Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2020 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Agustini
"Skripsi ini membahas Makna simbolis Monumen Yogya Kembali. Sebagai sebuah artefak, Monumen Yogya Kembali merupakan media untuk mengabadikan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kembali Ibukota Yogyakarta dari penjajah Belanda yang disimbolkan dalam bentuk diorama. Simbol-simbol lama yang direkontruksikan kembali dalam bangunan Monumen Yogya Kembali sebagai suatu keutuhan merupakan upaya untuk melestarikan kembali kebudayaan nenek moyang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian adalah berupa makna dari simbol-simbol lama yang direkonstruksikan kembali pada Monumen Yogya Kembali menurut konsep budaya Jawa.

This undergraduate thesis will discuss about the symbolic meaning of Yogya Kembali Monument. as an artifact Yogya Kembali Monument is a media to document the history of the Indonesia struggle in order to take back Yogyakarta as the capital city of Indonesia from the occupation of Dutch which symbolizied through the diorama. the old symbols recontracted as a unity in order to preserve the ancestors culture. This research in qualitative research in a descriptive design. This research will result the meaning of all symbols which reconstructed in the Yogya Kembali Monument according to the Javanese Culture concept."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11374
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Aulia Rachma
"Museum Puma Bhakti Pertiwi merupakan suatu bangunan museum yang dibangun atas prakarsa Ibu Tien Soeharto sebagai suatu wadah untuk menampung koleksi barang-barang pribadi dan cindera mata dari berbagai pihak agar dapat dinikmati oleh khalayak ramai. Bentuk kompleks bangunan utama Museum Puma Bhakti Pertiwi yang unik ternyata dibangun dengan menerapkan berbagai aspek nilai budaya Jawa yang mempunyai tiga makna simbolis. Untuk menginterpretasikan makna simbolis tersebut penulis menggunakan teori hermeneutik dari Dilthey dan Schleimarcher. Pendekatan antropologi budaya, digunakan untuk membantu penulis untuk menganalisis makna simbolis kompleks bangunan utama MPBP. Hasil akhir yang penulis dapat rumuskan pada penelitian ini adalah makna kesatuan simbolis Museum Puma Bhakti Pertiwi. Makna kesatuan simbolis Museum Puma Bhakti Pertiwi adalah kompleks bangunan utama Museum Puma Bhakti Pertiwi digunakan sebagai media penyampaian dan pernyataan pesan-pesan Soeharto yang terdiri dari pandangan hidup Jawa, legitimasi kekuasaan, serta keyakinan dan kepercayaan orang Jawa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Pratiwi
"Skripsi ini berisi pembahasan tentang aspek-aspek mistis yang terdapat dalam upacara Adang di Kasunanan Surakarta. Aspek-aspek mistis tersebut terdapat dalam simbol, dan mitos yang terkait dengan upacara Adang tersebut. Penelitan ini bertujuan untuk mencari makna yang terkandung dalam setiap aspek mistisnya. Dengan teori religi Koentjaraningrat peneliti menggunakan jalan interpretasi untuk mengungkap makna yang terkandung di dalamnya. Hasil analisis menyatakan bahwa makna simbolis mistis dalam upacara Adang di Kasunanan Surakarta adalah adanya konsep legitimasi spiritual raja, yakni Paku Buwono.

This paper contains of review of mystical aspects in Adang ceremony in Kasunanan Surakarta. The mystical aspects are exist in symbol and myth that link with Adang ceremony. This research are aimed to find the meaning that exist in every mystical aspect. Moreover, researcher use the interpretation to find the meaning that are exist through Koenjtaraningrat religion theory. The results is found that TMSOAC.INKS, there is the king spiritual legitimacy concept, Paku Buwono."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11367
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Vidya Utami
"Rumah Joglo sebagai sebuah artefak merupakan media budaya masyarakat Jawa dalam berkomunikasi antara sebuah artefak dengan pandangan hidup dan kepercayaan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini adalah berupa makna simbol-simbol pada rumah Joglo menurut konsep budaya Jawa.

Joglo house as an artifact is a Javanese cultural media in communicating between an artifact with a view of life and belief. This research was qualitative research with descriptive design. The results of this research is in the form of the meanings of the symbols on the Joglo of Javanese culture according to the concept.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Alif Marintan
"Monumen Pers Nasional merupakan pusat dokumentasi benda pers yang memberikan layanan arsip surat kabar elektronik. Arsip surat kabar elektronik merupakan koleksi utama yang paling banyak digunakan oleh pengguna sebagai sumber rujukan yang harus mempunyai otentisitas. Adapun dalam penelitian ini membahas mengenai pemaknaan otentisitas dari sisi pegawai maupun pengguna. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan fenomenologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pegawai Monumen Pers Nasional memaknai otentisitas merupakan suatu hal yang penting. Pemaknaan otentisitas juga berkaitan dengan konsep panoptikon. Konsep panoptikon yang dilakukan sebagai upaya menjaga otentisitas arsip surat kabar elektronik yang dijadikan sumber rujukan terpercaya.  Pemaknaan otentisitas terlihat dari pada saat pengolahan dilakukan dengan pemberian skala warna dan skala meter, penimbangan koleksi, penentuan ruas-ruas metadata yang disesuaikan dengan keaslian suatu koleksi arsip surat kabar, dan juga  pemberian hak akses atau otorisasi sistem aplikasi. Implementasi dalam bentuk pemberian tandatangan digital atau watermark belum dilakukan. Pengguna arsip surat kabar elektronik memaknai otentisitas merupakan hal yang penting dan harus ada. Bentuk implementasi otentisitas yang diharapkan pengguna adalah dengan pemberian tandatangan digital atau watermark pada koleksi arsip surat kabar elektronik.

Monumen Pers Nasional is a press object documentation center that provides electronic newspaper archive services. The electronic newspaper archive is the primary collection that is most widely used by users as a source of reference that must have authenticity. This research discusses the meaning of authenticity in terms of employees and users. This research is a qualitative research using phenomenology. The result of this study indicates that Monumen Pers Nasional employees interpret authenticity as an essential thing. The meaning of authenticity is also related to the panopticon concept. The concept of the panopticon is carried out as an effort to maintain the authenticity of electronic newspaper archives, which are used as a trusted reference source. The meaning of authenticity can be seen from the time processing is carried out by providing a color scale and meter scale, weighing collections, determining metadata segments that are adjusted to the authenticity of a newspaper archive collection, and also granting access rights or authorizing the application system. Implementation in the form of providing a digital signature or watermark has not been carried out. Users of electronic newspaper archives interpret authenticity as important and must exist. The form authenticity implementation expected by users is by providing a digital signature or watermark on the electronic newspaper archive collection."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
394.4 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aji Yudistira
"Seni adalah salah satu perwujudan ekspresi dari manusia untuk mengungkapkan eksistensinya. Dan berbicara tentang seni maka yang menjadi permasalahan pokoknya adalah keindahan atau yang lebih dikenal dengan istilah estetika. Estetika ini tercipta atas dasar implementasi kreativitas dari cipta, rasa, dan karya dari manusia. Karena itu, estetika atau keindahan berfungsi sebagai jiwa dan seni sekaligus sebagai sistem kebudayaan di dalam berkesenian, yang didalamnya terdapat nilai-nilai, pedoman, gagasan-gagasan vital, dan keyakinan-keyalinan manusia di dalam berkesenian.
Kesenian itu sendiri termasuk ke dalam jenis kebutuhan integratif manusia, yaitu suatu kebutuhan yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan bersifat universal, tanpa mengenal ruang dan waktu. Hal ini mengandung pengertian bahwa manusia selain diharuskan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya untuk bisa bertahan hidup, ia juga harus menghadapi kebutuhan spiritual, salah satunya adalah kebutuhan keindahan.
Macam-macam bentuk kesenian, salah satunya adalah seni pertunjukan yang termasuk di dalamnya drama atau teater. Kabuki termasuk teater tradisional Jepang, merupakan salah satu dari empat seni pertunjukan tradisonal Jepang yang terkenal.
Pada masa-masa sebelumnya, di Jepang, khususnya dalam bidang seni, pertunjukan tidak pernah diciptakan dan kalangan rakyat biasa (shomin).Seperti halnya seni dan sastra telah berkembang di kalangan kaum bangsawan atau samurai (zaman sebelum kinsei). Berkaitan dengan hal tersebut, kabuki diciptakan oleh rakyat biasa (shomin) sebagai sarana komunikasi yang memuat pemikiran, nilai-nilai, serta keyakinan masyarakat Jepang menengah bawah berfungsi sebagai sarana untuk untuk memperkenalkan Jepang kepada dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususny. Dengan demikian untuk dapai mengapresiasi kesenian rakyat Jepang ini perlu mengkaji konsep keindahan dan makna simboliknya.
Salah satu ekspresi keindahan kabuki terdapat dalam tehnik peran atau Enshutsu.. Tehnik peran (enshutsu) di dalam kabuki ini mewujudkankekhasan dari seni pertunjukan tersebut, karena di dalam tehnik peran (enshutsu) ini terdapat gaya atau sytle yang menjadi kekhasan kabuki tersebut. Karena itu tehnik peran ini dipilih oleh penulis untuk mengkaji bentuk ekspresi keindahan di dalam kabuki. Ada 3 konsep keindahan pada kabuki, yaitu youshiki, hikinbi dan hiteibi.
Berkaitan dengan paparan di alas, muncul permasalahan mengenai perwujudan pertunjukan kabuki berdasarkan ketiga konsep diatas, yakni mengkaji tehnik peran dalam kabuki secara estetis dan mencari makna simbolisnya, serta makna yang tersirat maupun tersurat di dalam pertunjukan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau mengidentifikasikan, menjelaskan, dan memahami tentang pertunjukan Kabuki khususnya Yoshitsune Sembonzakura, nilai-nilai estetika youshikibi, hikinbi, dan hiteibi yang diekspresikan dalam pertunjukan Yoshitsune Sembonzakura, serta makna yang terkandung dalam tehnik peran atau enshutsu dalam cerita Yoshitsune Sembonzakura pada seni pertunjukan kabuki. Dengan membatasi pada unsure keindahan kabuki yang terdapat pada tehnik peran (enshutsu) khas kabukiyang muncul pada midokoro dalam pertunjukan Yoshitsune Sembonzakura.
Mengacu kepada permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, diperlukan teori-teori untuk memecahkan permasalahan tersebut diatas, yaitu : teori budaya, kesenian, karya seni, estetika dan estetika seni pertunjukan youshikibi, hikinbi, dan hiteibi. Selain itu digunakan juga teori semiotik sebagai acuan di dalam menganalisis data.
Metode yang dipakai di dalam penulisan ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kepustakaan, dan observasi pertunjukan teater kabuki melalui rekaman pertunjukan untuk memperoleh data."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20229
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Oktarina
"Skripsi ini membahas makna simbolis dari tokoh-tokoh pemberi teka-teki untuk mencari makna simbolis di balik teka-teki yang mereka gunakan sebagai pengetahuan dari setiap tokoh dalam menjalani laku atau jalan menuju kesempurnaan. Nama-nama tokoh pemberi teka-teki terdiri dari Gatholotjo, Dewi Mlenukgembuk, Dewi Dudulmendut, Dewi Rara Bawuk, Dewi Bleweh, dan Dewi Lumpitwati. Penelitian ini mengunakan teori tokoh dan penokohan yang di dukung oleh teori-teori lainya seperti teori simbol, dan teori cangkriman. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dari setiap teka-teki yang disampaikan oleh setiap tokoh merupakan permasalahan dari pembentukan alam semesta dan siklus kehidupan yang ada di dalamnya atau permasalahan kosmologi dan kosmogoni dari pemahaman kejawen sebagai sarana untuk mengetahui dari mana manusia berasal dan akan kemana manusia akan kembali atau dalam ungkapan Jawa disebut sangkan paraning dumadi. Sedangkan simbol-simbol dari nama-nama tokoh pemberi teka-teki merupakan simbol dari proses hubungan seksual yang dilakukan oleh dari pria dan wanita. Simbolis proses tersebut merupakan proses menuju manunggaling kaula Gusti yang dilakukan Gatholotjo hingga bisa sampai bertemu dengan Dewi Lumpitwati sebagai analogi dari seorang kaula yang bertemu dengan Gusti-nya

This Thesis discusses the symbolic meaning behind the riddles which are used as the used as the knowledge by the main character, Gatholojo, in going through laku or the pathway to perfection. The characters of riddle bestower are Gatholojo, Dewi Mlenukgembuk, Dewi Dudulmendut, Dewi Rarabawuk, Dewi Bleweh, and Dewi Lumpitwati. This research is using theory character and characterization which are supported by others theories, such as theory of symbol and theory of riddle. The result of this research is each riddle that had been told by the character is a problem of the creation of universe and the cycle of life inside it. Beside it, this research also explain the cosmology and cosmogony problem of the understanding of Kejawen as the means to understand where the human comes from and where the human will be return to, or in Jawa, it_s called Sangkan Paraning dumadi. Meanwhile, the symbols behind the names of riddle bestower is the symbol of sexual activity which is done by man and woman. The symbols are a process to be manunggaling kaula gusti which is done by Gatolojo until he meet Dewi Lumpitwati as an analogy of a kaula person meeting his gusti"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S11341
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>