Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147303 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Sugiarto
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25439
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hanung Budiarto
"Dalam pembuatan produk asuransi jiwa beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kompetitif tarif premi yakni faktor bunga teknis, tingkat mortalita, tingkat lapse dan biaya. Seorang aktuaris dalam merancang produk asuransi dapat memodifikasi keempat faktor tersebut yang disesuaikan dengan kondisi perekonomian dan pengalaman perusahaan dalam mengelola risiko. Faktor penetapan biaya produk pada umumnya sangat tergantung pada intuisi aktuaris dan efisiensi perusahaan serta antar perusahaan saling berbeda, sehingga sangat memungkinkan untuk dimodifikasi.
Penetapan asumsi biaya produk sangat membutuhkan informasi biaya yang memadai. Informasi biaya ini diperlukan tidak hanya untuk melakukan analisa profit, mengevaluasi efektifitas kerja dan melakukan perencanaan, namun juga diperlukan untuk menentukan asumsi biaya yang digunakan dalam penetapan tarif premi suatu produk baru serta untuk memvalidasi asumsi biaya yang digunakan dalam tarif premi produk yang sedang dipasarkan. Penetapan asumsi biaya untuk produk baru yang sesuai dengan karekteristik perusahaan sangat penting dilakukan, untuk menjamin agar premi yang dikenakan memadai untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang polis dan untuk menutup biaya yang telah dikeluarkan oleh produk tersebut. Validasi asumsi biaya diperlukan untuk mengetahui apakah asumsi tersebut masih layak atau tidak jika dibandingkan dengan kondisi saat ini, mengingat asumsi biaya, seperti halnya asumsi lainnya, digunakan untukjangka waktu yang relatif panjang.
Karya akhir ini membahas penentuan asumsi biaya produk asuransi jiwa menggunakan metode Activity Based Cost untuk memvalidasi dan menentukan asumsi biaya produk asuransi jiwa pada PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA (BRingin Life). Hasil analisa biaya membandingkan antara asumsi biaya produk berdasarkan perhitungan alokasi biaya dan asumsi biaya produk berdasarkan asumsi yang sebenamya dalam tarif premi yang selama ini digunakan. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat memperbaiki asumsi aktuaris perusahaan tersebut sehingga dapat diperoleh tarip premi yang lebih kompetitif namun tetap meminimalisasi risiko dan dapat memuaskan semua pihak yang berkepentingan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arpah
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S27538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Triana
"Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui besarnya risiko nilai tukar yang ditimbulkan dalam penggunaan mata uang dollar AS, euro dan dinar dalam denominasi rupiah jika digunakan sebagai investasi dan alat tukar dalam perdagangan dunia; (2) Membuktikan mata uang yang lebih stabil diantara dollar AS, euro dan dinar dalam denominasi rupiah; (3)Menemukan solusi mata uang yang baik digunakan untuk investasi dan alat tukar perdagangan dunia (alat lindung nilai).
Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber lain. Data nilai tukar dolar AS dan euro dalam rupiah diperoleh dari Bank Indonesia yang diakses melaui situs www.bi.go.id. Sedangkan data perkembangan harga emas diperoleh dari situs internet www.kitco.com yang melaporkan perkembangan harga emas di Bursa London (The London Fix Gold). Sementara data Indeks Harga Konsumen (IHK) diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) melalui situs www.bps.go.id. Rentang waktu pengamatan adalah 84 bulan (Januari 2002 ? Desember 2008).
Metodologi penelitian yang digunakan untuk mengukur besarnya risiko yang ditimbulkan dari mata uang dolar AS, euro dan dinar emas adalah pendekatan Value at Risk (VaR) dengan menggunakan metode risk metric. Untuk mengetahui stabilitas dolar AS, euro dan dinar emas diukur dengan standar deviasi dan pembuktiannya dengan Uji Kesamaan Variansi.
Beradasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disimpulkan bahwa pertama, perusahaan menanggung risiko paling kecil jika menggunakan euro sebagai alat tukar perdagangannya. Kedua, dari rata-rata ketiga nilai tukar tersebut terhadap rupiah, dinar emas paling tidak stabil, sementara yang paling stabil adalah euro. Ketiga, penggunaan euro sebagi alat tukar perdagangan internasional dan investasi perlu dipertimbangkan karena penggunaan euro dalam perdagangan internasional masih membutuhkan hedging yang sesuai prinsip syariah untuk melindungi nilai tukar. Hal ini disebabkan euro merupakan uang kertas yang nilai intrinsiknya tidak sesuai dengan nilai nominalnya.

This research aims to (1) Know the exchange value risk which appear in using US dollar, euro and dinar in rupiah denomination if it is used as investment and exchange rate in the world trade; (2) Prove which the most stabil currency among US dollar, euro and dinar in rupiah denomination; (3) Find the good currency for investment and exchange rate in the world trade (hedgeing).
The data used in this research is secondary data taken from other source. The data of US dollar and euro in rupiah are taken from Bank Indonesia which accessed by www.bi.go.id. And the data of fluctuate of gold price is taken from www.kitco.com which report fluctuate of gold price in The London Fix Gold. And the data of Consumer Price Index (CPI) is taken from Badan Pusat Statistik (BPS) by www.bps.go.id. The time period of observation is 84 months (January 2002 ? December 2008).
Research methodology used to measure the value risk which appeared from US dollar, euro and gold dinar is the Value at Risk (VaR) approach with using risk metric method. To know the stability of US dollar, euro and gold dinar is by measuring deviation standard and to prove it is by Variance Similar Test.
Base on the result of the research, it is concluded that first, the company will have the lowest risk if it uses euro as exchange rate in its trade. Second, from the average of those three currencies to rupiah, gold dinar is the most instable, but the most stable is euro. Third, the using of euro as exchange rate in international trade and investment still need to be considered since the using of euro need hedging which comply to sharia principles to protect the exchange value. It is because euro is paper money, which the intrinsic is value not same with its nominal value."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pandiangan, Liberti
"Selarna 5 (lima) tahun terakhir ini telah terjadi fenomena menarik dalam
perpajalcan Indonesia. Di saat pertumbuhan ekonomi mengglarni penunman,
terutama sejak krisis monetcr pertengahan tahun 1997 yang berlanjut ke krisis
ckonomi, penerimaan pajak justru terus meningkat. Padahal terdapat korelasi
positip antara kegiatan ekonomi terhadap pajak, yang secara matematik diformu-
lasikan : penerimaan pajak = f (kegiatan ekonomz). Kondisi tersebut menunjukkzm
bahwa peningkatan penerimaan pajak bisa teljadi bila didukung oleh potensi pajak
yang cukup besar.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebagai salah satu jenis pajak di
Indonesia, hasilnya sangat tergannmg kepada kegiatan ekonomi. Wdaupun
penerimaan PPN sclama ini lerus meningkat namun masih berada di bawah tolok
ukur (benchmarking), sehingga perlu dihitung dan diketahui berapa potensi yang
ada. Untuk menghitung potensi PPN, perlu ada suatu pendekatan yang mudah
dilaksanakan sorta dukungan dat? yang rnemadai. Penghitungan potensi PPN dilakukan berdasarkan atas nilai tarnbah dari setiap transaksi barang kena pajak
(BKP) dan jasa kena pajak (JKP). Identik dengan penghitungan tersebut juga
terdapat dalam penghitungan Produk Domestik Bruto (PDB), yakni jumlah nilai
tambah yang dihasilkan setiap unit usaha/ekonomi. Dengan adanya kesamaan pola
dasar pcnghiumgan tersebut, maka dicoba dianalisis penghitungan potensi PPN
dengan addition method, yang menggunakan PDB scbagai data pokok_
Penelitian dilakukan terhadap data PDB yang djperoleh dari hasil survei
yang dilalcukan Badan Pusat Statistik, demikian juga dengan penerimaan dan
potensi PPN dari Direktorat Jenderal Pajak. Dengan memadukan antara teori,
konsep maupun generalisasi hasil penelitian terhadap data yang ada, diperoleh
penghitungan potensi PPN untuk tahun 1995 - 1999.
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa data PDB dapat dan
layak dijadikan sebagai pendekatan dalam menghitumg potensi PPN yakni dengan
addition method. Namun hasil penerimaan PPN menunjukkan bahwa kinetja PPN
Indonesia masih berada di bawah tolok ukur yang ada, di antaranya karena
pcnczimaan PPN kurang peka terhadap perubahan pendapatan Hasil ini didukung
oleh coverage ratio PPN masih sekitar 55%, sehingga culcup banyak sebenarnya
potensi PPN yang masih dapat digali dan direalisir sebagai penerimaan negara.
Untuk itu, disarankan agar Direktorat Jenderal Pajak mcmpcrgunakan
addition method dengan pendekatan data PDB dalam menghitung potensi PPN.
Kemudian agar lebih fair dalam menilai kinerja PPN disarankan agar dalam
menghitung besamya tax ratio dan coverage ratio digunakan nilai PDB yang
sektor-sektomya dikenakan PPN. Sedangkan untuk mengetahui apakah masih ada
tersedia potensi pajak, disatankan dalam analisis perpajakan ada indikator berupa
potential ratio. Hal lebih pcnting lagi adanya upaya pemerintah untuk melakukan
pengawasan sccara khusus terhadap PKP yang potensi PPN-nya bcsar, schingga
potensi yang ada dapat terjaring dan terealisasi sebagai penerimaan negara. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T5559
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Guntur P. F.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S16988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Liana Artanti
"Suatu produk asuransi kesehetan tidak pernah terlepas dari besarnya premi yang ditetapkan. Penentuan premi asuransi dibuat berdasarkan pengolahan data pengalaman masa lalu. Salah satu dari data tersebut adalah data pengalaman klaim yang berhasil didokumentasikan secara baik dan tepat. Penghitungan yang tepat dari total klaim yang tetjadi perlu dilakukan sebagai dasar dari penentuan tarif premi untuk periode pertanggungan yang akan datang.
Penetapan tarif premi yang tidak optimal sering berdampak pada tingkat kompetisi produk tersebut di pasar, apalagi produk-produk asuransi kesehatan dewasa ini sangat beragam dengan perbedaan ciri produk yang sangat tipis antara satu jenis produk dengan yang lainnya. Salah satu cara untuk melakukan estimasi premi lanjutan adalah dengan metode loss ratio. Karena metode ini sangat tergantung pada besarnya loss ratio yang dihasilkan pada suatu periode pertanggungan untuk mengestimasi premi lanjutan masa pertanggungan selanjutnya maka dibutuhkan data pengalaman klaim yang terdokumentasi dengan baik, juga ketepatan waktu dalam proses pembayaran klaim. Keterlambatan pembayaran klaim yang mengakibatkan penumpukan klaim di periode selanjutnya akan mempengaruhi estimasi ultimate losses yang pada akhirnya akan mempengaruhi juga besarnya loss ratio.
Penentuan estimasi premi lanjutan dengan menggunakan metode loss ratio ditemukan oleh Robert L.Brown dan penelitian untuk hal ini dilakukan pada PT Asuransi Jiwa ALL yang merupakan market leader di industri asuransi jiwa Indonesia.
Dengan menggunakan metode loss ratio , hasil estimasi premi lanjutan lebih rendah dibandingkan dengan blended method sehingga hasil yang diperoleh dapat mendukung rencana pencapaian target penerima premi dan mempertinggi tingkat keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research aimed to give illustration of profit achievement through determination of premium income based on technical assumptions that could be controlled by the company. This model could generally be used as a management tool to take the decision and to arrange the company work planning through allocation of company’s resources. The research was carried out at BRIngin Life Syariah (BLS) company. The results of this study showed that premium income achievement to reach the break even point depended on the kind of insurance products marketed, the operational cost, the investment yield and the risk level of clients. Based on the analyses of profit testing and sensitivity, the product of Tabarru’ produced a better break even point and profit indicator than the insurance products that had the savings element. The results showed that the product of Tabarru with the operational cost between IDR 247,500.0 – IDR302,500.00 per year would reach the break even point between 3.60–5.26 a year. The savings products that had the same operational costs could reach the break even point at 3.91–5.47 a year
"
Bisnis & Birokrasi: Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, 16 (2) Mei-Agustus 2009: 59-67, 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>