-Zn-Mg alloys (7xxx series Al alloys) have been widely used in many applications, especially in aerospace industry because of their high strength and low density. These alloys are commmonly hardened upon ageing treatment, in which diffusion of Zn and Mg atoms from super saturated solid solution results in formation of metastable precipitates. To further increase the strength of the alloys, Ti is added to decrease the grain size. The objective of this study is to investigate the role of Ti in the precipitation strengthening of Al-5Zn-1.8Mg-0.4Ti (wt.%) alloy.
The alloy was fabricated by squeeze casting process. Then, the alloy was homogenized at 400 oC for 4 hours. Subsequent solution treatment was employed at 440 oC for 1 hour and followed by water quenching to room temperature. The ageing was conducted at 90, 130 and 200 oC for 200 hours. The ageing response was followed by Rockwell hardness testing, while the microstructural evolution was observed by using Optical Microscope (OM) and Scanning Electron Microscope (SEM) - Energy Dispersive Spectroscopy (EDS).
The results showed that the highest hardness was achieved after ageing at 90 oC, and even at this temperature, the hardness remained increase after 200 h of ageing. The higher the ageing temperature, the lower the achieved peak hardness but the time needed to peak hardness reduced. Addition of Ti retarded the strengthening by slowering kinetics of precipitation through decreasing number of solute-vacancy complexes. The suggested major precipitation sequence was GP zones  ƞ?  ƞ (MgZn2).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Taufik Bahar
"Jenis paduan aluminium yang gencar dikembangkan adalah Al-Zn-Mg (Seri 7xxx) dengan sifat mekanis paling baik di antara paduan aluminium lainnya. Peningkatan sifat mekanis tersebut dapat dilakukan dengan menambahan unsur minor ke dalam paduan, seperti Cr. Selain itu, sifat mekanis paduan aluminium seri 7xxx dapat ditingkatkan dengan melakukan laku pelarutan pada temperatur tertentu diikuti oleh pencelupan cepat dan diakhiri dengan pengerasan penuaan. Sifat mekanis akan ditentukan oleh temperatur laku pelarutan yang digunakan. Penelitian ini mempelajari pengaruh temperatur laku pelarutan pada karakteristik paduan Al-4.58Zn-1.47Mg-1.66Cr (%berat).
Sampel dibuat melalui proses pengecoran dengan metode squeeze casting diikuti homogenisasi pada temperatur 400 oC selama 4 jam untuk menyeragamkan butir. Proses laku pelarutan dengan variasi temperatur 220, 420, dan 490 oC dilakukan selama satu jam dan diikuti oleh pencelupan cepat menggunakan air. Lalu, dilakukan pengerasan penuaan pada temperatur 130 oC selama 48 jam dengan tujuan untuk menghasilkan presipitat. Karakterisasi yang digunakan berupa pengamatan struktur mikro dengan mikroskop optik dan SEM-EDS, pengujian kekerasan (HRB dan HB), pengujian XRD (X-Ray Diffraction), dan DSC (Differential Scanning Calorimetry).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur laku pelarutan, semakin banyak fasa interdendritik yang terlarut ke dalam matriks Al. Hal ini dibuktikan dengan fraksi volume fasa interdendritik pada 220, 420, dan 490 oC setelah pencelupan cepat berturut-turut adalah 5.93, 4.3, dan 3.23%. Setelah pengerasan penuaan, didapatkan nilai kekerasan paduan yang meningkat menjadi 34.42, 72.26, dan 68.12 HRB pada temperatur 220, 420, serta 490 oC. Selain itu, penambahan Cr akan menghasilkan presipitat CrAl7 yang dapat meningkatkan kekerasan paduan melalui pengecilan SDAS dan menjadis tempat tumbuhnya presipitat penahan dislokasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2004
S28793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norita
"Telah dilakukan preparasi alloy magnet FeSi dengan variasi Si = 1, 2, 3 dan 4 at % menggunakan metode arc melting. Alloy tersebut kemudian di anil pada temperatur 800 C selama 1 jam. XRD dan fotomikro digunakan untuk meneliti struktur mikro seperti fase, parameter kisi, ukuran, distribusi dan batas butir. Analisis struktur mikro menunjukkan terjadinya fase tunggal a-Fe baik pada kondisi As cast maupun kondisi annealed. Proses anil menyebabkan pertumbuhan ukuran butir dan kristalisasi serta difusi atom-atom Si pada kristal a-Fe.
Karekterisasi listrik menggunakan RLC meter menunjukkan bahwa rangkaian ekivalen alloy FeSi adalah rangkaian RL yang tersusun secara seri. Bertambahnya %Si dalam alloy FeSi baik dalam kondisi As cast dan kondisi annealed cenderung meningkatkan nilai resistivitas dan induktansi listrik. Proses anil juga menyebabkan nilai resistivitas dan induktansi listrik meningkat.

Preparation of FeSi magnetic alloy with composition of Si = 1, 2, 3 and 4 at% has been done using arc melting technique under Ar atmosphere. These alloy was annelead at 800 C for 1 hour. XRD and metallography was used to investigate the existance of phase, lattice parameter, size, boundary and distribution of grains. Microstructural analysis of as-cast and annealed samples show that these alloys consist of single phase a-Fe. Heat treatment of these alloys cause grain growth, crystalization and diffusion of Si atoms in a-Fe crystals.
Electrical characterization by RLC meter indicates RL series circuit as equivalent circuit. Increasing %Si in FeSi alloy both in as-cast and annealed state tend to increase the values of electrical resistivity and inductance. These values also increase due to annealing process."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21571
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>