Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97671 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pardede, Erly Ika Suminar
"Pesatnya perkembangan transportasi udara di dunia, baik dilihat dari sudut semakin besarnya jumlah perusahaan penerbangan maupun semakin banyaknya orang yang bepergian dengan menggunakan pesawat, mengakibatkan keberadaan Bandar udara belakangan ini tidak hanya sebagai tempat naik dan turunnya penumpang pesawat yang datang dan pergi, tetapi juga tempat bertemu informal, tempat berbelanja, bahkan tempat rekreasi yang menjadi magnet bagi masyarakat umum. Maka tak heran bisnis makanan dan pertokoan di bandar udara mengalami perubahan yang sangat drastis. Banyak bandar udara di kota-kota besar menjadi semakin canggih dan mewah dengan dilengkapi pusat perbelanjaan yang lengkap yang dikenal dengan istilah airport shopping. Perubahan itu tidak terlepas kehidupan berbelanja (shopping) yang sudah menjadi bentuk kegiatan masyarakat sehari-hari, begitu juga dengan pembangunan pusat perbelanjaan yang sangat pesat di kota-kota besar dunia yang seolah tak dapat dihindari. Bahkan bukan saja bandar udara yang sudah berkembang seperti pusat perbelanjaan, tetapi banyak bentuk bangunan umum lainnya, yaitu stasiun kereta, museum, rumah sakit, sekolah, dan kemiliteran. Walaupun banyak pendapat yang mengatakan bahwa airport shopping adalah tempat placeless yang mengorbankan sense of place, tetapi airport shopping berusaha membuat ruang transisi para pelancong menjadi lebih baik untuk mendapatkan sence of comfort dan sense of security. Oleh karena itu itu perlu adanya penelitian terhadap tata letak fasilitas pendukung, dalam hal ini komersial, di terminal bandar udara agar rancangannya nyaman, aman, efektif, efesien dan tidak mengganggu aliran penumpang dan barang yang menjadi bagian penting dalam bandara."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41152
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Erly Ika Suminar
"Pesatnya perkembangan transportasi udara di dunia, baik dilihat dari sudut semakin besarnya jumlah perusahaan penerbangan maupun semakin banyaknya orang yang bepergian dengan menggunakan pesawat, mengakibatkan keberadaan bandar udara belakangan ini tidak hanya sebagai tempat naik dan turunnya penumpang pesawat yang datang dan pergi, tetapi juga tempat bertemu informal, tempat berbelanja, bahkan tempat rekreasi yang menjadi magnet bagi masyarakat umum. Maka tak heran bisnis makanan dan pertokoan di bandar udara mengalami perubahan yang sangat drastis. Banyak bandar udara di kota-kota besar menjadi semakin canggih dan mewah dengan dilengkapi pusat perbelanjaan yang lengkap yang dikenal dengan istilah airport shopping. Perubahan itu tidak terlepas kehidupan berbelanja (shopping) yang sudah menjadi bentuk kegiatan masyarakat sehari-hari, begitu juga dengan pembangunan pusat perbelanjaan yang sangat pesat di kota-kota besar dunia yang seolah tak dapat dihindari. Bahkan bukan saja bandar udara yang sudah berkembang seperti pusat perbelanjaan, tetapi banyak bentuk bangunan umum lainnya, yaitu stasiun kereta, museum, rumah sakit, sekolah, dan kemiliteran1.
Walaupun banyak pendapat yang mengatakan bahwa airport shopping adalah tempatplaceless yang mengorbankan sense of place, tetapi airport shopping berusaha membuat ruang transisi para pelancong menjadi lebih baik untuk mendapatkan sence of comfort dan sense of security. Oleh karena itu itu perlu adanya penelitian terhadap tata letak fasilitas pendukung, dalam hal ini komersial, di terminal bandar udara agar rancangannya nyaman, aman, efektif, efesien dan tidak mengganggu aliran penumpang dan barang yang menjadi bagian penting dalam bandara."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25804
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dodik Fery Kurniawan
"Pergerakan penumpang angkutan udara dari tahun ke tahun semakin meningkat sehingga diperlukan pengaturan pergerakan dan pelayanan penumpang yang tepat pada sistem operasional sisi darat bandar udara. Konsekuensi dengan adanya pelayanan yang harus dilalui oleh penumpang dalam suatu sistem operasional terminal bandar udara adalah terjadinya antrian (panjang antrian, lamanya waktu tunggu dan lain-lain). Antrian yang terjadi pada sistem operasional pemrosesan penumpang di terminal keberangkatan bandar udara terjadi karena pergerakan arus penumpang dan barang yang terganggu akibat dari kegiatan pelayanan yang harus dilalui. Tingkat kedatangan yang tidak sebanding dengan tingkat pelayanan menimbulkan masalah antrian seperti waktu tunggu. Sistem operasional yang efisien diharapkan dapat mengakomodasi peningkatan jumlah penumpang yang diproses dan dapat meminimalkan waktu pelayanan. Beberapa alternatif pengembangan optimasi sistem operasional keberangkatan terminal 1-A Bandar Udara Soekarno-Hatta seperti pengurangan waktu pelayanan, perubahan sistem antrian dan penyederhanaan proses pelayanan didapatkan hasil yang lebih baik dari kondisi eksisting, baik dari segi besarnya jumlah penumpang yang dapat diakomodasi maupun waktu yang dibutuhkan penumpang dalam sistem antrian yang terjadi.

A growing number of air transport passenger movements required a proper of setting movements and passenger services in the airport land side operational systems. The consequences of the existence of the services that must be passed the passengers in the airport terminal operational systems is the occurrence of queues (queue length, waiting time and eternity, etc.). Queues in the operational system of passenger processing at the airport departure terminal occurs because the movement of passengers and goods flows are disrupted due to the service activities that must be passed. Arrival rate that is not comparable with the level of service would cause problems like the queue waiting time. Efficient operational systems is expected to accomodate a growing number of passengers that can be processed adn minimize the service time. Several alternatives of optimization was developed in this study at terminal 1-A Soekarno-Hatta airport, as the reduction of service time, queuing system changes and the simplified of service processes obtained better result than the existing condition, both in terms of the number of passengers that can be accomodated as well as the time it takes by passengers to the queue system.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yurika Oktorina
"ABSTRAK
Pertumbuhan jumlah penumpang bandar udara baik domestik maupun internasional dari tahun ke tahun semakin meningkat. Bandara Soekarno ? Hatta saat ini melayani bisa sampai 30 juta penumpang per tahun, bahkan tahun ini diperkirakan bisa mencapai 40 juta penumpang. Sementara kapasitasnya hanya 22 juta penumpang saja. Tingginya pergerakan penumpang dari tahun ke tahun menyebabkan bandara ini overload capacity. Dengan pergerakan penumpang yang terus meningkat diperlukan adanya pengaturan pergerakan penumpang agar pelayanan terhadap penumpang tetap optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pergerakan penumpang dan mengetahui faktor ? faktor yang mempengaruhi pergerakan penumpang di Keberangkatan Domestik Terminal I-A. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode teori antrian. Hasil dari penelitian ini adalah faktor ? faktor yang mempengaruhi pergerakan penumpang di Keberangkatan Domestik Terminal I-A.

ABSTRACT
A growing number of passengers the airport both domestic and international from year to year increasing. Soekarno - Hatta currently can serve up to 30 million passengers per year, even this year estimated could reach 40 million passengers. While capacity is only about 22 million passengers. The high mobility of passengers from one year to cause the overload capacity of this airport. With the ever-increasing passenger movement is necessary to setup the movement of passengers to remain optimal service to passengers. This research aims to analyze the movement of passengers and knowing the factors ? factors that affect the movement of passengers at the Domestic Departure Terminal I-A. In this study, the method used is a method of queuing theory. The results of this research are the factors - factors that affect the movement of passengers at the Domestic Departure Terminal I-A."
Lengkap +
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30855
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Subekti
"Pemenuhan harapan pengguna kargo terhadap kualitas pelayanan merupakan hal penting bagi organisasi jasa untuk menghadapi persaingan bisnis. Kualitas pelayanan dalam penelitian ini diukur dengan dimensi model Servqual dan waktu pelayanan minimum. Dimensi kualitas yang digunakan terdiri dari dimensi reliabilitas, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik yang meliputi 15 atribut jasa.
Atribut jasa tersebut digunakan untuk menilai kualitas pelayanan warehouse operator PT Garuda Indonesia Cargo dan PT Gapura Angkasa pada terminal kargo Domestik Bandar Udara Soekarno-Hatta. Sampel penelitian kualitas pelayanan terdiri dari 46 pada warehouse operator PT Garuda Indonesia Cargo dan 33 pada PT Gapura Angkasa. Atribut jasa dianalisis dengan Importance Performance Analysis. Atribut jasa penting yang digunakan dalam rumusan tingkat pelayanan minimum terdiri dari kemampuan pengiriman tepat waktu, menyampaikan catatan/dokumen tanpa kesalahan, komunikasi dengan pelanggan dan mengkoordnasi waktu, layanan yang segera/cepat bagi pelanggan, kompensasi untuk kerusakan atau barang hilang dan kejelasan dan kelengkapan prosedur operasional. Waktu pelayanan kargo dihitung dengan pendekatan teori antrian pada PT Garuda Indonesia Cargo dan PT Gapura Angkasa selama 46.90 menit dan 51.51 menit.
Kualitas pelayanan terminal kargo Bandar Udara Soekarno-Hatta berada pada posisi di atas tingkat pelayanan minimum. Peningkatan kualitas pelayanan terminal kargo domestik dapat dilakukan dengan langkah perbaikan pada atribut jasa yang terletak pada kuadran satu dan mengurangi waktu pelayanan. Waktu pelayanan minimum dapat dicapai dengan penambahan jumlah server secara optimal dengan mempertimbangkan komposisi petugas dan alat/mesin.

Fulfillment of user expectations on cargo services quality is important for organizations to face the competition of business services. The quality of service in this study is measured by the dimensions of SERVQUAL model and the minimum service time. Dimensions quality that is used consists of the dimensions of reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangible which included 15 service attributes. Service attributes are used to assess the quality of warehouse operator services at PT Garuda Indonesia Cargo and PT Gapura Angkasa at Soekarno-Hatta Airport domestic cargo terminal. The service quality research sample is consisted of 46 in the PT Garuda Indonesia Cargo warehouse operator and 33 in the PT Gapura Angkasa. Service attributes are analyzed by Importance Performance Analysis.
Important service attributes that are used in a minimum level of service formulation consist of delivery capability on time, delivering record / document without errors, communicate with customers and time coordination, the immediately / quickly service for customers, compensation for damage or missing items and the clarity and completeness of operational procedures. Cargo service time is calculated by queuing theory approach to the PT Garuda Indonesia Cargo and PT Gapura Angkasa for 46.90 minutes and 51.51 minutes.
Service quality of Soekarno-Hatta Airport cargo terminal is at a position above the minimum level of service. Improving the service quality of domestic cargo terminal can be done with service attributes refinement that are located in quadrant one and reduces service time. Minimum service time can be achieved with the addition of an o and equipment machinery."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28554
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Araminta Wahyudi
"ABSTRAK
Kendala pembangunan gereja akibat sulitnya mendapatkan izin pembangunan
mengakibatkan umat Kristiani mencari alternatif penempatan ruang ibadah di
dalam bangunan lain. Keadaan tersebut memicu ide kreatif pengelola pusat
perbelanjaan untuk mendapatkan keuntungan akan ruang yang kurang potensial
dengan menyewakan atau menjualnya kepada pihak gereja. Pertemuan ruang
dengan fungsi berbeda tersebut tidak terlepas dari adanya keterkaitan fungsi sosial
gereja dan pusat perbelanjaan sebagai third place yang mewadahi aktivitas sosial.
Skripsi ini menelusuri bagaimana dampak arsitektural yang terjadi pada gereja di
dalam pusat perbelanjaan akibat penyesuaian dengan ruang yang tersedia pada
pusat perbelanjaan tersebut. Temuan skripsi ini memberikan kesimpulan bahwa
pusat perbelanjaan dan gereja memiliki kesesuaian kebutuhan ruang, sehingga
keduanya dapat saling mendukung. Namun dalam penerapannya terdapat
beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam penempatan gereja dalam pusat
perbelanjaan, berkaitan dengan jumlah jemaat, akses, desain, dan tata letak gereja.

Abstract
The constraint of Church establishment due to the difficulty in getting permit from
local communities resulted Christians to find an alternatives of space for worship
as a part of other building. The situation leads the management of shopping
centres to develop the less potential spaces in shopping centres in order to be
profitable by renting or selling it to the church. The intersection of those spaces
with different functions cannot be separated from the social function of church
and shopping centre as the third place which accomodate social activity. This
paper examined the architectural aspects which effect the church due to
adjustments to the available space in the shopping centres. The study resulted the
conclusion that the shopping centre and the church has a conformity of space
requirements, so that they can support each other. But in its implementation, there
are some aspects that must be considered in the placement of the church in a
shopping centre, in relation to the number of congregations, access, design, and
layout of the church.
;"
Lengkap +
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43473
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Rahmawati
"ABSTRAK
Ketika kecepatan menjadi tantangan pada dunia penerbangan saat ini, baggage delivery sebagai salah satu komponen layanan juga memegang peranan penting di dalam keseluruhan proses operasional terutama pada layanan bagasi kedatangan. Studi ini menganalisis komponen-komponen operasional yang mempengaruhi tercapainya kualitas layanan baggage delivery time sesuai dengan target yang ditetapkan dalam service level agreement. Keluhan penumpang terhadap waktu tunggu bagasi dalam tahun-tahun belakangan ini mengarah pada kompetisi dari perusahaan penerbangan untuk dapat meminimalkan waktu tunggu dan mempercepat proses dengan melakukan terobosan-terobosan perbaikan. Ground handler sebagai operator tata kelola darat dari perusahaan penerbangan berkewajiban untuk dapat memenuhi indikasi kinerja kunci tersebut. Rekomendasi layanan first baggage-last baggage sebagai variabel-variabel dalam pemenuhan layanan baggage delivery time yang juga dipengaruhi oleh karakteristik infrastruktur dan fasilitas serta operasional yang tersedia pada bandar udara Soekarno-Hatta dapat meningkatkan keunggulan dalam berkompetisi dari gerak dinamis penerbangan.

ABSTRACT
One of the challenges in airlines industry nowadays is about the speed, and delivery baggage service is one of the components which play important role in overall operational process especially for the post-flight service. This study analizes the influence of the operational components in regard of the baggage delivery time achievement in compliance with the quality of service as in the service level agreeement. Recently passenger?s complaint againts length of waiting time at the baggage claim which has been arrised as big issued among the airline competition. Thus the airlines try to find the way reducing the lengh of time and speed the process up into maximum by many kind of improvement. Ground Handler as the operator of the airlines during flight on the ground, has the responsibility to accomplish the key perfomance indicator as lay down in the service level agreement. Recommended first baggage-last baggage service is also effected by the the characteristic of the infrastructure and facilitiy as of operasional process provided at the airport to leverage the competitive advatage of this dynamic industry.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutami Nadya Larasati
"Menanggapi permasalahan kurangnya kapasitas di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, pemerintah berencana untuk membangun gedung terminal baru yang lebih besar untuk dapat mengangkut penumpang. Namun, untuk merancang suatu gedung terminal yang baik, tidak hanya alur penumpang yang harus dirancang sedemikian rupa agar dapat memproses penumpang seefisien mungkin, tetapi juga bagaimana variabel-variabel atmospheric dapat mempengaruhi pengaruhi emosi penumpang serta perilaku berbelanja mereka Hal ini sangat penting karena emosi yang positif dapat memicu penumpang untuk menghabiskan waktu lebih lama di dalam toko dan membuat keputusan untuk berbelanja.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji preferensi penumpang terhadap atmospheric cues di area berbelanja di bandara dan mengusulkan rancangan sesuai dengan karakteristik desain yang dapat menimbulkan purchase intention. Analisis choice-based conjoint dilakukan terhadap 500 penumpang di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa terdapat korelasi signifikan antara atmospheric cues dan purchase intention di area berbelanja di bandara. Para penumpang lebih menyukai area berbelanja yang memungkinkan mereka untuk melihat keseluruhan isi toko dengan jelas, warna-warna dingin untuk window display, warna-warna dingin untuk lantai, dinding, dan langit-langit, dan pencahayaan dengan intensitas yang tinggi untuk koridor bandara. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa kelas sosial ekonomi juga dapat berpengaruh terhadap preferensi penumpang terhadap desain atmospheric di shopping area di bandara.

Responding to overcapacity issue at Soekarno-Hatta International Airport, today the goverment is planning to build larger terminal buildings to transport passengers. However, in designing an excellent terminal building, one should not only consider how to process passengers in the most efficient way, but also how facility-based environmental cues, or atmospheric cues, affect consumers emotional state and shopping behavior. This is important because positive emotional state drives passengers to spend more time in a store and make purchase decision.
This research aims at examining passenger preferences towards atmospheric cues in airport shopping area and proposing a shopping area design in accordance to atmospheric design characteristic that drives consumers purchase intention. Choice-based conjoint was conducted towards 500 passengers at Soekarno-Hatta International Airport.
Research findings indicate that there is significant correlation between atmospheric cues and consumers purchase intention in airport shopping area. Passengers prefer a shopping area with high in-store visibility, cool colors for window display, cool colors for floors, wall, and ceiling, and bright lighting for airport hallway. This research also found that Socio Economic Status (SES) affects passengers preference.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mush`ab Abdu Asy Syahid
"Bandar udara internasional Soekarno-Hatta yang berlokasi di Tangerang, Banten menjadi arsitektur transport hub utama di Indonesia yang mengadakan interaksi global-lokal antardaerah lokal dan internasional. Kekeliruan berulang mengenai letak tapak bandara yang dianggap berada di Jakarta menjadi awal isu penelitian ini. Tesis ini berusaha menggali fenomena sejarah pembangunan arsitektur di Tangerang dengan menggunakan model kerangka teori pusat-pinggir dalam lingkup studi pascakolonialisme. Fokus studinya mencakup bagaimana relasi kuasa pada negara kolonial colonial state dan negara pascakolonial postcolonial state membentuk mekanisme ruang dan identitas melalui pembangunan arsitektur dan teknologi modern.Dengan menggunakan model pusat-pinggir, penelitian ini memaparkan bahwa pembangunan terminal keberangkatan I II bandara Soekarno-Hatta bertendensi untuk merepresentasikan budaya dan identitas nasional, serta menampilkan posisi Tangerang sebagai margin. Hal ini diperkuat dengan hadirnya oposisi biner pada pembentukan ruang kota dan arsitektur di Tangerang, seperti jalinan wacana dan praktik kolonial-pascakolonial, regulasi pusat-daerah yang menempatkan Tangerang sebagai pinggir ibukota Jakarta. Didukung oleh penggalian arsip dan studi kartografi masa kolonial-pascakolonial, tesis ini juga menunjukkan keterkaitan paradigma pembangunan ldquo;modern rdquo; di Tangerang masa kolonial dengan masa Indonesia pascakolonial. Adanya teknologi bandara di daerah juga menghadirkan fenomena ldquo;pusat baru rdquo;, di sisi lain berdampingan dengan ldquo;pinggir lama rdquo;. Pertemuan arus global dan peran lokal selama pembangunan-pembangunan di wilayah pinggir mengaburkan teritorialitas.Tesis ini menyimpulkan bahwa bandara Soekarno-Hatta menjadi representasi dari kecenderungan Orde Baru sebagai pusat untuk membentuk tradisi nasional di wilayah pinggir. Di sisi lain, dengan hadirnya teknologi transportasi dan arsitektur modern umumnya mampu menjadi alat yang turut memengaruhi perkembangan dan dinamika konfigurasi pusat-pinggir di dunia yang semakin cair, meleburkan yang global dan yang lokal. Hal ini terkait dengan bagaimana pembentukan paradigma berpikir pemerintah, arsitek dan masyarakat dalam merancang dan merencanakan pembangunan arsitektur dan ruang kota secara umum di negara pascakolonial.
Soekarno Hatta international airport which is located in Tangerang, Banten is the Indonesia rsquo s main transport hub architecture that provides global local interactions locally and internationally. The initial research issue begins with the case of repetitive misspelling about the airport site location which often emerges as it was perceived located in Jakarta. This thesis is trying to offer fresh view to dismantle the phenomena of history of architecture and urban space development as built environment in Tangerang by the framework of center periphery in postcolonial study. This research focuses on how power relations in colonial state and postcolonial state work to produce spatial mechanism and national identity through the development of modern infrastructure and technology.By concerning centre periphery model configuration, I describe and analyze the planning and desgin development of departure and arrival terminal I II of Soekarno Hatta to represent national identity and culture to display Tangerang as margin. Binary opposition had existed within history of colonialism and political construction of archtiecture and urban space in Tangerang, the discourse and practices of colonial postcolonial, center core region relationship, and global nexus force local agency. Archival and cartography throughout the colonial and postcolonial history, I show the interrelationship of ldquo developmental rdquo paradigm in Tangerang within colonial and postcolonial era. The presence of airport infrastructure in region also provides as catalyst to develop new ldquo centre rdquo , surrounding with the ldquo old periphery rdquo . Modern development and global local intermingling also blur the territoriality and duality of centre and periphery.This thesis conclude that Soekarno Hatta airport becomes a cultural representation from New Order tendency as a centre to create national identity through cultural tradition in space of periphery. The presence of transportation technoloty and modern architecture generally become significance tools in empasizing and developing the relationship of centre periphery configuration and melt between the global and the local. This is also related with how the paradigm of power relation between government, architect and society are constructed in designing and planning their architectural and urban space in the postcolonial state."
Lengkap +
2017
T48399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>