Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23559 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niezha Eka Putri
"Xilitol merupakan pemanis yang secara alami terdapat dalam sayuran dan buah-buahan serta memiliki beberapa keunggulan, salah satunya adalah bersifat nonkariogenik. Xilitol dapat diproduksi dari xilosa, baik melalui proses fermentasi maupun secara kimiawi. Xilosa dihasilkan melalui proses hidrolisis hemiselulosa yang banyak terdapat dalam limbah lignoselulosa seperti tongkol jagung. Dalam penelitian ini dilakukan hidrolisis terhadap tongkol jagung untuk menghasilkan xilosa yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan xilitol melalui proses fermentasi. Hidrolisis dilakukan pada konsentrasi asam 0,3 M, waktu hidrolisis 25 menit, serta suhu 121 °C.
Berdasarkan hasil pengukuran, didapatkan kadar xilosa sebesar 34,34% (w/w) dengan persen hidrolisis 95,39 % (w/w). Xilosa yang dihasilkan kemudian difermentasikan oleh khamir penghasil enzim xylose reductase (XR), yaitu Candida fukuyamaensis dan Candida boidinii. Dihasilkan kadar xilitol sebesar 0,23 g/L dengan persen konversi 3,59 % (w/w) dan persen yield 0,68% dari fermentasi menggunakan C. fukuyamaensis, sedangkan untuk fermentasi menggunakan C. boidinii didapatkan kadar xilitol sebesar 0,084 g/L dengan persen konversi 1,38% (w/w) dan persen yield 0,25%."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30479
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riki
"Indonesia merupakan negara agraris sehingga bidang pertanian dan perkebunan merupakan industri yang berkembang di Indonesia. Hasil pertanian dan perkebunan jumlahnya berlimpah di seluruh pelosok negeri. Sehingga berdampak pada jumlah limbah yang berasal dari produk pertanian dan perkebunan. Oleh karenanya perlu dilakukan penanganan limbah yang benar agar dikemudian hari tidak menjadi masalah yang serius bagi lingkungan. Solusi yang diberikan adalah memanfaatkan limbah tersebut sebagai bahan baku pembuatan xilitol, suatu gula alkohol non kariogenik dan merupakan pemanis rendah kalori. Sepuluh khamir yang dapat menggunakan D ? xilosa sebagai sumber karbon dilakukan seleksi dalam hal kemampuan memproduksi xilitol. Fermentasi dilakukan selama dua hari menggunakan 20 g/L xilosa. Didapatkan empat isolat yang dianggap potensial dalam menghasilkan xilitol. Dari keempat isolat tersebut Candida fukuyamaensis UICC Y-247 menghasilkan xilitol sebesar 7,135 g/L dengan yield 38,13%. Keempat isolat potensial selanjutnya dianalisa kurva pertumbuhan dan kurva produknya."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30478
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Di wilayah Sumpiah ,itik dipelihara dengan diberi pakan yang terdiri dari dedak dan sisa dapur seadanya atau nasi aking, akibatnya pertumbuhan lambat.Padahal pertumbuhan itik jantan lebih cepat dibandingkan itik betina dengan kondisi pemeliharaan yang relatif sama...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Produksi etanol dilakukan dengan beberapa perlakuan antara lain pengenceran larutan stok menjadi 4 variasi konsentrasi, penambahan nutrisi, pengaturan pH, sterilisasi bahan, pendinginan, penambahan inokulum Saccharomyces cerevisiae. Penelitian ini bertujuan mengoptimalisasi pemanfaatan fermenor dan Gas Chromatography untuk fermentasi etanol dan analisis hasilnya. Fermentasi dilakukan selama 96 jam dan pengambilan sampel dilakukan setiap 24 jam. Pengujian hasil fermentasi dilakukan dengan cara melakukan uji kadar alkohol metode conway, uji kadar alkohol metode GC setelah dilakukan pemekatan 5 kali dengan cara destilasi, uji gula dengan metode DNS untuk mengetahui sisa gula yang digunakan dalam fermentasi, uji TPC dan kekeruhan untuk mengetahui pertumbuhan sel Saccharomyces cerevisiae. Hasil uji dibuat grafik dan dianalisis menggunakan SPSS untuk mengetahui penambahan kadar alkohol tiap jam fermentasi, untuk mengetahui apakah data dianggap linier secara statistik dan untuk mengetahui berapa waktu optimal produksi etanol dengan kadar tertinggi. Hasil menunjukkan waktu optimal pemanfaatan fermentor adalah 72 jam dengan kemurnian etanol tertinggi 43,44%. "
JMSTUT 15:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Ashriyani
"Dalam kondisi krisis energi seperti saat ini, pemanfaatan sumber daya
yang dapat diperbarui diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan
energi. Makroalga merupakan salan satu sumber daya yang dapat
dimanfaatkan sebagai penghasil energi alternatif dalam bentuk bioetanol.
Pada penelitian ini, dipilih makroalga genus Eucheuma dan Gracilaria karena
memiliki kandungan selulosa serta mudan dan cepat pembudidayaannya.
Eucheuma dan Gracilaria dinidrolisis olen jamur Thchoderma viride yang
mengnasilkan enzim selulase. Konsentrasi senyawa gula pereduksi yang
dinasilkan dari proses nidrolisis ditentukan dengan metode Somogyi Nelson.
Gula pereduksi paling tinggi yang dihasilkan dari nidrolisis Eucheuma adalan
0,090 mg/mL pada konsentrasi 7,5% dan waktu inkubasi 48 jam, sedangkan
pada Gracilaha, gula pereduksi yang dinasilkan sebesar 0,089 mg/mL pada
konsentrasi 5% dan waktu inkubasi yang sama. Hidrolisat Eucheuma dan
Gracilaria difermentasi olen sel Saccharomyces cerevisiae yang terimobilisasi
dalam Ca alginat. Kondisi optimum proses fermentasi diperolen pada pH 4
dan waktu inkubasi 24 jam yang mengnasilkan kadar etanol sebesar 0,698%
dari nidrolisat Eucheuma dan 0,530% dari Gracilada. Kadar etanol ditentukan
dengan Gas Chromatography."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30507
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siswati Setiasih
"Onggok merupakan limbah padat tapioka yang masih mengandung kadar pati tinggi sehingga berpotensi sebagai pakan. Namun alternatif tersebut mempunyai kendala karena onggok mempunyai kandungan protein rendah, dan serat kasarnya tinggi serta adanya sianida yang dapat menyebabkan keracunan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan perbaikan, misalnya melalui proses fermentasi menggunakan kapang Aspergillus niger UICC159 yang mampu memecah pati menjadi glukosa sebagai sumber karbonnya. Sedangkan sebagai sumber nitrogennya dapat digunakan campuran amonium sulfat dengan urea. Untuk mendapatkan produk fermentasi (biomassa) dengan kadar protein tinggi dilakukan variasi ketebalan media (1, 2, dan 3 cm), kadar air (30, 40, dan 50%), serta perbandingan amonium sulfat dengan urea (1:4; 2:3; 3:2; dan 4:1). Kondisi optimum diperoleh pada ketebalan media 2 cm, kadar air 30% dan perbandingan amonium sulfat dan urea 1:4. Biomasa yang dihasilkan memiliki kandungan protein 10,05%, lemak kasar 3,60%, serat kasar 19,00%, dan energi metabolis kimiawi 2806,10 kkal/kg serta energi metabolis biologis 3140,00 kkal/kg."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ahmad Faisal
"Xilitol (C5H12O5) merupakan pemanis alami yang mempunyai kelebihan dibandingkan gula lainnya. Xilitol mempunyai nilai kalori yang rendah, aman dikonsumsi, memiliki tingkat kemanisan yang sama dengan sukrosa dan juga bersifat non-kariogenik artinya tidak menyebabkan karies pada gigi. Umumnya xilitol diproduksi secara kimiawi melalui proses hidrogenasi xilosa, dengan bantuan katalis nikel pada suhu 80-140 0C dan tekanan 50 atm. Selain itu, terdapat alternatif lain untuk membuat xilitol, yaitu secara fermentasi menggunakan khamir. Sumber xilosa umumnya berasal dari limbah lignoselulosa yang banyak terdapat di Indonesia, misalnya ampas tebu. Bila ampas tebu dihidrolisis, akan didapatkan komponen penyusunnya yang salah satunya adalah xilosa.
Pada penelitian ini dilakukan hidrolisis ampas tebu menggunakan asam sulfat dan didapatkan xilosa sebesar 15,41% (w/w). Hidrolisat yang didapatkan kemudian difermentasikan menggunakan Candida fukuyamaensis dan Candida boidinii. Dari hasil fermentasi didapatkan bahwa C.fukuyamaensis lebih berpotensial dibandingkan Candida boidinii sebagai agen biologis untuk mengkonversi xilosa menjadi xilitol dengan persen konversi xilosa menjadi xilitol sebesar 7,3126 % (w/w)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30416
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat
Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (LTBPTB-
BPPT)-Serpong. Penelitian bertujuan mengetahui kemampuan delapan
isolat bakteri dari limbah kulit udang asal Palembang dalam memproduksi
enzim kitinolitik, serta menentukan suhu dan pH optimum untuk produksi
enzim dari satu isolat terpilih. Pengujian aktivitas kualitatif enzim ditentukan
dengan nilai indeks kitinolitik dan aktivitas kuantitatif enzim ditentukan
dengan mengukur kemampuan enzim dalam menghidrolisis kitin menjadi
N-asetilglukosamin. Semua isolat uji menunjukkan adanya zona bening dan
indeks kitinolitik tertinggi ditunjukkan oleh isolat C15 dengan nilai 1,73. Tujuh
isolat bakteri, C4, C6, C8, C12, C14, C15, dan D10 menunjukkan produksi
enzim yang fluktuatif, kecuali isolat D6. Isolat D6 dipilih untuk penentuan
suhu dan pH optimum dalam produksi enzim kitinolitik. Pengamatan produksi
enzim kitinolitik isolat D6 dengan variasi suhu dan pH menunjukkan bahwa
produksi enzim tertinggi pada suhu 30o C dan pH 7 (0,0643 U/mg; 0,0032
U/ml)."
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendriq Fauzan Kusfanto
"Etanol atau bioetanol adalah senyawa alkohol berantai karbon dua yang bermanfaat sebagai pelarut organik dan antiseptik dalam dunia farmasi dan kesehatan. Selain itu etanol menjadi salah satu solusi bagi permasalahan krisis energi dunia. Bioetanol dibuat dengan fermentasi menggunakan khamir Saccharomyces cerevisiae. Proses ini mengubah rantai berkarbon enam, glukosa sebagai sumber substratnya, menjadi rantai berkarbon dua yaitu etanol. Sumber dari rantai berkarbon enam dapat diambil dari limbah biomassa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin.
Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan khamir potensial penghasil bioetanol dan mendapatkan kondisi fermentasi optimum yang dipengaruhi oleh pengadukan, suhu, detoksifikasi hidrolisat, dan konsentrasi sumber N pada media. Isolasi khamir potensial dilakukan dari lima jenis buah yang berbeda yaitu Anggur Merah, Anggur Hitam, Durian Medan, Durian Bangkok dan Durian Montong.
Dari isolat-isolat yang didapatkan, isolat DM1 yang diperoleh dari Durian Medan cukup potensial menghasilkan bioetanol, namun masih lebih rendah dari Saccharomyces cerevisiae pembanding. Hasil analisis kromatografi gas menunjukan bahwa kondisi terpilih dalam fermentasi bioetanol yaitu pada kondisi temperatur lebih rendah di bawah suhu kamar (+220C), tanpa pengadukan, menggunakan hidrolisat tanpa detoksifikasi, dengan konsentrasi amonium asetat sebagai sumber N sebesar 1%. Konsentrasi bioetanol yang dihasilkan adalah 0,241%.

Ethanol or bioethanol is a two-carbon chain alcohol compound that are useful as an organic solvent and antiseptics in pharmaceutical and health. In addition, ethanol can be one of solution to the problem of world energy crisis. Bioethanol is made by fermentation process using yeast Saccharomyces cerevisiae. The processes change the six-carbon chain, as the source of its substrate, into a two-carbon chain, namely ethanol. The source of six-carbon chain can be taken from the waste of biomass Oil Palm Empty Fruit Bunch (EFB), which contains cellulose, hemicellulose and lignin.
The purpose of this research was to find potential yeast producing bioethanol and to obtain optimum fermentation conditions were influenced by effect of shaking, temperature, detoxification of hydrolyzate, and concentration of N sources on media. Isolation of potential yeast was carried out from five different types of fruit, namely Red Grape, Black Grape, Durian Medan, Durian Bangkok and Durian Montong.
Among isolates, Isolate DM1 that obtained from Durian Medan was quite potential to produce bioethanol but still lower than comparator Saccharomyces cerevisiae. Results of analysis using gas chromatography showed that the selected conditions in the fermentation of bioethanol are in temperature conditions below room temperature (+220C), without shaking, using the hydrolyzate without detoxification, with 1% concentration of ammonium acetate as a source of N. The concentration of ethanol produced was 0,241%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S62201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>