Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200648 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aulia Fajra
"Penilaian kinerja perlu dilakukan untuk mengevaluasi keberhasilan tujuan perusahaan. Beberapa pendekatan peilaian kinerja keuangan diantaranya adalah Return on Equity (ROE), Economic Value Added (EVA), dan Market Value Added (MVA). Penggunaan pendekatan EVA dan MVA dilakukan untuk mengatasi kekurangan pada pendekatan ROE, dimana ROE tidak memasukkan faktor biaya modal untuk pengukuran apakah perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah bagi para pemegang sahamnya. Penulisan ini bertujuan untuk mengukur kinerja keuangan PT. Astra Argo Lestari, Tbk, dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk pada periode 2003-2007, dengan menggunakan ketiga pendekatan yang sudah disebutkan. Dengan ketiga pendekatan penilaian kinerja yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa kedua perusahaan memiliki kinerja yang bagus yang ditandai dengan kenaikan nilai MVA. Sedangkan untuk meningkatkan nilai EVA perusahaan dapat mempertimbangkan pinjaman kepada institusi yang menawarkan bunga yang lebih kecil sehingga bisa mengurangi nilai cost of debt . Selain itu perusahaan juga sebaiknya menurunkan nilai cost of equity, dengan cara menurunkan nilai beta perusahaan
Performance appraisal needs to be done to evaluate the success of the company's goals. Several approaches to assessing financial performance include Return on Equity (ROE), Economic Value Added (EVA), and Market Value Added (MVA). The use of EVA and MVA approaches is done to overcome the shortcomings of the ROE approach, where ROE does not include the cost of capital factor for measuring whether the company has succeeded in creating added value for its shareholders. This writing aims to measure the financial performance of PT. Astra Argo Lestari, Tbk, and PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk in the period 2003-2007, using the three approaches already mentioned. With the three performance appraisal approaches used, it can be concluded that both companies have good performance which is indicated by an increase in MVA value. Meanwhile , to increase the EVA value , the company can consider loans to institutions that offer lower interest rates so that it can reduce the cost of debt . In addition, the company should also reduce the value of the cost of equity, by lowering the beta value of the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25535
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prihardy Bakry
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25644
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bekti Sulistyo Hardini
"PT. Asuransi Jasindo adalah perusahaan asuransi kerugian yang termasuk dalam kelompok Lembaga Keuangan Non Bank. Salah satu kegiatan utama pada perusahaan asuransi adalah pengelolaan dana pendapatan perusahaan dalam bentuk instrument investasi yang tujuannya adalah memperoleh hasil investasi dan menjaga kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang harus dibayar.
Permasalahan yang diangkat pada penelitian adalah mencoba mengevaluasi kinerja investasi dengan metode EVA.yang bertujuan untuk mengetahui komposisi portofolio investasi berdasarkan metode EVA.Kombinasi portofolio efisien dibentuk dengan mempertimbangkan faktor imbal hasil yang cukup baik. Dengan tingkat risiko yang masih dalam batas toleransi yang dapat diterima perusahaan. Data akuntansi dan laporan keuangan 2003 - 2007 dijadikan dasar dalam penelitian ini.
Pengukuran kinerja investasi yang dilakukan terhadap PT. Asuransi Jasindo diperoleh bahwa investasi yang memberi kontribusi pada penciptaan EVA Perusahaan adalah PML sebesar Rp. 12.532 milyar, saham sebesar Rp. 2.732 milyar sedangkan yang tidak member konstribusi terhadap penciptaan EVA karena pencapaian EVA yang negative yaitu Reksadana sebesar Rp. (3.416) milyar, obligasi sebesar Rp. (4.114) milyar dan deposito sebesar Rp. (10.798).
Sedangkan pengukuran kinerja yang selama ini dipakai yaitu dengan pencapaian anggaran terlihat bahwa obligasi menempati urutan pertama dalam pencapaian anggaran kemudian disusul saham, Reksadana, PML dan deposito. Berdasarkan nilai EVA terbesar, disarankan agar PT. Asuransi Jasindo memutuskan investasi dengan skala prioritas sebagai berikut : (1). PML, (2). Saham, (3). Reksadana, (4). Obligasi, (5). Deposito.

PT. Asuransi Jasindo is a General Insurance Company, categorized as a nonbank financial institution. One of the main activity of the insurance company is managing the company revenue through investment instruments in order to gain investment return and to maintain the company solvency.
The aim of this research is evaluating the performance of investment with EVA method, in order to identify the composition of investment portofolio are built with two factors taken into account, return and risk. The accounting record and financial report period year 2003 to 2005 are used by the author to support the research. EVA concept can give a solution for the company in supporting value creation process. The appropriate EVA implementation might make the company runs a comprehensive value-based management program. Beside company?s performance in supporting the company value added creation.
Performance measurement of Investment done to PT. Insurance Jasindo it is obtained that investment giving contribution at creation of Company is Direct investment Rp. 12.532 billion, equity Rp. 2.732 billion while which is not given constribut to creation of EVA because atttainment of EVA which negative that is Mutual fund Rp. (3.416) billion, obligation Rp. (4.114) billion and deposit Rp. (10.798).
While performance measurement which during the time used that is with attainment of budget seen that obligation occupies first sequence in attainment of budget then is caught up share, Mutual fund, Direct Investment and deposit account. Based on the highest EVA, is it suggested that Jasindo make the investment decision with priority to (1) direct investment, (2). equity (3) mutual fund, (4). Bond, (5). Deposit"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25258
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Safri Alam
"Tesis ini membahas mengenai pengukuran kinerja keuangan pada PT PLN Disjaya & Tangerang pada tahun 2006 hingga tahun 2008. Pengukuran kinerja
yang dilakukan adalah berdasarkan ketentuan perhitungan yang berasal dari pusat, kebanyakan berupa rasio-rasio, dan juga dengan metode Economic Value Added (EVA). Penggunaaan metode EVA dianggap cukup baik dalam mengukur kinerja keuangan perusabaan karena metode ini memperhitungkan adanya distorsi-distorsi yang timbul akibat penggunaan standar akuntansi, dan juga memperhitungkan komponen biaya ckuitas (cost of equity). Ukuran ini berguna untuk mengetabui apakah pibak manajemen sudah berhasil memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Menurut hasil yang didapatkan, hasil perhitungan kinerja angan perusahaan menurut ketentuan dari pusat selalu menunjukkan baik. Pada perhitungan menurut metode Economic Value Added (perusahaan mendapatkan angka negatif pada tahun 2006, namun terus mengalami kenaikan pada tahun 2007 dan tahun 2008. Saran yang dapat diberi perusahaan adalah menambah ukuran kinerja dengan metode EVA dalam mengukur kinerja, karena dengan metode ini dapat diketahui apak manajemen telah memberikan nilai tambah kepada perusahaan
This thesis discusses about the financial performance measurement on PT
PLN Disjaya & Tangerang in the year of 2006 until 2008. The performance ement conducted is based on the rules from the Head Office,
mostly calculated by ratios, and the method of Economic Value Added (EVA). The use of EVA method is considered good in measuring the company's financial performance because it excludes the distortions created by the use of accounting standards, and also considers cost of equity. This component is useful to know
whether the management has succeeded in giving added value to the compary. According to the resuls of the research, the compary's financial performance according to the method from the Head Office is always in good condition. In the
calculation of Economic Value Added (EVA) method, in the year of 2006, the company received negative score, but continues to increase in the year 2008. The advice given to the company is to use the method of Economic Value dded (EVA) to measure the company's financial performance, because useful to find out whether the management has given added value to the company.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muljadi Suganda
"Karya tulis ini membahas pengukuran dan pengelolaan nilai perusahaan berdasarkan konsep EVA. Permasalahan-permasalahan akuntansi dalam fungsinya sebagai informasi keuangan dan metode-metode penilaian perusahaan yang mendasarkan pada laba akuntansi tradisional khususnya metode kapitalisasi pendapatan (capitalized Earnings Method) dan metode nilai sekarang dari laba bersih (Present Value of Earnings after Tax Method), yang sering digunakan di Indonesia dalam menilai harga wajar saham. Metode EVA dapat menjawab kelemahan-kelemahan pengukuran akuntansi yang konvensional dengan memberikan informasi-infonnasi yang tepat dalam menilai kinerja suatu perusahaan. Penulisan karya ini menggunakan metode studi kasus pada PT Bakrie Finance Corporation dalam melakukan akuisisi pada lima perusahaan target. Disamping teori dan konsep EVA juga membahas perhitungan EVA dan analisa laporan keuangan serta interpretasi dari perhitungan EVA dan penerapannya dalam pengambilan keputusan keuangan. Dengan membandingkan hasil perhitungan antara Metode Kapitalisasi Pendapatan (Capitalized Earnings Method), Metode Nilai Sekarang Dan Laba Bersih (Present Value of Earnings after Tax Method), Metode Ants Kas Bebas (Free Cash Flow) dan Metode EVA ternyata masing-masing merniliki hasil yang berbeda, kecuali Metode Arus Kas Bebas dan Metode EVA yang memiliki hasil yang sama. Namun demikian dalam Metode Arus Kas Bebas tidak dapat menunjukkan adanya penciptaan nilai sebelum seluruh nilai proyeksi ants kas bebasnya didiskontokan ke claim nilai sekarangnya. Sedangkan Metode EVA dapat menjelaskan adanya penciptaan atau penghancuran nilai pada suatu perusahaan dari masing-masing proyeksinya. Penilaian akuisisi masing-masing perusahaan target dihitung dengan net value added, yaitu jumlah nilai yang diterima dikurangi dengan jumlah yang dibayarkan. Akusisi yang berhasil adalah apabila perusahaan target akuisisi memberikan net value added yang positif pada perusahaan yang mengakuisisi. Dalam implementasi, metode EVA dianggap lebih praktis karena kemudahannya dalam perhitungan dan penggunaannya serta mencerminkan kondisi perusahaan lebih tepat dan akurat. Namun demikian keberhasilan penerapan metode EVA dalam suatu perusahaan tidak terlepas juga dari ketepatan dalam memahami dan melakukan filosofi EVA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahayu Ekawati
"Economic Value Added (EVA) merupakan salah sate metode yang dapat digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan yaitu dengan melihat the economic profit yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. The Economic Profit adalah selisih positif dari hasil kinerja suatu perusahaan dan diperoleh melalui perputaran dana yang ditanamkan dikurangi dengan biaya yang timbul dalam memperoleh dana-dana tersebut termasuk biaya kesempatan atas investasi yang dilakukan. Berbicara mengenai EVA sebagai metode penilaian kinerja suatu perusahaan dengan lebih menekankan sisi-sisi profitabilitasnya, maka EVA terbentuk dari komponen-komponen Net Operating Profit After Tax (NOPAT) dikurangi dengan capital charges. NOPAT adalah laba operasional setelah dikurangi pajak yang dihitung untuk periode yang berakhir di 31 Desember setiap tahunnya, NOPAT lebih dipilih sebagai dasar perhitungan laba karena NOPAT lebih mencerminkan kegiatan riil dari suatu perusahaan. Sementara itu, capital charges yang merupakan variable pengurang dari NOPAT, terbentuk dari rata-rata tertimbang atas biaya modal (WACC) dikalikan dengan sumber pendanaan (Invested Capital) yang dihitung secara rata-rata. Selain dua hal tersebut, perhitungan EVA juga harus melalui beberapa komponen penyesuaian agar adanya distorsi akuntansi yang terdapat pada laporan keuangan akibat digunakannya system akrual dan distorsi atas pemenuhan standar akuntansi yang berlaku umum dapat diminimalisir Pemilihan metode EVA sebagai dasar penilaian kinerja pada bank-bank yang telah go publik lebih didasari atas kelebihan yang dimiliki oleh metode EVA itu sendiri dan kemudahan memperoleh data perbankan yang go publik untuk suatu kurun waktu tertentu. Kelebihan metode EVA adalah adanya biaya modal yang timbul akibat pendanaan yang dilakukan oleh suatu bank turut diperhitungkan sehingga dapat diketahui seberapa besar keefisienan pihak manajemen mengelola aktiva produktifnya. Selain itu, karateristik akun-akun pada bank juga merupakan suatu hal yang unik dimana bank dapat memperoleh pendapatan dari sisi kewajibannya atau disebut juga dengan earning liabilities management, sehingga yang harus diperhatikan adalah bagaimana caranya menghitung biaya modal pada perbankan sementara pada sisi kewajibannya terdapat dana pihak ketiga. Sehingga untuk meminimalisair kesalahan hitung dan pengkategorian hutang maka biaya modal pada perbankan dihitung dan biaya-biaya yang timbul untuk memproleh ekuitas yaitu dengan menghitung nilai required of return (k) yang diinginkan investor. Tugas akhir menganalisa penerapan metode EVA dalam penilaian kinerja bankbank yang telah go publik di Indonesia untuk periode 2001 dan 2002. Hasil perhitungan EVA tersebut akan diregresikan dengan harga saham masing-masing perusahaan yang dicerminkan oleh nilai MVA, kemudian regresi juga akan dilakukan antara total kinerja bank-bank go publik dengan MVA nya. Hasil analisa menunjukkan bahwa pada periode waktu 2001 dan 2002 bank-bank go publik secara rata-rata belum mampu mencapai nilai yang positif dan artinya bahwa secara umum bank-bank tersebut belum dapat menciptakan kekayaan bagi pemegang sahamnya karena tidak efisien dalam memanfaatkan aktiva produktif yang dimilki atau dengan kata lain bank-bank tersebut belum mampu menjalankan kegiatan operasionalnya dengan biaya modal yang rendah. Sementara itu hasil regresi menunjukkan bahwa nilai EVA bare akan secara signifikan mempengaruhi naik turunnya harga saham yang direpresentasikan oleh MVA ketika MVA saat ini diregresikan dengan nilai EVA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Lesmana
"Pengukuran kinerja adalah suatu alat yang dapat digunakan sebagai alat evaluasi implementasi strategi perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat diukur dari sisi keuangan dan non keuangan. Penelitian ini melakukan pengukuran kinerja dari sisi keuangan perusahaan. Metode pengukuran yang digunakan antara lain Economic Value Added (EVA), EVA Momentum, dan Market Value Added (MVA). Selain itu, penelitian ini juga melihat nilai pasar EVA Momentum yang tersirat serta melihat hubungan antara EVA Momentum dengan Market Value Added (MVA). Objek penelitian yang digunakan adalah empat perusahaan go public pada industri properti dan real estat dari tahun 2009-2013. Hasil penelitian menunjukan kinerja yang berbeda dari setiap pengukuran yang digunakan. Berdasarkan pengukuran EVA dan EVA Momentum, kinerja perusahaan yang baik diperoleh PT Alam Sutera Realty Tbk. Sedangkan dengan menggunakan pengukuran menggunakan Market Value Added (MVA), kinerja perusahaan yang terbaik diantara keempat perusahaan di industri properti dan real estat adalah PT Lippo Karawaci Tbk.

Performance measurement is a tool to evaluated the implementation of corporate strategy. Company performance can be measured in terms of financial and non-financial. This study was to measure of the company financial performance. The method of measurement used are Economic Value Added (EVA), EVA Momentum, and Market Value Added (MVA). In addition, this research also see the Market Implied EVA Momentum and the relationship between EVA Momentum with Market Value Added (MVA). The writer choose four companies in the property and real estate industry from the year 2009 to 2013. The results showed different performance of each measurement used. Based on the measurement of EVA and EVA Momentum, good performance obtained by PT Alam Sutera Realty Tbk. While using the measurements using the Market Value Added (MVA), the best performance among the four companies in the property and real estate industry is PT Lippo Karawaci Tbk."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rengkung, Leonardus Ricky
"Ketidakpastian dan dinamika lingkungan berupa peluang, prospek, dan hambatan yang dialami perusahaan agribisnis sangat terkait dengan keberadaannya yang sangat tergantung dan tidak lepas pada lingkungan usahanya.Terdapat beberapa perpektif untuk menjelaskan hubungan antara perusahaan dengan dinamika lingkungannya, salah satunya adalah dynamic capabilities.Perspektif dynamic capabilities merupakan suatu perspektif dalam manajemen stratejik, yang menekankan pada kemampuan dan rutinitas organisasional perusahaan untuk memetakan kembali, meningkatkan, menyatukan, menggabungkan dan menghasilkan sumberdaya perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian dan dinamika lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji, membandingkan, menganalisis dan membangun model tentang kemampuan elemen-elemen sensing, learning, integrating dan coordinating sebagai faktor leverage terhadap dynamic capabilities perusahaan dalam menghadapi dan beradaptasi terhadap ketidakpastian dan dinamika lingkunganpada PT. Sampoerna Agro, Tbk dan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk. Dalam menjawab tujuan penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif, baik ananlisis statistik maupun analisis quantitative system dynamics.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen-elemen sensing, learning, integrating dan coordinating pada PT. Sampoerna Agro, Tbk merupakan elemen-elemen yang kuat sebagai leverage pembentuk dynamic capabilities perusahaan. PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk memiliki elemen sensing yang kuat, tetapi memiliki elemenelemen learning, integrating dan coordinating yang kurang kuat.
Hasil simulasi dengan system dynamics menunjukkan bahwa elemen-elemen sensing, learning, integrating dan coordinating sebagai leverage terhadap dynamic capabilities kedua perusahaan secara sistemik memiliki kemampuan dan peran dalam menurunkan dan menghadapi ketidakpastian dan dinamika lingkungan, di mana PT. Sampoerna Agro, Tbk lebih efektif dibandingkan dengan PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk. Peran elemen coordinating sangat kuat diikuti oleh learning, integrating dan sensing. Keempat elemen dynamic capabilities memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap ketidakpastian dan dinamika lingkungan. Penurunan dan peningkatan ketidakpastian dan dinamika lingkungan akan diikuti dengan penurunan dan peningkatan semua elemen-elemen dynamic capabilities.
Diabaikannya balancing cycle dalam pendekatan dynamic capabilities dari Pavlou dan Sawy yang cenderung berpola reinforcing cycle, menjadi satu kekurangan dalam model dynamic capabilities yang dihasilkan. Dan untuk keluar dari reinforcing cycle dari keempat elemen dynamic capabilities tersebut dan dengan melalui postulat paradoks untuk mendapat decreasing returns, maka diharapkan kedepan bisa dibangun satu skenario yang baru untuk melihat bagaimana kinerja dynamic capabilities yang tidak mengabaikan salah satu cycle baik reinforcing cycle maupun balancing cycle.

The uncertainty and environmental dynamics such as opportunities, prospects and challenges are highly correlated with the firm?s presence in the business environment. There are some different perspectives trying to explain the relationship between firm and business environment, one of them is the role of dynamic capabilities. The perspective of dynamic capabilities is a perspective in the field of strategic management which emphasizes the organizational skills and organizational routines in reconfiguring, enhancing, integrating, combining and generating the capabilities and resources of a firm in facing and adapting to the uncertainty and environmental dynamics.
This study aims to examine, compare, analyze and build a model about the ability of the elements of sensing, learning, integrating and coordinating as leverage factors of dynamic capabilities of the firm in facing and adapting to the uncertainty and environmental dynamics at PT. Sampoerna Agro, Tbk and PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk. To reach these purposes, quantitative study method is undertaken by using both statistics analysis and quantitative system dynamics.
The results show that those elements of sensing, learning, integrating and coordinating of PT. Sampoerna Agro Tbk are strong elements as leverage factors to the firm?s dynamic capabilities. PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk has a strong element of sensing, but has less elements of learning, integrating and coordinating as leverage factors to the firm's dynamic capabilities in facing and adapting to the uncertainty and environmental dynamics.
By using system dynamics, the simulation result shows that those elements of sensing, learning, integrating and coordinating as leverage factors to dynamic capabilities of these firms systemically have an ability and substantial role in facing and reducing uncertainty and environmental dynamics where PT. Sampoerna Agro Tbk is more effective than PT. Bakrie Sumatra Plantation Tbk. The element of coordinating has a reinforcing and balancing role, whereas the elements of sensing, learning and integrating have a balancing and reinforcing role in facing and adapating to the uncertainty and environmental dynamics. The element of coordinating has a strongest role followed by learning, integrating and sensing. Those four elements of dynamic capabilities have a high sensitivity to the uncertainty and environmental dynamics. The decreasing and increasing of uncertainty and environmental dynamics will be followed by the decreasing and increasing in all elements of dynamic capabilities.
Ignoring balancing cycle in dynamic capabilities approach by Pavlou and Sawy which is mostly patterned by reinforcing cycle, becoming one of the weakness in the result of dynamic capabilities model. Therefore, to get out from reinforcing cycle of these four dynamic capabilities elements and by using paradoxical postulate to generate decreasing returns, hence in the future a new scenario hopefully can be built to foresee how dynamic capabilities perform without ignoring one of the cycle either reinforcing cycle or balancing cycle.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
D1516
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rully Marzuli
"Selama ini, tolok ukur kinerja perusahaan di Indonesia yang umum digunakan adalah metode rasio profitabilitas. Boleh jadi, tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan adalah tinggi. Padahal, dibalik analisa tradisional ini memungkinkan banyaknya rekayasa finansial dan struktur keuangan yang bertujuan agar perusahaan selalu terlihat baik bagi shareholder. Diperkenalkan oleh lembaga konsultan Stern Steward Management Services, pada dekade 1990-an, Economic Value Added (EVA) dinilai lebih mencerminkan nilai bisnis yang sebenarnya dengan mengukur nilai tambah yang dihasilkan perusahaan kepada investor. EVA mengukur apakah laba operasi cukup dibandingkan dengan total biaya modal yang terpakai. Keunikan EVA adalah memasukkan biaya modal sebagai faktor-faktor resiko bisnis dan biaya investasi/penggunaan modal yang mencerminkan kondisi pasar yang sedang terjadi. Selain itu, EVA juga disusun untuk menghilangkan distorsi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan sehingga hasil EVA lebih akurat dalam menghitung keuntungan yang sebenarnya. Kesimpula pada penelitian ini adalah, pada suatu periode, perusahaan menghasilkan pengembalian (ROE, ROA, ROI) yang positif dan memperoleh nilai sisa (RI) dari target pengembalian minimum perusahaan. Tetapi dengan eva, ternyata hasil kinerja keuangannya buruk. Jelas eva bisa membuat penilaian perusahaan menjadi lebih akurat karena memasukkan faktor biaya modal dan penyesuaian terhadap prinsip akuntansi yang ada."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D. Guntara Dwinugraha
"Kinerja perusahaan adalah hal yang sangat penting bagi pemilik perusahaan yaitu pemegang saham, arena modal yang ditanamkan berupa uang yang diinvestasikannya diharapkan dapat memberikan imbal hasil yang sepadan secara berkesinambungan.
Terdapat beberapa pengukuran kinerja berdasarkan angka akuntansi dalam laporan keuangan yang selama ini umum digunakan dan merijadi tolok ukur kinerja seperti return on equity (ROE) atau return on investment (ROI). Kelemahan dari pengukuran dengan menggunakan accounting performance measurement tersebut antara lain adalah adanya berbagai macam metoda pencatatan yang diperkenankan, dan mempengaruhi laba sehingga menimbulkan distorsi ekonomis.
Hal lain adalah bahwa biaya modal sebenamya mencerminkan resiko yang dihadapi pemilik modal dalam melkukan investasinya dan karenanya penilaian kinerja yang memperhitungkan biaya modal selayaknya dipakai sehingga dapat diketahui apakah biaya modal tersebut dapat tertutupi oleh return yang didapat atau tidak.
Salah satu metode penilaian kinerja yang dikembangkan oleh Stem Stewart & Co dari Amerika Serikat adalah Economic Value Added (EVA), yang memiliki kelebihan antara lain dengan menghilangkan distorsi ekonomis dari standar akuntansi serta memasukan biaya modal kedalam perhitungannya sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melihat kemampuan penciptaan nilai tambah.
Jika pendekatan ROE atau ROI hanya sampai pada laba yang diraih maka EVA bergerak lebih lanjut mengurangi laba dengan biaya modal sehingga hasilnya adalah, manajemen maupun pemegang saham dapat lama-sama melihat dengan jelas apakah terjadi penciptaan nilai tambah (value added) ataukah sebaliknya. Jika EVA adalah positif maka berarti manajemen mampu menciptakan nilai tambah, memberikan peningkatan nilai kekayaan pemegang saham. Sebaliknya jika EVA adalah negatif maka itu menunjukan adanya pengurangan nilai (value) bagi pemegang saham.
Sampai dengan saat ini belum banyak perusahaan di Indonesia yang menerapkan perhitungan EVA guna mengukur kinerjanya, sehingga menjadi menarik untuk diteliti bagaimana sebenarnya gambaran kinerja suatu perusahaan apabila perhitungan EVA diterapkan. Untuk maksud tersebut maka sebuah perusahaan publik yang bergerak dibidang properti khususnya Pusat Perbelanjaan dari Hotel yaitu PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) dipilih guna penelitian dalam karya akhir ini.
Darn hasil penelitian ini yang mencakup kurun waktu tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 menunjukan bahwa manajemen PT Plaza Indonesia Realty Tbk dapat dikatakan cukup memiliki kinerja yang baik pada tahun 2000, tahun 2001 dan tahun 2002 karena walaupun terdapat nilai EVA yang negatif pada tahun-tahun tersebut namun nilai negatif tersebut senantiasa terus mengkecil. Di tahun 2003 manajemen dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik karena berhasil menciptakan nilai tambah dengan adanya nilai EVA yang positif untuk tahun 2004 karena nilai EVA kembali negatif dan cukup signifikan maka dapat dikatakan terjadi penurunan kinerja manajemen.
Dengan dapat, terukurnya nilai tambah yang diciptakan oleh manajemen maka disarankan agar penilaian kinerja dengan pendekatan konsep EVA ini dapat digunakan untuk melengkapi metode penilaian kinerja lainnya yang selama ini telah dipakai oleh perusahaan sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif bank bagi manajemen maupun pemegang saham.

Company performance is very significant for the owners, to wit, shareholders because they expect favorable and continuous return on investment.
Performance measured by accounting statement can be reflected by among others return on equity (ROE) or return on investment (ROI). The weakness of accounting performance measurement is caused by tolerance to various posting and recording methods thereby affecting profit and resulting in economic distortion.
Capital cost reflects risks the investor is pored to and therefore performance assessment which takes into account capital cost is advisable to learn whether or not the return is adequate to cover the capital cost.
Stern Stewart & Co. develops a performance assessment method so called Economic Value Added (EVA) which proves to be superior, among others, in eliminating economic distortion from accounting standard and including capital cost into the calculation. The result will indicate the potential to generate value added.
If ROE or ROI approach only goes as far as earning, EVA goes farther to earning less capital cost thereby allowing the management and shareholders to learn whether or not there is a generation of value added. If EVA is positive, the management is able to generate value added and increase the assets of the shareholders. Otherwise, there is a decrease in value to the shareholders.
There have not been many companies in Indonesia adopting the EVA method to measure their performance. Therefore it is interesting to study how EVA works on performance measurement to that end, a public company operating in property, particularly Shopping Center and Hotel, to wit, PT Plaza Indonesia Realty Tbk. (PLIN) - was selected to be the corpus of this most recent work.
The study reveals that from 2000 to 2004 PT Plaza Indonesia Realty Tbk. performed quite well in 2000, 2001 and 2002 despite the negative EVA The negative value has, however, been decreasing. In 2003, the management performed well because they managed to generate positive EVA. In 2004 the EVA was again negative significantly and its performance decreased.
Therefore EVA method is recommended in addition to the other measurement methods for more comprehensive idea to the management and shareholders.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>