Ditemukan 203985 dokumen yang sesuai dengan query
Uyun Mufaza
"Pengetahuan dan Perilaku orangtua dalam pemberian antipiretik pada anak sangat mencerminkan bagaimana dalam tatalaksana sehari-hari Pemberian antipiretik pada anak dengan demam, sering dilakukan sendiri oleh orang tuanya. Walaupun masih ada yang memberikannya dengan indikasi dan cara yang kurang tepat. Semua jenis antipiretik mempunyai efek samping oleh sebab itu, perlu diberikan informasi yang jelas tentang cara penggunaannya pada merekaTujuan: penelituan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku orangtua dalam pemberian antipiretik pada anak sebelum berobat berdasarkan tingkat sosio-ekonomi, yang dapat dipakai sebagai masukan untuk upaya rasionalisasi penggunaan antipiretik pada anak. Metode: Penelitian deskriptif ini dengan desain cross sectional yang dilakukan pada orangtua pasien yang datang ke Poliklinik Umum Ilmu Kesehatan Anak, RS.Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada Mei 2009. Hasil: Pada penelitian ini ditemukan masih banyak juga indikasi pemberian antipiretik cenderung berlebihan bahkan diberikan pada suhu tubuh yang masih normal. Responden dengan tingkat sosio-ekonomi rendah menengah dan tinggi juga memperlihatkan persentase yang sama dalam penggunaan antipiritek dalam kehidupan sehari-hari. Antipiritek yang sering digunakan adalah asetaminofen. Sumber informasi penggunaan antipiretik terbanyak dari dokter. Kesimpulan: Frekuensi penggunaan antipiretik sudah benar dan dosis yangdiberikan juga sudah mengikuti dosis takar obat. Antipiretik yang sering digunakan adalah asetaminofen karena mudah didapat dan harga murah. Penggunaan antipiritek terutama didapat dari informasi tenaga medis maka diharapkan tenaga medis yang memberikan pelayanan primer memberikan informasi dengan tepat.
Fever has been a problem since long time age. It often causes a phobia to parents so that they often give antipyretic to febrile children without knowing the cause of the fever. Parents knowledge behavior also tape part in the giving of antipyretic to febrile children. There are still many parents who give antipyretics without knowing proper indication. Therefore, information about antipyretics needs to be given to them. Objective : This study is aimed to give the description about parents knowledge and behaviour in giving antipyretics to febrile children based on parents socio-economy level in order to rasionalize the giving of antipyretics to febrile children. Method : This study is a descriptive study whose design is cross sectional done by giving questionaire to parents whose children are patients at general polyclinic in pediatric health care department cipto mangunkusumo hospital in june 2009. Results : This study reveals that there aise still many parents who give antipyretic improperly. Responden who is in middle and high socio-economy level shows the same percentage in the use of antipyretics. The most common antipyretics used by parents is asetaminophen and most parents get the information about antipyretics from their doctors. Conclusion : The most common antipyretics used by parents is asetaminophen because it’s cheap and available everywhere most parents get the information about antipyretics from their doctors so the doctor expected to give the right information about antipyretics to the parents."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Ana Asmara Jannati
"Pengetahuan dan perilaku merupakan interaksi dari berbagai faktor. Pengetahuan dapat diperoleh baik dari pendidikan, maupun dari informasi lingkungan sekitar dan media. Pengetahuan orangtua yang berbeda satu sama lain menimbulkan perilaku yang berbeda dalam menghadapi demam anak. Karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku orangtua dalam pemberian antipiretik kepada anak sebelum pergi mencari pertolongan di pelayanan kesehatan. Tujuan: Mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku orangtua dalam pemberian antipiretik pada anak sebelum berobat berdasarkan tingkat pendidikan yang dapat dipakai sebagai masukan untuk upaya rasionalisasi penggunaan antipiretik pada anak. Metode: Penelitian dilakukan secara deskriptif yakni dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diisi langsung oleh reponden. Data dari kuesioner tersebut kemudian diolah dengan menggunakan SPSS ver. 16.0. Hasil dan kesimpulan: Sebagian besar orangtua tidak mengetahui kandungan/zat aktif, efek samping, dan tidak menghitung dosis antipiretik yang mereka berikan kepada anak. Penggunaan antipiretik sebagai tindakan pertama saat anak demam dilakukan oleh sebagian besar orangtua. Perilaku orangtua tersebut sebagian besar dilakukan oleh orangtua dengan tingkat pendidikan menengah diikuti dengan tingkat pendidikan tinggi dan terakhir oleh orangtua dengan tingkat pendidikan rendah.
Knowledge and behavior are resulted from several factors interacted to each other. Knowledge can be gained either from education, information from others, or the media. Differences of parents’ knowledge in handling febrile children result in the differences of parents’ behavior in handling them. Therefore, this research is conducted to know about parents’ knowledge and behavior in giving antipyretics to children before taking them to health care. Objective: Being knowledgeable about parents’ knowledge and behavior in giving antipyretics to children before taking them to health care related to the parents’ level of education that can be used as an effort to rationalize the use of antipyretics in children. Methods: This study is a descriptive study by using questionnaire answered by the respondents without any interventions. Data gained are handled by SPSS Ver. 16.0. Result and Conclusion: Most of the parents use antipyretics as soon as they find their children get fever, but most of them do not know about the active ingredients, side effects, and the proper dose of antipyretics that they give to their children. That parents’ behavior does by most of parents who is in middle level education followed by those who is in high education level and low education level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Baitil Atiq
"Demam merupakan manifestasi klinis yang sering muncul pada berbagai kondisi sebagai respon inflamasi. Pada anak, demam merupakan salah satu hal yang menjadi sumber kecemasan orangtua. Kecemasan tersebut diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan orangtua mengenai demam yang akhirnya memicu orangtua untuk melakukan tindakan yang cenderung berlebihan untuk mengatasi demam pada anak, salah satunya dengan memberi antipiretik sebelum berobat ke dokter. Pada orangtua, pekerjaan merupakan lingkungan yang cukup berpengaruh dalam perilakunya sehari-hari. Karena itu penelitian ini dilakukan untuk membantu upaya edukasi orangtua mengenai penggunaan antipiretik.
Tujuan: untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku orangtua dalam pemberian antipiretik pada anak sebelum berobat berdasarkan pekerjaan orangtua.
Metode: Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan metode seksi silang menggunakan kuesioner terancang. Sampel diperoleh dengan metode consecutive sampling.
Hasil dan kesimpulan: tidak terdapat perbedaan gambaran pengetahuan dan perilaku orangtua mengenai pemberian antipiretik pada anak sebelum berobat pada orangtua dengan jenis pekerjaan yang berbeda, sebagian besar orangtua dari setiap jenis pekerjaan memberikan antipiretik pada anak sebelum berobat.
Fever is a common clinical manifestation for many conditions resulting from inflammatory response. When it comes to children, fever is one of many reasons of parents? anxiety. The anxiety is mostly developed due to the parents? lack of knowledge about fever and results in overreacting to treat the fever, by giving the child antipyretics before seeing the family physician. For adults, including the parents, occupation is one of the most influential environment for their knowledge and behavior. Therefore, the objective of this study is assisting parental education program regarding the use of antipyretics.Objective: to know the parental knowledge and behavior in giving antipyretics to the children before having medical advice based on parents? occupations.Methods: This research is a descriptive study , questionnaires filled by patients? parents who came to Poliklinik Umum Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM during May 2009.Result and Conclusion: There is no differences of parental knowledge and behavior in giving antipyretics to children between parents with various occupations. Most of the parents give antipyretics to their children before having medical advice."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Anastasia Gabrielle
"Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas pemberian media pembelajaran terhadap perilaku prososial yaitu perilaku yang dilakukan untuk memberikan keuntungan kepada orang lain, dengan menerapkan proses belajar social learning theory. Penelitian diberikan kepada tiga kelompok berbeda, dengan melibatkan 51 partisipan yang berusia 9 hingga 11 tahun dengan latar belakang status ekonomi sosial yang rendah. Tiga kelompok perlakuan, yaitu 1 kelompok tayangan media audiovisual , 2 kelompok buku media visual , serta 3 kelompok kontrol. Perubahan perilaku prososial diukur dua kali pre-test,post-test menggunakan alat ukur Skala Perilaku Prososial. Dengan menggunakan teknik ANOVA dalam membandingkan skor rata-rata, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang diberikan media audiovisual, kelompok yang diberikan media visual dan kelompok kontrol F = 0.492, p >0.05, p = 0.614.
This experimental study aimed to recognize the effectiveness of giving media on prosocial behavior, an act that benefit other people, by applying social learning theory. This study were given to three different groups that involved fifty one participants from nine to eleven years old with low socioeconomic status. The three treatment groups are 1 shows group audiovisual media , 2 book group visual media , and 3 control group. The change of prosocial behavior was measured twice pre test,posttest with ldquo Skala Perilaku Prososial instrument. With ANOVA in comparing the mean score, the result showed that there was no difference significantly affect prosocial behavior between watching shows group audiovisual media, reading books group and control group F 0.492, p 0.05, p 0.614."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69105
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
J.B. Kristiadi
"Kebijaksanaan swastanisasi merupakan kesinambungan dari kebijaksanaan ekonomi makro yang telah mampu mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Kebijaksanaan ekonomi makro tersebut telah menetapkan berbagai deregulasi agar Indonesia mampu menghadapi kesulitan ekonomi karena penurunan secara drastis harga minyak bumi pada awal 1980an, serta ketidakpastian perekonomian dunia. Keberhasilan kebijaksanaan makro ekonomi yang hati-hati dilanjutkan dengan kiat-kiat efisiensi di berbagai infrastruktur ekonomi, tennasuk BUMN. Salah salu langkah yang kondusif bagi tercapainya efisiensi di sektor publik dan di sektor badan usaha antara lain diterapkannya kebijaksanaan privatisasi atau di sektor publik seringkali disebut dengan pola kemitraan."
1996
BBJI-II-4-Des1996-1
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Inosensia Diajeng Kusumo
"Campak merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada balita. Kematian tersering campak terjadi akibat komplikasi campak seperti pneumonia, diare, dan ensefalitis. Setiap 1 atau 2 dari 1000 anak yang sakit campak akan meninggal. Campak masih menjadi penyebab 4% kematian balita di Indonesia. Pengetahuan, sikap, dan perilaku orangtua tentang campak yang rendah mungkin menjadi penyebab masih tingginya angka kejadian dan kematian campak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku orangtua serta mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku orangtua tentang campak pada balita. Penelitian potong lintang dilakukan di RSCM Kiara pada bulan September 2015. Data demografi, pengetahuan, sikap dan perilaku diambil melalui wawancara berdasarkan kuesioner. Jumlah sampel dihitung dengan rumus survei sederhana. Analisis statistik dilakukan dengan uji Chi Square atau Fischer. Terdapat 91 orangtua balita yang mengikuti penelitian ini. Orangtua yang memiliki pengetahuan baik 31 subjek (34,1%), sikap baik 33 subjek (36,3%), dan perilaku baik 46 subjek (50,5%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku orangtua tentang campak pada balita (p=1,00). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku orangtua tentang campak pada balita (p=0,463). Orangtua yang memiliki pengetahuan dan sikap tentang campak yang baik hanya sepertiga, dan hampir setengah orangtua masih memiliki perilaku yang kurang tentang campak. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku orangtua tentang campak pada balita.
Measles is one of the most leading cause of death among under-five children. Its complication such as pneumonia, diarrhea, and encephalitis be the most causes death of measles. Every one or two of 1000 children with measles will die. Measles contributes 4% in one of the most of death causes among under five children in Indonesia. Low level of knowledge, attitude, and practice of parents regarding measles may contribute in high incidence and mortality of measles. This study was to explore level of knowledge, attitude, and practices, and also the association between knowledge and attitude with parent’s practice regarding measles among under five children.This cross-sectional study was conducted in RSCM Kiara on September 2015. Data of demography, knowledge, attitude, and practice was taken by interview based on questionnaire. Sample was calculated based on survey formula. The data was analyzed by Chi Square or Fischer test. There were 91 under five children parents who joined this research as our research subject. There were 31 subjects had good knowledge (34.1%), 33 subjects had good attitude (36.3%), 46 subjects had good practice (50.5%). There was no significant association between knowledge and practice with p value 1.00 nor significant association between attitude and practice with p value 0.463 regarding measles. Subjects who had good knowledge and attitude were one-third of all subjects, and almost half of the subjects still had bad practice regarding measles among under five children. There was no significant association between knowledge and practice nor significant association between attitude and practice regarding measles among under five children."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
[Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia, ], 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 2001
S32229
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Arini Ika Hapsari
"Di Indonesia diare masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada balita dengan insidensi mencapai 6.7%. Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku orangtua tentang diare mungkin berhubungan dengan angka kejadian diare pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku, serta mengetahui hubungan antara ketiga variable.
Penelitian potong lintang dengan menggunakan data primer berdasarkan wawancara kuesioner dilakukan di RSCM Kiara pada bulan September 2015 terhadap 102 subjek. Analisis statistik dilakukan dengan metode Chi square atau Fischer. Ditemukan sebanyak 101 subjek (99%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 55 subjek ( 53.9%) memiliki sikap positif, dan 55 subjek (53.9%) memiliki perilaku baik tentang diare.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan hampir seluruh orangtua memiliki tingkat pengetahuan yang baik namun hampir setengah orangtua masih memiliki sikap dan perilaku yang kurang. Ditemukan hubungan yang tidak bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sikap (p = 0.353) dan antara pengetahuan dengan perilaku orangtua tentang diare. (p=0.29).
In Indonesia, diarrhea is still considered as the main cause of child?s death with numbers of incidence reaching 6.7%. Parental knowledge, attitude, and behavior towards diarrhea is probably associated with the rise of diarrhea incidence in child. This study aims to explore the parental knowledge, attitude, and behavior, also the association between the three variable. A cross sectional study was conducted in RSCM ? Kiara on September 2015 in 102 subjects. Chi-square / fischer hypothesis testingwass used to conduct bivariate analysis. Among 102 subjects, 101 subjects (99%) had good knowledge , 55 subjects (53.9%) had positive attitudes, and 55 subjects (53.9%) had good behavior regarding childhood diarrhea. This study confirms that almost all of the parents had a good knowledge, yet almost half of them still had unfavourable attitude and behavior. There was no significant association between parental knowledge towards behaviour (p = 0.353) nor between parental attitudes towards behavior regarding childhood diarrhea (p = 0.29)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library