Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146390 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rinaldy Hassanudin
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25432
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Purnomosidi
"Perkembangan pasar aplikasi dan layanan 3G sejak pertama kali diluncurkan di Indonesia pada tahun 2006 hingga hampir 3 tahun belakangan ini nampaknya belum dapat menunjukkan hasil yang optimal. Jika dibandingkan dengan jumlah total pelanggan seluler GSM, maka jumlah pelanggan maupun pengguna aplikasi dan layanan 3G masih sangat kecil. Hal tersebut tentunya mengindikasikan adanya kegagalan pasar serta masih rendahnya antusiasme konsumen seluler GSM dalam menggunakan aplikasi dan layanan 3G. Mengetahui faktor - faktor dari perspektif konsumen dalam hubungannya dengan intensitas penggunaan aplikasi dan layanan 3G sangat penting untuk diamati sebagai landasan dalam penyusunan strategi dan penentuan segmen pasar yang tepat oleh operator telekomunikasi sebagai penyedia aplikasi dan layanan 3G.
Tesis ini membahas tentang hubungan karakteristik konsumen seluler berbasis GSM dengan penggunaan aplikasi dan layanan 3G berbasis WCDMA di wilayah DKI Jakarta. Selain itu, pada penelitian ini juga akan dilakukan pembahasan mengenai tingkat kepuasan pelanggan dan pengguna 3G dari operator GSM penyedia 3G. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan ( korelasi ) antara karakteristik konsumen seluler GSM dengan penggunaan aplikasi dan layanan 3G, mengetahui popularitas 3G di kalangan konsumen seluler GSM, termasuk persepsi konsumen tentang 3G.
Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi operator untuk perbaikan proses segmentasi pasar agar lebih sesuai, serta perbaikan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan layanan 3G di kalangan konsumen seluler. Pengolahan data pada tesis ini menggunakan beberapa metode penelitian, yakni teknik/metode analisis korelasi Spearman Rank, dan koefisien kontingensi dengan uji chi kuadrat, yang diolah dengan bantuan software SPSS versi 15, serta analisis kepuasan pelanggan dengan teknik/metode gap analysis, dan Customer Satisfaction Index.

Market development of 3G?s applications and services since first launched in Indonesia in 2006 to almost 3 years seems not to show an optimal result. If compared with the total number of GSM cellular subscribers, the number of user or subscribers in 3G's application and services are still very small. This certainly indicates a failure of market and low consumers enthusiasm in using 3G?s application and service. Knowing the various constraint from the consumer?s perspective is very important things for determine the appropriate strategy and market segment by the services and applications provider.
This thesis discuss about analyzes the relationship on consumers characteristics of GSM cellular related to 3G applications and services in Jakarta region. On the other hand, This thesis also analyzes about 3G?s customer satisfaction. The purpose of this research is to find out the relationship between GSM consumer characteristics with their preferences in using 3G?s applications and services, including consumers perception about 3G, popularity of 3G in GSM's consumer, and also observe in 3G?s customer satisfaction.
In addition, the result of this research are expected to provide information for the operators of 3G to improve their market segmentation to be more appropriate, and improvement strategy that aims to increase the use of 3G application and service. In additional, to find out a correlation between variables, it used Spearman rank analysis, and coefficient contingency with chi - square test, which are processed by SPSS version 15. Then, to observed about 3G?s customer satisfaction, gap analysis and customer satisfaction index are used as tools in this thesis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26770
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Purnomosidi
"Perkembangan pasar aplikasi dan layanan 3G sejak pertama kali diluncurkan di Indonesia pada tahun 2006 hingga hampir 3 tahun belakangan ini nampaknya belum dapat menunjukkan hasil yang optimal. Jika dibandingkan dengan jumlah total pelanggan seluler GSM, maka jumlah pelanggan maupun pengguna aplikasi dan layanan 3G masih sangat kecil. Hal tersebut tentunya mengindikasikan adanya kegagalan pasar serta masih rendahnya antusiasme konsumen seluler GSM dalam menggunakan aplikasi dan layanan 3G. Mengetahui faktor - faktor dari perspektif konsumen dalam hubungannya dengan intensitas penggunaan aplikasi dan layanan 3G sangat penting untuk diamati sebagai landasan dalam penyusunan strategi dan penentuan segmen pasar yang tepat oleh operator telekomunikasi sebagai penyedia aplikasi dan layanan 3G. Tesis ini membahas tentang hubungan karakteristik konsumen seluler berbasis GSM dengan penggunaan aplikasi dan layanan 3G berbasis WCDMA di wilayah DKI Jakarta. Selain itu, pada penelitian ini juga akan dilakukan pembahasan mengenai tingkat kepuasan pelanggan dan pengguna 3G dari operator GSM penyedia 3G. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan ( korelasi ) antara karakteristik konsumen seluler GSM dengan penggunaan aplikasi dan layanan 3G, mengetahui popularitas 3G di kalangan konsumen seluler GSM, termasuk persepsi konsumen tentang 3G. Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi operator untuk perbaikan proses segmentasi pasar agar lebih sesuai, serta perbaikan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan layanan 3G di kalangan konsumen seluler. Pengolahan data pada tesis ini menggunakan beberapa metode penelitian, yakni teknik/metode analisis korelasi Spearman Rank, dan koefisien kontingensi dengan uji chi kuadrat, yang diolah dengan bantuan software SPSS versi 15, serta analisis kepuasan pelanggan dengan teknik/metode gap analysis, dan Customer Satisfaction Index.

Market development of 3G's applications and services since first launched in Indonesia in 2006 to almost 3 years seems not to show an optimal result. If compared with the total number of GSM cellular subscribers, the number of user or subscribers in 3G's application and services are still very small. This certainly indicates a failure of market and low consumers enthusiasm in using 3G's application and service. Knowing the various constraint from the consumer's perspective is very important things for determine the appropriate strategy and market segment by the services and applications provider. This thesis discuss about analyzes the relationship on consumers characteristics of GSM cellular related to 3G applications and services in Jakarta region. On the other hand, This thesis also analyzes about 3G's customer satisfaction. The purpose of this research is to find out the relationship between GSM consumer characteristics with their preferences in using 3G's applications and services, including consumers perception about 3G, popularity of 3G in GSM's consumer, and also observe in 3G's customer satisfaction. In addition, the result of this research are expected to provide information for the operators of 3G to improve their market segmentation to be more appropriate, and improvement strategy that aims to increase the use of 3G application and service. In additional, to find out a correlation between variables, it used Spearman rank analysis, and coefficient contingency with chi - square test, which are processed by SPSS version 15. Then, to observed about 3G's customer satisfaction, gap analysis and customer satisfaction index are used as tools in this thesis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T41009
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Nugrahani
"Kompetisi bisnis telekomunikasi seluler di Indonesia tampak semakin intens sebagai akibat dari ekspansi yang dilaksanakan oleh pemain lama seperti Telkomsel, Satelindo dan Excelcomindo, serta masuknya 2 pemain raksasa seperti Telkom dengan TelkomMobile dan Indosat dengan IM3 (indosat Multimedia Mobile), menyambut gayung deregulasi yang didengungkan oleh pemerintah pasca UU No. 36/1999.
Karya akhir ini meneliti tentang persepsi dan perilaku pemakai Kartu GSM pra bayar di wilayah Jabotabek dengan tujuan untuk menentukan strategi positioning yang tepat bagi TelkomMobile dalam memasuki pasar Kartu GSM pra bayar di Indonesia, melalui proses positioning?. Persepsi yang diteliti meliputi awareness, persepsi terhadap tingkat kepentingan atribut dan persepsi terhaclap kinerja 3 kartu GSM pra bayar dalam setiap atribut, yaitu atribut kemampuan jelajah (roaming), kualitas jaringan, ketersediaan fitur, kemudahan memperoleh, pelayanan puma jual, harga (termasuk biaya airtime, biaya roaming/jelajah), serta rekomendasi pihak ketiga (teman, keluarga dan kerabat) dan promosi.
Perilaku yang diteliti meliputi alasan pemilihan kartu pm bayar tertentu, biaya pemakaian telepon seluler per bulan, perilaku pemakaian telepon seluler, trial terhadap komunikasi data (internet), pola pemakaian internet, kern ungkinannya dalam mengakuisisi produk GSM 1800 generasi 2,5 (purchase intention) serta beberapa alasan yang menyebabkan belum pastinya konsumen membeli produk tersebut. 1-lasil penelitian kemudian dianalisis secara deskriptif, inferensial, asosiatifdan compare mean seria bi plot analysis yang dikembangkan bersama studi literature yang berkaitan dengan industri seluler di Indonesia, keyakinanlsikap dan perilaku konsumen seria strategi positioning.
Dengan mengetahui persepsi dan perilaku pemakai kartu GSM pra bayar, karya akhir ini akan memberikan rekomendasi strategi positioning bagi TelkomMobile dalam memasuki pasar GSM pra bayar Indonesia, yaltu:
Sebagai later entrant, strategi positioning yang tepat bagi TelkomMobile adalah imitative positioning (memposisikan dirinya pada dua atribut yang hampir sama dengan Pro XL pra bayar, yaitu ketersediaan fitur dan kualitas jaringan). TelkomMobile memiliki peluang untuk mendayagunakan distinctive advantages-nya untuk memperkuat positioning, seperti platform teknologi GSM 1800, kapabilitas network, dan saluran distribusinya yang tersebat di seluruh wilayah tanah air.
TelkomMobile dapat diposisikan dengan pendekatan:
atribut, yaitu ketersediaan fitur dan kualitas jaringan, dimana keduanya termasuk ke dalam dimensi teknis (analisis faktor), sehingga memudahkan manajemen untuk memfokuskan kegiatan operasionalnya, dengan ouput leverage yang tinggi, karena meningkatnya penilaian konsumen terhadap atribut ketersediaan fitur akan menaikkan pula atribut kualitas jaringan, sehingga dapat mendongkrak kinerja merek TelkomMobile secara keseluruhan dalam persepsi konsumen.
manfaat, yaitu membantu untuk mencapai nilai kebersamaan (komunitas hidup), pemenuhan din/status (emosional), kenyamanan dan kemudahan dalam hidup dengan biaya ekonornis (the benefit segment).
imajinasi, yaitu mengembangkan positioning TelkomMobile dengan menggunakan imajinasi seperti situasi yang jadi Iebih mudah dan nyaman untuk kehidupan social (seperti mcnghubungi keluarga dan teman).
Konsekuensinya, TelkomMobile harus mampu menuangkannya ke dalam positioning statement, sebagai .single positioning claim. Pernyataan tersebut harus dapat diungkapkan dengan bahasa yang jelas, singkat dan mudah diulang-ulang, serta mengandung klaim yang unik yang berkaitan dengan aspek ketersediaan fitur dan kualitas jaringan. Untuk mempercepat penetrasi pasar, TelkomMobile harus mengoptimalkan saluran koniunikasi personal, yaitu lingkungan social dan para expert untuk mengungkapkan pengalamannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marya Ulfah
"Dalam jasa telekomunikasi apabila konsumen telah dihubungkan dengan jaringan komunikasi dari operator tertentu, hubungan jangka panjang dengan operator tersebut menjadi sangat penting bagi kesuksesan perusahaan dalam kondisi pasar yang kompetitif. Perkembangan ini menjadi ukuran apalagi terjadinya krisis ekonomi yang menjadikan persaingan di bidang telekomunikasi khususnya sektor GSM menjadi semakin ketat. Di dalam sektor GSM, kondisi yang sangat penting dalam melindungi basis terhadap konsumen adalah memenangkan loyalitas, kebutuhan kunci untuk mempertahankan customer life-time value dalam jangka panjang. Untuk mencapai tujuan ini, kepuasan dan kepercayaan terhadap konsumen haruslah diukur serta biaya peralihan harus diidentifikasi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur efek kepuasan dan kepercayaan konsumen terhadap loyalitas konsumen, serta efek langsung dan tidak langsung biaya peralihan terhadap loyalitas konsumen.
Data dianalisis dengan menggunakan analisis multivariate regresi linear untuk menguji hipotesis. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa biaya peralihan seeara langsung mempengaruhi loyalitas terhadap konsumen, serta memiliki efek moderasi terhadap kepuasan dan kepercayaan. Oleh karena itu, biaya peralihan memainkan peranan penting dalam memenangkan loyalitas konsumen. Singkatnya biaya peralihan menjadi quasi moderator. Namun demikian, biaya peralihan diukur sebagai faktor yang unidimensional tetapi biaya peralihan dalam kenyataannya mengandung sub-dimensi psikologi, fmansial, dan prosedural. Dalam hubungannya dengan temuan tersebut, kepercayaan mempunyai kepentingan yang lebih besar dibandingkan dengan kepuasan terhadap konsumen dalam menghasilkan loyalitas, karena kepercayaan mengandung keyakinan atas merek (Telkomsel) yang memberikan hasil positif tidak hanya dimasa sekarang tetapi juga di masa mendatang. Kepuasan konsumen tidak mengandung dimensi ini sehingga efek kepercayaan terhadap loyalitas menjadi lebih besar dibandingkan dengan efek terhadap kepuasan konsumen. Oleh karena itu, bagi operator seluler GSM-Telkomsel dalam mempertahankan basis terhadap konsumennya harus berkonsentrasi dalam memenangkan kepercayaan terhadap konsumen.
Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil penelitian melalui kuesioner kepada 80 responden yang menjadi konsumen kartu seluler GSM-Telkomsel di lingkungan Universitas Indonesia.

In telecommunication services, if customers are connected with communication network of a certain operator, the long term relation with the operator becomes extremely important for the successful company in the competitive market. This development becomes a parameter in the economic crisis that causes the telecommunication competition stricter especially in the GSM sector. In GSM sector, the most important condition in protecting the customer basis is winning loyalty, a key factor to keep the customer life-time value in the long term. To reach this purpose, the satisfaction and trust of customer must be measured and the switching cost must be identified. This research is intended to measure the effect of customer's satisfaction and trust to their loyalty and effect of direct and indirect switching cost to their loyalty.
The data are analyzed with linear multivariate regression analysis to test the hypothesis. From the conducted research, it is implied that the switching cost directly influence the costumer loyalty, and has moderating effect to satisfaction and trust. Therefore, the switching costs play significant roles in winning the customer loyalty. In brief, the switching costs become the quasi moderator. However, the switching costs are measured as uni-dimensional factor, but the reality the switching costs contain psychological, financial, and procedural sub dimensions. In relation to these findings, trust has a higher significance than the customer satisfaction in generating loyalty, because trust contains conviction to the brand (Telkomsel) that result in positive value not only at the present time but also in the future. Customer satisfaction does not contain this dimension, so that the effect of trust to the loyalty becomes higher than that of customer satisfaction. Therefore, the GSM cellular operator-Telkomsel in maintaining its customer basis should concentrate on winning the customer's trust.
The used data include primary data obtained from the research originating from questionnaires to 80 respondents who are customers of Telkomsel GSM cellular card at the University of Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hugo Diba Yusniantama
"Pertumbuhan industri telekomunikasi yang kian pesat menyebabkan persaingan di bidang komunikasi semakin ketat. Bisnis Monitor Internasional, memprediksi pertumbuhan industri telekomunikasi di kawasan Asia Pasifik mencapai 20-25 persen pada tahun 2010. Diperkirakan pengguna internet akan meningkat sebanyak tiga kali lipat. Namun, peningkatan yang paling signifikan terjadi pada layanan akses jaringan pita lebar (broadband} yang peningkatannya hingga 15 kali lipat.
Value added services (VAS) yang merupakan bagian dari sektor industri telekomunikasi ini juga berkembang dengan pesat. Layanan VAS khususnya produk content, ataupun layanan SMS interaktif merupakan layanan yang saat ini sedang digemari masyarakat yang pada dasarnya merupakan layanan dari operator telekomunikasi yang berbasis layanan SMS. Saat ini tidak banyak content provider dan juga operator telekomunikasi seluler yang mempunyai skema yang jelas mengenai perilaku konsumen untuk produk VAS yang mereka sediakan Oleh sebab itu, diperlukan suatu penelitian sehingga dapat ditentukan suatu strategi pemasaran yang efektif berdasarkan perilaku konsumen terhadap produk content tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku dan profil konsumen bagi industri Telekomunikasi seluler khususnya untuk produk VAS, dan juga mengetahui atribut-atribut apa sajakah yang mempengaruhi konsumen di Jakarta dalam memilih produk Iayanan VAS.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan riset deskriptif. Data yang dicari melalui riset ini adalah klasifkasi demografis responden, proses pengambilan keputusan dan perilaku konsumen pada saat memilih produk VAS, dan peringkat atribut-atribut produk VAS berdasarkan tingkat kepentingannya. Desain riset yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross-Sectional Study dimana penelitian dilakukan dengan mengukur suatu parameter populasi pada satu waktu dan tempat yang telah ditentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan layanan telekomunikasi seluler yang bertempat tinggal di Jakarta. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai perilaku konsumen terhadap produk VAS dari layanan telekomunikasi seluler, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
Hasil penelitian ditemukan bahwa mayoritas responden menjawab bahwa motivasi dan tujuan utama menggunakan produk VAS adalah mendapatkan manfaat hiburan dari produk yang mereka beli, seperti produk ring back tone yang saat ini menjadi top product yang paling banyak dibeli oleh para pengguna produk VAS. Penelitian ini juga mendapatkan basil bahwa atribut yang berpengaruh dan menentukan bagi konsumen dalam membeli produk VAS adalah produk, merek, harga dan promosi.
Sebagai saran, untuk strategi jangka pendek operator telekomunikasi dan content provider sebaiknya meningkatkan awareness dan perceived quality dari content dengan menerapkan strategi bauran pemasaran. Yaitu dengan menerapkan strategi 4P, price, product, place, promotion. Untuk strategi penetapan price, sebaiknya menetapkan harga maksimal di kisaran Rp 10.000 hal ini untuk menghadapi kemampuan dan ekspektasi dari konsumen.
Untuk strategi place, content provider disarankan melakukan model bisnis bare dengan Sara bekerja sama dengan operador dalam hal distribusi dan packaging content sehingga dapat fokus pada segmen pelanggan layanan telekomunikasi seluler tertentu.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sampel yang diambil untuk diteliti hanya 116 orang responden dengan periode waktu pelaksanaan penelitian hanya dilakukan selama periode Maret-April 2005, lokasi pengambilan sampel yang hanya diambil di wilayah Jakarta dan seluruh populasi pelanggan layanan telekomunikasi seluler diseluruh Indonesia. Sehingga sebagai saran penelitian lebih lanjut diperlukan jumlah sampel yang lebih besar, dengan variasi responden.

The fast moving growth of telecommunication industry has caused a tight competition in the communication sectors. The World Business Monitoring predicted that the growth of Telecommunication industry in Asia Pacific will reach 20-25% in year 2010. It was estimated the Internet users will rise to triple the current numbers. However, the most significant increase will be in broadband access services, which can increase by 15x from current situation.
Value Added Services (VAS) which is part of telecommunication industries was also accelerating pretty fast. VAS products such as mobile contents or SMS inter-active services had been popular in the market right now. This service is basically provided by telecommunication operators that got text messages (SMS) service.
These days, not many content providers and telecommunication operators that have a clear scheme about its customer behavior towards the VAS products they had offered. Therefore, a research is required to establish an effective marketing strategy which based on the customer behavior towards that particular content.
This research is to learn the behavior and profile of customers in the industry of Cellular telecommunication, especially VAS and also to know what are the factors can affect customers in Jakarta when it comes to choosing the VAS services.
This research is done by using descriptive research. The search data include demographic of respondents, decision making process and customer reaction when they choose a VAS product, as well as the list of VAS attributes according to their each usefulness. The design of this research is Cross-Sectional Study, wherein research was done through measurement of the population parameter in a particular time and place that had been set. The population here referred to subscribers of cellular telecommunication services, which is located in Jakarta. Based on the analysis results and review of the customer behavior towards VAS products, there are some conclusions can be state. These are:
The research showed that the majority of respondents said their motivation and purpose in using VAS product is for the entertainment benefits, such as Ring Back Tone which had been the no. l VAS product. The research also showed that product, brand, price and promotion are factors that can affect the buying behavior of customer.
A suggestion for short-term strategy, the cellular operators and content providers are better to develop their brand awareness and perceived quality of the contents with applying Bauran marketing strategy. This means by using the 4Ps strategy, price, product, place, promotion. In terms of price, it is better to be in the average range, maximum about Rp. 10,000, this is to meet the customer buying power and expectations.
For place strategy, content provider is better to use a new business model by cooperate with operators in terms of the distribution and packaging the contents. This way, the content provider can focus with the segment of particular cellular telecommunication subscribers.
The limitation of this research was the small number of samples taken into count, it was only 116 respondents with the period only from March - April 2005 and only include subscribers in Jakarta out of all other cellular telecommunication subscribers in Indonesia. Thus, to do a further research will need a bigger amount of samples and more varitype respondents."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA2059
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kualitas sinyal yang buruk serta drop call masih sering diternukan meskipun telah dibangun jaringan seluler indoor dengan BTS (Base Transceiver Station) Micro Indoor di suatu gedung. Hal ini umumnya terjadi di area pinggiran gedung, dimana terdapat sinyal yang berasal dari cakupan BTS Macro Outdoor yang sinyalnya lebih kuat, sehingga MS (Mobile Station) memilih sinyal yang terkuat sebagai Best Serving Cell. Walaupun sinyalnya kuat, bukan berarti kualitasnya baik. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dalam penggunaan frekuensi, sehingga memungkinkan teljadinya interferensi yang berasal dari BT S Macro Outdoor lain yang menggunakan re-use irekuensi, yang mengakibatkan penurunan kualitas sinyal yang umunmya terjadi pada gedung bertingkat tinggi. Kualitas sinyal akan membaik bila berasal dari BTS Micro Indoor, karena mempunyai alokasi frekuensi sendiri.
Untuk mengatasi kendala tersebut, diperlukan suatu strategi optimalisasi parameter BSS untuk jaringan seluler indoor, dimana perancangan strategi optimalisasi tersebut mencakup aspek-aspek yang berkaitan dengan parameter BSS pada BTS Micro Indoor dan neighbor cell relasinya. Untuk keperluan implementasi dibuat rencana kerja yang berdasarkan urutan yaitu, pengukuran performansi sebelum implementasi, eksekusi parameter BSS, pengukuran performansi setelah implementasi dan analisis hasil implementasi.
Implementasi dari rancangan stratei tersebut dilakukan pada jaringan seluler indoor milik PT. Telkomsel Divisi Regional Bandung di lokasi Bandung Super Mal. Hasil implementasinya memperlihatkan perbaikan performansi sinyal yaitu, level sinyal, kualitas sinyal dan kualitas suara, dan juga terjadi perbaikan statistik performansi pada BTS Micro Indoor yaitu, peningkatan traffic, perbaikan SDCCH Drop Rate, TCH Drop Rare, HO Failure Rare, TCH Blocking Rate dan menurunnya jumlah handover atiempr keluar dari BTS Micro Indoor."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Suhendry
"Kebutuhan yang semakin meningkat akan alat komunikasi murah dan masih terbukanya pasar membuat bermunculan operator-operator komunikasi baru. Sebagai hasil regulasi pemerintah, teknologi CDMA di Indonesia dipergunakan sebagai layanan telpon tetap dan bergerak (mobile). Secara sederhana, teknologi CDMA di Indonesia didefenisikan sebagai telpon rumah yang memiliki mobilitas teipon genggm dengan pulsa sehemat pulsa rumah. Sebagai pemain lama di Iayanan operator seluler, pijakan GSM di Indonesia sudah sangat kuat_ Dengan tingkat kompetisi yang semakin ketat, pemasar aKtif unluk melakukan strategi pemasaran yang gencar dengan mengandalkan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan melakukan iklan secara besar-besaran di berbagai media. Tujuan iklan salah satunya untuk membujuk konsumen untuk menggunakan dan pindah ke Iayanan operator CDMA. Untuk memperoleh penjualan, pemasar harus mampu mengetahui faktor-faktor yang membuat konsumen memilih sebuah produk. Salah satu yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah mengetahui biaya untuk berpindah yang harus dikeluarkan oleh konsumen, sehingga usaha untuk menelapkan strategi pemasaran dan komunikasi produk yang mereka jual kepada pasar sasarannya beljalan dengan efektif dan efisien. Dalam dunia pasar, konsumen menghadapi biaya-biaya yang tidak dapat dihindarkan bila berpindah dari satu penyedia layanan kepada perusahaan lainnya atau pesaingnya Secara umum swirching cosrs didefenisikan sebagai biaya yang menghalangi konsumen untuk pindah dari produk atau jasa perusahaan saat ini kepada produk atau jasa kompetitor. Masalah yang akan diteiiti dalam penelitian ini adalah menemukan switching cosT konsumen pengguna kartu pra-bayar operator seluler berbasis GSM terhadap keinginan konsumen pindah ke operator pta-bayar CDMA. Juga ingin diketahui ada tidaknya pengaruh kompleksitas produk dan tingkat penggunaan produk terhadap persepsi konsumen terhadap. Adapun tujuan dari penelitian ini meliputi :
1. Mengetahui switching cosT konsumen yang menghambat konsumen untuk pindah ke layanan operator seluler CDMA,
2. Mengetahui apakah kompleksitas produk dan tingkat penggunaan produk sebagai faktor penyebab terjadinya swirching cost konsumen,
3. Mengetahui apakah ada pengaruh yang berbeda dan tingkat penggunaan produk yang rendah dan tinggi terhadap tipe switching cosr.
Yang menjadi responden sampel adalah mahasiswa UI pengguna ponsel operator GSM Penelitian djlakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatiff. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan alat penelitian berupa kuesioner untuk mengukur variabel penelitian yang mengacu pada penelian Bumham etal, (2003). Pengukuran variabel penelitian dilakukan dengan skala likert 6 skala. Sedangkan penelitian kualilatif ditujukan untuk memperoleh pengertian kualitatif tentang alasan terhadap motivasi yang mendasari sesuatu. Pengumpulan data tidak terstruktur melalui wawancara penulis dengan responden, pemakai CDMA dan penjual. Pengolahan data dilakukan dengan analisis iaktor dan regresi. Bumhan et al., (2003) mengemukakan model Consumer Switching Costs yang menggambarkan tipologi switching costs, anteseden dan konsekuensinya untuk menjelaskan aspek-aspek yang menyebabkan timbulnya switching costs, yaitu product complexity, provider heterogeneity, breadth of use, extent of modification, alternative experience dan switching experience serta hubungannya dengan niat konsumen untul-c tetap menggunakan penyedia layanan saat ini. Model ini juga mengaitkan switching costs dengan tingkat kepuasan pelanggan.
Dalam penelitian ini, model dimodifikasi menjadi rerangka konsepsual yang menggnmakan variabel-variabel yang relevan dalam industri telekomunikasi seluler pengguna kartu pra-bayar. BerdasarSuhendry kan substansi yang akan diteliti terhadap konsumen GSM kartu pra-bayar, sebagai anteseden dari switching costs adalah product complexity dan breadth of use. Adapun tipe switching costs yang ingin dilihat pengaruh terhadap niat konsumen untuk pindah ke layanan operator CDMA adalah economic risk costs, evaluation costs, learning costs, monetary loss costs, change of telephone number; dan benefit loss costs. Variabel-variabei yang terbukti memi\iki pengaruh terhadap niat konsumen untuk berpindah ke CDMA adalah monetary loss costs dan bench! loss costs- Yang menjadi anteseden dari monetary loss costs adalah kompleksitas produlg dimana hal ini diwakili oleh persepsi konsumen akan layanan operator seluler yang dipersepsikan rumit berpengaruh terhadap kepemilikan ponsel layanan operator CDMA. Yang menjadi anteseden dan benefit loss costs adalah tingkat penggunaan fitur Iayanan operator seluler yang rendah (hanya untuk penggunaan pesan singkat dan telpon).
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dikaitkan dengan coverage area, kualitas suara dan kekuatan sinyal, produk operator layanan CDMA tidak dapat memenuhi kebutuhan terhadap segmen pengguna rendah (pengguna panggilan dan pesan singkat) seperti yang diberikan oleh layanan operator GSM. Ini berarti secara fungsi, layanan yang diberikan oleh operator CDMA tidak dapat menggantikan fungsi layanan yang diberikan oleh operator GSM, karena GSM bergerak di telmologi dengan standar yang bcrbeda dengan CDMA, namun secara benejit, CDMA lebih unggul. Hal ini dapal dilihat dari keinginan yang relatif tinggi untuk memanfaatkan promosi diskon, yang berarti memperoleh tarif percakapan dan pesan singkat yang lebih murah. Dalam penelitian ditemukan juga bahwa menargetkan pemakaian CDMA sebagai ponsel kedua pasarya lebih besar dan menguntungkan dibandingkan dengan target konsumen dengan pemakaian tunggal (menggantil-can GSM). Untuk itu, para pemasar layanan operator CDMA sebaiknya merenungi nasehat Al Ries "The essence of good marketing strategy is knowing when you can win and when you can't. And Q? you can 't, settle for silver rather than knocking yoursebf out going for gold.

Growing demand of communication need with big market size has pop outnew communications operators. As a result of govemmental regulation, technology of CDMA in Indonesia utilized as lixed-phone call service with mobile ability. Simply, technologies of CDMA in Indonesia define as lixcd wireless and mobile telecommunication with tariff per calls as cheap as a household tariff. As first entrants in cellular operator service, GSM has a strong stride in Indonesia Competition which progressively tighten, made marketer need to conduct a new marketing strategy which intensively by relying on various means. One of them is doing mass advertisement in various media One purpose of advertising is persuading consruner to use and switch to CDMA operator service. To attain these goals, marketers have to know factors that making consumer choosing a product. One factor related to this matter is knowing expenses to make a switch, expenses that must be released by consumer, so that tl1e effort to specify marketing strategy and communications can effectively and etiicient reach to its target market. In market, consumer face costs that cannot be obviatcd when switching from one provider of service to its competitor. ln general switching costs define as expense of hindering consumer to switch from previous company to its competitor.
Problem of this research is discovering consumer switching costs pre-paid card of cellular base on GSM operator to pre-paid card of cellular base on CDMA. Another purposes of the research is finding out the different effect of product complexity and usage level of product to consumer perception of switching costs.
Intentions of this research are:
1. Finding out consumer switching cost that deter GSM users to make a switching move to operator cellular based on CDMA technology.
2. Finding out is product complexity and usage level of product as a factor which emerge of consumer switching costs-
3. Finding out is there any differences between product usage level of high and low to the type of switching cost.
Respondent of this research are student of University of Indonesia, CODSUIHCF of operator cellular based on GSM. Research are conducted with qualitative and quantitative approach. Quantitative research measure by questionnaire using modified variable fiom Burnham et al., (2003) research. Measurement of research variable is conducted with likert 6 scale. While qualitative research addressed to get congeniality qualitative about reason or motivation constituted something. Using unstructured collecting data within interview with CDMA-users and CDMA-sellers, has given a base understanding of the research. Data processing is conducted with factor analysis and regression. Burnham et al., (2003) proposed model of Consumer Switching Costs typology, antecedent and consequence to explain aspects causing incidence costs of switching, that is product complexity, provider heterogeneity, breadth of use, extent of modiiication, altemative experience and switching experience and also its relation with consumer intention to remain using current service provider. Model also correlate with level satisfaction of customer.
In this research, model is modified to become a conceptual framework using relevant variables in telecommunications industry of cellular consumer of pre-paid GSM card. Pursuant to it?s substantive, as antecedent of costs switching is complexity product and breadth of use. As for type of switching costs that wish to be seen significance by influence to consumer intention to switch to operator CDMA are economic risk costs, evaluation costs, learning costs, monetary loss costs, change of telephone number, and benetit loss costs- Proven variables that have influence to consumer intention switching to CDMA are monetary loss costs and benefit loss costs. Becoming antecedents of monetary loss costs is product complexity; where this matter is cleputized by perception of operator service consumer of cellular which is complicated perception have an effect on to ownership of operator service of CDMA Becoming antecedent of benefit loss costs is low-level usage of operator service (just for usage of short message and calls).
Result of research proposed that related to coverage area, quality of voice and strength of signal, CDMA operator couldn?t fulfill requirement to low consumer segment (consumer of short message and call) that has given by GSM operator. This means that ftmctionally, senrice given by CDMA operator cannot replace service function given by GSM operator, because moving in technology with different standard. But by benefit, CDMA more pre-eminent. This matter can be seen from the desire to get benefit from promotion discounted, meaning to get conversation tariff and cheaper short message facility.
In research also found that targeting usage of CDMA as second phone cell (using CDMA also GSM), has a bigger market compared to constuner with single usage (replacing GSM). For that, marketer of operator service of CDMA better gaze at advise of Al-Ries : "The essence of good marketing strategy is knowing when you can win and when you can ?L And if you can '!, seufe for silver rarher Than knocking yoursel/'our going for gold.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15824
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>