Ditemukan 181403 dokumen yang sesuai dengan query
Widiandoko Kasiarnoldi Putro
"Berkembangnya suatu negara dapat ditandai dengan meningkatnya secara kualitas maupun kuantitas bangunan di negara tersebut. Jika dilihat dari sudut pandang pembangunan, ini merupakan hal yang positif. Tetapi jika dari sudut pandang penggunaan energi, ini merupakan hal yang negatif. Karena gedung bertingkat menggunakan konsumsi energi yang tidak sedikit, khususnya energi listrik. Pada penelitian kali ini, akan coba menganalisa energi dan beban thermal yang ada pada gedung Dekanat FT-UI dengan menggunakan software yang bernama EnergyPlus versi 2.2. Energy Plus itu sendiri adalah sebuah program simulasi untuk menghitung besar energi dan besar pembebanan yang dimiliki oleh sebuah bangunan atau gedung. Input data yang diperlukan disini adalah data cuaca, temperatur, tata letak bangunan, inventaris, jumlah orang yang terdapat di gedung Dekanat itu sendiri. Hasil keluaran yang akan dianalisa pada penelitian kali ini adalah berapa besar sensible cooling energi dan sensible cooling rate pada tiaptiap ruangan di gedung Dekanat. Adapun peningkatan dari ke-2 hal tersebut diatas adalah dimulai pada jam ke-7 hinga jam ke-19. Hal ini disebabkan karena faktorfaktor yang terjadi terhadap gedung Dekanat itu sendiri, baik didalam maupun diluar gedung.
Evolution in a country must have development in their building structural. It looks positive when we take it from the development side. But from the energy uses, it?s a negative side. Because every building need a lot of energy for their use, especially electrical energy. So that in this research, we want to know how much about the energy and the thermal load from the building. Which building is Dekanat building in University of Indonesia. The tools that we use in this research is EnergyPlus version 2.2. EnergyPlus is an energy analysis and thermal load simulation program. Data input that we need are temperature, wheather, strategical of the building, inventory, and the people. From the output side, we want to know about the sensible cooling energy and sensible cooling rate at each room of the building, which we want to analyze. From the result, we know that its enhancement occur from 7 to 19 o?clock time based."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50746
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Peto Imansyah
1992
S35819
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
I Dewa Gede Agus Tri Putra
"System cogeneration adalah produksi energi thermal dan listrik secara simultan dengan sebuah sumber energi primer. System ini disusun oleh 5 komponen utama yaitu: kolektor surya (evaporator), motor torak tenaga uap dengan generator set, unit heat exchanger (kondensor) dan sebuah pompa sebagai sirkulator. Dalam kajian yang dilakukan, faktor-faktor yang mempengaruhi Daya listrik dan Thermal yang dihasilkan dalam system cogeneration ditunjukkan dalam sebuah hubungan matematis, serta pemodelan thermal untuk sebuah gedung lantai 3 yang akan diaplikasikan system cogeneration. Metode yang akan digunakan adalah regression multivariate dengan control least square dan meminimalkan residu antara hasil pengukuran dan hasil perhitungan (error analysis). Setelah kajian yang dilakukan, sebuah model kuadratik yang sesuai untuk mempresentasikan phenomena pisik yang terjadi pada motor torak tenaga uap yang akan digunakan dalam cogeneration system pada sebuah bangunan berlantai 3. Motor torak tenaga uap yang digunakan bekerja pada tekanan 30 bar dan memiliki putaran stabil pada 1500 rpm. Dengan menggunakan software TRNSYS 16 kebutuhan energi thermal gedung disimulasikan selama 8760 jam dan disesuaikan dengan kondisi iklim tempat perencanaan model yang akan dibangun. Dari simulasi yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa total energy yang di konsumsi gedung tersebut adalah 62.5 kWhep/m2/tahun.
Cogeneration system is the production of thermal and electrical energy simultaneously with a primary energy source. This system is composed by five main components: solar collector (evaporator), steam piston motor with a generator set, the unit heat exchanger (condenser) and a pump as circulator. In a study conducted, the factors that affect the electrical and thermal power generated in the cogeneration system is shown in a mathematical relationship, and thermal modeling for a building that will be applied to cogeneration systems. Methods to be used are a multivariate regression with least square control and minimize the residuals between measurements and calculation response (error analysis). Once the study is done, a quadratic model is appropriate to present the physical phenomena occurring in the small steam engine that will be used in cogeneration system on a three floor building. Small steam engine that has been used work at under pressure of 30 bar on steady rotation at 1500 rpm. By using software TRNSYS 16 thermal energy requirements during 8760 hours of simulated building and adapted to the climatic conditions of the planning model to be built. From the simulations that have been made, it can be seen that the total energy consumption in buildings is 62.5 kWhep/m2/tahun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29756
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Alvin Hosea Widjaja
"Bangunan mempunyai konsumsi energi yang besar untuk pendinginan ruang demi mempertahankan lingkungan termal yang nyaman, dengan konsumsi energi keseluruhan di bangunan mewakili 36% dari semua sektor industri. Sistem HVAC menyumbang 49% dari konsumsi listrik di bangunan. Meningkatkan kinerja termal menggunakan Penyimpanan Energi Termal (TES) pasif dapat mengurangi konsumsi listrik dengan menurunkan beban pendinginan. Studi ini berfokus pada PCM Solid-solid (SS-PCM), yang menyerap dan melepaskan panas tanpa perubahan fase, sehingga mempertahankan kenyamanan termal tanpa enkapsulasi, memperpanjang penggunaan HVAC, dan meningkatkan efisiensi energi. SS-PCM Linear Polyurethane 2000 (PUL-2K) diintegrasikan ke dalam Jendela Ganda (DGW) untuk mengurangi suhu bangunan secara pasif. Penelitian ini bertujuan menentukan ketebalan optimal SS-PCM dan penghematan energi yang dicapai dibandingkan dengan DGW biasa. Eksperimen menggunakan Glass-Reinforced Concrete (GRC) dengan sistem pendingin disertai variasi iradiasi (1000 W/m², 750 W/m², dan 500 W/m²), serta lima sampel ketebalan SS-PCM DGW (3 – 7 mm), studi menemukan bahwa DGW dengan SS-PCM PUL-2K secara efektif mengurangi suhu ruangan. Ketebalan optimal SS-PCM PUL-2K adalah 3 mm, menghasilkan penghematan energi rata-rata 12,49%. Secara keseluruhan, DGW dengan SS-PCM PUL-2K mencapai penghematan energi hingga 16,15%, dengan rata-rata 8,19%, menunjukkan potensi signifikan untuk TES dalam konservasi energi bangunan.
Buildings consume a substantial amount of energy for space cooling to maintain a comfortable thermal environment, with the overall energy consumption in buildings representing 36% of all industrial sectors. HVAC systems account for 49% of electrical energy in buildings. Enhancing thermal performance using passive Thermal Energy Storage (TES) can reduce electrical energy consumption by lowering the cooling load. This study focuses on Solid-solid PCM (SS-PCM), which absorbs and releases heat without phase change, thus maintaining thermal comfort without encapsulation, extending HVAC usage, and improving energy efficiency. The SS-PCM Linear Polyurethane 2000 (PUL-2K) is integrated into Double Glazed Windows (DGW) to passively reduce building temperatures. The research aims to determine the optimal SS-PCM thickness and the energy savings achieved compared to standard DGW. Using a Glass Reinforced Concrete (GRC) Box with a cooling system, various irradiations (1000 W/m², 750 W/m², and 500 W/m²), and five thickness samples of SS-PCM DGW (3 – 7 mm), the study found that DGW with SS-PCM PUL-2K effectively reduces room temperature. The optimal thickness of SS-PCM PUL-2K is 3 mm, yielding an average energy savings of 12.49%. Overall, DGW with SS-PCM PUL-2K achieved energy savings up to 16.15%, with an average of 8.19%, indicating significant potential for TES in building energy conservation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gardina Daru Adini
"Saat ini masalah pemborosan energi listrik menjadi sangat penting. Pemborosan energi secara umum sekitar 80% diakibatkan oleh faktor manusia dan 20% disebabkan oleh faktor teknis. Skripsi ini membahas tentang potensi pemborosan konsumsi energi listrik pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI). Fakultas Teknik merupakan fakutas yang paling banyak menggunakan konsumsi energi listrik dan penggunaan yang terbesar adalah untuk sumber tata udara (AC) dan sumber penerangan (lampu).
Berdasarkan hasil penelitian, gedung K adalah gedung kelas yang memiliki potensi pemborosan energi listrik terbesar, nilai potensi pemborosan dapat mencapai 13.637,2 kWh /bulan atau Rp 11.337.027 /bulan (4,43% dari total biaya di FTUI). Gedung S dapat mencapai nilai potensi pemborosan 7.934,48 kWh /bulan atau Rp 6.471.451 /bulan (2,53 % dari total biaya listrik FTUI). Gedung GK dapat mencapai nilai potensi pemborosan 1.716,97 kWh /bulan atau Rp 6.471.451 /bulan (0,53 % dari total biaya listrik FTUI). Gedung Pasca dapat mencapai nilai potensi pemborosan 810,46 kWh /bulan atau Rp 607.830 /bulan (0,24 % dari total biaya listrik FTUI). Pada FTUI, total kelebihan lampu adalah 255 lampu TL 2x40 W dan 38 lampu TL 2x20 W, kelebihan kapasitas AC adalah 28 PK dan kekurangan kapasitas AC adalah 53,5 PK.
Nowadays electrical energy waste problem becomes very important. Generally, around 80% of energy waste is caused by human factors and 20% of it is caused by technical factors. This research is conducted to show the potential of unnecessary energy consumption in Faculty of Engineering, University of Indonesia (FTUI). Faculty of Engineering is a faculty that consumes the most of electrical energy and the applications that consume the most of it are the air conditioning source (AC) and the illumination source (lamp). Based on this research, K building is a class building that has greatest potential of electrical energy waste, the potential value of electrical energy waste could reach 13.637,2 kWh /month or Rp 11.337.027 /month (4.43% of the total cost usage in FTUI). S building could reach 7.934,48 kWh /month or Rp 6.471.451 /month (2,53 % of the total cost usage in FTUI). GK building could reach 1.716,97 kWh / month or Rp 6.471.451 / month (0,53 % of the total cost usage in FTUI). Pasca building could reach 810,46 kWh /month or Rp 607.830 / month (0,24 % of the total cost usage in FTUI). In the FTUI, surplusage light total is 255 TL lamps 2x40 W and 38 TL lamps 2x20 W, surplusage capacity of AC is 28 PK, and shortage capacity of AC is 53,5 PK."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42616
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Mohamad Ashadiansyah
"Penulisan ilmiah ini mengangkat masalah mengenai pernbuatan alat untuk menguji rangkaian solar thermal collector: Pembuatan alat ini akan menghasilkan alat yang dapat digunakan untuk menguji empat jenjs rangkaian variasi seri dan paralel dimana tiap rangkaian terdiri dari delapan kolektor tipe pelat datar. Empat rangkaian tersebut adalah Seri Semua, Seri-Seri di-Paralel, Paralel-Paralel di-Seri, dan Paralel-Paralel di-Paralel. Alat ini melakukan pengujian rangkaian secara bergantian menggunakan sistem buka/tutup katup-katup yang terpasang, sehlngga didapat sistem pengujian rangkaian kolektor yang eiisien terhadap waktu, tempat, dan biaya. Penulisan ini dibuat untuk mcrnudahkan proses penelitian perkiraan temperatur keluaran dari tiap susunan rangkaian yang difasilitasinya. Dengan debit maksimal sekitar 15,3 literlmenit, dan temperatur keluaran maksimal 47°C, alat ini menyimpulkan mngkaian Paralel-Paralel di-Paralel sebagai rangkaian optimal. Pemanfaatan penulisan ilmiah ini untuk penelitian rangkaian kolektor yang optimal serta sebagai referensi dalam perencanaan sistem pengujian rangkaian solar tbemral oollector yang lebih baik lagi.
This sciencetific writing discussed about making a device for testing solar thermal collector series. Making this device will produce a device which can be used for testing four kind of varied sene and paralel while each serie consists of eight flat plate collectors. Those Four had of series are All Senes; Paralel Senes, Serial Paralels, and Paralel Paralels. This device testing the senes (one sene per test) using the open/close system to the valves attached with the result of solar collector sene test system which is efficient to the work-tune; work-place; and work-cost Huis naruhg was made to fasilitate the research of outlet temperature prediction from each senre. With maximum flow-rate approximately 15,3 litres.minutes and maximum outlet temperature 47c, this device conclude the Paralel Paralels as the optimal serie. The utilization of this scientific writing rs for optimal collector serie researclr and as a reference for a better design of solar tlrencoal collector sene test system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37760
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Idrus Alhamid
"Sektor bangunan di Indonesia membutuhkan sistem pendingin udara untuk menciptakan zona kenyamanan termal. Secara umum, energi listrik berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, adalah bentuk energi tidak terbarukan dan memiliki masalah lingkungan. Di Indonesia, energi matahari dapat dimanfaatkan sepanjang tahun. Pemanfaatan energi matahari untuk sistem pendingin oleh panas memiliki keuntungan yang signifikan; yaitu sumber energi bersih, tersedia tanpa biaya langsung dan dapat diakses secara proporsional ketika beban pendinginan meningkat. Energi matahari untuk sistem absorption chiller di Indonesia adalah salah satu teknologi yang menjanjikan yang dapat memecahkan masalah energi dan lingkungan. Bekerja bersama Kawasaki Thermal Engineering dan Waseda University, Universitas Indonesia telah merancang dan membangun Solar Thermal Cooling System (STCS) pertama di Indonesia. Sistem ini menggunakan mesin chiller penyerapan efek-tunggal-ganda; terletak di gedung Manufactur Research Center (MRC), Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Dari tipikal data uji lapangan, STCS dapat mengurangi konsumsi energi primer antara 11 dan 48% dibandingkan dengan kompresi uap dengan COP 3,1. Selain itu, disain dan penelitian ini juga memprediksi kinerja sistem ini di enam kota besar di Indonesia berdasarkan data uji lapangan: Jakarta, Surabaya, Medan, Yogyakarta, Makassar, dan Bali. Rata-rata dalam satu bulan untuk enam kota adalah 25,8 MWh pengurangan konsumsi gas setara dengan pengurangan 13,8 ton emisi CO2.
Building sector in Indonesia requires air conditioning systems to create comfort zones. Generally powered by fossil fuel combustion, electricity poses environmental issues as a non-renewable form of energy. In Indonesia, solar energy remains accessible throughout the year. Utilizing solar energy for heat-driven cooling systems offers significant advantages: a clean energy source, available at no direct cost, and proportionally accessible with increased cooling demand. Solar energy for absorption chiller systems in Indonesia presents a promising technology to address energy and environmental concerns. In collaboration with Kawasaki Thermal Engineering and Waseda University, the University of Indonesia has designed and constructed Indonesia's first Solar Thermal Cooling System (STCS). This system uses a double-effect absorption chiller, located at the Manufactur Research Center (MRC) building, Faculty of Engineering, Universitas Indonesia. Field test data indicates that the STCS can reduce primary energy consumption between 11 and 48% compared to vapor compression systems with a COP of 3.1. This design and research predict the system's performance in six major cities in Indonesia—Jakarta, Surabaya, Medan, Yogyakarta, Makassar, and Bali. On average, for these six cities in a month, there's a reduction of 25.8 MWh in gas consumption, equivalent to a decrease of 13.8 tons of CO2 emissions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nandy Setiadi Djaya Putra
Depok: UI Publishing, 2019
621.47 NAN t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Nandy Setiadi Djaya Putra
Depok: UI Publishing, 2019
621.47 NAN t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Doddy Purwadianto
"
ABSTRACTA common way to increase the efficiency of distillation of solar energy is by cooling the cover glass. The method of cooling glass that is widely studied is the spray method. Spray method still has a weakness that is not the entire surface of the glass can be wetted cooling water. The water reservoir method allows wettage of the entire surface of the cover glass so that the cooling process can be better. This study aims to increase the efficiency of the distillation of solar energy water by cooling the cover glass using a water reservoirs method. Parameters varied during this experimental stage are: the cooling water mass rate. Parameters measured were: (1) absorber temperature, (2) cover glass temperature, (3) cooling water temperature, (4) input water temperature, (5) ambient air temperature, (6) distilled water, (7) solar energy coming and (8) data recording time. The conclusions of this study were: the largest distillate water yield obtained was 3.26 liter / (hari.m2) with an average efficiency of 41.0%. Distilled water yield and best efficiency are obtained at cooling water rate of 7.1 liter / hour. The temperature difference between the absorber and the largest glass is 11.4°C"
Yogyakarta: Media Teknika, 2017
620 MT 12:2 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library