Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 218457 dokumen yang sesuai dengan query
cover
David Andi Wijaya
"Sebanyak 15% persen pasangan mengalami kemandulan. Sebanyak 30% di antaranya disebabkan oleh faktor pria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekerapan mikrodelesi kromosom Y dan mengetahui mikrodelesi kandidat gen mana pada kromosom Y yang paling sering dijumpai pada pria penderita oligozoospermia di Jakarta 2007 ? 2008. Penelitian ini menggunakan desain penelitian bentuk deskriptif molekuler cross sectional. Besarnya sampel pria infertil dengan kriteria oligozoospermia berat yang akan diteliti sebanyak 50 orang. Dari penelitian ini didapatkan gen yang paling sering mengalami mikrodelesi pada pria penderita oligozoospermia di Jakarta 2007 ? 2008 adalah gen pada regio sY254 dan sY255 kromosom Y.

As many as15% couples have an infertility problem. 30% problems among them are caused by male factor. This research is objected to measure the Y chromosome microdeletion frequency and to know the gen candidate of Y chromosome with the highest frequency among oligozoospermia patient in Jakarta from 2007 until 2008. This research uses cross sectional molecular descriptive design. From this research, we can conclude that the genes with the highest microdeletion frequency in oligozoospermia patient in Jakarta from 2007 until 2008 are genes in sY254 and sY255 region of Y chromosome."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohan Kinsky
"Gen-gen yang penting dalam spermatogenesis telah dipetakan pada beberapa regio kromosom Y dan dinamakan AZF. Mikrodelesi AZF menghilangkan kandidat gen yang berperan pada spermatogenesis, menyebabkan kondisi oligozoospermia. Penelitian pada beberapa negara menunjukkan kecenderungan mikrodelesi AZF dipengaruhi faktor ras dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi serta kandidat gen yang paling sering mengalami mikrodelesi pada pria oligozoospermia di Jakarta. Desain penelitian ini deskriptif potong lintang molekuler, memeriksa beberapa regio AZF dengan PCR menggunakan STS spesifik. Dari penelitian ini, frekuensi mikrodelesi AZF pria oligozoospermia sebesar 4,3%. Sementara kandidat gen yang paling sering mengalami mikrodelesi dideteksi oleh STS sY239 dan sY1196.

Genes important to spermatogenesis on Y chromosome have been mapped and named AZF. Microdeletion in these regions remove genes candidate, causing oligozoospermic state. Studies in many countries showing tendencies that AZF microdeletions affected by race and environmental factors. The objective of this study is to know AZF regions microdeletions frequentation and genes candidate experiencing most microdeletion in oligozoospermic male in Jakarta. This study uses molecular descriptive cross sectional design, examining AZF using PCR with some specific STS. The result of this study reveals AZF microdeletions frequentation in oligozoospermic male is 4,3%. Genes candidates most often experiencing microdeletion are sY239 and sY1196 in oligozoospermic men and sY1196 in azoospermic men."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S09133fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ekasari Hendra
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Kasus infertilitas dijumpai pada 10-15% pasangan suami istri dan 50% diantaranya disebabkan oleh faktor gangguan pada pria. Perkembangan di bidang biologi molekuler mendeterminasi bahwa mikrodelesi kromosom Y merupakan penyebab panting pada infertilitas pria dan merupakan penyebab genetik kedua yang paling sering terjadi pada pria infertil. Region AZoospermic Factor (AZF) dengan 3 subregion (AZFa,AZFb,AZFc) pada Yq11 diduga berpengaruh terhadap gangguan spermatogenesis. Kandidat potensial AZF adalah RBMY1 dan DAZ yang memiliki implikasi pada metabolisme testis-specifik RNA. Frekuensi delesi pada lengan panjang kromosom Y (Yq) pada pasien pria infertil bervariasi antara 1-55% tergantung pada kriteria seleksi pasien. Penelitian mikrodelesi kromosom Y secara spesifik penting sejalan dengan perkembangan teknik reproduksi berbantuan karena potensi transmisi abnomialitas genetik kepada keturunannya. Mikrodelesi kromosom Y tidak dapat diprediksi secara sitogenetik, pemeriksaan klinik, maupun dari hasil analisis semen. Pada penelitian ini digunakan metode PCR menggunakan 6 STS (sequence-tagged sites) pada 50 pria penderita oligozoospermia berat, 10 pria normozoospermia (kontrol positif}, dan 8 wanita memiliki anak (kontrol negatif). Hasil PCR kemudian dielektroforesis pada gel agarose 2% untuk melihat ada tidaknya delesi yang ditunjukkan dengan ada tidaknya pita spesifik dengan ukuran tertentu. Beberapa hasil PCR disekuensing untuk konfirmasi ketepatan lokus yang diamplifikasi.
Hasil dan Kesimpulan: Dalam penelitian ini ditemukan 1 dan 50 (2%) pria Indonesia penderita oligozoospermia berat yang mengalami delesi pada Yq11. Hasil pengujian dengan 6 STS menunjukkan lokasi delesi pada STS sY254 dan sY255 (kedua STS terletak pada AZFc). Hasil pemeriksaan hormon FSH, LH, dan testosteron pada pasien dengan mikrodelesi tersebut menunjukkan masih dalam kisaran normal. Frekuensi delesi pada penelitian ini masih dalam kisaran umum (1-55%) dengan lokasi delesi pada AZFc.

Scope and methods of study: Infertility affects 10% to 15% of marriage couples, in which male factor contribute about 50% of cases. The rapid growth of molecular biology technique is able to determine microdeletions of the Y chromosome that represent an important cause of male infertility, and the second most frequent genetic cause of male infertility. The AZF region has 3 non-overlapping subregion-AZFa, AZFb, and AZFc which are required for normal spermatogenesis. Two potential AZF candidates, RBMY1 and DAZ have been implicated in testis-specific RNA metabolism. The incidence of Y microdeletions varies; from 1°/o to 55% depends on the selection criteria of the patients. The study of Y chromosome microdeletions is important because of the potential for transmission of genetic abnormalities to the offspring. The Y chromosome microdeletions are unable to be predicted cytogenetically, or on the basis of clinical findings, or on semen analysis. The aim of this study is to determine the frequency and the loci of Y chromosome microdeletions in idiopathic infertility men in Indonesian population. The study includes DNA isolation of peripheral blood from 50 severe oligozoospermic men, 10 normozoospermic men, and 8 Indonesian women. We used PCR-based Y chromosome screening with 6 STS for microdeletions, and observed it in agarose electrophoresis. One sample of each STS was sequenced to confirm the exact loci.
Result and conclusion: We found 1 in 50 severe oligozoospermic men indicating Yq11 microdeletion. The frequency of microdeletions was 1150 (2%) and the locations of these microdeletions were detected with sY254 and sY255. Both of these two STS are representing DAZ gene in AZFc subregion, FSH, LH, and testosterone level of this patient were in normal range. Incidence deletion of this study was presence in global range and the location of deletion was in the AZFc region."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsana Pratiwi
"ABSTRAK
Protein Voltage dependent anion channel 3 (VDAC3) merupakan salah satu kandidat antigen untuk pengembangan metode imunokontrasepsi pada pria. Penelitian bertujuan membuat konstruksi vektor rekombinan gen VDAC3 pada vektor pET100/D-TOPO melalui metode directional TOPO® cloning. Fragmen gen VDAC3 target berukuran 600 bp diamplifikasi dari cDNA yang berasal dari mRNA sel sperma manusia dengan primer spesifik gen VDAC3 ekson 6--10. Gen VDAC3 target disisipi sekuens CACC pada ujung 5? untuk ligasi pada vector menggunakan topoisomerase I. Vektor rekombinan hasil transformasi dengan metode kejutan panas pada sel E. coli TOP10 diseleksi menggunakan medium ampisilin. Analisis transforman dengan PCR colony menggunakan primer gen VDAC3 rekombinan menghasilkan pita DNA berukuran 607 bp. Hasil penelitian menunjukkan gen VDAC3 telah berhasil dikonstruksi ke dalam plasmid pET100/D-TOPO.

ABSTRACT
Voltage-dependent anion channel 3 (VDAC3) protein is one of antigen candidate for the development of methods immunecontraception in males. The research aims to create a recombinant gene vector construction of VDAC3 gene on pET100/D-TOPO vector via directional TOPO® cloning method. VDAC3 target gene fragment size 600 bp was amplified from cDNA derived from mRNA of human sperm cells with the gene specific primers VDAC3 exons 6--10. VDAC3 target gene inserted at the end of the 5? CACC sequence for ligation to the vector using topoisomerase I. Recombinant vector which is transformed by heat shock on the cell E. coli TOP10 selected using ampicillin medium. Analysis of transformants by colony PCR using the primers VDAC3 recombinant gene produced 607 bp DNA band size. The results of the study showed VDAC3 gene has been successfully constructed into the plasmid pET100/D-TOPO."
Universitas Indonesia, 2012
S1628
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arina Megumi Budiani
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara adult romantic attachment dengan infertility-related stress pada perempuan yang mengikuti program Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB). Pengukuran adult romantic attachment dilakukan dengan alat ukur adaptasi dari The Experiences in Close Relationship (Brennan, Clark, & Shaver, 1998) yang menghasilkan dua skor berdasarkan dimensi-dimensinya, yaitu avoidance dan anxiety. Pengukuran infertility-related stress dilakukan dengan alat ukur adaptasi dari The Fertility Problem Inventory (Newton, Sherrard, & Glavac, 1999) yang menghasilkan satu skor total dan lima skor berdasarkan domain-domainnya, yaitu social concern, sexual concern, relationship concern, need for parenthood, dan rejection of childfree lifestyle.
Berdasarkan penelitian terhadap 37 partisipan, terdapat hubungan yang signifikan antara anxiety dalam adult romantic attachment dengan infertility-related stress. Anxiety juga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan sebagian besar domain infertility-related stress, kecuali dengan rejection of childfree lifestyle. Sementara, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara avoidance dalam adult romantic attachment dengan infertility-related stress. Avoidance juga tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan sebagian besar domain infertility-related stress, kecuali dengan relationship concern. Berdasarkan hasil penelitian, lama waktu pernikahan memberikan pengaruh terhadap anxiety dalam adult romantic attachment dan letak masalah infertilitas memberikan pengaruh terhadap infertility-related stress.

This research was conducted to find correlation between adult romantic attachment and infertility-related stress among women taking Assisted Reproductive Technology (ART). Adult romantic attachment was measured using adopted version of The Experiences in Close Relationship (Brennan, Clark, & Shaver, 1998) which produces two scores based on its dimensions, avoidance and anxiety. Infertility-related stress was measured using adopted version of The Fertility Problem Inventory (Newton, Sherrard, & Glavac, 1999) which produces one total score and five scores based on its domains, social concern, sexual concern, relationship concern, need for parenthood, and rejection of childfree lifestyle. The participants of this research were 37 women taking Assisted Reproductive Technology (ART) who met the characteristics needed.
The result showed that anxiety on adult romantic attachment correlated significantly with infertility-related stress. Anxiety also correlated with almost domains of infertility-related stress, except rejection of childfree lifestyle. Meanwhile, avoidance on adult romantic attachment didn’t correlate significantly with infertility-related stress. Avoidance also didn’t correlate with almost domains of infertility-related stress, except rejection of childfree lifestyle. Based on the research’s result, duration of marriage influenced anxiety on adult romantic attachment and diagnosis of infertility problem influenced infertility-related stress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Aurelle Emmanuelle Yosephine
"Latar belakang: Infertilitas merupakan kegagalan mencapai kehamilan setelah 12 bulan atau lebih hubungan seksual teratur tanpa kontrasepsi. Secara global diperkirakan terdapat 48 juta pasangan dan 186 juta orang mengalami infertilitas yang juga dialami 10-15% pasangan usia reproduktif di Indonesia. Infertilitas dapat bersifat primer dan sekunder yang disebabkan oleh fakor perempuan, laki-laki, dan idiopatik. Pada perempuan, infertilitas dapat disebabkan oleh berbagai kelainan ovarium, uterus, saluran tuba, dan sistem endokrin. Histeroskopi merupakan baku emas evaluasi uterus yang dapat mendeteksi kelainan uterus yang mengganggu proses implantasi dan kehamilan serta mengevaluasi manfaat modalitas terapi dalam memperbaiki endometrium. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi peran dan temuan histeroskopi office pada diagnosis faktor uterus kasus infertilitas. Metode: Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan metode deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder rekam medis pasien RSCM Kintani pada kurun waktu 1 Juli 2020−30 Juni 2022. Sampel dipilih menggunakan metode consecutive sampling, diinput dan ditabulasi dalam bentuk tabel pada aplikasi Microsoft Excel yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel, diagram, dan narasi deskriptif. Seluruh data dianalisis dengan analisis univariat deskriptif. Hasil: Temuan faktor uterus menggunakan histeroskopi office sebanyak 148 temuan terdiri dari 132 (89,19%) temuan abnormal dan 16 (10,81%) temuan normal uterus. Temuan abnormalitas yang diidentifikasi melalui histeroskopi office pada kasus infertilitas mencakup temuan mioma uteri sebanyak 12 (9,09%) temuan, adhesi (sinekia intrauterin) sebanyak 9 (6,82%) temuan, polip endometrium sebanyak 46 (34,85%) temuan, polip serviks sebanyak 17 (12,88%) temuan, stenosis OUI sebanyak 13 (9,85%) temuan, kelainan kongenital sebanyak 5 (3,79%) temuan, endometritis sebanyak 9 (6,82%) temuan, malignansi sebanyak 7 (5,30%) temuan, dan hiperplasia endometrium sebanyak 14 (10.61%) temuan. Kesimpulan: Temuan faktor uterus menggunakan histeroskopi office pada kasus infertilitas adalah 132 (89,19%) abnormal dan 16 (10,81%) normal. Dari 132 kasus abnormal, kasus terbanyak ialah polip endometrium 46 (34,85%), kemudian polip serviks sebanyak 17 (12,88%), hiperplasia endometrium sebanyak 14 (10,61%), stenosis OUI sebanyak 13 (9,85%), mioma uteri sebanyak 12 (9,09%), endometritis sebanyak 9 (6,82%), adhesi (sinekia intrauterine) sebanyak 9 (6,82%), malignansi sebanyak 7 (5,30%), dan kelainan kongenital sebanyak 5 (3,79%).

ntroduction: Infertility is the failure to achieve pregnancy after 12 months or more of regular sexual intercourse without contraception. Globally, estimates suggest 48 million couples and 186 million individuals live with this problem. Infertility experienced by 10-15% of couples of reproductive age in Indonesia. Hysteroscopy is the gold standard for evaluating the uterine. Hysteroscopy has a role in infertility examination, namely detecting uterine abnormalities that can interfere with the implantation process, pregnancy, and also evaluating the benefits of therapeutic modalities in repairing the endometrium. This study aims to identify the role and findings of hysteroscopy office for diagnosis of uterine factors in infertility case. Method: This study was conducted using cross-sectional study with quantitative descriptive methods. The data used is secondary data from medical records of RSCM Kintani patients in the period July 1, 2020−June 30, 2022. The sample was selected using the consecutive sampling method, inputted and tabulated in tabular form in the Microsoft Excel application which was then presented in the form of tables, diagrams, and descriptive narratives. The data was analyzed by descriptive univariate analysis. Result: Uterine factor findings using office hysteroscopy totaled 148 findings consisting of 132 (89,19%) abnormal findings and 16 (10,81%) normal findings. Abnormal findings identified through office hysteroscopy in infertility cases included findings of uterine myoma in 12 (9,09%) findings, adhesions (intrauterine synechiae) in 9 (6,82%) findings, endometrial polyps in 46 (34,85%) findings, cervical polyps 17 (12,88%) findings, OUI stenosis 13 (9,85%) findings, congenital abnormalities 5 (3,79%) findings, endometritis 9 (6.82%) findings , malignancy in 7 (5,30%) findings, and endometrial hyperplasia in 14 (10,61%) findings. Conclusion: Uterine factor findings using office hysteroscopy in infertility cases were 132 (89.19%) abnormal and 16 (10,81%) normal. Of the 132 abnormal cases, the most common was endometrial polyps 46 (34,85%), then cervical polyps in 17 (12,88%), endometrial hyperplasia in 14 (10,61%), OUI stenosis in 13 (9,85% ), uterine myoma in 12 (9,09%), endometritis in 9 (6.82%), adhesions (intrauterine synechiae) in 9 (6,82%), malignancy in 7 (5.30%), and congenital abnormalities in 5 (3,79%)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Pratiwi
"ABSTRAK
Infertilitas merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, dan penyebabnya bukan hanya dari faktor wanita namun juga dari faktor pria. Jumlah sperma yang rendah atau kualitas sperma yang jelek merupakan penyebab utama terjadinya infertilitas pada pria. Rendahnya kualitas sperma ditandai dengan rendahnya motilitas sperma, jumlah sperma dan kelainan morfologis sperma. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan merokok dengan konsentrasi, motilitas dan morfologi sperma. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien klinik fertilitas ldquo;X rdquo; Jakarta. Sampel sebanyak 985 orang pria yang merupakan pasangan dengan masalah infertilitas yang melakukan pemeriksaan analisis sperma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria yang merokok memiliki peluang 1,018 kali lebih tinggi untuk memiliki konsentrasi sperma abnormal dibandingkan yang tidak merokok, dan memiliki peluang 1,074 kali lebih tinggi untuk memiliki motilitas sperma abnormal dibandingkan yang tidak merokok serta memiliki peluang 1,166 kali lebih tinggi untuk memiliki morfologi sperma abnormal dibandingkan yang tidak merokok.

ABSTRACT
Infertility is one of public health rsquo s problem. Determinant of infertility is not just from female factors but also from male factor. Poor sperm quality is a major cause of male infertility. The purpose of this study was to determine the correlation of smoking with concentration, motility and sperm morphology. The design of this study was cross sectional using secondary data from medical records of Klinik Fertilitas X Jakarta. A sample consist of 985 men with infertility issues who performed sperm analysis. The results showed that men who smoked had an odds to have abnormal sperm concentrations 1,018 times higher than those who did not smoke, and had an odds to have abnormal sperm motility 1,074 times higher than those who didn rsquo t smoke, as well as a 1,166 times higher odds of having abnormal sperm morphology than who didn rsquo t smoke."
2017
S68854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina
"ABSTRAK
Pengukuran kadar komplemen C3c dalam seminal plasma pria pasangan infertil dilakukan dengan Nephelometer Iaser . Pengukuran dilakukan untuk nengetahui kadar kompIenen C3c dan apakah terdapat perbedaan kadar komplenen C3c yang nyata antara ketiga kelonpok sampel. Juga diteliti peranan antibodi antisperma IgG yang menempel pada permukaan spermatozoa dan komplemen C3c dalan pengrusakan membran dan imobilisasi spermalozoa. Adanya IgG pada permukaan spermatozoa diperiksa dengan uii - IgG Mixed Antiglobulin Reaction. Keadaan membran spermatozoa diperiksa dengan uji Hypoosmotic Swelling, SampeI-sampel digolongkan kedalarn tiga kelompok, yaitu: kelompok 1 (hasiI uji-IgG MAR = 0%' spermaLozoa yang membrannya rusak < 40%), kelompok 2 (hasil uji-IgG MAR > 0%, spermatozoa yang membrannya rusak < 4O%), dan kelompok 3 (hasil uii - IgG MAR > O%, spermatozoa yang membrannya rusak >,, 40%) . Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kadar rata - rata komplemen C3c di dalam seminal plasma Pria Pasangan infertil adalah sebesar 0 ' 6185 mg/100 ml . Tidak terdapat perbedaan kadar komplemen C3c yang nyata antara ketiga kelompok sampel. Antibodi antisperma IgG dan komplemen C3c berperanan dalam pengrusakan membran spermatozoa tetapi tidak berperanan dalam imobilisasi spermatozoa.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiarti
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya stereotip yang berkembang di masyarakat bahwa setiap wanita dewasa yang telah menikah diharapkan perannya sebagai seorang ibu, bila ia mau dikatakan sebagai wanita yang sempurna. Namun demikian, sekitar 10 % pasangan di Indonesia tidak beruntung memiliki keturunan. Sedangkan penyebab kekurang berhasilan seorang wanita untuk bisa hamil dan melahirkan anak setelah 12 bulan pernikahan dengan kegiatan bersenggama secara teratur, yang lazimnya disebut infertilitas, sangat bervariasi. Adanya kenyataan infertilitas tersebut membuat wanita memiliki penghayatan psikologis terhadap kondisinya tersebut, yang pada akhirnya bisa menjadi satu sumber stres baginya.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan pertimbangan bahwa masalah yang diteliti merupakan masalah yang peka dan membutuhkan kedalaman informal. Teknik pengambilan data melalui wawancara mendalam dan observasi. Ruang lingkup penelitian adalah wanita yang sudah menikah, paling sedikit 12 bulan, berpendidikan minimal SMA dan belum punya anak. Lokasi penelitian pun dibatasi yaitu kompleks perumahan salah satu BUMN di Cilegon.
Hasil yang diperoleh adalah terjaringnya berbagai sumber-sumber stres, baik berupa penghayatan frustrasi, karena adanya hambatan fisik dan sosial, konflik maupun tekanan-tekanan yang dirasakan oleh wanita infertil. Tergali pula mengenai makna anak, serta hal yang menarik lagi adalah diketahuinya peran dukungan suami yang sangat besar dalam memotivasi istri untuk melakukan coping secara efektif. Sedangkan strategi coping yang muncul pun bervariasi, mencakup coping baik yang berpusat pada masalah, maupun berpusat pada emosi. Upaya pencarian pengobatan yang dilakukan oleh wanita infertil lebih condong bersifat bukan medis/tradisional. Hal ini berkaitan dengan kurangnya dukungan suami untuk terlibat dalam upaya pencarian pengobatan. Kesimpulan yang diperoleh adalah tentang pentingnya dukungan suami dalam memotivasi wanita infertil untuk melakukan upaya pencarian pengobatan. Saran yang diberikan adalah perlunya konseling infertilitas bagi pasangan infertil dan pemberdayaan pengobatan tradisional oleh wanita infertil.

This research is base on stereotype about role of woman as married adult who has a child. About 10% of married couples in Indonesia doesn't have child. They are called infertile couple or who has infertility problem. The infertility is condition where married woman doesn?t have pregnancy including 12 months during her married periods within do coitus routinely. The cause of infertility is varied. The infertility made a married woman appreciate some psychological feeling about her problem, so that can be a stressor for her.
Method of this research is qualitative, because of the essential research problem is sensitive and wants a accurate and in-depth data. The informants are married women, with married age at least 12 months, high school education minimal, Childless. The research location is in Cilegon.
The results of research are known frustration, because of physical and social barriers, conflicts and stress. The informants appreciated varied meaning of child for them. The role of social support from informants? husbands is very important, because that can motivate them to do coping effectively. There are many coping strategy; problem-focused coping and emotion focused coping that do by informants. The low of social support from their husbands made them do traditional treatments, that no husband participants. The infertility counseling and the improvement traditional medicine is propose to help infertility couple to solve their problems.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yassin Yanuar Mohammad
"ABSTRAK
Tesis ini membahas kadar Anti Mullerian Hormone (AMH) sebagai salah satu prediktor cadangan ovarium dalam infertilitas. Tujuan penelitian adalah membandingkan kadar AMH perempuan berusia 40 tahun ke atas yang dapat hamil dengan perempuan berusia 40 taun ke atas yang mengalami infertilitas. Selain itu, melalui penelitian ini diharapkan juga diperoleh suatu nilai kadar AMH yang dapat digunakan untuk prediktor terjadinya kehamilan pada perempuan 40 tahun ke atas. Penelitian ini merupakan suatu studi potong lintang. Dari hasil studi ini, didapatkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan kadar AMH pada perempuan usia 40 tahun ke atas yang mengalami kehamilan spontan dan dengan infertilitas. Di samping itu, penelitian ini belum bisa membuktikan peran kadar AMH untuk memprediksi terjadinya kehamilan pada perempuan usia 40 tahun ke atas.

ABSTRACT
This thesis discusses the levels of Anti Mullerian Hormone (AMH) as a predictor of ovarian reserve in infertility. The research objective was to compare the levels of AMH women aged 40 years and over who can get pregnant naturally and in women aged 40 and over who are experiencing infertility. In addition, through this study is expected to also expect to have a value of AMH levels to be used for predictors of pregnancy in women 40 years and over. This study is a cross-sectional study. From the results of this study. From the results of this study, it was found that there was no significant difference in the levels of AMH in women aged 40 years and over who experienced spontaneous pregnancy and infertility. In addition, this study can’t prove a role for AMH levels predict the occurrence of pregnancy in women aged 40 years and over."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>