Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169010 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Sujai
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris tentang Pengaruh Paham Keagamaan Salafi terhadap Praktek Keagamaan Mahasiswa Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta Selatan. Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta Selatan sejak bulan April hingga Mei 2008.
Metode penelitian yang digunakan adalah Ex Post Facto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa LIPIA, sedangkan yang dijadikan sampel sebanyak 300 orang, namun yang berhasil dikumpulkan hanya 100 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel acak sederhana (Simple Random Sampling). Untuk menjaring data dari kedua variabel, digunakan instrumen skala Likert untuk Variabel X dan Variabel Y. Sebelum instrumen digunakan, dilakukan uji validitas dan reliabilitas butir instrumen.
Uji validitas butir menggunakan rumus Korelasi Product Moment dan perhitungan reliabilitas instrumen dengan rumus Alpha Cronbach. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas varians dengan menggunakan uji Bartlett.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t. berdasarkan kajian teoretis, kerangka pemikiran dan temuan penelitian yang telah dibahas pada bab-bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemahaman keagamaan Salafi mahasiswa terhadap praktek keagamaannya.
Berdasarkan uji t-test diperoleh thitung (27,13) lebih besar dibanding ttabel (2,64) sebagai hasil uji perbedaan rata-rata skor Praktek Keagamaan Kelompok Mahasiswa dengan Pemahaman Salafi Tinggi (Y1) lebih tinggi dari dari rata-rata Praktek Keagamaan Kelompok Mahasiswa dengan Pemahaman Salafi Rendah (Y2).

This research aims to collect empirical data concerning the Influence of the Salafy Religious Notion towards Religious Practices of LIPIA Students of South Jakarta. This research is conducted in the LIPIA of South Jakarta branch during April to May 2008.
The research method applied is the Ex Post Facto method. The population in this research is all LIPIA students, and those taken as the sample were 300 persons. However, the questionnaires returned to the researcher was no more than 100 persons. Meanwhile the technique utilized in sampling was the Simple Random Sampling. In order to collect data from both variables, the researcher uses Likert scale instrument for X and Y variable. Before we used the instrument, we had conducted test of validity and reliability of the instrument items.
The test of validity of the item used the formula of Alpha Cronbach. Before the hypothesis was tested, the researcher applied at the first place the test of analysis requirements, that is, the normality test, by using the Liliefors testing method as well as variant homogenity test by using the Bartlett testing method.
The hypothesis test is conducted by using the t test. Based on the theoretical study, the framework of analysis and finding that have been addressed in the previous chapters, it can be concluded that there is an influence of the salafy religious notion towards the religious practice of the students.
According the t-test, we can the thitung (27.13), which is higher than ttable (2.64), as the test result of the difference of the average score of the Students with High Salafy Notion Religious Practice (Y1) is higher than the average of the Students with Lower Salafy Notion Religious Practice (Y2). The conclusion of this research indicates that the influences of the salafy religious notion on some students significantly influence their religious practices."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25000
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sabirin
"Seiring runtuhnya rezim Orde Baru dan dimulainya Era Reformasi yang ditandai dengan terbukanya kran kebebasan, proses sosialisasi, penetrasi, dan penyebaran wahabisme semakin gencar. Proses ini ditandai dengan menjamurnya pengajian-pengajian wahabi, pendirian lembaga pendidikan maupun lembaga dakwah yang berbasis dan menganut secara langsung paham wahabi, pembangunan masjid, dan merebaknya komunitas-komunitas wahabi di kampung-kampung. Penyebaran ini juga mengarus dikalangan pemerintah, organisasi kemasyarakatan, dan dunia bisnis. Dampak nyata dari mengarusnya ajaran wahabi ini di tengah etnik Sasak Lombok adalah munculnya eksklusivisme, keterbelahan secara sosial, dan penampakkan kekhasan identitas kelompok, seperti pakaian ?resmi?, jubah, peci putih untuk laki-laki, kerudung besar dan cadar untuk perempuan, serta pembatasan interaksi perempuan mereka dengan masyarakat sekitar menimbulkan keresahan ideologis yang cukup meluas. Sementara cara-cara dakwah yang provokatif dan konfrontatif dalam memerangi ajaran yang berseberangan dengan paham maupun praktik ritual keagamaan mereka, tidak segan-segan mereka cap sebagai ahlul bid?ah, lebih-lebih kepada mereka (masyarakat) yang telah nyaman dengan tradisi Islam a la Sasak-nya. Dan pada level tertentu cara-cara tersebut menimbulkan kemarahan masyarakat yang berujung tindak kekerasan fisik berupa pengerusakan dan pengusiran seperti yang terjadi di Jembatankembar dan Sesele Lombok Barat dan di tempat-tempat lain. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius, seperti apa sebenarnya pandangan masyarakat Sasak terhadap wahabi? Apakah reaksi masyarakat tersebut merupakan bagian dari pemikiran tuan gurunya dalam merespon ajaran-ajaran wahabi? Pertanyaan ini berangkat dari kenyataan bahwa orang Sasak selalu patuh terhadap tuan guru. Ungkapan ?ape basen wayah? (apa pun kata tuan guru) menjadi salah satu gambaran pernyataan kepatuhan tersebut. Hal ini terjadi karena pertama, otoritas tuan guru sebagai pengawal tradisi keagamaan, kedua fungsinya sebagai penerjemah dan tempat masyarakat Sasak menyerap informasi agama yang tidak bisa mereka akses, dan yang ketiga kapasitasnya sebagai figur yang digugu dan ditiru. Ketiga alasan menjadi landasan penting untuk melihat pandangan masyarakat Sasak secara umum yang diwakili oleh respon pemikiran tuan guru terhadap penetrasi ajaran wahabi di Pulau Lombok. Dan dalam tesis ini akan diketengahkan hal tersebut, terutama respon tuan guru yang melihat penetrasi ajaran wahabi pada era reformasi.
As long as the collapse of ?Orde Baru? regime and starting of Reformation Era those marked/signed by legalization of freedom, socialization process, penetrating, and spreading of wahabism progressively. The Process marked by many recitations of wahabi, founding of education institute and also mission institute based on and embracing of wahabi, building up of mosque, spreading of wahabi communities in villages. The spreading happens also among government, social organization, and business world. The real effect of ?streaming? of wahabi?s doctrine among Sasak Ethnic is appearance of exclusivist, social disruption, and specification of group identity such as formal clothes, jubah, white cap for men, big veil and cowl for women, and also demarcation of interaction woman with people among them. Those will appear wide ideological disquiet. Whereas the ways of instruction those are provocative and contradiction against opposite way of teaching and their religious ritual, they will consider them as ahlul bid?ah, moreover to those who where felt comfortable with Sasak Islamic Tradition.. And in any certain level, the ways will arise society?s enragement that will cause physical compulsion such destroying and driving away as well as happened in Sesele and Jembatankembar West Lombok any other places. This matter generate serious question, what sort of society?s view of Sasak people to wahabi? Is the reaction of the society representing the part of idea of Tuan Guru to respond of wahabi? This question shows that Sasak community obedient to Tuan Guru is real. The Expression ?ape basen wayah? (what Tuan Guru said) become one picture of the statement. This happened because; firstly, The Tuan Guru authority as the guard of religious tradition. Secondly, his function as translator and where society absorbs religion information which they cannot access, and the third as the important base of communities view commonly that represented by the respond of idea of Tuan Guru to penetration of wahabi?s teaching in Lombok Island. This thesis will discuss it especially the respond of Tuan Guru who saw penetration of Wahabi?s doctrine in reformation era."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Tuan Guru Lopan, adalah salah seorang tokoh perintis pembaharuan Agama Islam di Pulau Lombok. Beliau dianggap tokoh kharismatik dan memiliki berbagai aktivitas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan pemahaman ajaran Agama Islam. Kiprahnya dalam kehidupan masyarakat Sasak di Lombok membawa pengaruh terhadap pola kehidupan dan perilaku masyarakat. Sebagai bentuk penghormatan masyarakat Sasak, saat ini makam Tuan Guru Lopan digolongkan sebagai salah satu makam keramat di Pulau Lombok yang sering didatangi masyarakat dari berbagai daerah untuk berziarah, memohon berkat, membayar kaul, dan sebagainya. Berdasarkan realitas demikian, figur ketokohan Tuan Guru Lopan mempengaruhi perilaku masyarakat Sasak sampai saat ini."
JNANA 18:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mozeea Kiara Anisa
"Babad Praya merupakan naskah klasik Lombok yang menceritakan perjuangan suku Sasak Praya untuk lepas dari kekuasaan Karangasem Bali. Tokoh penting dalam cerita ini adalah Tuan Guru Bangkol. Penelitian ini membahas Tuan Guru Bangkol sebagai representasi tokoh pejuang suku Sasak dalam Babad Praya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran Tuan Guru dalam kehidupan sosial masyarakat suku Sasak, serta berfokus pada perlawanan Tuan Guru Bangkol sebagai panglima perang Praya II pada 1891—1894. Sumber data utama penelitian ini berupa transliterasi naskah Babad Praya oleh Lalu Gde Suparman. Selanjutnya dalam mengkaji teks digunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan teori representasi dari Jacob Sumardjo dan Stuart Hall. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Tuan Guru Bangkol berperan penting dalam membebaskan masyarakat Sasak Lombok dari kekuasaan Karangasem. Tuan Guru Bangkol merupakan representasi pejuang yang mempunyai peran utama dalam perlawanan rakyat Sasak terhadap Karangasem. Beliau berperan sebagai panglima perang sekaligus pemimpin tarikat qadiriyah wa naqsabandiyah bagi kelompoknya.

Babad Praya is a classic Lombok manuscript that tells the struggle of the Sasak Praya tribe to escape the rule of Karangasem Bali. An important character in this story is Tuan Guru Bangkol. This study discusses Tuan Guru Bangkol as a representation of Sasak tribal warrior figures in Babad Praya. This study aims to describe the role of Tuan Guru in the social life of the Sasak people and focuses on the resistance of Tuan Guru Bangkol as the warlord of Praya II in 1891-1894. The main source of data for this research is the transliteration of the Babad Praya manuscript by Lalu Gde Suparman. Furthermore, in reviewing the text, descriptive qualitative research methods are used with the representation theory approach of Jacob Sumardjo and Stuart Hall. The results of this study show that Tuan Guru Bangkol played an important role in liberating the Sasak community of Lombok from the rule of Karangasem. Tuan Guru Bangkol is a representative of fighters who have a major role in the resistance of the Sasak people against Karangasem. He acted as a warlord as well as the leader of the qadiriyah wa naqsabandiyah tarikat for his group."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Munawir Sjadzali
Jakarta: INIS, 1991
297.65 MUN i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rabiah
"ABSTRAK
Dalam skripsi, penelitian terhadap novel Tuan Direktur merupakan jenis penelitian sosiologi sastra yang bertujuan menjelaskan hubungan saling memengaruhi antara Islam (ideologi Hamka), Surabaya pada permulaan abad 20 (masyarakat), dengan konsep kekayaan dalam novel Tuan Direktur (karya). Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis, yaitu mendeskripsikan terlebih dahulu tokoh dan latar. Tokoh dibicarakan untuk mendeskripsikan konsep kekayaan melalui tokoh sentral. Latar dibicarakan untuk mendeskripsikan situasi baik secara fisik maupun sosial. Selanjutnya, deskripsi konsep kekayaan melalui tokoh sentral dan situasi fisik dan sosial melalui latar dianalisis secara sosiologis. Hasil analisis sosiologis menunjukkan bahwa konsep kekayaan tokoh sentral sangat dipengaruhi Islam dan latar fisik dan sosial juga dipengaruhi situasi Surabaya pada permulaan abad 20. Namun, latar fisik yang ditampilkan Hamka bukan deskripsi fisik Surabaya yang khas, melainkan deskripsi fisik Surabaya secara umum. Selain itu, deskripsi sosial masyarakat Surabaya pun tidak tampil melalui sistem hidup tokoh. Dengan demikian, dapat dikatakan, aspek Islam lebih dominan memengaruhi karya daripada aspek sosial.

ABSTRACT
In this paper, the research of Tuan Direktur is a kind of sociological literature which aims to explain the relationship between Islam (Ideology of Hamka), Surabaya in the early 20th century (society), and the concept of wealth in Tuan Direktur (novel). The method used is descriptive- analysis which firstly describes the figure and the background. The discussion about the figure is to describe the concept of wealth through the central figure. The discussion about the background is to describe the situation both physically and socially. Furthermore, the description of the concept of wealth through the central figure and the physical and social situation through analysis background sociologically. The result of sociological analysis show that the concept of wealth affects the central figure of Islam, and the physical and social background are also affected by the situation of Surabaya in the early of 20th century. However, the background of physically does not represent Surabaya, but it just shows the description of Surabaya in general. Besides, the description of society of Surabaya is not even shown in the figure’s life. Therefore, it concludes that Islamic aspect is more dominant than social aspect regarding to show creativity."
2014
S53619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdin
"Pembaruan pemikiran Islam merupakan hal yang niscaya Secara spesifik, pembaruan pemikiran Islam yang terjadi di Indonesia pada awal abad ke-20, dipengaruhi oleh pemikiran dari Timur Tengah, terutama pemikiran Wahabiah yang dikembangkan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Akan tetapi, hal terpensing dalam pembaruan yang perlu dipertegas dan pembaruan pembaruan pemikiran Islam yaitu adanya ruang terbuka dalam al-Quran dan al-Hadits untuk terus-menerus diinterpretasikan dan direalisasikan dalam berbagai konseks serta ruang dan waktu.
Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi pemikiran Ahmad Wahib, dengan terlebih dahulu rnengetahui gagasan-gagasan pembaruannya, serta memetakan pemikirannya, yang pada akhirnya akan diketahui dan diidentifikasi kontribusi pemikirannya terhadap pembaruan pemikiran Islam di Indonesia Sehingga penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk memberikan kontribusi akademik tentang permikiran Islam di Indonesia.
Dalam penelitian ini teori yang akan digunakan adalah teori pembaruan, sebagaimana ditawarkan oleh Fazlur Rahman yang menganalisis sekaligus membagi dialektika pemikiran Islam ke dalam empat pemikiran, yaitu ; revivalisme pra-moderns, modernisme klasik, neo-revivalisme dan neomodernisme. Teori ini digunakan, karena mampu mengakomodasi gerakan pembaruan, baik dalam kerangka revivalisme maupun modernisme. Dan pemikiran Ahmad Wahib, akan dianalisis berdasarkan teori pembaruan yang ditawarkan Fazlur Rahman ini.
Penelitian ini akan dibatasi dengan menjadikan pemikiran Ahmad sebagai obyek penelitian, sementara karakteristik datanya adalah data teks. Data teks yang dimaksud adalah buku 'Pergolakan Pemikiran Islam', 'Catatan Harlan Ahmad Wahib', yang disunting oleh Djohan Effendi dan Ismed Natsir. Dan buku ini dijadikan sebagai dasar primer. Adapun data sekunder diperoleh dan buku-buku dan tulisan-tulisan yang membahas pemikiran Ahmad Wahib, serta buku-buku yang secara umum membahas pembaruan pemikiran Islam di Indonesia.Dengan menggunakan teori dan metodologi Peneltian yang telah disebutkan di atas, dapat ditarik kesimpulan beberapa gagasan Ahmad Wahib mengenai pembaruan pemikiran Islam di Indonesia, yaitu; kebebasan berpikir, Mencari eksistensi, pentingnya Sekularisasi, pentingnya ijtihad kontekstual, dan sejarah nabi sebagai sumber ajaran Islam. Gagasan inilah, yang merupakan kontribusi Ahmad Wahib terhadap pembaruan pemikiran Islam di Indonesia.

Modernization of thought in Islam is inevitable. Specifically, modernization of Islamic thought occurred early in 20th century, influenced by Middle East thought, particularly. Wahabiyah's thought was developed by Muhammad Bin Abdul Wahab. However, the most main point in modernization needs to be firmed within modernization of Islamic thought is the open space within al-Qur'an and hadist to be interpreted and realized continuously in any context, time, and space.
The objective of this research is to explore Ahmad Wahib's thought, initially by recognizing his ideas of modernization, mapping his thought as well. Finally, his thought contribution toward Islamic thought in Indonesia will be recognized and identified. So, this research is supposed to be beneficial for academic purposes on Islamic thought in Indonesia.
In this research the theory will be utilized is modernization theory, as offered by Fazlur Rahman shat analyzed and divided the thought dialectique into four short of thought, i.e.: pre-modemist revivalism, classical modernism, neorevivalism, and neo-modernism. Then Wahib's thought will be analyzed based on modernization theory offerred by Fazlur Rahman.
This research will be restricted by considering Ahmad's thought as object of the research, meanwhile its characteristic is textual data. The textual data meant is Pergolakan Pemikiran Islam, Catatan Harlan Muhammad Wahib', that is edited by Djohan Effendi and Ismed Natsir. This book is considered as primary data. Meanwhile, the secondary data is gained from many related books and writings on Wahib's thought, also many books generally discussing on Islamic thought modernization in Indonesia.
The method utilized in this research is hermeneutic method, i.e., interpretation of the object having meaning for the purpose of reaching the possible objective understanding. This method can be implemented in three steps: study on the essence of the text, the process of appreciation, and the process of interpretation. The data for this research are gained by collecting text document. Meanwhile, to analyze data, discourse analysis is utilized.
By making use of the theory and methodology of the research illustrated above, the ideas of Ahmad Wahib on modernization of Islamic thought in Indonesia can be concluded, i.e., freedom of thought, searching the existence, the significance of secularization, the importance of contextual iftihad, and the history of the prophet as the source of Islamic teaching. This is the idea of Ahmad Wahib as his contribution to the modernization of Islamic thought in Indonesia.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T16834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marasabessy, Bunyamin
"Tuan Guru Imam Abdullah ibn Qadhi Abd al-Salam adalah seorang ulama yang berperan penting dalam pengembangan Islam di Afrika Selatan. Ia adalah ulama asal Tidore (Maluku Utara) yang diasingkan ke Cape pada tahun 1780 karena menentang praktek monopoli, perbudakan, dan kerja paksa yang diterapkan pemerintah kolonial Belanda. Selama pengasingan di Cape Town ia berhasil merampungkan sejumlah karya besar, antara lain Ma`rifah al-Islam wa al-Iman yang berisi tentang ilmu qalam, tauhid, dan fiqih. Setelah dibebaskan ia mendirikan sekolah madrasah untuk mendidik para budak dan warga kulit hitam yang telah memeluk agama Islam. Pendidikan Islam yang dikembangkan Tuan Guru di Cape Town didasarkan pada filsafat pendidikan Ash?ari yang mencakup taqdir, iradah, taqwa, iktisab, qadha, dan qadhar. Konsep filsafat pendidikan inilah yang menjadi dasar pembentukan pribadi muslim yang berakhlakulkarimah.

Tuan Guru Imam Abdullah ibn Qadhi Abd al-Salam is the Scholar of Islam who had an important role on the Islamic development in South Africa. He comes from Tidore (North Maluku) who exiled to the Cape in 1780 by the Dutch Colonial becouse of his oppsite to Dutch Colonial?s policy of monopoly, slavery, and forced labour. While in prison on his exiled at the Cape Town, he completed a number of magnum opus, i.e. Ma`rifah al-Islam wa al-Iman, a manuscript contain with qalam (Word of God), tauhid (Ones of God), and fiqh (Study of laws partaining to ritual obligation). After his bandaging, he establish a madrasah to educate the slaves and free blacks of the Cape who had become Muslim. The Muslim education in the Cape bassed on the Ash?ari concepts of takdir, iradah, taqwah, iktisab, qadha and qadhar. Thes concept had make as a basic in formation of muslim personality."
Jakarta: Jurusan Pendidikan Sejarah STKIP Kie Raha, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Bimo Sultoni
"Konflik antar kelompok berpotensi menjadi ancaman menjelang Pilpres 2024, terutama ketika menggunakan politik identitas. Politik identitas digunakan oleh Komunitas Islam Wahabi sebagaimana kemudian memuncak dalam kasus Penghinaan Makam TGH Ali Batu di Lotim. Peneliti ingin mengidentifikasi dan menganalisis potensi ancaman yang muncul akibat politiik identitas yang terjadi. Salah satunya yaitu konflik yang terjadi antara kelompok masyarakat Adat dengan kelompok Islam Wahabi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau memetakan konflik yang terjadi serta menganalisis potensi ancaman pada ketahanan nasional.
Penelitian ini menggunakan konsep politik identitas dan konflik serta ancaman dan ketahanan nasional. Sementara Pendekatan dalam penelitian adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan studi dokumen. Wawancara dilakukan pada pemuka adat dan agama setempat dan pemangku kepentingan yang menangani konflik serta dilengkapi dengan data dari informan yang menangani konflik.
Temuan menunjukkan bahwa perbedaan pemahaman terjadi diakibatkan oleh Komunitas Islam Wahabi yang secara terstruktur dan sistematik melakukan dakwah pemurnian Islam yang menolak keberadaan ritual tradisi dan adat seperti selametan, ziarah kubur, dll. Dakwah dilakukan disertai dengan tindakan mengolok-olok kebiasaan tersebut.
Konflik yang berulangkali terjadi membutuhkan pendekatan yang tidak hanya bersifat sosio-kultural, melainkan juga pendekatan berupa regulasi yang dapat mencegah penetrasi secara kelembagaan dari Komunitas Islam Wahabi.

Conflict between groups has the potential to become a threat ahead of the 2024 presidential election, especially when using identity politics. Identity politics was used by the Wahhabi Islamic Community as later culminated in the case of the Humiliation of the Tomb of TGH Ali Batu in Lotim. Researchers want to identify and analyze potential threats that arise due to identity politics that occur. One of them is the conflict between the Indigenous people group and the Wahhabi Islam group. This study aims to identify or map conflicts that occur and analyze potential threats to national security.
This study uses the concepts of identity politics and conflict as well as threats and national security. While the approach in research is qualitative with case study method. Data collection techniques used are interviews, observation and document study. Interviews were conducted with local traditional and religious leaders and stakeholders who handle conflicts and are complemented by data from informants who handle conflicts.
The findings show that the difference in understanding occurs is caused by the Wahhabi Islamic Community which is structured and systematic in carrying out Islamic purification da'wah which rejects the existence of traditional and customary rituals such as salvation, pilgrimage to the grave, etc. Da'wah is carried out accompanied by making fun of these habits.
Conflicts that occur repeatedly require an approach that is not only socio-cultural in nature, but also an approach in the form of regulations that can prevent institutional penetration of the Wahhabi Islamic Community.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faozan
"ABSTRACT
Artikel ini bertujuan untuk membongkar motivasi tindakan Salman Faris dalam membangun diskursus karisma Tuan Guru di dalam novel Tuan Guru. Data yang digunakan dalam penelitian adalah semua ekspresi bahasa maupun ungkapan-ungkapan yang merupakan diskursus karisma Tuan Guru yang terdapat dalam nob=vel Tuan Guru serta data yang didapatkan melalui hasil wawancara dengan para informan yang dianggap paling representatif. Data yang ada dianalisis dengan teori diskursus oleh Foucault yang digunakan secara eklektik dengan teori simulacra Baudrillard. Hasil analisis menunjukkan bahwa Salman Faris membangun diskursus karisma Tuan Guru atas dasar pengamatan dan interaksi sosial dengan masyarakat Lombok di tengah lingkungan Tuan Guru maupun diluar, sehingga Salman faris berhasil embongkar motivasi tindakan Tuan Guru di tengah masyarakat Lombok yang memiliki tujuan untuk menjadi penguasa. Tuan Guru merupakan tokoh agama yang paling berpengaruh di lombok."
Surakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, 2017
805 HSB 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>