Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131205 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Santoso Fatchurrahman
"Jakarta dengan jumlah penduduk yang terus bertambah dan sebagian besar masih menggunakan air tanah dangkal sebagai sumber air bersih, menyebabkan terjadinya penggunaan air tanah berlebih sehingga terjadi penurunan kualitas air tanah. Kecamatan Kemayoran sebagai salah satu kecamatan di Jakarta yang memiliki tanggul pantai dan didominasi penggunaan tanah berupa permukiman mengalami penurunan kualitas air tanah. Tanggul pantai merupakan salah satu penyedia air tanah yang baik. Berdasarkan hal tersebut maka timbul pertanyaan mengenai bagaimana sebaran kualitas air tanah dangkal di DKI Jakarta dan hubungan kualitas air tanah dangkal dengan tanggul pantai. Dengan mengetahui jawaban pertanyaan maka dapat diketahui mengetahui kondisi sesungguhnya kualitas air tanah dangkal di Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan mengkombinasikan data Cl- dan DHL yang diperoleh dari hasil survey lapang dengan data sekunder penggunaan tanah, curah hujan dan jenis batuan yang telah dikumpulkan sebelum ke lapangan. Dari kombinasi data primer dan sekunder tersebut diperoleh hasil penelitian, bahwa daerah tanggul pantai memiliki kecenderungan kualitas air tanah yang lebih baik. Kemudian ketika hal ini dihubungkan dengan penggunaan tanah, maka diperoleh hasil bahwa penggunaan tanah berupa permukiman teratur cenderung memiliki kualitas air tanah yang lebih baik.

Jakarta with a big increase number of population and most of the inhabitants are still using ground water for sources of clean water, causing too much ground water use that affect decrease water quality. Kemayoran as one of the district in Jakarta which has beachridge And also dominated by housing as land use also through decrease water quality. Beachridge is one of the good quality water supplier. Based on that reason, then rise a question about how water quality distribution in Jakarta and what the relation between water quality and beachridge. By knowing the answers of the question, can inform us about the real ground water quality condition in Jakarta. This research can be done by combine Cl- and TDS data that we get from land survey with secondary data that we get before we go to the field. From combining the data, we get that on housing land use have the preference of good water quality.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34062
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Fadhlurrahman Yusuf
"Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah merupakan sumber pencemaran lingkungan yang signifikan, termasuk pencemaran air tanah. Lindi, cairan hasil dekomposisi sampah, mengandung berbagai polutan berbahaya yang dapat mencemari air sumur di sekitar TPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pencemaran lindi terhadap kualitas air sumur dan kesehatan masyarakat di sekitar TPA. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil satu sampel air lindi dari TPA Tanggan dan 5 sampel air tanah dari lima sumur warga yang berbeda jaraknya terhadap TPA Tanggan. Hasil penelitian menunjukan bahwa air lindi TPA Tanggan melebihi baku mutu untuk parameter BOD dan COD. Karakteristik air tanah pada titik 1 parameter BOD, COD, dan Besi memenuhi baku mutu kelas 1, sedangkan total koliform memenuhi baku mutu kelas 3. Titik 2 parameter BOD, COD, dan total koliform memenuhi baku mutu kelas 1, sedangkan besi memenuhi baku mutu kelas 2. Titik 3 hanya parameter besi yang memenuhi baku mtutu kelas 1, sedangkan BOD, COD, dan total koliform tidak memenuhi baku mutu. Titik 4 parameter besi dan BOD memenuhi baku mutu kelas 1, sedangkan COD dan total koliform memenuhi baku mutu keals 2. Titik 5 parameter besi dan total koliform memenuhi baku mutu kelas 1, sedangkan BOD dan COD memenuhi baku mutu kelas 3. Parameter total koliform, besi, dan indeks pencemaran cenderung turun seiring bertambahnya jarak, sedangkan BOD dan COD cenderung naik. Hal ini membuktikan terdapat pengaruh jarak terhadap kualitas air. Akan tetapi, terdapat juga potensi pencemaran dari sumber pencemar lain seperti kondisi sanitasi.

Waste final disposal sites (TPA) are a significant source of environmental pollution, including groundwater pollution. Leachate, the liquid resulting from the decomposition of waste, contains various dangerous pollutants that can contaminate well water around the landfill. This research aims to determine the impact of leachate pollution on well water quality and the health of communities around the landfill. This research was carried out by taking one leachate water sample from the Tanggan landfill and 5 groundwater samples from five residents' wells at different distances to the Tanggan landfill. The research results show that the Tangan landfill leachate exceeds the quality standards for BOD and COD parameters. Groundwater characteristics at point 1, BOD, COD and Iron parameters meet class 1 quality standards, while total coliform meets class 3 quality standards. Point 2 BOD, COD and total coliform parameters meet class 1 quality standards, while iron meets class 1 quality standards 2. Point 3 only iron parameters meet class 1 quality standards, while BOD, COD and total coliform do not meet quality standards. Point 4 iron and BOD parameters meet class 1 quality standards, while COD and total coliform meet class 2 quality standards. Point 5 iron and total coliform parameters meet class 1 quality standards, while BOD and COD meet class 3 quality standards. Total coliform parameters, iron, and pollution index tend to decrease with increasing distance, while BOD and COD tend to increase. This proves that distance has an influence on water quality. However, there is also the potential for pollution from other pollutant sources such as sanitation conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The research to analyze pollution of ground water based on Geo - electrical methods cased on Muara Fajar Landfill Kecamatan Rumbai. The result obtained that resistivity value on result obtained that resistivity value on point 2 at north Muara Fajar Landfill (0,702 - 8.250 ohm - m), on point 4 at west of landfill (0,144 - 501.335 ohm- m), on point 3 at south of landfill (0,0103 - 11588 ohm-m) , on point 1 at east of landfill (0,601 - 51.294 ohm), on point 5 at centre of landfill (0,737 - 1.468.744 ohm -m)). Based on resitivity value above, all of the points had been polluted by leachet, dominantly at north and west point of landfill cause resitivity value less 10 ohm-m (fresh water). Restivity value had showed that leachet flowed towards centre of landfill the around it and polluted ground water systems of community around."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdur Rahman
"Di daerah pedesaan kebanyakan orang menggunakan air tanah untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Seringkali air ini mengandung Fe dan Mn yang tinggi. Guna mendapatkan peralatan yang sederhana, murah dan dapat diandalkan untuk menurunkan Fe dan Mn, telah dirancang suatu kolom gelas berisi zeolit untuk menyaring air tanah. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi penyaringan yang optimum. Zeolit alami asal Bayah ditumbuh dan dihaluskan menjadi butiran-butiran kecil berdiameter sekitar 3 mm. Setelah dicuci dengan aquadest dan dikeringkan di udara terbuka, butiran-butiran ini kemudian dikemas dalam kolom gelas berukuran 4 ï? 50 cm. Kolom zeolit ini selanjutnya dipasang vertikal, diairi aquadest untuk memadatkannya, lalu dikeringkankan. Ke dalam kolom ini dituangkan 500 mL sampel air tanah. Dengan mengatur keran kolom, sampel air disaring dengan laju filtrasi 16 mL/menit. Filtrat-filtrat dikumpulkan setiap interval waktu 30 menit selama 2,5 jam untuk diukur konsentrasi Fe dan Mn-nya. Percobaan diulang untuk laju filtrasi 14, 12, 10, 8, 6, 4 dan 2 mL/menit. Konsentrasi Fe dan Mn, waktu kontak dan laju filtrasi diubah menjadi grafik waktu kontak terhadap konsentrasi untuk laju filtrasi yang bersangkutan. Kedua grafik menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk menghilangkan Fe dan Mn adalah 30 menit untuk waktu kontak dan 2 mL/menit untuk laju filtrasi. Pada kondisi ini, zeolit Bayah menurunkan Fe sebanyak 55% tetapi hanya 40% Mn dalam air tanah yang mengandung 3,6 mg/L Fe dan 0,7 mg/L Mn. Sayangnya, kondisi optimum ini hanya menghasilkan debit air 2,88 L/hari. Secara kuantitatif, dengan laju filtrasi 2 mL/menit, sampai 2,5 jam waktu kontak, Fe hanya mampu diturunkan sampai 1,12 mg/L (baku mutu: 1,0 mg/L) padahal Mn bisa sampai nol. Disimpulkan bahwa zeolit Bayah cukup efektif mengurangi Fe dan Mn dalam air tanah, meskipun kapasitas penurunan untuk Mn lebih baik dari pada Fe, sedangkan kolom zeolit belum bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari karena debitnya masih rendah.

Ground Water Filtration by Natural Zeolit to Reduce Iron and Manganese Levels. In rural areas most people use ground water for their daily purposes. Frequently, the water has high levels of Fe dan Mn. To provide a simple, cheap and reliable apparatus to reduce Fe and Mn, a zeolit column has been designed for filtering ground water. The objective of this experiment was to establish the optimal condition of the filtration. Natural zeolit of Bayah origin was crushed and grounded into small particles of approximately 3 mm in diameter. After washed with distilled water and dried in open air, the particles were then packed in a 4 ï? 50-cm glass column. The zeolit column was installed vertically, watered with distilled water to compact, and dried. Then 500 mL of ground water sample was poured onto the prepared zeolit column. By adjusting the stopcock, the water samples were filtered off at a flowrate of 16 mL/min. Filtrates were collected with interval of 30 minutes for 2.5 hours and subjected to Fe and Mn analysis. The experiment was repeated for filtration rates of 14, 12, 10, 8, 6, 4, and 2 mL/min. Fe and Mn concentrations, contact times, and flowrates were converted into scattered-plot graphs of contact times versus concentrations. The graphs show that the optimum condition for Fe and Mn removals were 30-minute contact time and 2-mL/minute flowrate. At this, the Bayah zeolit Fe was reduced for 55% but it was only 40% for Mn in ground water containing 3.6 mg/L Fe and 0.7 mg/L Mn. However, at the optimum condition water debit of the zeolit column was only 2.88 L/day. Quantitatively, with filtration rate of 2 mL/minute, up to 2.5 hours contact time the Fe was only reduced to as much 1.12 mg/L (standard: 1.0 mg/L) while the Mn reduced to nil. It was concluded that the Bayah zeolit was effective to reduce Fe and Mn in ground water, although reducing capacity for Mn was better than for Fe, whereas the column could not be applied for daily purposes due to its low water debit."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Sondang Avrianti
"Skripsi ini membahas analisis perubahan peraturan gubernur tentang kebijakan pemungutan Pajak Air Tanah di Provinsi DKI Jakarta ditinjau dari Asas Ease of Administration. Penelitian ini mengangkat dua permasalahan yaitu apa perbedaan antara Peraturan Gubernur Nomor 76 Tahun 2005 dengan peraturan yang merevisinya yaitu Peraturan Gubernur No 38 Tahun 2017 dan bagaimana perbandingan kedua peraturan tersebut ditinjau dari asas ease of administration. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian 1 adanya perbedaan di beberapa hal seperti penjelasan mengenai Subjek Pajak, Wajib Pajak, Objek Pajak, Tarif Pajak, Dasar Pengenaan Pajak, Penentuan Jatuh Tempo, yang belum diatur di peraturan sebelumnya sehingga pelaksanaan teknis pemungutan pajak menjadi lebih jelas; 2 Peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2017 memenuhi asas pemungutan pajak yaitu asas ease of administration secara keseluruhan tetapi memiliki kekurangan di satu asas yaitu asas convenience dalam hal pembayaran pajak karena Pajak Air Tanah hanya dapat dilakukan di satu bank saja yaitu Bank DKI sehinga Wajib Pajak memiliki kesulitan dalam pembayaran jika bank tersebut sedang bermasalah.

This thesis discusses analysis of governor's regulatory change on ground water tax policy in DKI Jakarta province considering ease of administration principles. This research raised two issues, namely what is the difference between the Governor's Rule Number 76 year 2005 with the regulations that refine it, namely Governor's Rule Number 38 year 2017 and analysis compare both of governor's rules in terms of the principle of ease of administration. This study uses a post positivist approach, with in depth interview and literature study as a data collection.
This study's main issues find that 1 there are some differences between the governor's rule about subject of taxes, tax payers, tax object, tax rates, tax imposition, maturity determination, which has not been regulated in the previous regulations, so that the technical implication of tax collection becomes more clear 2 The Governor's rule number 38 years 2017 fulfilling the principle of tax collection that is ease of administration as a whole but lacks in one principle that is the convenience concept in terms of tax payments because the groundwater tax can only be done in one bank, i.e. Bank DKI, so taxpayers have difficulties in payment if the banks are in trouble.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Susan Pramesti
"Hingga saat ini air tanah masih menjadi sumber air bersih andalan yang paling utama untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut apabila dibandingkan dengan sumber air bersih lainnya, sayangnya pengambilan air tanah yang berlebihan dapat menyebabkan permukaan tanah semakin menurun. Fakta lapangan menunjukkan bahwa air tanah terus mengalami pengambilan dan/atau pemanfaatan secara berlebihan, hal ini tidak sesuai dengan fungsi regulerend Pajak Air Tanah. Integrasi data air tanah melalui Program Jakarta Satu yang dilakukan antara DPE dan BPRD dilakukan dengan memberikan, menukarkan, dan menggabungkan peta dan data air tanah dengan data Pajak Air Tanah baik data baru maupun data yang lama. Kelebihan program ini dengan jelas dapat memenuhi target program yang disebutkan dalam salah satu poin yang menjadi sasaran jangka pendek dari program ini sendiri yaitu pengendalian air tanah, yang mana pengendalian air tanah juga merupakan fungsi regulerend dari Pajak Air Tanah.

Ground water is still the main source of clean water mainstay to meet the needs of clean water when compared with other sources of clean water, unfortunately excessive groundwater extraction can cause the decreases of ground surface. The facts indicate that ground water continues to undergo extracting and / or excessive use, which is contrary to the regulerend function of Ground Water Tax. The integration of ground water data through Program Jakarta Satu conducted between DPE and BPRD is done by providing, exchanging and combining ground water data and ground water tax data in both new and old ones. The advantages of this program can clearly meet the targets of the program mentioned in one of the short-term target points of the program itself, which is groundwater control, in which ground water control is also a regulerend function of the Ground Water Tax"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nusyirwan
"ABSTRAK
Bagi manusia air minum merupakan kebutuhan utama. Kualitas air minum sangat menentukan kualitas kehidupan manusia. Air minum yang sehat adalah air minum yang memenuhi persyaratan pokok yaitu persyaratan fisik, kimia dan bakteriologis berdasarkan Permenkes RI No. 416 Tahun 1990.
Pada daerah permukiman padat di Jakarta, sebagian besar penduduk masih menggunakan air tanah dangkal untuk memenuhi kebutuhan sehari-h.ari, baik untuk minum, mandi, cuci dan lain-lain. Berdasarkan data sekunder di DKI Jakarta, kualitas air minum yang berasal dari tanah dangkal 64 persen tidak memenuhi syarat bakteriologis, 91,32 persen tidak memenuhi syarat kimia, dan 1,33 persen tidak memenuhi persyaratan fisik.
Pada daerah permukiman padat hampir tidak mungkin untuk mendapatkan air bersih dari sumur pompa tangan, apalagi sumur dangkal, karena hampir tidak mungkin untuk memperoleh jarak aman antara sumber air minum dengan limbah rumah tangga. Sekurang-kurangnya ada 39 penyakit yang bersumber pada masalah air minum, antara lain diare, kolera, disentri dan lain-lain.
Untuk mengetahui kualitas air sumur yang digunakan oleh penduduk dan hubungannya dengan kesehatan masyarakat, telah dilakukan penelitian di daerah permukiman padat Kelurahan Paseban Jakarta Pusat.
Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel pada 15 buah sumur pompa di Kelurahan Paseban dengan metode purpossive sampling. Sedangkan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi, sanitasi dan penyakit yang diderita dilakukan wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara acak.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sumur pompa tangan di wilayah Kelurahan Paseban, kadar unsur mangan berada diatas ketentuan Permenkes RI No. 416 Tahun 1990. Lima buah sumur kadar mangannya tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air bersih. Kadar mangan pada sumur pompa di Kelurahan Paseban berkisar antara 0,052 sampai 1,838 mg/l. Untuk bakteriologis 7 buah sumur tidak memenuhi persyaratan air bersih karena tercemar oleh bakteri Esoherichia coli dengan MEN/100 ml sampel berkisar antara 21 sampai diatas 240.
Hasil uji korelasi untuk melihat hubungan antara kualitas bakteriologis dengan jarak sumur dan septik tank, menunjukkan adanya korelasi negatif (d=0,05) yang berarti semakin dekat jaraknya akan semakin tinggi jumlah E. coli yang ditemukan. Kedalaman sumur pompa juga memperlihatkan korelasi negatif dengan kualitas bakteriologis (a=0,05).
Hasil uji dengan menggunakan "Fisher Exact Probability Test" untuk melihat perbedaan tingkat prevalensi diare di Kelurahan Paseban menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat prevalensi diare di Kelurahan Paseban untuk lokasi dengan kualitas air baik dan kualitas air buruk (p)0,05). Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya penyakit diare di Kelurahan Paseban tidak disebabkan oleh kualitas air. Penyebab timbulnya diare mungkin disebabkan perilaku yang tidak sehat, faktor sosial ekonomi, gizi, makanan yang terkontaminasi dengan bakteri, dan lain-lain.

ABSTRACT
Correlation Between Well Water Quality and Sanitation With Community's Health in Densely Urban Settlement (A Case Study at Paseban District Central Jakarta)The drinking water for human being is primary needs. The quality of drinking water determines the quality of human life much. Healthy drinking water is the drinking water that fulfill the subjective requirement that is the physical requirement, chemical and bacteriology based of Permenkes RI No. 415, in the year 1990.
At densely populated area in Jakarta most people still use shallow ground water to fulfill the daily needs not only for drinking water but also for bathing, washing, and so on. According to secondary data in DKI Jakarta, the quality of drinking water comes from the shallow ground, 84 percent doesn't fulfill the bacteriological requirement, 91,32 percent doesn't fulfill the chemical requirement and 1,33 percent doesn't use the physical requirement.
It is hardly possible for the densely populated area to get clean water from hand pump well, and else from the shallow well, because it is hardly possible to get the safe destination between drinking water resource and home pollutant. There are at least 39 disease that comes from the resources or drinking water problem, that is diarrhea, cholera, dysentery and so on.
Understanding the quality of the well water that is-used by the population and the relationship of the community's health the research had been made at the densely populated area at Paseban District Central Jakarta.
The research had been done by taking samples on 15 pumped wells at Paseban District by using the method of purpossive random sampling. While knowing and understandingthe social economical condition sanitation and diseases that was suffered, the structural interview had been hold by using questionnaire being spread randomly.
The result of this research that the hand pump well at the area Paseban District, the content of element mangan is over the determination of Permenkes No. 416 in the year 1990. There are 5 wells that have contain of element which doesn't fulfill for their requirement of clean water. The content of mangan at pump well at Pescehan District from 0,052 mg/l till 1,833 mg/l. The Seven (7) wells for bacteriology don't fulfill the requirement of clean water and drinking water, because it is contaminated by Escherichia coil bacteria, with MEN/100 ml sample is between 21 and over 240.
The result of correlation test shows between that the negative correlation (a = 0,05) means the nearer the distances is, the higher the number of E. coil is to be met. The depth of the pump well also the negative correlation with the bacteriological quality (a 0,05).
The result of testing by using "Fisher Exact Probability Test"; is showing the difference prevalence diarrhea degree level at Paseban District. The result shows that there is no difference of the prevalence diarrhea degree for the location between the good water quality and bad water quality ( p > 0,05). This case shows that diarrhea disease appears at Paseban District is not because of the diarrhea, is caused by unhealthy behavior, social, economic factor, food that is contaminated by bacteria and so on.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
Tpdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Widiastuti
"Keberadaan TPA sebagai tempat pemrosesan akhir sampah menjadi suatu kebutuhan bagi pengelolaan persampahan di Kota Depok, salah satunya adalah dengan keberadaan TPA Cipayung yang menerapkan sistem controlled landfill. Salah satu masalah yang timbul dari aktivitas TPA adalah kemungkiman terjadinya pencemaran air tanah dangkal akibat rembesan air lindi yang tidak sepenuhnya tersalurkan dengan baik ke kolam stabilitasi lindi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik air lindi dan pengaruhnya terhadap kualitas air tanah dangkal pemukiman warga di sekitar TPA. Metode yang digunakan adalah menggunakan pendekatan kuantitatif dengan parameter yang diuji berupa suhu, pH, Total Suspended Solids TSS , Biological Oxygen Demand BOD , Chemical Oxygen Demand COD , Total Nitrogen TN , Merkuri Hg , Kadmium Cd , dan fecal coliform. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran kualitas air dari 17 titik sampling yang diambil menggunakan teknik purposive sampling, dengan menarik 3 garis lurus yang berpusat pada kolam stabilitasi air lindi, variasi jarak setiap 100 meter pada radius jangkauan adalah 600 m. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas air lindi masih berada di atas baku mutu pada parameter BOD, COD, dan Total Nitrogen, yaitu sebesar 4178.0 mg/L, 70556.0 mg/L dan 373.3 mg/L untuk titik influen, dan 3142.0 mg/L, 9055.2 mg/L, dan 350 mg/L untuk titik efluen. Selain dipengaruhi oleh jarak,kadar pencemaran di masing-masing titik uji juga disebabkan oleh perbedaan ketinggian muka air tanah antar radius jarak. Indeks Pencemaran pada air tanah dangkal warga tergolong cemar ringan dan cemar sedang.

The presence of TPA as a place of landfill becomes a necessity for waste management in Depok City, one of them is TPA Cipayung which applied controlled landfill in their system. One of the problems that arise from landfill activity is shallow ground water quality due to leachate water that is not well absorbed into leachate stabilization pond and be leaked. This study aims to determine the characteristics of leachate and their effect on shallow groundwater quality of residents around the landfill. The method is by using a quantitative approach with parameters tested for temperature, pH, Total Suspended Solids TSS , Biological Oxygen Demand BOD , Chemical Oxygen Demand COD , Total Nitrogen TN , Mercury Hg , Cadmium Cd , And fecal coliform. In this study, water quality measurements of 17 sampling points were taken using purposive sampling technique, by drawing 3 straight lines with leachate stability rsquo s pond as benchmark, the distance variation every 100 meters at a radius of 600 meters. The results showed that leachate quality was still above the standard of BOD, COD, and Total Nitrogen parameters 4178.0 mg L, 70556.0 mg L and 373.3 mg L for influent point, and 3142.0 mg L, 9055.2 mg L, and 350 mg L for the effluent point. In addition of effect by distance, the pollution levels at each test point are also caused by height differences in water surface between every distance in sampling radius. Pollution Index in shallow groundwater of shallow groundwater is as lightly contaminated and moderately contaminated."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Yohannes
"Pertumbuhan penduduk DKI Jakarta yang pesat adalah salah satu permasalahan yang kompleks bagi penyediaan air bersih terutama karena limbah domestik yang dihasilkan dari kegiatan masyarakat. Sungai sebagai badan air penerima limbah domestik menjadi salah satu sumber daya alam yang rentan terhadap pencemaran. Sungai Krukut adalah salah satu sungai yang digunakan sebagai air baku air bersih PDAM dan saat ini telah tercemar akibat kegiatan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan menganalisis mutu air dan menentukan upaya pengendalian pencemaran air Sungai Krukut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Metode SWOT (Strength, weakness, opportunity, and Threat) digunakan untuk menentukan upaya pengendalian pencemaran air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status mutu air pada 5 titik pemantauan dengan metode Indeks Pencemar yaitu (8,18), (8,02), (7,39), (7,09) dan (9,58), sehingga mutu air tergolong dalam kategori tercemar sedang. Upaya pengendalian pencemaran air yang dapat diterapkan di Sungai Krukut adalah (1) Melakukan penertiban masyarakat yang tinggal dan usaha di daerah sempadan sungai (2) Mengadakan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat dan UMKM tentang pentingnya pengelolaan limbah (3) Bantuan pemerintah dalam membuat sistem dan menerapkan IPAL terpadu untuk kegiatan UMKM dan permukiman kumuh (4) Implementasi program pengendalian pencemaran air.

The rapid growth of population is one of the complex cause for the clean water provision in Jakarta, mainly due to the accumulation of domestic waste from community activities. River as the water body that receives domestic waste is one of the natural resources which vulnerable to pollution. Krukut River is one of the rivers used as the raw water for clean water supply which currently polluted due to waste produced by the community activities.
This study aims to analyze water quality and determine efforts to control Krukut River water pollution. The study combines both quantitative and qualitative methods to determine the water quality, while SWOT (Strength, weakness, opportunity, and Threat) is used to determine water pollution control efforts.
The results showed that the water quality status at 5 monitoring points with the Pollutant Index method was classified as moderate contamination with the value (8,18), (8,02), (7,39), (7,09) and (9,58) at each point. Water pollution control efforts that can be applied in the Krukut River are (1) Controlling communities and the business near the river border area (2) Creating a socialization and training for the community and Micro, Small & Medium Enterprise`s (MSME) on the importance of waste management (3) Government assistance in making systems and implementing integrated WWTPs both MSME and slum settlements (4) Implementation of water pollution control programs
"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T54393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Pande Ayuningdyah
"Pengolahan dan pengelolaan sampah di TPST Bantar Gebang telah menggunakan metode sanitary landfill. Lindi yang dihasilkan sampah diolah di Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS). Namun, tidak semua IPAS beroperasi sehingga masih ada lindi yang tidak terolah. Lindi yang tidak diolah berpotensi mencemari air tanah di sekitar TPST. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis karakteristik air lindi, kualitas air tanah, dan hubungan antara jarak sumur dari TPST Bantar Gebang dengan kualitas air tanah di sekitarnya. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel air lindi di inlet IPAS. Pengambilan sampel air tanah pada 5 lokasi dengan mempertimbangkan jarak lokasi dengan TPST. Hasil yang diperoleh dari analisis dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku serta menghitung Indeks Pencemaran (IP). Hasil penelitian menunjukkan parameter BOD, COD, Besi, dan Total Coliform dari air lindi melampaui baku mutu. Parameter BOD untuk air sumur jarak 250 m sampai 750 m melebihi baku mutu. Untuk parameter COD, seluruh sumur melebihi ambang batas. Kadar besi pada sumur jarak 500 m melebihi baku mutu. Kandungan total coliform air sumur dengan jarak 750 m sampai 1250 m melebihi baku mutu. IP untuk lindi adalah 8,6 yang tergolong tercemar sedang dan IP untuk semua sumur tergolong tercemar ringan. Jarak dari TPST memengaruhi tingkat pencemaran pada air tanah. Sampel yang berjarak 250 m, 750 m sampai 1250 m menunjukkan adanya penurunan tingkat pencemaran tetapi terjadi peningkatan di jarak 500 m. Hal ini dapat terjadi karena ada sumber pencemar lain seperti SPALD.

Solid waste treatment in Bantar Gebang Landfill has used the sanitary landfill method. Leachate produced by waste is processed at the Leachate Treatment Plant (IPAS). However, not all IPAS operated so there is still untreated leachate. Untreated leachate has the potential to pollute groundwater around the landfill. This study was conducted to analyze the characteristics of leachate, groundwater quality, and the relationship between well distance from Bantar Gebang Landfill and groundwater quality in the vicinity. This research was conducted by taking leachate samples at the inlet of the IPAS. Groundwater samples were taken at 5 locations by considering the distance of the location from the landfill. The results obtained from the analysis were compared with the applicable quality standards and calculated the Pollution Index (PI). The results showed that the BOD, COD, Iron, and Total Coliform parameters of leachate exceeded the quality standards. The BOD parameter for well water at a distance of 250 m to 750 m exceeded the quality standard. For the COD parameter, all wells exceeded the threshold. Iron levels in wells 500 m away exceeded the quality standard. The total coliform content of well water at a distance of 750 m to 1250 m exceeded the quality standard. The pollution index for leachate is 8.6 which is classified as moderately polluted and the PI for all wells is classified as lightly polluted. The distance from the landfill affects the level of groundwater contamination. Samples at 250 m, 750 m and 1250 m showed a decrease in pollution levels but an increase at 500 m. This can occur because there are other sources of pollution such as SPALD."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>