Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5227 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Kinandra Rafa Khalisha Rambey
"Latar Belakang: Growth Differentiation Factor 9 (GDF9) adalah salah satu anggota dari superfamili TGF-β yang merupakan salah satu oocyte-secreted factor (OSF). GDF9 memainkan peran penting dalam folikulogenesis ovarium, kompetensi perkembangan oosit, serta sebagai molekul esensial yang mengontrol berbagai proses sel granulosa dan laju ovulasi. GDF9 merupakan OSF yang memainkan peran penting dalam menjaga fertilitas wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekspresi GDF9 berkorelasi dengan kualitas oosit dan laju fertilisasi pada pasien fertilisasi in vitro.
Tujuan: Mengetahui korelasi ekspresi GDF-9 dengan kualitas oosit dan laju fertilisasi pada pasien Fertilisasi In Vitro
Metode: Penelitian ini adalah penelitian potong lintang yang dilaksanakan di Klinik Yasmin, Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta sejak bulan Juli 2019 sampai bulan Juli 2020. Terdapat 26 wanita berusia 25-40 tahun pasien Fertilisasi In Vitro tanpa penyakit endometriosis maupun Sindrom Ovarium Polikistik yang menjadi subjek penelitian ini. Cairan folikel pasien diambil, kemudian dilakukan pengukuran ekspresi gen GDF9. Setelah itu, dilakukan evaluasi pada data ekspresi gen GDF9 serta diuji korelasinya dengan kualitas oosit dan laju fertilisasi pasien menggunakan aplikasi SPSS.
Hasil: Sebanyak 26 pasien IVF berpartisipasi dalam penelitian ini. Median jumlah ekspresi gen GDF9 adalah sebanyak 2.47 x 10-5 ng/μl dengan median kualitas oosit dan laju fertilisasi pasien IVF sebesar 3.00 dan 0.60. Berdasarkan hasil uji korelasi, terdapat korelasi negatif antara ekspresi GDF9 terhadap laju fertilisasi dengan kekuatan korelasi sedang (r = -0.443, p = 0.012). Sementara, ditemukan korelasi tidak bermakna antara ekspresi GDF9 terhadap kualitas oosit (r = -0.306, p = 0.064).
Kesimpulan: Terdapat korelasi negatif dengan kekuatan korelasi sedang antara ekspresi GDF9 dengan laju fertilisasi, sementara hubungan ekspresi GDF-9 dengan kualitas oosit memiliki korelasi tidak bermakna.

Background: Growth Differentiation Factor 9 (GDF9) is a member of the TGF-β superfamily which is one of the oocyte-secreted factor (OSF). GDF9 plays an important role in ovarian folliculogenesis, the competence of oocyte development, as well as an essential molecule that controls various granulosa cells process and the rate of ovulation. GDF9 is an OSF which plays an important role in maintaining female fertility. This study is conducted to see the correlation between the expression of GDF9 gene with the oocyte quality and the fertilization rate in the IVF patients.
Aim: To find out the correlation between the expression of GDF9 with the oocyte quality and the rate of fertilization of IVF Patients
Methods: This study is a cross-sectional study which was conducted at Klinik Yasmin dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta since July 2019 to July 2020. 26 IVF patients aged 25-40 years without the conditions of endometriosis or Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) participated in this study. Follicular fluids are taken from the patients and the GDF9 gene expression were measured. The data were then evaluated for its correlation with the oocyte quality and the fertilization rate using the SPSS application.
Results: Abour 26 IVF patients were participated in this study. The median amount of GDF9 gene expression was 2.47 x 10-5 ng/μl. The median of the oocyte quality and the fertilization rate was 3.00 and 0.60. According to the correlation test, there is a negative correlation between the expression of GDF9 gene and the fertilization rate with a moderate statistical correlation (r = -0.443, p = 0.012). Meanwhile, the expression of GDF9 gene has no significance correlation with the oocyte quality (r = -0.306, p = 0.064).
Conclusion: This study showed a negative correlation between the expression of GDF9 gene and the fertilizatio rate, while the relation between the GDF9 expression and the occyte quality has no significance correlation.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilwah Nora
"Pengantar: Dalam siklus teknologi reproduksi berbantu TRB , sebanyak 30 oosit ditemukan dalam keadaan immatur, oosit immatur ini akan yang memiliki kapasitas maturasi dan fertilisasi yang rendah, dan jarang sampai ketahap embrio transfer, namun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hal in belum diketahui secara luas.
Tujuan: Untuk melihat hubungan antara maturitas oosit dengan kadar hCG serum 12 jam pasca penuntikan dan ekspresi mRNA LHR sel granulosa pada siklus TRB. Untuk menilai apakah kadar hCG serum dan ekspresi LHR ini bisa memprediksi laju maturasi oosit pada siklus TRB.
Material dan Metode: total 30 sampel normoresponder yang mengikuti TRB dengan protocol antagonis dianalisa secra prospektif. Dua belas jam setelah penyuntikan hCG, kadar hCG serum diukur dan petik oosit melalui USG transvaginal dilakukan 35-36 jam kemudian. Sel granulosa oosit diperoleh saat denudasi oosit untuk proses intracytoplasmic sperm injection ICSI dan sel granulosa ini kemudian diproses RNA prufikasi, reverse transcription dan quantitative real-time polymerase chain reaction PCR . Oosit yang diperoleh saat itu langsung dinilai maturasinya. Test korelasi Pearson dilakukan untuk menilai korelasi laju maturasi oosit dengan kadar hCG dan ekspresi mRNA LHR. Analisa Receiver Operating Characteristic ROC dilakukan untuk menentukan nilai cut-off.
Hasil: Kadar hCG seum memiliki korelasi positif dengan maturitas oosit r 0.467, p

Introduction: During stimulated in vitro fertilization IVF cycle, up to 30 of the recovered oocytes are immatur ones which have lower maturation capacity, poor fertilization capacity and seldom yield transferable embryos however, the precise influencing factors are largely unknown.
Aim: To investigate the association of oocyte maturation with serum hCG levels measured 12 hours after trigger and LHr mRNA expression of granulosa cell in IVF cycles. To find out whether this serum hCG levels and expression of mRNA LHr granulosa cell can predict oocyte maturation rate in IVF cycles.
Material and Method A total of 30 normoresponder IVF cycles stimulated by antagonist protocol were analyzed prospectively. Twelve hours after triggering by exogenous hCG, level of hCG serum was measured and an ultrasound guided retrieval of oocytes was performed 35 36 hours later. Granulosa cells were obtained during oocyte denudation for intracytoplasmic sperm injection ICSI procedures and subjected to total RNA purification, reverse transcription and quantitative real time polymerase chain reaction PCR. Oocytes were stripped immediately after retrieval and maturation was assessed at this time. Pearson 39 s correlation test performed to analyze the correlation of oocyte maturation rate with serum hCG level and expression mRNA LHR. Receiver operating characteristic ROC analysis was performed to determine cut off value.
Result: Serum hCG have positive correlation with oocyte maturation r 0.467, p
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setio Utomo
"Paradigma pendekatan pembagunan saat ini telah mengalami pergeseran secara signifikan dari yang sifatnya sentralisasi, top down, kini bergeser kearah sistim desentralisasi dan bottom up. Bahkan saat ini trend pembangunan juga mulai memperlakukan masyarakat sebagi pelaku utama. Program-program pembangunan yang mengklaim berbasis masyarakat (community based) hampir dapat dijumpai dalam setiap departemen pemerintahan bahkan pemerintah daerah juga mulai mengadopsi sistem ini. Program-program seperti PPK (Depdagri), P2KP ( Departemen Kimpraswil). PPMK (Pemda DK]) adalah contoh dari model pembangunan yang menggunakan community based.
Disemua program pemberdayaan masyarakat tersebut hampir seluruh program yang dijalankan memiliki komponen pendamping di dalamya. Kebcradaan pendamping ini diharapkan menjadi facilitator dan mediator antara masyarakat dan program. Dengan demikian maka posisi pendamping dalam sebuah program sangat berpengaruh untuk mencapai keberhasilannya. Pendamping menjadi ujung tombak dari program yang akan dijalankan. Di sisi finansial komponen pendamping ini juga memiliki nilai yang signifikan dari seluruh pembiayaan program, sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja dan sumebr daya manusia komponen ini juga dapat dijadikan sarana transformasi sosial.
Karena pentingnya posisi dan pecan pendamping dalam sebuah program maka penulis tertarik dan mencoba memperlajari proses pendampingan yang terjadi dan dan mengkaji faktor-faktor apa yang mempengaruhi pendamping dalam menjalankan tugasnya. Dengan mengambil sebuah contoh kasus di Desa Pantai Sederhana di Kecamatan Muara Gembong, Bekasi, penulis ingin mengkaji sejauhmana pengaruh faktor-faktor internal dan ekstemal yang ada pada pendamping mempengaruhi keberhasilan pendampingan.
Didasarkan pada persoalaan diatas penulis mencoba membagi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan pendampingan kedalam beberapa aspek yaitu aspek internal, aspek ini berkaitan dengan diri pendamping dan melekat padanya. Untuk mengetahui aspek ini maka dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu : (1) pemahaman pendamping terhadap program, (2) pemahaman pendamping terhadap karakter budaya setempat, (3) pemahaman pendamping terhadap wilayah geografis, (4) kemampuan komunikasi dan sosialisasi pendamping dan (5) kemampuan motivasi pendamping. Sedangkan aspek lainnya yaitu aspek eksternal, yaitu aspek yang berada diluar diri pendamping yang sangat mempengaruhi seluruh proses yang akan dilakukan pendamping di lapangan.
Aspek tersebut berhubungan dengan fasilitas dan pendukung yang diberikan kepada pendamping dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di lapangan. Aspek eksternal ini merupakan aspek yang menjadi tanggung jawab pengelola program.
Dari hasil temuan penelitian yang mengambil kasus pendampingan sebuah program di Desa Pantai Sederhana, Bekasi, ditemukan fakta bahwa faktor-faktor diatas sangat berpengaruh dalam proses pendampingan. Aspek internal misalnya, temuan dilapangan membuktikan apabila pendamping memiliki kualitas yang memadai dari sisi aspek internal maka pendamping tidak menghadapi kesulitan di lapangan. Kondisi yang memadai dari sisi aspek internal pendamping ini juga akan sangat membantu masyarakat yang didampingi dalam melakukan proses belajar bersama pendamping. Sedangkan untuk aspek lainnya yaitu aspke eksternal memang sangat sulit untuk mengukur derajat pengaruhnya terhadap kinerja pendamping karena memang tidak ada standar yang sama bagi pendamping atas hak yang mesti didapat dalam menjalankan program pendampingan. Hampir setiap program mempunyai kebijakan tersendiri bagi pendamping untuk diberikan fasilitas pendukungnya.Faktor eksternaI lainnya seperti modal sosial masyarakat masih memerlukan penelitian lebih jauh untuk mengetahui pengaruhnya terhadap keberhasilan pendampingan. Untuk mengakaji dan meneliti tentang pengaruh kondisi sosial-ekonomi, politik dan hubungan-hubungan kekerabatan serta kebiasan-kebiasan masyarakat terhadap sebuah program pendampingan membutuhkan waktu dan biaya yang jauh lebih lama dan besar. Oleh karena itu bagi mereka yang tertarik dan berminat pada program pendampingan dalam sebuah program pembangunan penulis bisa menyarankan untuk mengkaji lebih jauh tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan struktur sosial, ekonomi dan politik dan modal sosial masyarakat lainnya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14380
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subanindiyo Ardi
"Currently, in some countries the utilisation of cellulars keeps growing. This phenomenon is also accompanied by the increasing number of the cellulars providers. Like in Indonesia, there are some accompanies that will engage in this sector and commence to serve the cellulars, including lndosat-M3. From the development of the present technology, the usage of cellular is not only for a voice communication but also in the field of data and multimedia communications. This utilization of cellular technology will be little by little increasing by using SMS (Short Message Service).
In that way, the service of data and multimedia communications will be expected to be one of the essential services in cellular world, especially in business activities for giving help to those who are doing their activities in a mobile way. By those reasons, lndosat-M3, that gives service GSM 1800, has set up a portal. The company predicts that there is an opportunity to increase its revenue by taking advantage of its portal and its service ability of GSM 1800 in providing data communication service based on cellular communication to serve using.
By the existence of this portal, lndosat-M3 is expecting that the usage of GSM 1800 service will be ever more increasing due to the accession to the company's portal. The purpose of this portal is to give informations and all facilities needed in daily activity such as e-mail, of which almost all people use it, although the current accession to it through their own computers. However there are some issues to the mass utilization of the access of lndosat-M3 cellular portal. As many Indonesian people are not yet aware of using the cellular-based data communication technology, lndosat-M3 highly needs strategies for realizing the objectives by exerting all the capabilities it has to solve the issues. From those strategies, lndosat-M3 must be a leader in the cellular world, despite the difficulties in choosing the right strategies to propping up the realization of its high cellular traffic.
"
Lengkap +
2001
T746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerry Novandika Age
"Kebijakan pembangunan sosial masih terlihat asing diantara mayoritas realitas yang terjadi pada pembangunan dengan perspektif ekonomi, namun pada kasus Pembangunan Kampung Akuarium, ini dilandasi pada pembangunan sosial yang melibatkan peran serta masyarakatnya dalam perumusan kebijakan. Pada kasus ini penulis memakai metode kualitatif dalam menjelaskan fenomena yang terjadi dibantu dengan landasan pemikiran yang di cetuskan Bruno Latour, John Law, dan Michel Callon yaitu Actor Network Theory (ANT). ANT mencoba mengungkap fenomena yang terjadi berdasarkan dari berbagai peran aktor yang menghasilkan dinamika yang melahirkan suatu pandangan yang sama antara aktor. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa pembangunan sosial pada masyarakat khususnya Kampung Akuarium dapat terwujud dengan peran variatif aktor yang terlibat, serta faktor-faktor lain seperti faktor politik dan entitas kampung sebagai aktan atau aktor non-human (bukan manusia) yang dirumuskan sebagai strategi daya tawar komuniti terhadap pemerintah dalam mewujudkan kebutuhan kampung.

The study of development is frequently analyzed from an economic perspective without considering public participation. By using qualitative methods, this research analyzes the case of developing of the Kampung Akuarium from the perspective of social development policy by using the framework of Bruno Latour, John Law, and Michel Callon on Actor Network Theory (ANT) to explain the dynamics and roles of actors when determining collective views. The finding shows that social development in the community of Kampung Akuarium is realized because of the role of actors with different backgrounds. Other supporting factors such as political factors and Kampung Aquarium are also Urban Kampong as actant or non-human actor that can be a bargaining power strategy against the government for the government to provide for the needs of the village.
"
Lengkap +
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Sjamsul B.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>